Semua Bab Twins D: Bab 21 - Bab 30
48 Bab
Part 20 : Double Heartache
Mikaela melemparkan tubuhnya ke atas ranjang setelah berlari dan mengunci pintu kamarnya. Panggilan dari bi Salma tidak lagi ia hiraukan. Cewek itu menangis sejadi-jadinya meluapkan kekesalan dan kesedihannya.Di samping lemari besar yang ada di kamarnya, ia sudah menggantung dress yang kemarin dibeli untuk pesta dansa. Bahkan bi Salma sudah menggosoknya dengan sangat licin. Sia-sia saja ia membeli dress itu karena ternyata Daffa muak padanya.Bantal berwarna putih yang digunakan Mika untuk menutupi wajahnya sudah basah dengan air mata dan ingus. Hati Mikaela sangat sakit mengingat perkataan Daffa padanya.Hari ini adalah hari terburuknya.Saat-saat seperti ini ia jadi sangat merindukan ibunya yang dulu selalu ada saat Mikael
Baca selengkapnya
Part 21 : Bad Day
"Udah dong Mika, jangan nangis lagi." Rayu Rendy.Cowok itu membawa Mikaela ke taman dimana biasanya Mika dan Daffa makan siang bersama, karena hanya disanalah satu-satunya tempat yang agak sepi. Hampir semua murid sibuk menonton lomba di aula dan sibuk di kelas mereka masing-masing. Lagipula taman ini letaknya berseberangan dengan aula utama."Aku nggak nangis kok kak." ucap Mikaela terisak.Rendy tertawa melihat tingkah lucu Mikaela. "Siska pasti nggak bermaksud ngomong gitu sama Lo." hiburnya."Dia jahat banget ya kak, sama kayak kak Daffa.""Gue yakin Michelle udah ngomong macem-macem sama dia. Ck, gue nggak nyangka Michelle bisa ngelakuin itu." decak Rendy menerawang apa yang ba
Baca selengkapnya
Part 22 : Lost Control
Setelah meninggalkan Michelle dengan jus yang mungkin lengket pada hampir seluruh rambutnya, Darren melangkahkan kakinya lebar-lebar dikerumunan orang untuk mencari dimana gudang sekolah Daffa berada.Selama dua bulan lebih ia bersekolah disana, Darren tidak tahu dimana letak gudang itu. Sekarang ia menyesal karena tidak mencari tahu dari dulu.Rendy terlihat berjalan ke arahnya. "Lo ngelihat Mika?"Darren tidak memedulikan pertanyaan Rendy dan terus berjalan mencari gudang terkutuk itu. Rendy mengikuti langkah Darren yang terburu-buru."Dia nggak kelihatan dari tadi, dia nelpon atau kirim pesan ke Lo nggak?"....."Rendy naik pitam
Baca selengkapnya
Part 23 : First Kiss dan Kejutan
Darren menunduk mengecup bibir itu, semakin lama semakin menuntut. Tangannya memegang tengkuk Mikaela, seakan tidak ingin cewek itu meloloskan diri darinya.Mikaela tidak menolak ketika Darren semakin memperdalam ciumannya. Tangannya memegang tangan Darren erat, tangan satunya masih memegangi ujung kemeja cowok itu.Tangan mika sedikit bergetar, pun seluruh tubuhnya, Darren merasakan kegugupan Mikaela.Akhirnya Darren melepas ciuman itu perlahan. Tangan Mikaela terlihat berkeringat. Wajahnya tertunduk. Cowok berbadan tinggi tegap itu masih memegangi tengkuknya."Ka..kak.. a..ku.." ucapnya tergagap sambil menghirup oksigen sebanyak-banyaknya."Mau kemana?" tanya Darren pelan, tanpa ra
Baca selengkapnya
Part 24 : Happy B'day Mika
Cahaya matahari pagi masuk dari celah-celah jendela kamar Mikaela yang semakin lama semakin terasa menyengat. Cewek itu mengerang dari tidur. Ia menggeliat membenarkan diri ke posisi nyaman, menutup sebelah matanya karena  terganggu akan silau matahari nakal yang mengusiknya.Mata cewek itu sedikit terbuka karena tidak juga dapat menghalau cahaya. Mendapati ayahnya yang berdiri di depan jendela sedang membuka tirai, Mikaela terbangun dengan malas, mengucek-ucek matanya dan menyibak selimutnya."Papa!" Teriaknya sadar, melompat dari ranjang dan menghambur ke pelukan ayahnya.Sang ayah dengan senang hati menerima pelukan putri kesayangannya dengan erat."Selamat ulang tahun sayang." Marta memberikan kecupan dipipi Mikaela.
Baca selengkapnya
Part 25 : Miss You
Sudah dua hari sejak Mikaela tahu yang sebenarnya, bahwa Daffa sakit dan kembarannya, Darren, yang menggantikan Daffa di sekolah, cowok itu tidak menampakan diri lagi di depan Mikaela. Seperti yang Daffa katakan, dia akan beristirahat beberapa hari, dan akan datang ke sekolah jika sudah memungkinkan.Orang tua Daffa juga sudah datang untuk meminta izin pada pihak sekolah.Mikaela berjalan keluar kelas dan duduk di bangku bawah pohon beringin sambil menyumpal telinganya, mendengarkan lagu dari headset yang terhubung ke ponsel. Matanya menerawang jauh ke arah lapangan basket, disana Rendy dan teman-temannya sedang berlari-lari mengejar bola yang tidak bersalah, yang selalu mereka lempar kesana kesini sesuka hati dan membantingnya ke bawah berulang-ulang.Dalam hati Mikaela merasa seperti
Baca selengkapnya
Part 26 : Lunch
Hari ini adalah hari terakhir Daffa melaksanakan Ujian Nasional. Setelah ujian selesai, Daffa mengajak Mikaela makan siang di rumahnya, karena kelas X dan kelas XI diliburkan. Sebenarnya Daffa juga mengajak Rendy, tapi cowok itu menolak karena sedang ada urusan lain.Dan disinilah Mikaela berada sekarang, di teras rumah Daffa. Berdiri menunggu seseorang membukakan pintu untuk mereka.Mikaela tidak tahu harus memasang tampang seperti apa nanti kalau dia bertemu dengan Darren. Sudah lebih dari tiga Minggu dia tidak bertemu cowok itu.Tak lama pintu bercat coklat pekat itu terbuka dan menampilkan sosok wanita paruh baya yang masih terlihat sangat cantik diusianya. Ema, Ibu Daffa."Siang Tante." sapa Mikaela ramah.
Baca selengkapnya
Part 27 : Rencana Liburan
"Lo mau ngomong apa?" Tanya Mikaela begitu Tiwi meninggalkannya berdua saja dengan Siska.Mikaela sedang asik mengobrol dengan Tiwi di bawah pohon beringin sebelum Siska datang kepadanya dan mengatakan ingin berbicara sesuatu pada cewek itu.Mikaela mengiyakan saja ajakan Siska, sudah terlalu lama mereka tidak bertegur sapa, dan sebenarnya Mikaela juga rindu pada sahabatnya itu. Selama inipun Siska sudah berusaha keras untuk mengajaknya berbicara dan meminta maaf lewat pesan padanya."Lo masih marah sama gue?" Siska duduk disebelahnya dan menumpukan tangannya dibangku panjang tempat mereka duduk."Gue udah nggak marah." jawab Mika datar."Jadi kenapa Lo cuekin gue?"
Baca selengkapnya
Part 28 : Relented
"Yeeeeyyyy, Bali."Mikaela, Siska, dan Tiwi saling berpegangan tangan sambil melompat-lompat dan berputar-putar begitu turun dari pesawat mereka."Sumpah ya, kalian norak abis." cerca Rendy yang malu karena beberapa orang melihat ke arah mereka."Yee, kita kan cuma excited banget karena udah lama nggak liburan." bela Tiwi.Daffa hanya bisa memandangi mereka sambil tersenyum. Ia senang Mikaela terlihat sangat gembira, wajahnya terlihat berbinar-binar."Mereka lucu ya sayang?" Zania mengandeng tangan Darren yang hanya memperhatikan dari kejauhan.Yang ditanya hanya diam sambil berjalan menyeret kopernya disisi Zania. Ia melih
Baca selengkapnya
Part 29 : Confuse
Kekesalan Mikaela terbayar sudah karena melihat keindahan Ubud, pemandangan disana sangat asri kerena letaknya di antara sawah dan hutan yang tumbuh di tepian jurang-jurang. Banyak juga para wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Ubud.Setelah puas menikmati alamnya yang sangat indah, mereka pergi melihat pasar seni dan tempat-tempat seni lainnya, serta pura bersejarah yang ada disana, karena selain tempatnya yang indah, Ubud juga dikenal karena seni dan budaya yang berkembang sangat pesat dan maju.Kehidupan penduduk di Ubud banyak yang bergerak di bidang seni, terbukti dari banyaknya galeri-galeri seni, serta arena pertunjukan musik dan tari yang digelar setiap malam secara bergantian di segala penjuru desa."Huaaa capeeek." Mikaela meregangkan otot-otot tubuhnya begitu masuk ke da
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status