All Chapters of NANNY TO MOMMY: Chapter 21 - Chapter 30
51 Chapters
Batch 20 : Teori Dennis
Alena kewalahan menangani Danish. Bayi itu menangis keras. Entah kelaparan atau karena mengantuk. Padahal sudah dibawa susu miliknya. Azyan sedang kuliah, Alena inisiatif membawa Danish agar proses pendekatan, dan sekalian mengukur baju untuk bayi itu.Alena sedang duduk di sofa butik. Giliran Dennis yang mengukur duluan. Sebenarnya Dennis merasa malas sekali untuk memakai tema pink, lebih baik tema putih. Tapi perintah raja hutan adalah mutlak.Laki-laki itu hanya diam, ketika disuruh mengangkat tangan, meluruskan tangan. Diukur, bagian pinggang leher, kaki, lengan. Dennis tiba-tiba mendengar suara tangisan bayi."Bentar dulu. Anak saya nangis." Dennis langsung keluar dari dalam, walau prosesnya belum selesai. Terlihat Danish yang meliuk-liukan badannya, tak mau digendong."Keknya dia lapar." tebak Alena kewalahan menahan tubuh gendut Danish yang beberapa kali hampir terjatuh. Dennis hanya mengangguk dan mengambil alih Danish, dan Dennis tahu masalahnya. Bayi itu kepanasan. Walau di d
Read more
Batch 21 : Terjebak Nostalgia
"Udah kayak terpaksa gitu senyumnya." tegur Darris di samping Azyan.Malam ini Danish yang jadi bintang. Bayi itu dioper sana-sini, semua orang berebutan ingin mengendong Danish. Dan Azyan, hanya seorang remahan yang harus sadar diri dia itu siapa.Azyan memilih duduk di bagian paling belakang. Dan tempat yang jauh dari terang, dan jauh dari keramaian. Saat, Azyan menyesap minumannya Darris datang menganggunya, dan keduanya duduk di belakang sambil melihat orang lain yang sedang berbahagia.Hari ini, pertunangan Alena dan Dennis dilaksanakan. Di rumah Ilona. Halaman depan rumah Ilona, sudah disulap menjadi, sebuah dekor cantik dan tenda, untuk menyambut dua insan yang akan mengikat janji suci untuk selamanya. Rencana awal, Dennis ingin keluarga inti saja, malah satu RT diundang. Warga satu block, hingga dua block diundang semua dan juga teman-teman Alena. Dennis jelas, tak punya teman.Sesuai tema yang dit
Read more
Batch 21 : Misi Dimulai
Azyan masih merasakan, berada di dalam mimpi. Tapi, sesuatu yang berat menghimpit perutnya, membuat ia kesulitan bernapas.Sesuatu yang berat itu meloncat-loncat di perutnya. Azyan ingin mengamuk, tapi ketika melihat putra semata wayangnya yang duduk di perutnya membuat Azyan langsung tersenyum manis.Danish begitu tampan. Bayi itu sengaja diangkat Dennis dan membuat Danish meloncat-loncat do perut Azyan. Untung ada Danish."Pagi baby." sapa Azyan, mencium Danish dan mengambil alih bayi itu. Semakin hari, Azyan semakin geram terhadap anaknya. Apalagi, Danish suka tertawa tanpa diundang, membuat siapa saja yang melihatnya tentu geram.Akhirnya, Dennis hanya berdiri dan memperhatikan Azyan menyusukan anaknya. Rupanya, laki-laki itu sudah berganti baju.Dennis berbalik, mengambil beberapa lembar kapas dan pembersih makeup, laki-laki itu mendekati Azyan."Diam aja." peringat D
Read more
Batch 22 : Misi Pertama Dennis
"Kemeja udah, dasi udah, celana udah rapi, sepatu, kaus kaki?" Azyan mengabsen semua perlengkapan di atas tempat tidur. Yang sudah ia setrika rapi juga sebelumnya. Hari ini, Azyan menyiapkan kemeja maroon, celana licin hitam, sepatu pantofel dan dasi coklat bergaris-garis.Azyan meninggalkan kamar dan melihat Dennis sedang sarapan."Saya sudah siapkan baju abang." Dennis mengangguk. Padahal, pekerjaannya tidak menuntut untuk berpakai serba rapi dan formal, Dennis boleh memakai pakaian santai."Abang kerja 'kan?" Dennis menatap Azyan. Sebenarnya, gadis itu ingin menahan Dennis. Ia tahu rencana laki-laki itu. Dennis hari ini, mau pergi tes DNA. Entah bagaimana caranya, Dennis berhasil mendapatkan rambut Darris. Membuat gadis itu harus berbuat sesuatu sebelum, Dennis nekat dan pergi tes DNA."Kenapa?""Mungkin Abang bisa di rumah main sama Danish. Saya juga libur hari ini." Azyan menampakan g
Read more
Batch 23 : Ulang Tahun Danish
Hectic.Dennis terduduk, sambil memijit kepalanya pusing. Sudah sebulan terakhir, ia disibukkan dengan kegiatan untuk mengurus pernikahannya, yang akan dilaksanakan Minggu depan. Dan hari ini, tepat dengan ulang tahun Danish yang ke satu. Sesuai janjinya, Dennis akan melaksanakan pernikahannya setelah ulang tahun Danish.Azyan juga tak kalah sibuk, mengurus ulang tahun pertama, putranya. Ia tak menyangka, Danish sudah berumur satu tahun. Padahal, baru kemarin saja ia merasakan bagaimana bayi itu menendang-nendang perutnya. Dan sekarang, Danish sudah belajar berjalan bahkan giginya tambah banyak. Asal kalian tahu, saking sayangnya Azyan tak ingin menyapih Danish. Rasa sayang yang melebihi segala sesuatu, membuat Azyan menjadikan Danish anak emas.Sejak pagi, Azyan sudah sibuk mendekor sendiri untuk perayaan Danish nanti. Dan Azyan lebih memilih di rumah saja, dirayakan daripada diadakan di restoran.Azyan memilih tem
Read more
Batch 24 : Kado Yang Sesungguhnya
Azyan memandangi kue ulang tahun yang sudah menyala entah ke berapa kali dihidupkan tapi Dennis tak kunjung pulang.Gadis itu memangku Danish yang sudah tak tenang sedari tadi ingin tidur. Sekarang, sudah pukul 20.26. Azyan sengaja tak mau menidurkan Danish, demi menunggu Dennis pulang dan bisa merayakan bersama walau hanya mereka bertiga.Danish makin meraung, akhirnya Azyan menidurkan bayi itu. Azyan membawa Danish ke kamar. Bayi itu, bahkan dalam satu kali baring, Danish sudah menutup matanya."Maafkan mommy. Selamat ulang tahun, semoga makin pintar ya." bisik Azyan kecil sambil menciumi pipi anaknya. Tak menyangka, sudah banyak perjuangan dan pengorbanan yang ia lakukan hingga Danish bisa tumbuh hingga sekarang."Tetap jadi anak kesayangan mommy." Azyan menarik napas. Demi apa, ia menyiapkan semua ini demi terlihat sempurna dan saat kepergian Dennis membuat acara itu hambar. Azyan yakin, jika bayi itu
Read more
F* - Ulang Tahun Membawa Petaka
Flashback. 18++Kejadian, sebelum Danish lahir di dunia. Bagaimana mak-bapaknya. Na-ina. _______________$$$__________"Selamat ulang tahun." ujar Azyan, sambil memeluk Ilene. Hari ini si kembar ulang tahun, tanggal 14 Juli 19 tahun lalu, Bunda mereka berjuang untuk mengeluarkan mereka dan sekarang umur keduanya berkurang untuk menikmati waktu di dunia ini lagi."Makasih.""Hai Bubu." semacam anak muda lainnya yang memberi nama khusus untuk kekasih mereka. Darris menyebut Azyan Bubu, panggilan kesayangan. Dan Azyan hanya mampu menunduk, cowok itu suka sekali menggodanya, walau ia juga suka dan terhibur tentu saja."Bella nanti datanya ke rumah. Bunda udah nyiapkan semuanya, cuman teman-teman kok. Nggak rame juga, uda tua." Ilene terkikik. Ia sebenarnya malas, melakukan hal ini lagi. Sekali lagi, Bunda tetap Bunda. Apapun yang ia mau, harus tetap dilaksanakan. Dan bundanya tetap mengan
Read more
F* 2 - Penyesalan Dennis
Hancur, berantakan, tak bersisa. Disaat, masa depan depan yang telah ia rancang hilang hanya dalam satu malam. Satu malam, menggerogoti habis seluruh sendi-sendi kehidupan Azyan.Azyan hanya terduduk di sisi ranjang, sambil menangis dan memeluk lututnya. Ia tak pasti, sekarang jam berapa. Tapi ... Azyan harus pergi, tak peduli jika sekarang dini hari, atau tengah malam dan kena palak preman. Hidupnya sudah sial.Setelah puas menangis, Azyan menggapai pakainnya dan memakainya kembali. Walau rasa di bagian bawah tubuhnya seperti disilet dan sayat-sayat. Tapi Azyan tak peduli, dirinya lebih hancur dari itu.Dengan kondisi yang berantakan Azyan bergegas bangun memakai pakaiannya kembali, dan membuka pintu dengan perlahan. Jangan sampai ia menyadarkan yang lain. Azyan tak perlu melihat wajah lelaki itu, karena ia akan membenci selamanya.Azyan berjalan perlahan seperti pencuri, sambil berjinjit karena tak
Read more
F* 3 - Usaha Dennis dan Rencananya
"Oy ..."Ilene mengetuk pintu kamar Irish, setelah meminta izin Ilene diperbolehkan untuk menjumpai Azyan. Walau sedari tadi tak ada sahutan."Anybody home? I'm home now, please open the door." Ilene mengetuk lagi, tapi tak ada respon yang berarti dari dalam."Bell ... Aku bawa boneka Anabelle kalau kau tak buka. Buka ya, kenapa nggak masuk kampus hari ini?""Bellanin. Buka oy." Ilene menoleh ke belakang, melihat abangnya yang hanya berdiri kaku disana. Kalau tak ingat uang tadi sia-sia melayang, maka Ilene ingin menendang abangnya."Bell ..."Dennis hanya berdiri disana, perlahan laki-laki itu mendekati pintu tadi dan berdiri seperti patung, berharap si empu kamar membuka pintu. Laki-laki itu ingin semua masalah secepatnya kelar."Bella ... Kawanku yang paling sabar. Pacar si cangcut ya hehehe." gurau Ilene. Azyan yang berdiri di balik pintu merasa tak te
Read more
F* 4 - Little Dennis
"Mungkin kalian butuh waktu untuk membicarakan ini. Bunda percaya, Bella sudah dewasa. Kecewa hanya sekali diperbolehkan, selanjutnya jangan terus tergerus dengan rasa kecewa. Rasa kecewa bisa membawa dendam yang akan merugikan diri sendiri."Ilona menepuk belakang Azyan pelan. Gadis itu hanya menatap tak percaya, pada wanita cantik yang terlalu bijak hari ini. Walau semuanya terasa masuk akal. Gadis itu menarik napas panjang, dan menyeka semua air matanya.Ilona keluar dari kamar. Azyan hanya menunduk, ya ia masih berduka kehilangan permatanya sebagai wanita. Gadis itu menunduk, sambil memainkan jari-jari tangannya. Menimang apa yang harus ia lakukan sekarang? Kata-kata sok bijak Ilona terdengar masuk akal di telinganya."Boleh saya masuk?" Azyan langsung mengangkat wajahnya, dan lelaki laknat yang berani membuat dirinya hancur seperti ini. Walau penampilan lelaki itu tak kalah sepertinya, dalam artian mereka sama-sama st
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status