Semua Bab Twins D: Bab 31 - Bab 40
48 Bab
Part 30 : Moment
Darren hampir berlari menangkap Mikaela kalau saja Daffa tidak mendahuluinya. Cowok itu bahkan menyentakkan tangan Zania ketika melihat Mikaela hampir terjatuh, membuat pacarnya itu menjadi kaget dan menatapnya penuh tanya.Darren bernapas lega melihat Mikaela akhirnya berada ditangan Daffa dan terlihat baik-baik saja.Zania tersenyum ke arahnya, mengelus lengannya. Darren merasa bersalah dan kembali menggenggam tangan Zania, ketika dilihatnya Daffa mengandeng tangan Mikaela dan cewek itu terlihat senang.Hari ini terasa sangat panas.Itulah yang Darren rasakan. Cowok itu yakin pasti karena cuaca yang sangat cerah dan menyengat. Matahari bersinar dengan sempurna. Rasanya Darren ingin segera membuka bajunya dan menceburkan diri ke air
Baca selengkapnya
Part 31 : Truth or Dare
Sinar bulan terpantul dengan indah ke kolam renang yang akan Mikaela dan teman-temannya gunakan untuk pesta barbeque malam ini. Mereka sudah merencanakan sejak pulang dari virgin beach tadi.Taman belakang yang menghadap ke pepohonan, dan lautan yang masih nampak, serta lampu-lampu yang berada dekat pantai menambah indahnya pemandangan malam. Villa mereka ini terletak sedikit lebih tinggi sehingga dapat melihat apapun yang ada di sekitarnya.Daffa dan Rendy sibuk menyiapkan alat untuk memanggang daging dan sayuran. Sedangkan para cewek sibuk memotong-motong bahan yang akan dipanggang sambil berceloteh ria satu sama lain."Jangan besar-besar Tiwi, nanti dagingnya nggak mateng." omel Siska."Biar aja sis, biar rasanya lebih juicy
Baca selengkapnya
Part 32 : Can't Breathe
Darren masuk ke dapur mencari air di kulkas untuk mendinginkan sesuatu yang terasa panas dalam tubuhnya karena melihat Daffa mencium tangan Mikaela di depannya.Pertama, Daffa selalu menggenggam tangan cewek itu, dan Darren sangat tidak suka, lalu sikap lebay Daffa ketika Mikaela terkena pisau, membuat Darren muak.Dan yang membuat Darren ingin menghancurkan gelas yang ia pegang sekarang adalah ketika ia mengingat Daffa mengambil tangan Mika lalu menciumnya. Membuat Darren gerah karena tatapan dan wajah cewek itu yang memerah dan malu-malu.Darren menuang lagi air es dalam gelasnya dan meneguknya cepat."Kamu kenapa sayang?"Sebuah tangan dengan halus menyentuh bahu Darren.
Baca selengkapnya
Part 33 : The Day with Daffa
Villa yang ditempati Mikaela terasa sepi hari ini. Rendy mengatakan dia pergi meet up dengan teman-temannya yang juga sedang berada di Bali dan akan menginap satu malam. Zania dan Darren pergi ke rumah saudara Zania sejak kemarin. Tinggal Siska, Tiwi, Mikaela dan Daffa.Itupun Daffa juga sejak tadi pagi tidak terlihat. Mbak Ida bilang ia dimintai tolong oleh sang pemilik Villa untuk bertemu seseorang yang Mika tidak tau siapa itu. Kemungkinan rekan bisnis Tante Vina.Mikaela merasa bosan. Walau dia dan kedua temannya sedang sibuk menonton film dari dvd yang diberikan mbak Ida, tetapi pikiran Mikaela ada di tempat lain. Darren. Ia merindukan cowok itu tanpa alasan.Cerita yang ditampilkan dilayar televisi sudah tidak Mikaela hiraukan, mengerti saja tidak. Padahal tinggal dua ha
Baca selengkapnya
Part 34 : You're Mine
Darren melihatnya. Dia melihat semuanya. Dia juga mendengar apa yang Daffa katakan pada Mikaela.Darren terdiam memandangi cewek itu. Mikaela memunggunginya menatap bulan yang sedari tadi Darren tatap.Awalnya ia merasa kesal, karena ketika pulang dari rumah saudara Zania, mbak Ida mengatakan kalau Mikaela pergi dengan Daffa sejak siang. Dan Darren menunggunya, hingga malam datang mereka berdua belum juga pulang.Darren geram.Rasanya ia ingin mengelilingi seluruh Bali untuk mencari keberadaan mereka berdua. Tapi Tuhan berkata lain, Darren mendengar suara mobil datang dan benar, itu adalah Daffa dan Mikaela setelah kaca jendela mobil dibuka oleh sang supir.Ia berdiri di samping jend
Baca selengkapnya
Part 35 : Friend
Gelisah memikirkan apa yang akan terjadi hari ini, semalaman Mikaela tidak dapat tidur dengan nyenyak. Zania, cewek yang paling tidak ingin ia temui, tidak kembali ke kamarnya lagi sejak semalam. Cewek itu pasti terluka. Mikaela akan meminta maaf pada Zania nanti walau dengan rasa pengecutnya.Sekarang ia harus mandi terlebih dahulu, menyembunyikan penampilannya yang berantakan karena menangis semalam. Mika akan menceritakan pada Siska dan Tiwi besok, begitu sampai di Jakarta.Mikaela bangun dari tempat tidur, Tiwi dan Siska sudah terlebih dahulu bangun. Sebenarnya dia sudah bangun dari subuh, tetapi Mikaela memang sengaja pura-pura tidur dan bangun paling akhir karena tidak ingin kedua temannya melihatnya dalam keadaan kacau.Dengan rambut yang masih acak-acakan, Mikaela terduduk di r
Baca selengkapnya
Part 36 : Untitled
Daffa bersiul ria sambil menyisir rambutnya di depan cermin. Menyenandungkan lagu-lagu cinta, memperbaiki dandanannya. Ia memakai kaos biru polos, sangat cocok dengan warna kulitnya yang putih pucat."Wah anak mama udah rapih aja, mau kemana?" Ema tiba-tiba masuk ke dalam kamar Daffa, mengejutkannya."Ma, Daffa udah gede, kalau mau masuk ketuk dulu pintunya.""Habis pintunya nggak dikunci.""Kalau Daffa lagi ganti baju gimana?""Kamu banyak ngomong ya sekarang sayang? Lagi bahagia ya?"Ema mengelus lengan anaknya yang makin lama makin berisi."Kamu juga gemukan sayang." lanjut Ema.
Baca selengkapnya
Part 37 : Banana Ice Cream
Satu Minggu berlalu tanpa kepastian dari Darren. Dia menghilang, pergi ke Singapura dan tidak menghubungi Mikaela sama sekali.Mikaela turun dari mobilnya, berbicara sebentar kepada pak supir. Seragam sekolah sudah terpakai rapih, sangat pas ditubuhnya. Dia sudah naik ke kelas XII sekarang."Mikaaaaaa."Tiwi berlari menghampiri Mikaela lalu memeluknya."Gimana liburan Lo?""Asik banget Tiwi, gue jalan-jalan ke Bali.""Yeee itu kan sama gue, bukan itu, seminggu ini gimana?""Biasa aja, gue cuma di rumah, palingan jalan sama Daffa. Lagian Lo ngilang kemana sih? Gue telpon, diluar jan
Baca selengkapnya
Part 38 : I Miss You So Bad
Kesal, marah, kangen. Hal itu yang dirasakan Mikaela ketika mendengar suara bariton seorang cowok disebelahnya. Tanpa menengok ia tau siapa yang ada disampingnya sekarang.Dengan cepat Mikaela berdiri, pergi dari tempatnya berteduh. Tidak peduli jika dirinya harus basah kuyup karena hujan yang sudah lumayan deras mengguyur jalanan.Ia menyetop taksi yang lewat begitu saja dan masuk ke dalam taksi itu, sempat dia menengok ke belakang hanya untuk melihat cowok yang membuat dirinya tidak dapat bernafas dengan normal.Dan ternyata Darren hanya diam di tempat tanpa mengejarnya. Menyesal Mikaela sudah merindukan cowok itu. Nyatanya Darren tetap tidak peduli padanya.Lagipula kenapa Mikaela melarikan diri? Tentu saja karena cowok itu muncul
Baca selengkapnya
Part 39 : Sweetness
"I miss you so bad, I'm not lying."Mikaela tertegun dengan apa yang Darren lakukan. Cowok itu dengan lembut mengatakan bahwa ia merindukan Mikaela, ditelinganya.Bulu kuduk Mikaela meremang, seperti ada perasaan yang meluap-luap dalam dadanya, apalagi tangan Darren sedang memeluknya dari belakang. Mikaela tidak dapat bersikap dengan normal."Do you miss me?" tanya Darren, masih dengan posisi yang sama.Mikaela menelan ludah, sangat susah baginya menjawab pertanyaan Darren ketika dalam posisi saat ini. Ia hanya bisa mengangguk-anggukan kepalanya, sudah tidak dapat berkonsentrasi menyuci piring lagi. Ia taruh piring itu di wastafel, tangannya masih penuh dengan buih-buih busa sabun cuci piring.
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status