All Chapters of JULLIO and HILLARY: Chapter 21 - Chapter 30
56 Chapters
KISSING
 KISSINGHILLARY tidak bisa terus seperti ini. Bermain di antara dua laki-laki yang memiliki hubungan darah. Jullio dan Angkasa sama-sama baik dan tidak sepantasnya ia mempermainkan keduanya. Pagi harinya, entah jam berapa ia tidur semalam. Hillary bahkan lupa sampai di mana Jullio membacakan novel yang menurutnya bagus itu. Saat terbangun, Hillary tidak menemukan pria itu di pelukannya. Hillary memegangi kepalanya yang sedikit pening. Gadis itu turun dari ranjang dengan hati-hati. Tiba-tiba terdengar suara Jullio.“Selamat pagi, calon istri.”Hillary yang terkejut langsung memegangi dadanya dan berusaha menetralkan napas. “Jullio!” seru Hillary ketus.“Kenapa?” Jullio menggaruk kepalanya yang tidak gatal.“Kau mau aku mati sekarang?” Hillary mengerucutkan bibir. Benar-benar pemandangan paling diinginkan Jullio di pagi hari.“Aku akan ikut ma
Read more
CHASING ON YOU
SEPANJANG  hari itu, Hillary berusaha fokus pada pelajarannya. Sebenarnya, ia tidak bisa berkonsentrasi penuh karena terus memikirkan kemungkinan jika Angkasa datang ke sekolah seperti hari-hari sebelumnya. Meskipun Hillary sudah berkali-kali mengatakan kepada Angkasa jika hari ini ia harus segera pulang karena Harry menjemputnya, tetapi gadis itu tidak lantas percaya begitu saja. Angkasa biasanya nekat datang tanpa persetujuannya terlebih dahulu. Itulah yang Hillary khawatirkan selama ini. Hillary takut jika Angkasa datang kemdian pemuda itu bertemu dengan Jullio. Kepala Hillary tiba-tiba pening memikirkan hal itu.Dentang bel terdengar di segala penjuru sekolah. Hillary yang biasanya selalu pulang paling akhir karena tidak mau berdesak-desakan dengan murid lain, kali ini ia memilih segera beranjak dari kursinya dan berjalan cepat menuju gerbang. Ia ingin memastikan apakah Angkasa datang atau tidak. Apakah kedua kakak-beradik itu bertemu dan membicaraka
Read more
EVERYTHING HAS ENDED
 EVERYTHING HAS ENDEDHILLARY menyunggingkan senyumnya saat mendengar ucapan manis dari Jullio. Wanita mana pun pasti akan dengan mudahnya jatuh cinta jika mendengar kaata-kata Jullio. Pun dengan dirinya. Apalagi, ia masih enam belas tahu. Usia di mana hampir semua manusia belum bisa bersikap dewasa. Terbilang labil.“Siap?” Jullio mengulurkan tangannya dan langsung diterima oleh Hillary.“Jadilah teman kencanku seumur hidupku.” Pinta Jullio lagi.“Hanya teman kencan?” Hillary melangkahkan kakinya, berjalan keluar dari kamar, menuruni tangga satu per satu. Mereka terus berbicara bahkan saat di garasi mobil. Sepanjang perjalanan Jullio dan Hillary menyanyikan lagu-lagu kesukaan mereka. Sesekali Jullio mengejek suara Hillary yang terbilang jelek. Berbeda dengan Hillary yang iri dengan suara merdu Jullio.Lelah berbanyi, Jullio bercerita tentang sesuatu hal yang menarik
Read more
INJURED
 INJUREDMARTIN baru saja kembali ke club setelah mengantar Bianca ke rumahnya. Bianca masih harus pergi ke sekolah selama satu tahu ke depan. Martin tidak mau mengganggu pelajaran gadis itu dan selalu memastikan Bianca mengikuti semua pelajaran dan mendapat nilai yang bagus. Setidaknya itulah yang dilakukan Martin untuk menjaga cintanya pada Bianca. Bagaimana pun, ia tidak bisa memaksa Bianca mencintai dirinya. Martin sepenuhnya sadar kalau Bianca menyukai Jullio. Namun ia tidak mau ingin menyerah dan suatu hari nanti Martin akan membuat Bianca jatuh cinta dengan cara yang tidak biasa.“Aku butuh bantuanmu.” Suara Jullio menginterupsi lamunan Martin. Jullio duduk di sisinya. Mereka berada di meja bartender. Pekerjaan Martin telah selesai. Dan ini adalah waktunya untuk beristirahat.“Ada apa?” Martin menyerahkan gelas yang berisi anggur kepada Jullio.“Aku tidak
Read more
MEMORIES
MEMORIES“JULLIO!”Samar-sama Jullio mendengar Hillary memanggil namanya. Jullio masih memegang handle pintu. Tinggal satu gerakan lagi dan ia akan meninggalkan Hillary untuk selamanya. Sudah tidak ada lagi jalan untuk mereka kembali. Jullio terluka, tapi Hillary jauh lebih terluka. Jullio meneguk salivanya. Ia berdoa semoga kelak dirinya dan Hillary akan mendapatkan pasangan yang mampu membuat mereka bahagia.“Jullio!” Hillary kembali memanggilnya. Kali ini Jullio berbalik. Ia melihat Hillary menyibak selimutnya dan hampir beranjak.“Hillary!” melihat Hillary bergerak, Jullio bergegas menghampiri gadis itu dan meminta Hillary untuk kembali berbaring. “Apa yang kaulakukan!” sedikit kesal dengan ulah Hillary, Jullio sampai tidak menyadari nada suaranya berubah satu oktaf lebih tinggi. Jullio menyuruh Hillary kembali berbaring dan memasang selimut di tubuhnya.“Ap
Read more
I LOVE YOU.
 I LOVE YOU.HILLARY kembali menyesap coklat panas yang dibuat oleh Jullio beberapa menit yang lalu. Kini mereka duduk di depan meja belajar Hillary dengan menghadap laptop. Durasi video yang dikirim oleh ayah Jullio lumayan panjang dan akan lebih nyaman jika dilihat melalui laptop.“Siap?” tanya Jullio seraya membelai lembut kepala Hillary.Hillary meletakkan cangkirnya kemudian medongak menatap Jullio. Gadis itu mengangguk.Jullio menarik pelan tangan Hillary dan meminta gadis itu untuk berdiri. Kemudian ia duduk di kursi dan meminta Hillary untuk duduk di pangkuannya. “Aku tidak memaksamu melihat ini.” Jullio kembali berbisik.“It’s okay.” Jullio menggenggam erat tangan Jullio yang melingkar di perutnya.Jullio menekan tombol play, video diputar. Hal pertama yang dilihat mereka berdua adalah ibu Hillary yang duduk di samping ayah Jul
Read more
BE MYSELF!
BE MYSELF!KEMBALI KE SEKOLAH.Itulah yang dilakukan oleh Hillary pagi ini. Kemarin, Hillary tidak datang ke sekolah karena ia dan Jullio tidur saat matahari sudah terbit. Dan hari ini, Jullio membangunkannya pagi-pagi buta dan menyuruhnya untuk bergegas. Hillary memakai seragam sekolah lalu berlari menuruni tangga. Di ujung tangga, Jullio telah siap dengan segelas susu yang hendak diberikan untuknya.“Terima kasih!” Hillary mengambil gelas dari tangan Jullio lalu mengecup pipi pria itu.“Jangan berlari di tangga, Hill.” Tegur Jullio dengan nada penuh wibawa.“Sstttt…” Hillary berjalan mengabaikan teguran Jullio. “Jangan ceramah, ini masih terlalu pagi, Jullio.”“Aku hanya takut kau jatuh.” Jullio berjalan menuju pintu. Mulai sekarang, ia bertugas mengantar dan menjemput Hillary ke sekolah. Jullio juga akan mengantarkan Hillary kemana pun dia
Read more
BOYFRIEND.
 BOYFRIEND.JULLIO!Suara Hillary terdengar jelas di telinganya, sekaligus menyayat hatinya. Jullio tidak bisa membayangkan air mata yang menitik di pipi Hillary. Ia pernah melihat gadis itu ketakutan dan putus asa setelah mengetahui hubungan tentang ibunya. Jullio bertanya dalam hati, apakah Hillary juga akan sedih jika terjadi hal buruk denganku?Jeritan dan pertanyaan itu kembali menyadarkan Jullio. Sementara mobil terus melaju dengan kecepatan tinggi dan entah bagaimana Jullio bisa menggerakkan kakinya. Kaki Jullio hanya bergerak dua langkah ke belakang. Hal itu membuatnya tersandung kaki Hillary yang lebih dulu terjerembab. Jullio seketika terjatuh, punggungnya menindih tubuh bagian depan Hillary.Sementara  mobil itu melintas dengan sangat cepat di depan Jullio dan Hillary yang sama-sama terjatuh ke tanah. Kaki Jullio yang panjang nyaris terlindas ban mobil. Kedua
Read more
HOLIDAY
 HOLIDAYHILLARY ingin sekali menjitak kepala Axel saat itu juga. Bagaimana bisa di saat seperti ini Axel mengaku sebagai kekasihnya. Namun, cubitan kecil di pergelangan tangannya mengatakan bahwa Axel hanya ingin menggoda Jullio saja. Dengan kejadian itu, Hillarry sedikit merasa lebih baik. Hillary hendak membuka  mulutnya untuk berbicara, tetapi Axel justru menginjak sepatunya, mengisyaratkan agar tetap diam.Jullio memandang mereka berdua dengan kening mengkerut, Axel mengaku sebagai kekasih Hillary? Apakah selama ini Hillary mempermainkannya? Apakah Hillary sengaja melakukannya demi membalas dendam karena ayahnya membuatnya ibunya meninggalkan Hillary dan Harry?Pertanyaan-pertanyaan itu muncul di benak Jullio tanpa bisa dicegah. Sejak bertemu dengan Axel, ada perasaan curiga menghantuinya. Perhatian Axel terhadap Hillary memang sedikit berlebihan. Axel bahkan mengetahui kalau Hillary bersamanya. Jullio men
Read more
PARIS.
PARIS.LE BRISTOL-PARIS.JUNI adalah bulan yang tepat untuk berlibur di Paris karena suhu udara mencapai 24 derajat celcius. Tidak terlalu dingin dan tidak terlalu panas, kira-kira itulah yang dipikirkan oleh Jullio. Dan itulah alasan sekarang ia membawa Hillary ke Paris. Sebuah kota yang seringkali disebut sebagai kota romantis karena menara Eifel yang anggun itu kerap kali menjadi saksi bisu-“Jullio, apa kita sudah sampai?” Hillary yang bersandar di bahunya tiba-tiba terbangun dan menguap. Dua jam yang lalu mereka mendarat di bandara Orly. Saat ini mereka tengah dalam perjalanan menuju Le Bristol Paris. Jullio senagja memilih hotel itu karena tempatnya yang sangat strategis. Le Bristol di kelilingi oleh landmark terkenal di sekitarnya. Jullio merasa mereka bisa pergi kemana saja jika menginap di hotel tersebut.“Sebentar lagi.” Jullio mengusap lembut pipi Hillary tanpa
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status