Semua Bab Twins D: Bab 11 - Bab 20
48 Bab
Part 10 : Cheese cake vs Brownies
Besoknya Mika memutuskan untuk langsung ke kelas Daffa setelah bel Istirahat pertama berbunyi sebelum Daffa menghilang dari kelas. Mika lupa men-charge ponselnya semalam. Alhasil ponselnya mati dan tidak bisa mengirimi Daffa pesan.Panggilan Siska tidak dihiraukannya. Dia sudah menyiapkan kue sendiri untuk Siska tadi di tasnya. Tapi sebelumnya dia ingin memberikan kuenya untuk Daffa.Begitu sampai di kelas Mika menghentikan langkahnya melihat Michelle yang sudah duduk manis di samping Daffa sambil memegang buku dan alat tulis."Hei, Mika, kok nggak masuk?" Rendy muncul dari belakang Mika dan mendorongnya pelan untuk masuk ke kelas.Mika tersadar dan jalan beriringan dengan Rendy menuju bangku mereka.
Baca selengkapnya
Part 11 : Tanda-tanda
Denting jam tangan Mika terdengar sangat halus menandakan waktu yang terus berjalan. Suara bising di kejauhan menggema seantero sekolah pertanda para siswa sibuk dengan segala aktivitas mereka masing-masing, memanfaatkan waktu istirahat singkat semaksimal mungkin.Begitu juga dengan Mikaela. Sekarang ia sedang menunggu cowok super cuek bernama Daffa yang membuatnya harus jungkir balik supaya cowok itu menengok padanya.Kebiasaan Mika, selalu tidak sabar untuk bertemu Daffa. Bolak balik dia menengok ke jarum arlojinya yang berdetak pelan tapi pasti, tetapi cowok yang ia tunggu belum datang juga. Padahal baru lima menit Mika tiba di taman tempatnya biasa berkencan.Mika ingin tertawa jika menyebut itu kencan, karena pada kenyataannya mereka tidak punya hubungan apapun. Hanya saja Mika se
Baca selengkapnya
Part 12 : Pacar Daffa
Mikaela terduduk di ruang makan, menegak susu cokelat hangat sambil mengecek ponselnya. Pagi-pagi sekali ayah Mika sudah meninggalkan gadis itu pergi dengan para koleganya. Padahal hari ini hari Minggu, waktu yang tepat untuk berkumpul bersama keluarga. Tetapi ayah Mika malah pergi memancing bersama teman-temannya.Sebenarnya Mikaela tidak terlalu memikirkan hal itu selama bisa membuat ayahnya senang. Toh masih ada bi Salma, pak Tarno supirnya dan Seno anak Pak Tarno yang menjadi satpam di rumah Mika.Mika mengecek pesan yang ia dapat dari Daffa semalam. Hanya kata 'tidur' yang tertera di akhir pesan mereka. Mika berusaha untuk mengirim pesan lagi pada Daffa pagi ini. Ia melirik jam dinding sekilas, jam menunjukan pukul setengah delapan."Kak Daffa udah bangun belum ya?" Gumamnya.
Baca selengkapnya
Part 13 : Hari Minggu Kita
Tak sampai 30 detik Mikaela langsung mengirimi Daffa dimana lokasi rumahnya setelah membaca pesan itu. Ia meletakan asal ponselnya yang sudah belepotan dengan bubuk tepung di atas meja."Yaaaayyy"Mikaela meluapkan rasa gembiranya dengan berteriak histeris. Bi Salma sampai harus menutup telinga melihat gadis cantik itu tiba-tiba memekik kegirangan sambil melompat-lompat seperti anak kecil yang baru dibelikan boneka Barbie oleh ayahnya."Kenapa sih non? Kok heboh begitu." Tanya bi Salma terheran-heran."Daffa mau kesini bi, nanti mau jemput Mika." jawab Mikaela sambil menggoncang-goncangkan bahu bi Salma.Bi Salma hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala melihat Mikaela yang tidak dapat
Baca selengkapnya
Part 14 : 'I love you'
Mobil Darren melaju santai di daerah perbukitan. Sepi, hanya sedikit kendaraan yang berlalu lalang disana. Di pinggiran jalannya masih banyak rumah-rumah tradisional milik penduduk yang sederhana dan unik. Di halaman rumah mereka terdapat kebun sayur kecil, banyak tanaman seperti cabe, tomat dan tanaman-tanaman buah.Mikaela terlihat antusias dan senang menyaksikan pemandangan itu."Kita mau kemana sih kak?""Nanti juga tau."Sekitar 20 menit waktu yang ditempuh, akhirnya mereka sampai di salah satu rumah tradisional yang letaknya di atas bukit. Rumah itu terbuat dari kayu berwarna coklat tua kemerahan.Mikaela terkagum-kagum melihatnya. Sangat asri dengan berbagai macam tanaman di h
Baca selengkapnya
Part 15 : Hilang Lagi
Mikaela melangkahkan kakinya lebar-lebar di halaman sekolah yang dipenuhi oleh murid-murid yang sedang memanjakan diri mereka menikmati sedikit waktu bebas setelah menghabiskan berjam-jam lamanya untuk belajar. Hari ini ia celingukan mencari sosok Daffa yang seharian tidak nampak dimatanya, begitupun dengan Rendy."Kemana sih mereka, di kelas nggak ada, di kantin juga nggak ada." Gerutu Mika.Padahal hari ini Mikaela datang ke sekolah dengan hati riang gembira, ia datang pagi-pagi sekali setelah membuah janji dengan Siska untuk menceritakan bahwa Mika dan Daffa pergi bersama kemarin. Tapi sekarang moodnya berubah menjadi buruk karena tidak melihat Daffa dimana pun.Akhirnya Mika memutuskan untuk pergi ke taman sendirian. Siapa tau kak Daffanya ada disana. Tetapi Nihil.
Baca selengkapnya
Part 16 : Hope
Hari kedua Mikaela tetap tidak menemukan Daffa dimana pun. Daffa masih tetap absen tanpa keterangan.Dengan terus mendesak Rendy cewek itu ingin tahu ada urusan apa Daffa sampai dua hari harus tidak masuk sekolah. Tapi tetap saja Rendy bungkam dengan alasan dia tidak harus tau apa saja yang Daffa lakukan, karena mereka punya urusan pribadi masing-masing. Sebenernya Rendy benar. Kenapa Rendy harus tau semua urusan Daffa, dia hanya seorang sahabat.Berulang kali Michelle menyuruh Mika untuk bersabar, seolah-olah dia sudah tahu apa yang sedang Daffa lakukan. Begitu pula dengan Siska yang memintanya untuk terus bersabar.Baiklah Mikaela kali ini memang harus bersabar. Menunggu Daffa menyelesaikan urusannya dan terus menunggu siapa tahu pesannya akan dibalas Daffa.
Baca selengkapnya
Part 17 : He's back
Ini sudah hari ketiga Mikaela tidak melihat Daffa. Baru tiga hari saja rasanya Mikaela kehilangan semangat untuk sekolah. Apalagi nanti setelah Daffa lulus.Tidaaakkk. Mikaela menggeleng-gelengkan kepala kuat-kuat agar tidak memikirkan itu. Cewek itu mendapat tugas mengisi daftar peserta lomba yang harus ia pindahkan ke buku catatan di ruangan OSIS.Hari ini Siska sibuk dengan kelas mereka yang akan menampilkan paduan suara. Mereka juga menghias kelas itu dengan tema pedesaan. Mikaela sangat menyukai tema itu.Sedangkan Michelle juga sibuk dengan kelasnya. Alhasil Mika harus mengerjakan tugasnya sendiri."Mikaaa."Merasa namanya dipanggil dengan suara yang sudah sangat familiar di te
Baca selengkapnya
Part 18 : Jealousy
"Kenapa?"Satu kata itu yang terlontar dari mulut Darren ketika ia dan Michelle sudah berada di perpustakaan."Kenapa apanya kak?""Kenapa Lo panggil gue kesini?""Untuk belajar." Michelle tersenyum manis."Ini jam bebas kan?""Iya, tapi aku lagi pengen belajar sekarang." Paksa Michelle."Oke."Darren tidak mau berdebat lebih lanjut. Moodnya sangat buruk sejak dari Singapura. Dan pagi-pagi ia sudah melihat hal yang membuat moodnya jatuh ke titik nol.Rendy dan Mikaela. N
Baca selengkapnya
Part 19 : Heartache
Hari ini murid-murid sekolah Mika berkumpul memenuhi aula utama. Aula utama sekolah itu sangat besar dan lebar, dan memang biasa digunakan untuk acara-acara besar seperti saat ini. Disana sudah terpasang hiasan-hiasan heboh layaknya sweet seventeen birthday. Di pojok sudah terpasang panggung rendah lebar yang mereka gunakan untuk lomba menyanyi dan penampilan lainnya nanti.Sejak tadi pagi aula sangat heboh dengan teriakan-teriakan dan tepuk tangan para siswa karena satu-persatu peserta lomba maju ke panggung untuk menyanyikan lagu andalan mereka. Jurinya adalah kepala sekolah, ketua OSIS, dan salah satu guru kesenian yang ada di sekolah.Sedangkan Mikaela dengan anggota OSIS yang lain sedang sibuk memilah milih kertas puisi yang sudah disetor para peserta lomba. Nantinya kertas-kertas itu akan di pajang di papan pengumuman dan
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status