All Chapters of NANNY TO MOMMY: Chapter 31 - Chapter 40
51 Chapters
F* 5 - Dendam Darris
Sedang ingin menyendiri.Azyan tak ingin diganggu siapapun, bahkan Dennis. Gadis itu ingin merenungi semua ini, sampai ia benar-benar memutuskan dan membuatnya takkan menyesal di kemudia hari. Waktu tak dapat diputar benar? Jadi, Azyan tak ingin menyesal karena ketololan yang menghantui hidupnya, karena ia tak mempertimbangkan semuanya dengan matang.Azyan masih merenungi nasibnya, walau perlahan ia kembali melihat dunia yang luas dan kembali menjalankan kegiatan kampus seperti mahasiswa yang lain. Beruntung ada Ilene yang selalu membantunya, ketika ia sedang kesusahan. Hal lain yang mendasari, Azyan menerima Dennis adalah karena sudah mengenal keluarga itu. Bagaimana perlakuan bundanya, dan Azyan tahu wanita cantik itu berhati mulia.Walau Azyan masih dilema bagaimana memutuskan hubungannya dengan Darris. Bagaimana mungkin, ia sudah jebol dengan yang lain dan berstatus kekasih orang lain? Walau Azyan sama sekali tak meras
Read more
F* 6 - Azyan Cemburu
"Cukup!"Ilona bergegas menarik Darris yang meninju abangnya membabi-buta. Ketika berhasil melepaskan, Darris berdiri masih dengan mengepalkan tangannya dan mencari kesempatan untuk menendang abangnya."Si sialan ini, nggak usah lagi datang ke rumah ini!" Darris menunjuk Dennis."Udah ..." Ilona menepuk pundak anak bungsunya menenangkan, ia sangat mengerti bagaimana patah hati Darris. Tapi memang, Dennis sudah mencuri start duluan. Mungkin memang sudah takdirnya untuk anak sulungnya yang kaku memiliki pasangan."Adek masuk kamar dulu. Bunda mau ngomong sama Abang."Ketika Darris melewati hadapan Azyan, gadis itu hanya menunduk tak berani menatap mantannya. Azyan yakin, Darris mengira dirinya wanita murahan. Walau mungkin begitu kenyataannya. Hamil dari lelaki, yang ia tak tahu betul bagaimana sifatnya.Akhirnya, Dennis duduk di hadapan bundanya dan meraba-raba wajah tampan
Read more
F* 7 - Sweet Dennis
Azyan tak tahu, jika dua kembar kompak tidak menegurnya. Hal ini sontak membuat Azyan bersedih. Apa ia tak pantas bahagia? Harusnya mereka menerima dirinya dengan lapang dada, suka tak suka Azyan sudah menjadi bagian anggota keluarga mereka."Aku tak mau kawan sama orang yang suka nusuk dari belakang. Abang-adek diambil. Kenapa nggak sekalian tuh papah?"Kata tajam Ilene membuat Azyan memasukan dalam hati. Gadis itu merasa sedih dan hanya murung. Andai, mereka tahu kebenarannya. Dan Azyan juga tak munafik, jika orang yang telah membuat hidupnya seperti ini juga telah membuatnya jatuh cinta. Semua tingkah kaku, dan tak terduga Dennis membuat Azyan jatuh cinta pada semua perlakuan kecil itu, bagaimana Dennis memperlakukan dirinya dan begitu perhatian dan menjadikan Azyan pusat dunianya, membuat Azyan merasa besar kepala karena ini pertama kalinya ia diperlakukan oleh lawan jenis dengan berbeda.Saat bersama Darris, Azyan tak
Read more
F* 8 - Eksekusi si Kembar
"Adek." tegur Dennis. Azyan yang sedang serapan langsung tersedak, agar sedikit meyakinkan pemirsa."Lanjutkan makannya." Azyan mengangguk dan mencium aroma tubuh Dennis yang wangi. Semenjak hamil, Azyan semakin suka dengan aroma tubuh Dennis. Pagi ini Azyan sarapan roti panggang dan susu ibu hamil yang telah Dennis siapkan dan laki-laki itu bersiap mandi, untuk mengantarkan Azyan ke kampus. Terkadang, Azyan merasa ia masuk dalam kehidupan Dennis khusus untuk menyusahkan lelaki ini. Tapi bukankah, ia memang tanggung jawab Dennis?"Makan yang banyak. Dan mulai sekarang dipanggil Adek.""Heh? Kenapa gitu?""Kenapa?""Ditanyain." Azyan memajukan bibirnya, sambil menekuk wajahnya. Dennis terlalu memanjakan dirinya, hingga ia gadis mandiri berubah jadi seorang wanita manja.Dennis mengelus pipi Azyan, membuat gadis itu menutup matanya. Ah, semua sentuhan kecil ini membuatnya la
Read more
F* 9 - Amnesia Retrograde
"Kan awalnya kesepakatan kita cuman kempesin bannya aja, bukan sampai buat remnya blong.""Sumpah, aku ngajak Afdal, buat bantuin kempesin ban aja, dia juga orang bengkel jadi ngerti kayak gitu."Darris terduduk lesu begitu juga Ilene, keduanya menyesal. Ide iseng mereka, berakhir celaka. Tapi, yang membuat mereka semakin merasa bersalah adalah melihat Azyan. Rasa tak tega saat melihat bagaimana gadis langsung terpuruk dan seperti orang gila, padahal ibu hamil tak boleh stress. Dendam mereka membahayakan nyawa orang lain. Bahkan, sampai sekarang Dennis tak sadarkan diri, Azyan terus menangis membuat Ilene dan Darris terpukul atas kejadian ini."Pas itu aku yang bagian kempesin bannya, dan Afdal aku nggak tahu dia ngapain.""Bodoh kau!" maki Ilene. Darris hanya meremas rambutnya."Mending ide aku kalau kayak gini." Ilene hanya bolak-balik, semuanya sudah terlanjur dan mer
Read more
F* 10 - Hukuman untuk Si Kembar
"Teman kamu baik bangat Ai. Dia mau bantuin kamu merawat Abang."Semua orang terdiam, tidak dengan hati Azyan yang retak seribu. Pegangan Azyan pada kursi roda itu melemah. Gadis itu urung mendorong kursi roda Dennis. Hari ini, Dennis keluar dari rumah sakit, setelah dua Minggu dirawat walau ia belum bisa berjalan normal, jadi Dennis hanya bisa beraktivitas dengan menggunakan kursi roda."Ayo." ajak Ilene pada Azyan yang hanya diam. Kata sederhana itu, meluluhkan pertahanan dan kesabaran Azyan. Rasanya Azyan ingin berlari sejauh mungkin, dan tak seorang pun dapat menemukannya dan ia bebas melakukan segala perasaannya, tanpa ia menutupi semuanya."Abang boleh ajak kawan ke rumah?" tanya Ilene pada abanganya. Dennis hanya mengangguk. Tapi, Azyan hanya berjalan dengan lemah mengikuti dua bersaudara itu dari belakang. Setelah ini, ia hanya perlu menghilang dari kehidupan lelaki ini dan amnesia seperti Dennis, dan melupakan apa ya
Read more
F* 11 - Kepingan Puzzle Yang Hilang
"Bunda mohon, tolong pikirkan ini. Bagaimana kamu mau merawat anakmu, jika kamu sendirian. Gimana kalau malam-malam perutnya mules." Azyan hanya menunduk, beribu cara Ilona membujuknya, beribu cara juga ia menghindar."Kehamilan Bella sudah lima bulan, sebentar lagi banyak drama yang keram, tak bisa gerak leluasa. Pokoknya hamil itu banyak drama, dan memang harus ada yang mendampingi tak bisa hidup sendiri kayak gini."Ilona mengantarkan Azyan mencari kontrakan terbaru. Azyan benar-benar menghilang dari kehidupan mereka. Harusnya, Azyan menjadi tanggung jawab mereka, namun gadis itu keras kepala, ditambah Dennis punya penyakit. Ah, semuanya terasa serba salah."Ya, Bella berhak marah. Tapi, pikirkan kondisi anaknya." Azyan hanya mengangguk.Dan Ilona kewalahan, bagaimana mengatur semua ini. Azyan sudah sakit hati dan kecewa, Dennis juga butuh penanganan. Dan dua anak kembarnya sudah mendapatkan hukuman mer
Read more
F* 12 - Nanny To Mommy
"Akhirnya, libur juga kita." Ilene memeluk lengan Azyan yang hanya diam.Perutnya makin membesar, sudah 7 bulan atau 32 minggu. Membuat Azyan lebih cepat merasa lelah dan juga wajahnya begitu pucat. Ia mengalami anemia."Habis ini, Bella akan fokus pada kehamilan dan juga kelahirannya." Azyan tak perlu menanggapi, karena memang ia masih marah pada dua kembar tersebut. Ia belum bisa berdamai, beruntung ia melewati masa-masa sulit."Wah, kebetulan aku lagi dapat duit hehehe. Tenang, bukan uang haram. Aku mau traktir." ujar Darris tiba-tiba sudah bergabung sambil nyegir.Ilene langsung melotot pada adiknya. "Bukan dia. Tapi abang." rasanya seperti pertahana Azyan runtuh. Tapi ia berpura-pura tegar. Jantung Azyan berdetak lebih cepat, rasanya mau copot. Gadis itu menelan ludahnya gugup, matanya sudah memanas. Ia merindukan bau itu, baju Dennis yang beberapa bulan lalu, sudah hilang baunya karena ia gosokan di
Read more
F* 13 - Perjuangan Azyan
Azyan bolak-balik, sambil memegang perutnya. Kontraksi. Peluh mulai membasahi wajahnya, walau ia masih bisa menahan semuanya dan sedikit beraktivitas. "Biasanya disuruh jangan makan. Puasa dulu, tapi sekarang masih lama, Bella makan aja dulu." Azyan hanya meringis memegang perutnya. Penantiannya telah tiba, tapi banyak banyak hal yang ia pikirkan. Terutama, bagaimana nasib anaknya setelah ini, karena Dennis sama sekali tak mengingatnya. Bahkan, jadi nanny juga, Azyan tak bisa menjamin ini akan berhasil.  Apa ia bisa berpura-pura di depan semua orang, jika ia adalah pengasuh untuk anaknya sendiri? "Udah jangan banyak mikir yang aneh-aneh. Fokus ke kandungan, setelah keluar, semua kesakitan ini hilangnya dengan sendirinya. Ini nggak bohong, dan ini disebut keajaiban." Azyan duduk di atas atas kursi, memandang kosong ke arah salad buah di atas meja. Sakitnya bisa ia tahan, karena belum terlalu intens. Walau saatnya datang
Read more
F* 14 - Plan B dan Kecewanya Azyan
"Saya seperti kau menyerah. Ini tidak berjalan dengan baik. Hidup bersama, ada anak, tapi abang memang nggak ingat apa-apa."Azyan tersedu sambil menggeleng, mengadu pada Ilona, sambil mengendong Danish. Bayi yang sudah berumur empat bulan. Azyan mengira, setelah 4 bulan Dennis akan sadar dari amnesia dan sadar siapa dirinya. Nyatanya semua terasa asing di mata Dennis. Laki-laki itu tetap menganggap Azyan seorang pengasuh bukan ibu dari anaknya."Bunda punya ide yang lebih bahaya lagi. Tapi nggak tahu, Bella setuju atau nggak?" kata Ilona sambil memegang tangan mungil Danish yang berusaha memasukan tangannya dalam mulut bayi itu. Azyan langsung memandang nenek Danish. Wanita yang sangat berperan besar dalam kelangsungan hidupnya. Tapi anaknya yang sakit, tak ingat apa-apa tentang dirinya, membuat Azyan ingin menyerah dan membawa Danish pergi sejauh mungkin agar Dennis tak menemukan mereka kembali. Dan laki-laki itu tahu, arti kehilangan.
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status