Semua Bab Driving Me Mad: Bab 21 - Bab 30
46 Bab
Part 20 : Apology
Jalanan menanjak dengan pemandangan pepohonan di kanan dan kiri jalan serta lautan di sepanjang perjalanan menjadi fokus Shine untuk tidak gatal bertanya pada Daffa apa yang sebenarnya menjadi tujuannya.Pulau Dewata. Ya, Daffa membawa Shine ke Bali, layaknya penculik yang membawa seorang bayi, Shine tidak berkomentar apapun dan tak berminat menanyakan apapun. Padahal sebenarnya ia ingin tahu apa yang akan Daffa lakukan.Udara sejuk menyeruak diantara lembutnya rambut pirang Shine. Ntah darimana Daffa mendapatkan mobil berjenis konvertibel yang mereka tumpangi sekarang. Pria itu seperti sudah merencanakan secara matang
Baca selengkapnya
Part 21 : Apology 2
"Cepat kak, aku sudah terlambat untuk kelas pagi.""Rustam dan Denny akan mengantarmu, Shine. Aku tidak bisa mengantarmu pagi ini, karena ada meeting dengan klienku.""Aku tidak peduli kak, kau mau mengantarku atau tidak?" tanya Shine penuh penekanan."Baiklah, tunggu sebentar lagi," ucap Daffa pasrah. Dengan cepat ia menghabiskan roti sebagai sarapannya.Beberapa hari in
Baca selengkapnya
Part 22 : Drunk
Hari-hari setelahnya Shine masih tetap bersikap sama pada Daffa, egois, apa yang ia katakan harus Daffa penuhi, selalu bersikap ketus hingga Daffa lelah dan terkadang membiarkannya.Tapi tidak untuk saat ini, Daffa memutuskan untuk ikut ke pesta ulang tahun Vonie yang Shine katakan tempo lalu. Ia tidak ingin shine pergi pada malam hari dengan pria asing yang katanya akan menjemput Shine karena Jim tidak dapat menjemputnya.Sebenarnya Daffa sudah bisa mempercayai Jim, walau hanya sedikit. Setidaknya pria itulah yang menemani Shine ketika Daffa sibuk dengan urusannya.
Baca selengkapnya
Part 23 : Anger
Daffa bangkit dari tidurnya dengan memegangi dahi, kepalanya terasa sangat berat dan pusing yang luar biasa tengah menyerangnya. Tubuhnya juga terasa pegal dan lemas.Masih dengan mengumpulkan nyawa, ia tersadar akan sesuatu yang ganjil, diangkatnya selimut yang menutupi sebagian tubuh kekarnya sedari tadi.Firasat Daffa menjadi tak enak mendapati dirinya telanjang bulat tanpa mengenakan sehelai benangpun.Dengan dada yang berdegup kencang, ia melirik pelan seseorang yang bergerak di sebelahnya,
Baca selengkapnya
Part 24 : Disappointed
"Maaf, dia tidak ingin menemuimu."Begitulah kalimat Jane ketika untuk kesekian kali ia membuka pintu dan mendapati Daffa sudah berdiri di depan apartemennya.Berkali-kali sudah pria itu mendatanginya, ntah darimana ia tahu jika Shine ada di apartemen Jane. Tak diragukan lagi Daffa adalah pria yang sedikit berbahaya meskipun ia terlihat pendiam.Belum ada satu jam Shine datang dan menangis pada Jane, Daffa sudah menelponnya dan tanpa menanyakan keberadaan Shine, ia langsung menanyakan keadaan Sh
Baca selengkapnya
Part 25 : Go Away
Dengan wajah yang cerah Ema dan Brata kembali datang ke apartemen Jane. Bukan karena mereka sedang berusaha membujuk Shine untuk kembali, tapi kali ini Shine yang meminta mereka untuk datang, tentu saja tanpa Daffa. Gadis itu masih belum ingin menemui Daffa.Ketika Jane memberitahu bahwa orang tuanya sudah tiba, Shine nampak keluar dari pintu sambil memeluk tubuhnya. Ia tersenyum simpul memandang wajah-wajah tua yang terlihat sangat merindu, membuat Shine tidak tega. Ia berlari memeluk Ema dan Brata.Bagaimanapun keduanya sudah membesarkan dan merawat Shine juga memanjakannya dengan penuh kasih sayang, walaupun Shine m
Baca selengkapnya
Part 26 : Distant
Seorang gadis membolak balik sebuah buku yang lumayan tebal sambil memakan burgernya dengan tidak fokus. Ia memutar bola matanya ke atas, dan mengucapkan beberapa kata seperti menghapal apa yang buku tersebut tuliskan lalu mencatatnya ke dalam sebuah buku catatan. Sesekali gadis itu membenarkan rambut panjang pirangnya yang menjuntai menutupi mata ketika ia menunduk."Shine, kau sudah makan duluan? Jahat sekali tidak menunggu kami," ucap seseorang yang baru datang bersama seorang pria tinggi, tampan, yang ada di sebelahnya.Mereka adalah Vonie dan Jim, sahabat Shine.
Baca selengkapnya
Part 27 : Love?
"Kak Darren!"Shine berlari memeluk kakaknya yang baru saja tiba mengunjungi hotel yang ia tempati."Akhirnya kau datang," balas Darren memeluk Shine erat."Ya, kak, karna ancamanmu," tukas gadis itu.Bukan tanpa sebab Shine memutuskan untuk datang ke pernikahan kakaknya yang akan diadakan besok di gedung megah sebelah hotel tempat ia menginap. Shine datang karena kakakny
Baca selengkapnya
Part 28 : Fact
Pesta pernikahan Darren dan Mikaela digelar dengan sangat mewah. Acara demi acara sudah terlaksana dengan lancar. Saatnya para tamu undangan dan sanak saudara menikmati hidangan yang sudah disiapkan.Shine baru berani menampakkan diri setelah acara usai. Ia sudah mewanti-wanti Ema dan Brata untuk menghubunginya ketika Daffa sudah pergi. Daffa pergi pun bukan karena keinginannya, tapi Shine mengatakan pada kedua orang tuanya, jika ia tidak akan muncul pada acara penting itu jika Daffa masih ada disana.Sebenarnya Shine sedikit kecewa ketika mendengar bahwa dengan suka rela Daffa mengalah dan tidak keberatan menyetujui u
Baca selengkapnya
Part 29 : Move on?
Dua tahun kemudian ...Daffa berdiri tepat di depan rak-rak yang berjajar rapih di kantornya, sembari mengecek dokumen satu persatu. Hanya itu kenangan yang bisa ia ingat, terakhir kali ia bertemu dengan Shine, terakhir kali gadis itu berbicara dan menatapnya dengan penuh amarah. Terakhir kali jantungnya berdebar dengan sangat hebat.Selama itu pula, ia tak pernah bertemu dengan gadis itu lagi. Jangankan bertemu, menelpon atau mendengar suaranya pun tidak pernah.
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status