Lahat ng Kabanata ng MISSION COMPLETED [INDONESIA]: Kabanata 11 - Kabanata 20
42 Kabanata
Sebelas - Pria Gila
"Kau berlebihan!" hardik Alona kesal karena sejak tadi Wickley tak berhenti membanting barang-barang di sekitarnya.Pria itu berjalan cepat menghampiri Alona. "Kau membelanya?" bentak pria itu.Wanita itu memejamkan mata karena terkejut. Sejak tadi, pria itu hanya marah-marah tak jelas seorang diri, tapi kali ini kemarahan pria itu tertuju padanya dan itu membuat wanita itu gemetar karena takut."Dengar sialan! Aku tak akan membiarkanmu menggoda laki-laki lain seperti yang sudah kau lakukan padaku!" ucap pria itu geram.Alona sontak membuka mata dan menggeleng tak percaya, apa Wickley berpikir dia wanita seperti itu?Oh, tentu saja. Mengingat buruknya cerita yang mereka miliki sudah barang tentu Wickley menganggap dirinya seorang wanita murahan. Biar saja, Alona akan bersabar menunggu hingga pria ini bosan dan melepaskan dirinya."Apa kau mengerti?" desis pria itu lagi.Alona ingin sekali memukul keras-keras wajah bengis itu dengan se
Magbasa pa
Dua Belas - Sifat Dominan
Alona bersungut-sungut ketika dengan tak punya hatinya Wickley malah membawanya ke sebuah club malam di tengah kota. Pria itu tetap menyeretnya meski ia sudah menolak sekuat tenaga. Apa dia gila membawa wanita hamil ke tempat tak sehat seperti ini?"Jangan gila, Brengsek! Aku sedang hamil." pekik Alona marah."Jangan berlebihan, Alona. Aku tak membawamu masuk dan beradegan tak senonoh di sana seperti yang kau lakukan padaku dulu," jawab Wickley santai yang jelas sedang menyindir kelakuannya dulu.Alona melotot kaget. Apa tadi katanya? Ingin Alona mejeritkan bahwa semua itu tidak akan terjadi jika si brengsek ini tak mendekati duduknya duluan. Tapi Alona merasa sia-sia jika membahas hal memalukan itu lagi sekarang. "Tapi tetap saja, udara di sini tidak sehat, Wickley," sahut Alona memelas."Kau pikir aku tak memikirkan kesehatanku sendiri dengan membiarkan udara busuk memenuhi ruangan kerjaku setiap hari?""Tap--""Dengar Alona, aku tak
Magbasa pa
Tiga Belas - Memancing Cemburu
Alona menetralkan degup jantungnya yang tak wajar. Jelas saja, fakta bahwa Wickley memang benar kejam adanya membuat lututnya lemas seketika. Jemarinya masih bergetar hebat, tadi ia sempat berpikir bahwa dirinya tak akan punya kesempatan hidup lagi. Cekikan pria itu masih terasa kebas, bahkan pusing di kepalanya masih begitu terasa. Tapi, dengan begitu brengseknya pria itu malah pergi meninggalkan dirinya setelah memberi sumpah serapah yang begitu kasar untuknya.Dengan tertatih ia berjalan menjauhi dinding kaca, melangkah dengan lambat karena pandangannya terasa berkunang. Alona hanya bisa berdoa semoga Wickley tak mengurung dirinya di ruangan ini.Pria itu benar-benar tidak punya hati. Mungkin memang benar bahwa dia adalah seorang jelamaan iblis yang datang ke kehidupan manusia. Melakukan apa pun yang dia suka tanpa memikirkan orang lain, itulah Wickley Watson. Si penguasa berhati iblis.___ Wickley meneguk wine yang tersisa setengah lagi
Magbasa pa
Empat Belas - Kesepakatan
 Alona duduk tegang di hadapan pria yang terlihat angkuh dan sombong itu. Banyak hal yang ingin wanita itu bahas, tapi sikap pria itu membuatnya jengah setengah mati."Aku ingin membuat kesepakatan," ucap Alona mantap.Wickley menaikkan sebelah alis. "Apa itu?" tanyanya."Aku akan memberikan anak ini nantinya padamu asal ... kau mau melepaskanku sekarang," ujarnya.
Magbasa pa
Lima Belas - Masa Depan Anak
 Pagi ini Alona duduk berhadapan dengan Wickley yang sedang menyantap sarapan pagi. Pria itu sudah rapi dengan setelan kantor yang terlihat sangat mengilat, tak ada yang berbicara di antara mereka sampai acara sarapan selesai."Apa yang kau inginkan?" Wickley melipat kedua tangan seraya menyangga tubuh pada sandaran kursi.Alona menaikkan sebelah alis bingung. "Apa maksudmu?""Bangun pagi, membersihkan semuanya lalu memasak, bukan dirimu sekali jika kau tak menginginkan sesuatu. Jadi cepat katakan!" ujaranya tegas.
Magbasa pa
Enam Belas - Kehidupan Wickley
 Dalam satu waktu kita terkadang selalu mengedepankan rasa egoisme. Bukan untuk berniat jahat, hanya saja terkadang hati tak mau berkompromi untuk membuka diri, menerima setiap masukan dari sekitar dan hanya mementingkan pemikiran sendiri demi melindungi hati. Itulah yang selama ini dilakukan Alona, beribu petuah dan nasihat yang dilontarkan orang terdekatnya tentang bagaimana sebenarnya pernikahan tak membuatnya berubah pandangan. Bukan status yang jadi masalah, tapi manusia itu sendiri dengan pemikiran dan sikap yang salah.Sejatinya menyatukan dua pikiran memang bukan segampang menyatukan dua tubuh yang hanya satu malam pun bisa. Tapi ini lebih dari itu, bagaimana kita menekan ego demi mengedepankan kenyamanan bersama. Bagaimana seharusnya kita seb
Magbasa pa
Tujuh Belas - Mimpi buruk
 Alona berjalan mengelilingi kamar, meneliti setiap sudut yang ada di dalam ruangan itu. Tak lupa juga dia mengecek kamar mandi serta balkon, dan Alona tak bisa menghentikan perasaan kagumnya akan kemewahan dan kemegahan kamar ini.Wanita itu melangkah keluar kamar, ingin melihat kembali interior serta design memukau dari rumah ini. Rasanya tadi ia belum puas memanjakan mata untuk menikmati pemandangan ini. Alona sadar ia sudah seperti wanita kampungan yang begitu norak. Tapi mau bagaimana lagi, dia memang terpesona sedalam itu pada rumah ini. Mungkin karena sebelumnya dia belum
Magbasa pa
Delapan Belas - Tawaran Menikah
 Alona menyesap secangkir teh hangat yang tadi diantar pelayan ke dalam kamar yang saat ini ditempatinya. Jari wanita itu masih terasa bergetar karena kejadian mengejutkan yang terjadi beruntun dalam  satu hari ini. Dimulai dari kererkejutannya melihat mayat di ujung tangga, hingga membuatnya berakhir diseret oleh Wickley ke rumah ini. Lalu wanita gila itu datang dan hampir membunuhnya yang malah membuat dirinya sendiri terkena tembakan dari pistol seorang Wickley Watson yang nyaris membuat Alona spot jantung."Umm ... a
Magbasa pa
Sembilan Belas - Nasihat Ibu
 Pagi ini Alona lagi-lagi diteror oleh telepon dari ibunya yang tak lelah mengingatkan untuk pulang ke Indonesia. Tak tanggung-tanggung, sang ibu kali ini mengikutsertakan kakak dan abangnya untuk membujuk Alona agar segera kembali."Kamu kapan sih mau dengerin omongan orang tua?" sungut mamanya kesal.
Magbasa pa
Dua Puluh - Menerima Pernikahan
 Wickley benar-benar menepati janjinya, tak sampai sebulan mereka di Indonesia, semua persiapan pernikahan sudah hampir rampung. Rencananya minggu depan adalah hari yang dipilih pria itu untuk acara besar mereka yang bahkan tanpa bertanya pada Alona lebih dulu.Meski sempat mendapat bogeman mentah dari sang abang, Ilyas, yang meraung marah ketika Wickley bertamu ke rumah dan menyatakan duduk perkaranya, tapi pria itu tetap tak gentar dan terus memasang wajah datarnya. Alona bahkan harus menjerit hingga pingsan
Magbasa pa
PREV
12345
DMCA.com Protection Status