Semua Bab Jerk Husband: Bab 61 - Bab 70
107 Bab
JH2 Bagian 7 - Mak Lampir
Luke menuju ruang tengah. Tidak ada pekerjaan yang harus dia selesaikan. Jadi menonton acara bola sebelum dia tidur pasti menyenangkan.Langkah kakinya, sejenak berhenti begitu melihat Anna yang sedang menonton film dengan begitu seriusnya.“Film apa yang kamu lihat?” tanya Luke begitu mendaratkan pantatnya di samping Anna. “Twilight,” jawab Anna tanpa sedikit pun mengalihkan pandangannya.“Lebih seru mana sama bola?” tanya Luke, tapi tetap saja Anna tak menanggapi. Anna seolah-olah masuk ke dalam film itu dan menjadi pemerannya.“Anna, aku ingin nonton bola. Kamu nonton filmnya lewat laptopku aja ya? Bagaimana?”“Anna, aku lapar lagi.”“Anna, aku minta kopi dong!”“Luke, bisa diem nggak? Aku pukul nih!” sengit Anna, kemudian beralih ke layar televisi .. lagi.Luke memilih bungkam. Sepertinya, Anna begitu menikmati film nya sehingga keberadaannya di dekat wanita itu tak berpengaruh sedikit pun, dan rengekan nya sama sekali tak Anna respon. Akhirn
Baca selengkapnya
JH2 Bagian 8 - Salah Sasaran
Selena melempar botol obat pencahar yang isinya sudah dia masukkan ke dalam mangkuk sup ayam buatan Anna. Lihat saja. Beberapa menit lagi, dia jamin. Anna akan sakit perut dan bolak-balik ke kamar mandi. “Tahu rasa kamu. Siapa suruh berani melawanku,” ucapnya lalu tertawa lepas. Sebentar lagi, akan ada yang masuk rumah sakit karena kecerdikannya. Memikirkan hal itu, tentu saja menjadi kesenangan tersendiri untuk Selena. Melihat Anna menderita dan keluar dari rumah itu, adalah misinya sejak dulu. Jadi, setiap ada kesempatan, dia akan selalu melakukan hal-hal aneh yang akan membuat Anna tidak betah. Tapi sayangnya, rencananya itu, belum berhasil sampai sekarang. Selena pergi dari sana dengan perasaan puas. Dia akan melihat bagaimana rencananya berhasil dari balik tembok yang kebetulan menjadi penghubung antara ruang tengah dan dapur. Beberapa menit berlalu.Selena menunggu dengan waswas. Anna yang tak kunjung kembali ke dapur membuatnya kesal. Di
Baca selengkapnya
JH2 Bagian 9 - Ulah Dave
“Sepertinya bukan karena kenyang sih, Bibi menolak mencicipi sup itu. Aku tau, Bibi sudah memasukkan sesuatu ke dalam sup ayamku.”Jangankan Anna, Luke pun terkejut dengan wajah piasnya. Apa Davio berada di kubu Anna sekarang? Luke menatap Selena dengan pandangan menyelidik. “Apa yang sudah kamu campurkan ke dalam sup itu, Selena?!” Luke menaikkan nada bicaranya. Jika benar, apa yang dikatakan Davio. Maka dia tidak akan mengampuni wanita itu. Selena bangkit dari duduknya kemudian memegang lengan Luke seolah butuh perlindungan. “Ti—tidak ada, Tuan. Aku bersumpah, aku tidak mencampurkan apa-apa, ke dalam sup itu,” jawab Selena dengan penuh percaya diri, “mana mungkin, aku akan tega membuat anggota keluarga ini, sakit?” “Tukang bo‘ong!” cibir Davio, “tadi aku lihat tuh, saat Bibi Lampir mencampurkan sesuatu ke dalam sup nya, kemudian membuang botolnya ke tempat sampah!” Dasar, anak iblis sialan!  Sungut Selena dalam hati. Jika sa
Baca selengkapnya
JH2 Bagian 10 - Pilihan
Anna menahan napas. Posisi Dave dan Luke yang menghadapnya, dengan tangan mereka yang saling bertautan dan melingkar di dadanya, membuatnya hampir kehilangan napas. Sungguh, ini adalah pertama kalinya setelah 3 bulan, dia bisa tidur se ranjang dengan Luke dan mendapat pelukan hangat seperti ini.Bolehkah dia bahagia? Bolehkah dia menginginkan malam tak menjadi siang? Bolehkah  dia mengharap pelukan itu lebih lama? Luke meneliti wajah Anna yang pucat tapi merona secara bersamaan. Dia tau apa yang dirasakan Anna sekarang, karena dia pun merasakan bagaimana kakunya tubuh itu. Anna yang gugup, mendadak membuatnya  gemas sendiri. “Nah—selamat malam, Bibi dan Paman. Mimpi indah ya?”  Davio memejamkan matanya, begitu juga dengan Luke yang memilih memejamkan mata sambil menikmati apa yang Dave berikan padanya. Katakan dia gila. Tapi, memeluk tubuh Anna adalah salah satu yang selalu dia rindu.Beberapa menit berlalu. Anna
Baca selengkapnya
JH2 Bagian 11 - Kegagalan Selena
Keesokan harinya. Luke sudah pergi ke kantor pagi-pagi sekali. Beruntung, Anna yang biasa bangun pagi, sudah menyiapkan sarapan untuk Luke yang sebentar lagi akan menjadi ... mantan suami. Anna tak banyak bicara. Dia menyiapkan sarapan Luke di atas meja kemudian secepatnya pergi dari sana. Rasa kecewa kembali memupuk di hatinya saat tadi malam, Luke tak kembali lagi ke kamar. Yang artinya, Luke memilih menemani Selena semalaman di kamar wanita itu. Sepertinya, mulai saat ini. Anna harus menjauhi Luke dan sebisa mungkin tak menaruh harapan besar lagi. Semuanya sudah terlambat. Tak ada celah lagi baginya untuk bisa merebut Luke dari Selena. Anna merapikan tempat tidur, setelah melipat seprai dan menumpuk bantalnya. Davio sudah bangun, dan sedang mandi. Bocah kecil itu, tak mau dia bantu. Katanya, Davio bisa mandi sendiri tanpa bantuan orang dewasa. Dan Anna? Dia hanya bisa tertawa kecil dengan pembawaan sifat mandiri Davio yang mirip ke dua orang
Baca selengkapnya
JH2 Bagian 12 - Ulah Dave 2
“Aaaaaa ... Ular! Ular!” Teriakan Selena di ruang tengah, membuat Anna yang sedang menyiapkan makan siang untuk Dave, tersentak. Anna pun bergegas menuju ruang tengah. Selena sedang mengandung. Jika benar ada ular di sana, tentu saja keselamatan Selena dan bayinya sedang terancam. Tapi, heran juga. Bagaimana bisa di rumah ini ada ular?  Semua ruangan tertutup dengan rapat, dan dia jarang membuka pintu yang terhubung dengan taman belakang. Anna mengambil sebuah gagang sapu, dan membawanya ke ruang tengah dengan tergesa. Sebagai jaga-jaga, untuk mengusir ular itu kalau dia bisa. Tapi, begitu sampai di ruang tengah. Mendadak dia mengerutkan keningnya begitu melihat Selena yang ketakutan di  atas sofa, sedangkan Dave malah tertawa terbahak-bahak seolah sedang menonton acara lawak. “Dave!  Kenapa tertawa? Mana Ularnya?” tanya Anna sambil melihat setiap sudut ruangan. Wajah Selena pucat pasi. Wanita itu terlihat berkeringat, dan
Baca selengkapnya
JH2 Bagian 13 - Sandiwara
Anna menutup pintu kamarnya setelah menidurkan Dave. Hari sudah malam. Sebentar lagi Luke datang, dan dia harus menyiapkan segala keperluan untuk menyambut kedatangan suami rasa majikan itu. Anna hendak menuju dapur. Tapi bunyi pecahan barang di lantai atas, membuatnya mengurungkan niat. Dia berbalik arah dan melangkah menaiki tangga dengan tergesa. Usia kandungan Selena yang sudah sampai di trimester terakhir, membuatnya khawatir. Bagaimana jika Selena mau melahirkan sekarang? Sedangkan tidak ada Luke di rumah untuk dimintai pertolongan?Pikiran negatif berlomba memenuhi otak Anna. Bukannya tidak mungkin, jika Selena akan melahirkan sekarang. Keadaan seorang wanita di mana dia ingin melahirkan, bisa terjadi kapan saja. Anna membuka pintu kamar Selena. Kecemasan yang tadinya menutupi rona ketenangannya, mendadak luntur begitu melihat Selena ... baik-baik saja. “Aku dengar ada benda jatuh. Aku kira, kamu kenapa-napa, “ desah Anna dengan sedikit rasa
Baca selengkapnya
JH2 Bagian 14 - Takut
Selena membuka matanya dengan pelan. Dokter yang menanganinya sudah pergi beserta Luke yang sampai saat ini tak kunjung kembali. Entah ke mana perginya pria itu? Seharusnya, Luke ada di sampingnya—menemaninya.Selena bangkit kemudian bersandar di kepala ranjang. Tangannya bergerak memegang perban yang melilit kepalanya. Senyuman liciknya terbit. Akhirnya rencana yang dia susun membuahkan hasil walaupun harus dengan menyakiti dirinya sendiri.Dia yakin. Pasti saat ini, Luke sedang memarahi Anna habis-habisan dan selanjutnya mengusir wanita itu dari rumah. Well, itulah keinginan terbesarnya. Tersingkirnya Anna dari rumah, akan membuatnya semakin leluasa menjerat Luke dan mengambil harta milik pria itu.Salah siapa, Anna berani bermain-main dengannya dengan menyuruh bocah setan itu mengusilinya. Sekarang, lihat sendiri akibatnya. Dia memberikan pembalasan setimpal yang akan membuat Anna terusir dari rumah.“Sayang, sebentar lagi kita akan mengatakan pada papi, jika kita ber
Baca selengkapnya
JH2 Bagian 15 - Sandiwara Luke
Anna mencoba memejamkan matanya yang terasa pekat. Hari sudah malam. Tapi, bukannya pergi, dia malah berbaring di ranjangnya yang selama beberapa bulan menemani kesepiannya berteman kan rasa sakit.Begitu Anna dan bik Meggy sampai di rumah. Suasana rumah malah berubah menjadi sangat sepi. Nyaris seperti tidak ada kehidupan yang menghuni. Meskipun kesehariannya, dia memang berteman dengan sepi. Tapi, tidak sampai se sepi ini. Dia merasa, ada yang berbeda dengan rumahnya kini.“Kenapa sepi sekali?” ujar Anna sambil melihat ke sekeliling ruangan. Berharap menemukan Luke, dan segera mengatakan, jika dia menyetujui perceraian mereka dan secepatnya pergi meninggalkan pria itu. Dia tidak mau ambil risiko jika menyangkut  keselamatan bayinya. Persetan dengan Selena, bayinya dan kebohongannya. Dia tidak peduli lagi sekarang. Yang terpenting, dia bisa membawa bayinya pergi dengan selamat.“Entah, Nona. Saya juga tidak tau,” jawab bi Meggy dengan sejujur-jujurnya. Dia ‘kan juga b
Baca selengkapnya
JH2 Bagian 16 - Semakin Jauh
“Selena, kita akan pindah.” Suara Luke yang tiba-tiba terdengar, membuat Selena yang sejak tadi duduk di depan meja riasnya, menoleh dengan wajah penuh tanya.“Pindah? Pindah ke mana, Tuan? Dan kenapa?” tanya Selena panjang lebar. Kening wanita itu tidak terlilit perban lagi, melainkan di plester dengan plester kecil.Luke membuang napasnya asal sebelum menjawab, “Ke apartemenku. Karena keberadaanmu di sini akan selalu membahayakan keselamatan bayiku. Bukannya tidak mungkin, Anna akan kembali berulah ‘kan?”Selena tersenyum puas. Rencananya kemarin, benar-benar membuat Luke dan Anna semakin jauh. Bahkan bisa dia tebak, Luke sudah sangat membenci wanita itu. Dari tadi malam pun, dia tak melihat keberadaan Anna di rumah lagi.“Aku akan membunuhnya, jika mencoba menyakiti bayi kita, Tuan.”Perkataan Selena, membuat Luke ingin sekali mencekik wanita itu sekarang juga. Berani menyentuhnya, kamu akan aku buat sekarat, jalang.“Davio bagaimana? Oiya, ke mana saja Tuan
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
56789
...
11
DMCA.com Protection Status