Semua Bab Rich Man (Bahasa Indonesia): Bab 31 - Bab 39
39 Bab
Papah?
Tangan Dita sedikit gemetar, dan mendadak ia merasakan dingin saat di tatap seperti itu oleh tuan besar Sagaara. Saat ini mereka berempat tengah duduk di sofa yang berada di ruang keluarga. "Siapa?"Tanya Sagaara dengan wajah datarnya, bahkan ia tak memberikan senyumannya. "Tentu saja calon menantu kita, sayang.." seru Vely sembari mengusap punggung tangan suaminya. "Mm... na- nama saya Anandita Antoni, tuan be -" "Papah.." secara mengejutkan jawaban Sagaara membuat mereka bertiga terbelalak, "Panggil aku dengan sebutan papah.." Hah? Setelah berhasil membuatku hampir mati karena gugup, dan sekarang dia membuat lelucon seperti ini, haha.. haruskah aku tertawa mendengarnya? "Mm.. pa - papah.." ucapnya dengan lirih. Bagaimana tidak, Sagaara mengatakannya setelah dilempar tatapan mata yang tak kalah dinginnya dari sang anak.&nb
Baca selengkapnya
Army (3)
Ditengah perjalanan hp milik Henry berbunyi, sekretaris El ternyata mengirimkan artikel tentang Army ke email nya.Apa ini? Kenapa malah mengirimkan nya ke email? Henry menepikan sebentar mobilnya di bahu jalan dan segera mengecek nya."Ada apa?" tanya Dita sembari mencuri pandang ke hp milik Henry.Mendadak Henry mendengus kesal, dia menguatkan genggaman tangannya pada hp. Lalu menatap wajah Dita."Kenapa tidak bilang kalau Army itu sebutan fans untuk BTS?" "Kan tadi aku sudah bilang, kalau aku ini Army bukan fandom lain.." Dita sudah menahan tawanya dan segera memalingkan wajahnya karena takut jika si tuan muda itu akan marah.Henry terkekeh dibuatnya, dia menekan pucuk kepala Dita sambil berkata, "Aku juga Army."Seketika itu juga Dita membulatkan kedua matanya.Mendadak jadi Army hanya karena aku juga Army? Haha lucu
Baca selengkapnya
Menyudutkan
Dita menatap mereka secara bergantian, lalu menatap ayahnya sembari melangkah mendekat. "Ayah, kumohon percayalah padaku.. aku tidak mungkin melakukan hal sehina itu, ayah." "Sayang jangan percaya padanya.. jika mereka tak melakukan apa pun lalu kenapa tuan muda Henry enggan untuk singgah mesikpun hanya sebentar?" Saat Dita mencoba menyentuh tangan Sanga ayah, dengan cepat Lucas mengangkat tangannya setengah dada dan membuat Dita mengurungkan niatnya. Tangannya jatuh lemas menggantung dengan sorot mata sedihnya. "Masuk ke kamar mu, dan jangan keluar! Pelayan yang akan mengantarkan makan malam serta melayani semua keperluan mu!" tandas Lucas dengan tegas. "Ayah, dengarkan d
Baca selengkapnya
Jangan Sentuh Wanitaku
Batas kesabaran Dita juga ada batasnya, ia tak akan bisa menerima tuduhan yang tak pernah dilakukan. "Apa yang sebenarnya kakak inginkan, kenapa terus-terusan membahas persoalan pria itu?" "Baiklah karena kau yang bertanya jadi aku tak akan bernada basi lagi.." Sera diam sejenak lalu melangkah mendekatinya. Dia berbisik di telinga Dita dengan satu tangannya yang mencengkram pundak Dita, "Berikan dia padaku!"  "Tuan muda hanya pantas menikah dengan ku, bukan dengan mu!" tandas Sera kemudian mendorong Dita sekuat tenaga hingga terduduk. "Aaarrgghh!!" rintih Dita setelah di dorong sekuat itu, "Tak kusangka ternyata hatimu sepicik itu! Setelah menghinanya dan sekarang tahu identitasnya kau bahkan sampai tega memfitnahku di depan ayah -" Plak!  Sera melayangkan tangannya tepat mengenai pipi mulus Dita, "Diam kau! Tutup mulutmu yang busuk itu! Mem
Baca selengkapnya
Kau Gadisku
Henry membalas pelukan Dita lalu menatap Lucas, "Sadari diri kalian, teruatama kau! Dasar penyamun!" tandas Henry pada Sera yang dibalas dengan tatapan terkejutnya. "Seperti yang Anda katakan barusan, mulai detik ini tidak ada lagi hubungan apa pun diantara kalian." Henry melepaskan pelukannya dari Dita, lalu mencengkram pergelangan tangannya. Kemudian melangkah keluar kamar memabawa gadisnya. *** Henry masih melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang menuju sebuah boutique ternama di ibu kota. "Hapus air matamu, jangan menangis lagi. Lupakan saja mereka dan mulai sekarang didunia ini kau hanya memiliki ku seorang." "Kita mau kemana?" tanya Dita dengan suaranya yang sedikit serak. "Boutique, aku akan mempercepat hari pernikahan kita " "Apa?" "Kenapa, kau terdengar tidak suka.. bukankah tadi kau se
Baca selengkapnya
Sabar
Ditatapnya dengan lekat wajah yang sednag tertidur dengan pulas itu, Henry mengelus lembut pipi Dita. "Jangan menangis lagi." bisiknya dengan lirih, perlahan ia mendekatkan bibirnya dikening gadis itu lalu menciumnya. Seolah tak ingin berhenti Henry kembali menciumnya lagi tapi kali ini di bibir ranum Dita yang merah. Tangannya menyusup masuk kedalam pakaian Dita, meraba-raba. "Akh! Sialan, apa sih yang aku fikirkan?!" Henry menggeleng cepat lalu segera keluar kamar untuk menenangkan dirinya. "Aku pasti sudah gila.." Sial sekali kau Henry, bahkan dalam keadaan galaupun seekor cicak berani mengolokmu.  *** Henry yang sudah berada didalam kamar nya di lantai bawah, dia baru saja selesai mandi. Rambutnya basah berantakan, tubuh kekar yang hanya terlilit handuk di bagian pinggulnya aaaaah sungguh pemandangan yang indah. Dia duduk sebenta
Baca selengkapnya
Hari yang baru
Semua persiapan pernikahan telah dilakukan oleh pihak keluarga Henry, ya namanya juga kan orang kaya tinggal menjentikan jari apa pun yang dia inginkan sudah pasti akan terpenuhi. masalah biaya kalian tak perlu meragukannya lagi.Dita yang sudah memakai gaun pengantin itu pun sedang menatap pantulan dirinya yang ada di dalam cermin, cantik dan sempurna.itulah gambaran yang pas untuknya, "Kau sudah siap?" seru Henry menyadarkannya dari lamunan.Dita tersenyum sembari menoleh kearah Henry yang berada diambang pintu, kemudain mengangguk. "Iya..."Binar mata cokelatnya menatap sejuk pada manik hitam tegas Henry, siapa yang akan menyangka jika  pertemuan mereka yang dikarenakan sebuah kesalahpahaman malah akan membawanya hingga di titik sekarang ini.Henry melangkah mendekatinya, dia berlutut dihadapan sang gadis lalu mengeluarkan sebuah cincin berlin dari dalam saku jasnya."Bersediakah kau menikah denganku, sayang?"Me
Baca selengkapnya
Pernikahan
Kedua mempelai baru saja selesai mengikrarkan janji suci sehidup mati, bibir mereka saling merasai dengan lembut. Tamu yang hanya di hadiri oleh pihak keluarga mempelai pria dan orang-orangnya saja, cukup untuk melengkapi kebahagiaan ini. Sagaara dan Lovely yang kini sudah duduk di sebuah meja VVIP entah apa yang sedang mereka obrolkan, terlihat hangat dan bahagia. Oh ya, jangan lupakan sosok pria muda yang ternyata baru saja kembali dari London, namanya Aditi, putra semata wayang Ars dan Liora. Adit memakai setelan jas putih dengan rapih, dia sedang berdiri tak jauh dari kerumunan. Sungguh pria yang tak menyukai keramaian, ditangannya sudah menggenggam segelas juice mallbaery yang nikmat. Dia tak suka alkohol, ibu dan ayahnya sangat tak menyukai apapun yang berbau alkohol. "Ars, dimana Adit?" tanya Sagaara usai menyeruput minumannya. "Di
Baca selengkapnya
Pernikahan (2)
Semua sedang larut didalam kebahagiaan yang indah itu, Dita mengusap sudut matanya, terngiang akan mendiang ibunya. "kenapa kau menangis?" tanya Henry sembari mengangkat dagu istrinya. "Aku hanya merindukan mendiang ibu, rasanya sedih sekali saat dihari bahagia tapi dia tidak ada di sisiku." Vely yang mendapati anak-menantunya menangispun, ia langsung mendekat. "Henry, ada apa?"  "Tidak ada apa-apa mah, Dita merindukan ibunya yang sudah ada disurga."  Sebagai ibu mertua yang baik, dimana ia juga pernah mengalami hal yang sama, pun merasa iba. Dia memeluk Dita dengan penuh kehangatan. "Mulai sekarang bibi yang akan menjadi ibumu, jadi Henry berbuat sesuatu yang menyakitimu langsung saja katakan pada mamah ya.."  "Pasti, mah." Usai acara pernikahan pun berlangsung dengan meriah, semog
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234
DMCA.com Protection Status