All Chapters of Rich Man (Bahasa Indonesia): Chapter 21 - Chapter 30
39 Chapters
Percaya Diri
Dokter Rey baru saja selesai memeriksa keadaan Dita, "Nona tidak apa-apa.. hanya butuh istirahat saja.""Kau yakin? Baru saja dia mengeluh sakit padaku.." seru Henry sembari memicingkan matanya menatap Dita yang ketahuan berbohong, lalu ia menghela nafas kemudian mengibaskan tangannya ke udara. Itu adalah sebuah isyarat agar dokter Rey segera pergi meninggalkan mereka berdua.Dokter Rey pun segera mengemas peralatan medisnya, kemudian ia memberikan bow kepada tuan muda Henry.Keluar dari kamar tak lupa juga ia menutup pintunya denhan perlahan.Semoga anda beruntung, nona.. senyum kecil diwajahnya itu menandakan sebuah kepuasan.*** Di dalam kamar itu Henry tak mau mengalihkan pandangannya, dia mengangkat telunjuknya. "Kemari kau.."Dengan cepat Dita menggeleng, "Tidak mau.. kau pasti
Read more
Menyebalkan
Sesampainya Henry diruang kerja ia pun langsung duduk di sofa, tepat mereka duduk bersebrangan. "Ada apa El?" "Tuan Lucas baru saja menemui saya dikantor, dia ingin menemui nona muda." Kelopak mata Henry terlihat turun kelihatannya dia tak suka jika ada yang mengganggu hubungan mereka. "Untuk apa? Bukankah dia sudah menyerahkan putrinya untuk menjadi penebus?" Kau terlalu egois tuan muda, sama seperti ayahmu. "Tuan ingin saya membereskannya?" "Aa tidak! Biarkan saja dia, aku ingin melihat sejauh apa dia berusaha untuk menemuinya." El beranjak dari duduk dan memberinya bow, "Baiklah jika tuan menginginkannya seperti itu, saya permisi dulu." "Hm pergilah.." Di waktu yang bersamaan namun berbeda tempat. Di dalam kamar itu Dita masih begitu kesalnya, ia pun se
Read more
Sadari Batasanmu
Sesampainya El di lantai tertinggi gedung Woolim Group, disebuah sofa hitam yang jaraknya dekat dengan sudut ruangan itu, ada Lucas yang sedang duduk dengan wajah gusarnya.Saat melihat El mendekat Lucas pun segera memposisikan dirinya. Beranjak dari duduk lalu memberikannya bow."Selamat siang tuan El.." ia menyapa dengan sorot mata yang penuh harapan semoga saja sekretaris itu datang dengan membawa kabar baik.Sebelum Lucas melanjutkan kalimatnya terlebih dahulu El memotong, "Ehm!" dia berdehem, "Tuan Lucas lebih baik anda pulang dan berisitarahatlah dengan baik. Jangan mengkhawatirkan nona Anandita karena nona dalam keadaan baik-baik saja. Tuan muda memperlakukan nona dengan sangat baik."Lucas terdiam, siappun pun tahu seperti apa tabiat dari sang tuan muda sejak insiden memalukan yang terjadi di pesta ulangtahun putri kandungnya itu.El menepuk bahu Lucas sembari tersenyum, "Pulanglah tuan.. no
Read more
Sadari Batasanmu (2)
Lucas masih memaksa Sera untuk segera pulang bersamanya, "Ayo kita pulang, Anandita sudah tak bekerja di sini lagi.""Apa, tapi kenapa ayah? Aku ingin bertemu dengannya..""Untuk apa?" sahut El yang baru saja keluar dari lift, "Bukankah kau tak pernah akur dengan nona muda?"Apa? Nona muda, kapan gadis sialan itu menjadi nona muda? Kapan mereka menikah? Sejuta pertanyaan itu terus bergentayangan di dalam hati dan fikirannya."Apa maksudmu?" tandas Sera seolah ia tak terima dengan gelar nona muda yang baru saja ia dengar."Ya.." El menggedikan bahu sembari tersenyum menatap sinis padanya. "Nona Sera bolehkah aku tahu apa alasan mu ingin bertemu dengannya?""Aku kakaknya, masih perlu alasan apa lagi untuk bertemu?" imbuhnya dengan kesal."Tuan, tolong maafkan putriku.." sela Lucas dengan mmeberikannya bow.
Read more
Tundukan Pandanganmu
Mobil masih melaju dengan kecepatan sedang menuju taman oval."Kenapa kau masih mengikat rambut mu? Aku kan sudah bilang kalau aku tidak suka rambut mu di ikat-ikat seperti ini.." mengatakan kalimat 'seperti ini' sembari meremas ujung rambut Dita yang dikuncir, "Apa ini.. sudah seperti ekor kuda saja. Cepat lepaskan ikatan rambut aneh mu itu!" Yang ikat rambut siapa terus yang emosi siapa? Kedua telinga Dita sudah kembang kepis seperti balon yang ditiup lalu dibuang lagi udaranya.Dasar yang mulia raja! Selalunya dia yang harus dituruti kemauannya."Hei kau ini dengar tidak? Dan lihat ini.." meremas poni Dita yang menutupi alisnya, "Kenapa tidak kau panjangkan saja sekalian sampai menutupi wajah mu?"Dita memejamkan matanya dengan sabar ia menghela nafas, lalu meraih tangan Henry dan menggigitnya."Aaa!!! Owh, gigimu kenapa tajam sekali."Mendapatkan gigitan dilengannya
Read more
Lihat Apa?
Jalan-jalan melihat taman oval yang begitu luas, ah indahnya andaikan saja mereka sudah menikah pasti bisa lebih romantis lagi. "Ayo duduk.." ajak Henry yang hanya di jawab dengan anggukan pelan Dita. Mereka duduk di sebuah kursi panjang, tak jauh dari pandangan mereka ada monumen berbentuk hati dan patung dewa amor. "Kau pernah ke taman ini?" Dita mengangguk, "Ya pernah dengan mantan pacar ku." Kesalahan fatal telah di lakukannya, namun Dita tak menyadari hal itu. Tangan Henry sudah terkepal erat dengan hawa berat yang mengelilinginya. "Mantan?" imbuhnya dengan penuh penekanan pada kalimat 'mantan'. Gawat sepertinya aku sudah melakukan kesalahan yang menyebabkan nya emosi.  Dita mencoba untuk menjelaskannya, "Maksudku -" "Diam!" Henry melirik dengan ekor matanya yang tajam, sedang menunjukan ketidaksukaannya. "K
Read more
Salah Faham
Henry dan Dita masih menikmati suguhan pemandangan yang ada di taman oval, "Aku haus.." kata Dita.Orang kaya tapi tak pernah kencan, Henry memberikannya kartu Gold S. "Belilah dan gunakan ini untuk membayarnya.""Kartu, untuk apa?""Tadi kau bilang haus -""Iya.. tapi mana mungkin aku akan membayarnya dengan sebuah kartu.""Kenapa? Di dalam kartu  ini ada banyak uangnya, tuan muda seperti ku tak pernah menyimpan uang cash!" entah dia salah atau tidak, yang pasti tuan muda tak pernah salah.Haaah... Dita menghela nafasnya dengan pelan, dia mendorong kartu itu kearah dada Henry."Simpan saja.." "Hei kenapa kau malah menyuruhku untuk menyimpannya?""Tuan muda, coba lihat ke sekeliling mu." Dita merangkul tangan Henry dan menunjukinya para pedagang jajanan dan minuman di beberapa titik taman.Dia membulatkan
Read more
Bodoh
Henry yang khawatir akan keadaan Dita benar-benar membuatnya berfikir, bagaimana caranya agar bisa cepat sampai ke rumah sakit.Sementara itu Dita masih cegukan, "Henry turunkan aku.. ini bukan masalah besar, sungguh!" Namun Henry masih enggan mengomentarinya, dia menurunkan Dita dekat dengan pintu mobil. "Masuk!" ucapnya demikian sambil membuka pintu."Percayalah padaku Henry, kita hanya akan jadi bahan tawaan petugas medis jika tetap datang kerumah sakit.""Aku bilang MA-SUK! Masuk, ya masuk.. cepat jangan tanya jawab dengan ku lagi."Dita memutar bola matanya dengan malas, dan segera masuk ke dalam mobil. Dia menduduk kan tubuhnya dengan rasa kesal.Bodoh! Umpat Dita kesal sambil meremas jemarinya sendiri.Setelah Henry masuk dan duduk di kursi kemudi, ia pun langsung melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi.***
Read more
Army?
Seribu langkah kesal Henry terus menyeret kakinya menuju mobil, "Sial! Memalukan sekali."   Henry melonggarkan dasinya sembari menghela nafas kasar, dilihatnya Dita yang masih berjalan agak jauh darinya.  "Hei cepat sedikit, lambat sekali sih kau ini seperti siput saja."  Dia yang membuat masalah, tapi tetap aku juga yang disalahkannya.. dasar tuan muda aneh, maha raja bodoh. Hanya ccegukan saja sudah menyangka aku kejang-kejang! 
Read more
Army (2)
Masih dalam perjalanan menuju vila utama, Henry menurunkan laju mobilnya dari cepat menjadi pelan.Dia melakukannya karena ingin menelefon sekretaris El, Henry merogoh hp dari dalam saku jasnya.Dan telefonnya pun bersambung."Hallo tuan muda.." sapa El dari ujung telefon."El!!" nada bicaranya terdengar tinggi, "Apa-apaan kau ini hah?" Apanya? "Maksud tuan muda?" bahkan El saja sampai bingung dibuatnya."Bisa-bisanya kau terlibat dalam konspirasi dengan Anandita! Kau membantunya untuk memiliki pria lain?!" tandasnya dengan dipenuhi emosi.Anandita?Aaaah El mulai mengerti pokok permasalahannya, "Apa yang nona katakan?""Kenapa kau malah bertanya padaku, seharusnya aku yang menanyakannya padamu El!""Baik, tuan..""Baik apanya?" kesal, sementara itu Dita hanya menggigit kecil bibir bawahnya me
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status