All Chapters of My ThesShit (Indonesian): Chapter 21 - Chapter 30
98 Chapters
21
"Kamera lo nih. Thanks ya. Paling nanti gue minta datanya. Pas di kampus aja deh," ucap Felicia yang mengembalikan kameranya pada Ansel."Iya santai. Nanti gue pindahin ke flashdisk aja biar gampang."Felicia mengangguk.
Read more
22
Felicia duduk di kantin yang cukup ramai siang itu. Ia meletakkan tas laptopnya di samping kanannya lalu memainkan ponselnya. Beberapa menit yang lalu Ansel baru mengabari jika dia akan segera ke kantin. Jadilah Felicia menunggunya sekarang.Tak lama Ansel datang, dia terlihat berjalan ke arah Felicia dan sesekali menyapa balik mahasiswa-mahasiswi yang berpapasan dengannya. Akhirnya Ansel duduk di depan Felicia, membuat tatapan-tatapan mahasiswi banyak yang ke arah mereka berdua. Banyak bisikan-bisikan tak jelas tapi yang Feli
Read more
23
Akhirnya malam itu Jayden bergabung dengan Felicia dan Ansel untuk belajar bersama. Tapi Jayden seakan terabaikan karena Felicia dan Ansel tampak mengobrol yang tidak Jayden mengerti. Tentu saja tentang teman-teman dan kisah mereka saat masih pacaran dulu."Ini belajar apa nostalgila sih," gumam Jayden sambil menatap layar laptopnya yang menampilkan slide-slide PPT untuk sidang seminar proposalnya nanti.
Read more
24
Lama, Jayden dan Ansel hanya saling diam. Lalu menit kemudian pesanan mereka datang, membunuh keheningan di antara mereka.Ansel menikmati secangkir Americanonya dan mulai memakan sandwichnya perlahan. Tapi ia merasa terganggu saat merasakan tatapan Jayden yang terus menusuk ke arahnya. Ia pun menghela nafas dan meletakkan sandwich yang baru ia makan satu gigitan. Rasanya rasa sandwich ini mendadak hambar karena tatapan Jayden itu." Oke oke. Bagian mana yang lo pengen tau soal gue dan Felicia?" tanyanya akhirnya membuat senyum
Read more
25
"Fel!" sahut Jayden saat melihat Felicia baru memasuki kelas dan hampir duduk di kursi terdepan. Gadis itu pun menoleh padanya. Jayden mengayunkan tangannya agar Felicia ke tempatnya. Gadis itu tampak mendengus tapi tetap menghampiri Jayden. Membuat senyum di wajah pria itu mengembang.Felicia meletakkan tasnya di samping Jayden dan duduk di kursinya.
Read more
26
Jayden menutup diktat praktikumnya dan menghela nafasnya dengan gusar. Ia sama sekali tak niat belajar. Toh materi praktikum yang akan diujikan besok sudah di luar kepalanya. Jadi tanpa belajar pun ia merasa bisa melalui ujian praktikumnya besok. Ya, karena setiap praktikum ia selalu serius mengerjakannya dan yang terpenting ia mengerjakannya sendiri. Tidak seperti teman sekelompoknya yang lain yang terkadang mengandalkan salah satu orang di kelompok mereka untuk mengerjakannya sementara sisanya hanya bertugas mencatat, atau bahkan hanya bersih-bersih peralatannya saja.
Read more
27
Sekitar dua jam perjalanan Felicia dan Ansel baru sampai di lembaga penelitian. Seperti pesan dari Jayden, Felicia sangat menjaga jaraknya dari Ansel. Entah kenapa Felicia malah menuruti keinginan pria absurd itu. Meski ia sendiri tak berniat untuk dekat-dekat dengan Ansel. Toh ini hanya sebuah kebetulan mereka bisa pergi bersama. Dan Felicia jelas tidak pernah berharap lebih.Setelah menukar kartu mahasiswa mereka dengan Id card pengunjung, Ansel dan Felicia pun masuk ke dalam. Felicia dan Ansel berpisah karena Ansel harus ke
Read more
28
Sekitar jam tiga sore Felicia beserta yang lainnya menyelesaikan aktifitas mereka hari itu. Diputuskan evaporasi akan dilanjutkan esok hari dan Felicia diminta tidak perlu datang karena mereka bisa mengerjakannya sendiri. Tujuan perwakilan kelompok Felicia disuruh datang adalah agar tahu bagaimana proses ekstraksi sampai ke evaporator dan agar Felicia bisa mengambil dokumentasi untuk lampiran skripsinya nanti. Karena setelah proses evaporasi ini, ekstrak tinggal dimasukkan ke dalam wadah lalu diuji. Mulai dari uji organoleptis yang berkaitan dengan tekstur, rasa, warna dan aroma ekstrak yang dihasilkan. Lalu ada uji fitokimia yang terkait dengan pengujian kandungan zat kimia yang terkandung di dalam ekstrak. Kedua uji itu akan dilakukan oleh kelompok Felicia juga terkait dengan penelitian mereka sementara uji yang lain hanya akan dilakukan oleh kelompok Satya. "Nanti kalo ekstraknya udah benar-benar siap kita kabarin di grup
Read more
29
Hari-hari menjelang sidang seminar proposalnya, Felicia tak hanya sibuk belajar sampai larut malam. Gadis itu juga harus bekerja lebih ekstra demi mengganti jam-jam kerjanya yang berkurang karena kesibukan penelitiannya. Jam kerjanya memang fleksibel tapi jika jam kerjanya sedikit maka gaji yang ia dapatkan nanti juga akan sedikit. Felicia khawatir jika gajinya nanti tak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan juga untuk membayar jika nanti ada tambahan biaya saat penelitiannya. Apalagi ia masih harus bolak balik ke Tangerang untuk menyelesaikan penelitiannya yang itu artinya ia butuh ongkos lebih banyak dari biasanya. Felicia terkadang sampai lupa untuk makan siang karena sibuk bekerja dan malamnya kadang saking lelahnya ia tertidur tanpa sempat makan malam lebih dahulu. Alhasil, Felicia merasa tubuhnya drop. Ia merasa suhu tubuhnya tinggi dengan kondisi tubuh menggigil tepat saat malam sebelum jadwal sidang proposalnya
Read more
30
Karena keadaannya yang semakin memburuk, dokter pun memutuskan untuk merujuk Felicia ke rumah sakit. "Sepertinya dia kena gejala typus. Untuk lebih pastinya sepertinya kita harus membawanya ke rumah sakit. Nanti biar diantar ambulan saja. Saya sudah telpon. Sebentar lagi ambulannya datang," ucap dokter Sifa, salah satu dokter yang biasa praktek di klinik kampus. Karena selain mahasiswa dan karyawan kampus, orang lain pun bisa berobat ke klinik ini dan tidak dipungut biaya alias gratis.  Ansel tampak semakin cemas. Ia pun menatap Felicia yang terlihat memejamkan matanya dengan gelisah. Bulir-bulir keringan di keningnya terlihat, menandakan suhu gadis itu yang masih tinggi.  Tak lama saat mobil ambulans datang, Ansel pun ikut masuk ke dalam ambulans untuk mengantar Felicia ke rumah sakit. Di dalam per
Read more
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status