Semua Bab THE CURSED MIKO (INDONESIA): Bab 21 - Bab 30
75 Bab
20. Kepastian Tekad!
    "Kaede! Tenangkan dirimu!" Asano berteriak kepada putri keduanya. Tanpa mengetahui bahwa seorang gadis muda tengah menatap ke arahnya dengan tatapan bingung.Rin tampak bertanya-tanya. Apa yang terjadi di sini?"Tidak, Ibu! Aku tidak mau berhenti!""Cukup, Kaede!"Kali ini, neneknya lah yang angkat bicara, wanita tua itu membentak anak perempuannya yang mana merupakan ibunya Rin. Rin tidak tahu apa yang membuat sang nenek yang biasanya selalu tenang dalam kondisi apa pun, menjadi sedikit emosional pada hari itu. Neneknya yang ia ketahui tak pernah meninggikan suaranya, mendadak berteriak dengan ekspresi geram.Itu adalah kali pertama di mana Rin melihat kemurkaan di wajah sang nenek.Gadis itu lalu lalu memutar kepalanya sedikit, dan mendapati sang ayah sedang memijat pelipisnya dengan gelisah. Seolah sedang panik memik
Baca selengkapnya
21. Berlatih Sihir Hitam!?
    "Aku rindu Zura," bisik gadis Akibara suatu hari. "Sedang apa ya dia sekarang?"Sang gadis lantas merebahkan dirinya di atas rerumputan hijau. Mengabaikan rambut panjangnya yang terkena noda cokelat dari tanah basah. Aroma setelah hujan mengguyur bumi adalah kesukaannya, Rin tak mungkin melewatkan kesempatan berharga seperti ini.Ditatapinya awan gelap yang berarak-arakan, tanda hujan akan kembali turun membasahi bumi. Zura dulu berkata, mendungnya cuaca tidak menandakan hujan akan langsung turun di daerah itu. Rin kemudian memiringkan tubuhnya, tangannya ia dekap di dada.Sudah berapa hari yang telah ia lewati? Apakah sudah 100 hari? Akankah nasibnya kelak berakhir buruk sama seperti sebelumnya? Rin tak ingin menebak-nebak.Sang gadis menghela napas berat. Ironis. Rin kini merindukan rumah dan keluarga yang telah mencampakkannya."Anakku, sed
Baca selengkapnya
22. Dilanda Dilema
    Masih di padang bunga yang indah, seorang gadis berpakaian miko dan seorang anak laki-laki dengan model rambutnya yang seperti mangkuk, terlihat sedang duduk di hamparan bunga lavender.    Keduanya terlihat tak berbicara satu sama lain. Tak ada yang memulai pembicaraan di antara mereka. Sang gadis sibuk menyelami pikirannya yang mengawang tinggi di udara, sedangkan si anak sibuk dengan rangkaian bunga di kedua tangannya.    Sebelumnya, mereka berdua berbicara mengenai cara agar Rin bisa menjadi kuat. Akan tetapi, sang gadis Akibara terlalu sibuk dengan pikirannya.    Gadis itu masih meragu, tak tahu apakah keputusannya sudah bulat atau tidak. Ia ingin memutuskan secepatnya, tetapi hatinya masih belum menerima kenyataan tersebut.    "Tak ada jalan lain selain meminta bantuan kepada iblis?" Tanya Rin yang masih dihinggapi perasaan dilema. Gadis itu menatap Mokke dengan pandangan cemas, sesekali kedua
Baca selengkapnya
23. Guru Seorang Penyihir? Itu Mungkin Saja Terjadi!
    "Hahh ... tempat ini membosankan sekali," gumam Kyeo. Sang iblis kelelawar yang sedang berbaring di lantai itu tampak merentangkan kedua tangannya lebar-lebar. Wajah tampannya menunjukkan kejenuhan yang nyata. "Ck, aku ingin keluar! Kapan aku bisa keluar dari tempat ini? Sialan!"    Kyeo terus menggerutu dalam kesendirian, mengeluh dengan kebosanan yang setiap detik selalu melanda dirinya di tempat gelap itu. Rambut putih sang iblis yang tergerai bebas di sekitar tubuhnya tampak sedikit kusam. Kyeo terlalu malas mengeluarkan kekuatannya, meski hanya setitik kecil untuk sekadar membersihkan diri.     Sang iblis lalu bangkit perlahan, dan seketika mengernyit risih ketika rambut panjangnya tertindih siku tangannya sendiri. Kyeo merasa rambut putihnya itu begitu mengganggu kegiatannya berbaring dengan nyaman di atas lantai, dan sang iblis sungguh tidak suka segala kesulitan.    Dengan kesal, Kyeo pun mengangkat tan
Baca selengkapnya
24. Enzu, Sang Penyihir!
    "IZINKAN SAYA BERGURU DENGAN ANDA!" teriak Rin dengan lantang, hingga membuat burung-burung hutan yang hinggap tak jauh dari posisi mereka berdiri langsung terbang menjauh dari tempatnya semula.Sang gadis Akibara bersimpuh, duduk bersujud di depan penyihir yang sejak dua hari yang lalu telah dicari-cari olehnya.Itu nyata, Rin memang sudah mencari Enzu kemana-mana. Keberadaan gunung Yaburi tersebut seolah tak tampak di indra penglihatan sang gadis Akibara, tetapi beruntunglah ia karena sudah menemukan penyihir wanita dengan gaya berpakaiannya yang tak cocok dengan usianya kini.Penyihir di depan sang gadis Akibara ini lebih cocok menjadi neneknya, ketimbang guru yang akan mengajari Rin menjadi seseorang yang kuat.Bukan bermaksud meremehkan, hanya saja wanita yang berpakaian serba ungu itu tak terlihat bahwa ia mampu mengangkat batang kayu ataupun menyelami sungai dengan kedalaman terdalam sekalipun.Sang penyihir sudah terlalu tua,
Baca selengkapnya
25. Tekad Sudah Ditetapkan!
    Setelah dirasa persiapannya matang untuk membebaskan sesosok iblis yang terkenal kejam, Rin pun menyiapkan dirinya untuk pergi ke dunia asalnya, menemui sang iblis dan mengeluarkannya dari kurungan—tempat di mana Kyeo disegel selama ratusan tahun ini.    Sang gadis Akibara berkonsentrasi sebelum berpindah ke tempat yang ia inginkan. Akan tetapi, sebaiknya ia berpamitan dulu dengan sang guru. Rin yang semula telah siap melakukan teleportasi, seketika menunda keberangkatannya.    Ia harus meminta restu kepada lelaki tua yang sudah ia anggap ayahnya sendiri, agar setiap yang akan ia lakukan berjalan dengan lancar. Tentu saja, gadis itu meminta restu kepada Isamu setelah selesai berdoa kepada sang dewa. Rin sudah tak sabar lagi ingin segera pergi ke dunia asalnya.    "Isamu-sama, Isamu-sama!" Rin berteriak di sekitar kediaman sang guru, mencari-cari keberadaan lelaki tua yang sudah mengajarinya banyak hal, lelaki
Baca selengkapnya
26. First Meet : Rin & Kyeo!
    Rin berdiri mematung di depan kuil "terlarang" yang sering diceritakan oleh sang nenek, tentang betapa bersejarahnya kuil tua tersebut.    Kuil kuno yang berisi sesosok makhluk dari zaman dahulu, lebih dari 500 tahun silam. Sesosok iblis yang begitu ditakuti di zamannya, anak buah dari sang iblis monyet—Yamasuke, sekaligus sosok yang mencintai kebebasan, tetapi terpaksa terjebak seorang diri di dalam sana karena kesalahan fatalnya.    Rin menelan ludah dengan sangat perlahan, seolah sedang menelan sesuatu yang begitu sulit lolos di dalam tenggorokannya. Jujur saja, ia merasa gugup. Ini adalah kali pertama Rin berada sangat dekat dengan kuil terlarang milik keluarga Akibara. Tak disangka olehnya, ia kini berdiri di depan kuil itu, setelah belasan tahun lamanya hanya memandanginya dari jarak jauh.    Sang nenek selalu mengatakan kepada Rin dan kakaknya sang gadis—Yuuto, bahwa tak boleh ada seorang pun yang
Baca selengkapnya
27. Perjanjian Darah Di Antara Keduanya
    Ruangan yang semula gelap gulita, seketika terang benderang karena adanya bantuan sihir dari jentikan jari sang iblis. Kyeo berdecak berulang kali, merasa bangga karena berhasil mengeluarkan setitik kecil kekuatan iblisnya.    Kehadiran manusia itu membuat Kyeo sangat bersemangat. Seolah ada dorongan kuat yang menyebabkan semangat dalam dirinya begitu menggebu-gebu. Sang iblis kelelawar terkekeh, ia merasa keren sekali.    Kyeo lantas menatap gadis yang sebelumnya datang menemuinya di kuil tersebut. Raut wajah sang iblis langsung berubah datar manakala menemukan sang gadis tak menjawab pertanyaan darinya. Kyeo lantas berdeham sekali.    Rin benar-benar terpukau ketika api berwarna biru tua melayang-layang di dekatnya. Melayang kesana kemari dengan indah, seolah api itu memiliki kuasa atas dirinya sendiri. Api itu seperti hidup dengan jiwanya sendiri, tanpa dikendalikan oleh Kyeo. Padahal, memang seperti itulah sihir
Baca selengkapnya
28. Syarat Sang Iblis
    Kalaupun iblis itu mau, tentu dengan senang hati ia akan memilih opsi ketiga—membunuh dan memakan jiwa milik gadis manusia yang sedang berdiri di depannya. Kemudian ia akan mencari jalan keluar sendiri, tanpa perlu terlibat dengan manusia yang memiliki sikap yang sangat menyebalkan.    Namun, tentu saja itu tidak akan mudah seperti rencananya. Padahal tangan Kyeo sudah sangat gatal, ia ingin merasakan darah sekali lagi.    "Seberapa lama aku berada di kurungan ini?" Kyeo mengajukan pertanyaan kepada sang gadis berpakaian miko. Tentu ia ingin mengetahui tentang jumlah tahun yang sudah ia lewati selama dikurung di sana. Apakah 10 tahun? 20 tahun? Atau hanya 100 tahun? Itu angka yang kecil.    Sang gadis berdeham tanpa sebab, lalu menjawab, "500."    "Huh?" Kyeo mengernyitkan kening. Wajahnya terlihat tak memahami apa yang baru saja didengar olehnya. Ia kebingungan. Apa yang gadis manusia itu ma
Baca selengkapnya
29. Give Me Your Body
    "Hei, kenapa kau diam saja, Manusia? Kau tak paham maksudku tadi?"    Pertanyaan Kyeo membuyarkan lamunan sang gadis Akibara. Rin spontan menggeleng cepat sebagai respons, dan mendapat reaksi dingin dari sang iblis. "Cih, kupikir kau mengerti. Dasar gadis bodoh," ejek Kyeo kesal, tetapi kemudian ia terkekeh pelan. "Nanti kau akan tahu sendiri."    Sama seperti sebelumnya, terjadi hening di antara mereka. Sang iblis berdeham pelan, sebelum memecah kesunyian, "Jadi, kapan kau akan mengeluarkanku dari sini, Manusia?" Lagi-lagi, sebuah pertanyaan lah yang iblis tampan itu lontarkan kepadanya, membuat Rin langsung gelagapan.    "Emm ... bagaimana kalau sekarang? Sebaiknya kita melakukannya saat ini juga. Lebih cepat lebih baik." Jawaban Rin membuat Kyeo menyeringai senang seketika. "Tentu, aku suka pilihanmu, Manusia," balas sang iblis.     Kyeo lantas berdiri tegak dan seketika berkacak pinggang d
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234568
DMCA.com Protection Status