Semua Bab JULLIO and HILLARY: Bab 11 - Bab 20
56 Bab
WHERE IS YOUR MOM?
halo... selamat membaca hasil karyakusemoga kalian sukajangan lupa follow ig @littleeva93 untuk info pembelian buku
Baca selengkapnya
SHIT
JULLIO sudah menunggu sejak satu jam yang lalu di depan rumah Hillary. Hari ini, ia dan Hillary berencana akan membahas mengenai bisnis club malam yang sengaja diberikan ayahnya kepadanya. Satpam rumah Hillary, yang sudah berteman baik dengannya menyuruhnya untuk masuk tapi Jullio menolak. Hari ini ia ingin menunggu Hillary di depan rumah saja. Mungkin saja Hillary pulang lebih cepat meski rasanya itu mustahil. Sebenarnya, selama ini Jullio penasaran, kemana saja Hillary setelah pulang sekolah. Gadis itu selalu pulang terlambat setiap harinya. Jullio ingin sekali bertanya tapi ia tidak mau mengganggu privasi Hillary.Akhirnya yang ditunggu-tunggu datang juga. Jullio mendesah lega. Ia membuang rokoknya ke selokan sebelum Hillary memergokinya merokok. Hillary pernah melarangnya merokok dan Jullio sudah mengatakan kepada Hillary akan berhenti merokok. Hillary mungkin akan marah jika mendapati dirinya merokok lagi.Hillary membuka jendela mobilnya, “
Baca selengkapnya
WHERE IS YOUR MOM?
JULLIO tidak habis pikir dengan apa yang dilakukan Hillary. Selama ini, ia selalu berusaha untuk tidak terlalu jauh menjalin hubungan dengan Hillary. Jullio tahu ia tidak akan bisa menyentuh Hillary lebih dari ini. Ia tidak mau melihat masa depan Hillary rusak karena dirinya. Namun, dengan keadaan, saat Hillary bahkan tidak canggung berdiri di dalam pelukannya tanpa busana, rasanya ia tidak yakin  bisa menahan diri lebih lama lagi.Bibir ranum Hillary menyesap bibirnya penuh hasrat.  Jullio yakin lima menit lagi Hillary tidak akan selamat dari amukannya. Jullio menggelengkan kepalanya berkali-kali. Membuatnya pagutan bibirnya dan bibir Hillary terlepas begitu saja. “Kumohon…” bisiknuya parau.“Aku tidak mengerti apa maksudmu.” Hillary menyapukan jemari lentiknya di dada bidang Jullio. Rona merah yang menjalar di sekitar leher dan wajah Jullio membuatnya sedikit gugup. Sekaligus bahagia. Jika boleh jujur
Baca selengkapnya
THE CLUB!
JULLIO sadar ia tidak seharusnya bertanya kepada Hillary mengenai ibunya. Tapi, mendengar penuturan Hillary yang mengatakan kalau ia tidak punya ibu. Rasa penasaran Jullio semakin besar. “Di mana ibumu?” tanyanya lagi.“Ibuku pergi beberapa tahun setelah aku dan kakakku mulai sekolah.”“Pergi?”“Ya.” Hillary semakin mengeratkan pelukannya pada Jullio.“Kemana?”“Aku tidak tahu. Dia pergi dengan lelaki lain.”Jullio menggeleng, ia tidak menyangka ada ibu yang setega itu dengan anak kandungnya. “Bagaimana kau tahu?”“Aku melihatnya sendiri. Dia memilih lelaki lain di banding ayahku. Di banding aku dan kakakku.”“Apa dia ibu kandungmu? Kau yakin soal itu?”Ingin sekali Hillary memungkiri fakta itu. Namun pada kenyataannya wanita yang telah meninggalkan dirinya dan Harry memang benar ibu kandungnya. Se
Baca selengkapnya
MARTIN
HILLARY mengekor di belakang Jullio saat mereka sampai di club malam milik Jullio. Seperti kata Jullio, tempat itu sepi. Tidak terlihat banyak orang di sana. Hanya beberapa petugas yang memang bertugas membersihkan club dan penjaga keamanan. Hillary menghetikan langkahnya saat Jullio berhenti. Ia menatap punggung Jullio dengan rasa penasaran yang tidak bisa ia tutupi. “Ada apa?” pertanyaan itu muncul begitu saja dari bibir Hillary.“Aku harus menemui seseorang.”“Oh.” Hanya itu yang Hillary ucapkan meskipun ia ingin tahu siapa orang yang ditemui oleh Jullio. Mungkinkah Bianca? Memikirkan Bianca, perempuan yang pernah bersama Jullio membuat Hillary merengut.“Aku tidak lama.” Jullio menggenggam tangan Hillary. “Kau bisa menunggu di kantorku.” Kata Jullio lagi.“Di mana kau akan bertemu dengannya?” Tanya Hillary.“Di café d
Baca selengkapnya
CONFUSION
 HILLARY menyibak selimut yang menutup tubuh polosnya. Salah satu tangan Jullio masih memeluk perutnya erat. Sementara tangan lainnya berada di bawah kepala. Hillary terbangun karena kantong kemihnya penuh, ia ingin segera menguras kantong kemihnya dan membuang urine di toilet. Dengan hati-hati, Hillary memindahkan tangan Jullio dan beranjak dari tempat tidur. Sekilas ia melihat jam di dinding. Pukul lima sore. Hillary segera masuk ke kamar mandi dan bergegas mandi. Untungnya ia menemukan handuk bersih di lemari, jadi dia memakai handuk tersebut untuk membungkus tubuhnya saat keluar dari kamar mandi.Jullio sudah bangun, entah sejak kapan. Pria itu berdiri menjulang di depan kamar mandi. “Kau sudah mandi?” tanyanya.“Seperti yang kau lihat.”“Kenapa tidak membangunkanku?” tanya Jullio lagi.“Tidak.” Hillary berjalan melewati Jullio. “Aku tidak mau mengganggumu.”
Baca selengkapnya
I LOVE YOU
 I LOVE YOUHARI ini Jullio mengantar Hillary ke rumahnya sebelum jam makan siang. Seharusnya, mereka bisa kembali saat petang atau kembali menginap di club seperti yang mereka lakukan semalam. Namun Jullio memilih mengantar Hillary pulang. Menurut cerita satpam rumah Hillary yang sekarang menjadi sahabat Jullio, sejauh ini gadis itu belum pernah keluyuran saat malam apalagi menginap dengan seorang pria. Dalam posisi sekarang, Jullio merasa ia memiliki tanggung jawab mengembalikan gadis itu ke rumahnya tanpa harus diminta lebih dulu.“Hati-hati di jalan.” Hillary keluar dari mobil setelah Jullio membukakan pintu untuknya.“Aku akan datang besok.” Jullio mengecup kening Hillary singkat.“See you.” Hillary melambaikan tangan saat mobil Jullio mulai menjauh. Gadis enam belas tahun itu segera berjalan menuju pintu gerbang dan menekan bel.Selang beberap
Baca selengkapnya
THIS POTITION
 THIS POTITIONHARRY tersenyum lebar mendengar jawaban Hillary. Ia hanya ingin menggoda adiknya saja. Sudah lama sekali sejak mereka masih sama-sama bocah dan sering kali menghabiskan waktu untuk tidur berdua. Itu adalah masa-masa yang paling menyenangkan bagi mereka. Karena memiliki satu sama lain. Keretakan, bukan, lebih tepatnya kehancuran keluarga menreka mengubah segalanya. Ibu mereka pergi meninggalkan dua anak yang masih terlalu kecil. Itulah alasan Haryy dan Hillary menjadi sangat dekat sekarang.Lagipula akhir-akhir ini Harry memiliki teman tidur yang-“Ngomong-ngomong, apa aku harus kuliah di luar negeri juga setelah lulus sekolah?” tanya Hillary yang langsung memotong imajinasi Harry mengenai seseorang.“Kalau itu terserah padamu. Kenapa memang?” tanya Harry penasaran.“Tidak apa-apa. Aku hanya meminta pendapatmu.”“Menurutku sebaiknya kau tet
Baca selengkapnya
WHEN YOU ARE READY
WHEN YOU ARE READYSATU minggu berlalu tanpa terasa. Angkasa akhirnya menyelesaikan ujian akhir. Kini, tugasnya hanya tinggal menunggu pengumuman kelulusan dan menyiapkan diri untuk masuk ke universitas. Sebelum ujian dimuliai, Angkasa sudah mendaftarkan diri ke salah satu perguruan tinggi terbaik di kotanya. Angkasa mengambil jalur prestasi, Fakultas desain grafis. Sejak kecil, ia tidak pernah berambisi untuk bisnis atau sejenisnya. Kedua orang tuanya juga tidak pernah menyuruh Angkasa dan kakaknya untuk menjadi sesuatu. Entah mereka tidak peduli lagi dengan dia dan kakaknya atau terlalu mempercayai keduanya. Angkasa dan Jullio bebas melakukan apa saja yang mereka mau.Jadi, jika sikap dan perilaku Jullio sekarang bisa di bilang brutal. Semua itu bukan karena kesalahan roang tuanya. Melainkan pilihan hidup Jullio sendiri. Lagipula, bagi Angkasa, Jullio tetaplah saudara terbaik yang pernah dia miliki. Jullio segalanya bagi Angkasa.
Baca selengkapnya
ALL THE BRIGHT PLACES
 ALL THE BRIGHT PLACESJULLIO mendengar deru mobil Hillary yang dan bunyi klakson yang mengganggu aktifitas bermain caturnya dengan satpam rumah Hillary. Sang satpam dengan sigap keluar dan membuka pintu gerbang. Mengikuti jejak si satpam, Jullio juga beranjak keluar dari kantor berukuran 2x2 meter itu. Ternyata Hillary menunggunya. Sepertinya Gadis itu tahu kebiasaan baerunya bermain catur dengan satpam.“Hai…” Hillary menyapanya lebih dulu.“Masuklah. Aku menyusul.” Sahut Jullio.“Okay.” Hillary lalu melajukan mobilnya menuju garasi. Sementara itu Jullio mengambil tas yang semula ia letakkan di dalam kantor satpam. Usai berpamitan dengan satpam, Jullio segera menyusul Hillary yang ternyata sudah menunggunya di garasi. Senyum Jullio mengembang tatkala Hillary menyambutnya dengan sebuah senyum simpul.“Wow…” Jullio melihat Hillary yang kelua
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status