All Chapters of Driving Me Mad: Chapter 11 - Chapter 20
46 Chapters
Part 10 : Peevish
Shine melangkah keluar kamar mandi dengan hati yang berdebar. Tangannya kuat memegang kimono mandinya karena ia tidak memakai sehelai benangpun di dalam kimono itu.Dilihatnya Daffa berdiri di depan cermin, tengah sibuk memakai jam tangan."Ah, kau sudah selesai?" tanya pria itu menyadari keberadaan Shine."Ya." Shine memperhatikan Daffa, suaminya itu memakai t-shirt maroon polos dan memakai celana
Read more
Part 11 : Someone
"Jadi dia tidak pernah menyentuhmu sampai sekarang Shine?" tanya Sophie setelah selesai mendengarkan curahan hati Shine.Shine mengangguk tak teratur kemudian kembali meminum birnya.Jane merebut gelas Shine."Sudah sebulan lebih, sejak pesta itu, dan kau masih perawan hingga saat ini?" Sophie tertawa geli, ia terlihat mengejek."Pasti karna dadamu yang rata itu, Shine,"
Read more
Part 12 : Plans
"Kau sudah sampai, sayang?"Daffa memeluk Ema erat begitu melihat wanita paruh baya itu menyambutnya."Ibu akan pergi?" tanya Daffa melihat pakaian Ema yang sangat rapi. Ia melepaskan pelukannya."Ya, kami akan pergi makan malam bersama, undangan rekan bisnis ayahmu."Daffa celingukan. "Dimana ayah?"
Read more
Part 13 : Other Side
Setelah baru saja mendarat, Daffa membuka ponselnya ketika sudah duduk dalam mobil yang menjemputnya. Ia memijat-mijat dahi karena kelelahan. Ada dua panggilan tak terjawab dari Shine siang tadi, sebelum penerbangan. Daffa terburu-buru untuk sampai ke bandara kerena sedikit terlambat, jadi ia tak sempat mengangkat telpon Shine. Dan ketika di dalam pesawat ia segera menon-aktifkan ponselnya.Daffa menekan nomer Shine untuk balik menghubunginya.Sampai dering terakhir tidak ada jawaban dari seberang, ia kembali memasukkan ponselnya ke dalam saku.
Read more
Part 14 : Deal for Mission
"Kau ternyata sangat pintar memberiku kejutan kak, dan selera humormu memang sangat baik. Aku pulang.""Shine ..."Daffa menarik lengan Shine ketika ia berbalik, hingga gadis itu kembali menghadap ke arahnya."Kau bercanda kan, kak?" tanya Shine menatap Daffa lekat-lekat. "Kau ingin kita tinggal di apartemen yang hanya seluas ruang keluarga kita ini?" lanjutnya sedikit geram.
Read more
Part 15 : Embarrassed
"Lain kali, jangan menyentuhku dengan tiba-tiba, Shine," ucap Daffa tanpa memandang Shine.Pria itu buru-buru pergi meninggalkan Shine yang mematung, bukan ke meja makan, tetapi ke dalam kamar mereka, satu-satunya ruangan yang ada dalam apartemennya kecuali kamar mandi.Di dalam Daffa memegangi dadanya yang berdebar kencang setelah menutup dan mengunci pintu.Keringat dingin keluar dari dahinya.
Read more
Part 16 : B'day Party
Thailand, 08:12 AmDaffa menaruh ponselnya ke atas meja kembali setelah menerima sebuah panggilan. Ia sedang menatap kolam renang dari teras belakang villa Darren. Kembarannya itu ternyata benar-benar punya selera yang bagus, Darren mempunyai villa yang sangat cantik di Thailand. Villa pribadinya yang sedang Daffa tempati sekarang.Setelah seminggu berlalu, akhirnya Daffa menyetujui untuk membawa Shine pergi berlibur, kali ini bukan ke Jep
Read more
Part 17 : Caught
"Jadi, gadis itu tak sengaja menabrak kak Caroline, dan membuat pesta jadi berantakan?""Ya, Jane, begitulah yang aku dengar," ungkap Shine sembari menyedot jusnya. "Dan kalian tau? Kak Darren marah besar, aku sampai takut melihatnya."Dua minggu setelah Shine tiba di Indonesia, gadis itu dan teman-temannya, termasuk Jim, baru sempat bertemu karena kesibukan masing-masing. Mereka memutuskan untuk bertemu di sebuah kafe tempat mereka sering menghabiskan waktu."Aku justru kasihan padanya, dia pas
Read more
Part 18 : Caught 2
Sudah lebih enam jam berlalu tanpa kabar dari Mikaela, begitupun juga dengan kabar Rendy. Daffa dan orang suruhannya belum bisa mendapatkan titik terang dalam masalah ini.Daffa menyandarkan kepalanya pada kemudi mobil, sambil terus menerus menghela napas, mengkhawatirkan banyak hal.Tak lupa Daffa juga selalu memeriksa kedua ponselnya, tak ada satu pesan ataupun panggilan dari Shine.Tumben sekali, apa gadis itu menikmati masa orientasinya sebagai mahasiswi baru?
Read more
Part 19 : Sulky
Segera setelah Mikaela menelpon Daffa karena Rendy telah kembali, Sahabatnya itu juga akhirnya menelponnya sembari tertawa mengajak untuk bertemu di apartemen yang ia beli di Singapura. Si sialan itu tidak tahu betapa khawatirnya Daffa.Mereka berdua terpaku menatap pemandangan di depannya yang penuh dengan kerlap kerlip lampu yang menyala secara acak hampir diseluruh mata memandang, begitupun lampu dari gedung-gedung yang berseberangan dari tempat mereka berdiri, sebagian besar masih menyala terang di kota yang tidak pernah tidur itu.Merasa suasana sangat kaku, Daffa berbalik untuk menggambil sesuatu. Kemudian ia kem
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status