All Chapters of Suddenly Got Married (INDONESIA): Chapter 11 - Chapter 20
46 Chapters
Bab 11
"Mas Randy...." "Dara" Begitulah reaksi mereka berdua saat sama-sama terkejut. Dara yang kaget bahwa Pimpinan perusahaan tempat dia bekerja adalah suaminya, sedangkan Randy kaget karena  yang masuk ruangannya adalah Dara.Saat sadar dari rasa terkejutnya Dara berjalan mendekat ke meja Kerja Randy."Mas, ngapain di sini?" Dara mendekat ke arah Randy."Menurutmu? Saya ngapain ada di sini?" Randy balik bertanya."Jadi, mas Randy itu Direktur di sini?" "Hmm," "Iss...." Dara mencebikan bibirnya."Iss, mas kok gak bilang sih, kalo mas itu Direktur di perusahaan ini!" Cecar Dara, lalu menaruh berkas laporan yang ia bawa tadi di atas meja kerja Randy."Kan, kamu gak nanya." Ucap Randy dengan tenang. Benar juga, ya. Selama inikan Dara tidak pernah bertanya tentang pekerjaan Randy apa. "Uhg, dasar menyebalkan." Dara mengerucutkan bibirnya.Dara pun menuju sofa yang ada di ruangan kerja Randy dan mem
Read more
Bab 12
Randy memarkirkan mobilnya di halaman rumah. Setelah mematikan mesin mobil, Randy membuka pintu dan keluar dari mobil, begitupun sebaliknya Dara juga melakukan hal yang sama.Randy membuka bagasi mobil, lalu mengambil barang belanjaan Dara."Nih, bawa!" Randy menyerahkan tiga paper bag pada Dara, lalu di sambut oleh Dara, sedangkan Randy membawa enam paper bag yang berukuran agak besar. Dara meletakan barang belanjaannya di samping sofa ruang tamu. Karena merasa lelah Dara pun berbaring di atas sofa."Huh, capek!" Keluh Dara, karena kakinya terasa keram dan pegal. "Mandi dulu, sana!" Titah Randy, lalu duduk di sofa sebelah Dara berbaring."Ntar dulu, mas. Dara masih capek," keluhnya, lalu memejamkan matanya."Hhh, ya sudah, istirahat aja, dulu. Saya mau mandi dulu. Kamu jangan lupa mandi, terus itu belanjaan kamu di rapikan!" Kata Randy, lalu beranjak menuju kamarnya untuk membersihkan diri."Hmm." Gumam, Dara."Dara, Ra...,
Read more
Bab 13
Warning!! Ada sedikit adegan dewasa, harap bijak memilih bacaan!?! "Mas Randy, boleh apa gak, nih?" Tanya Dara, karena hanya diam sambil melongo."Ah, eh. Iya." Randy menggeser tubuhnya memberikan jalan untuk Dara."Nah, gitu kek, dari tadi." Omel Dara, lalu masuk ke dalam kamar Randy, sedangkan Randy menutup pintu kembali lalu mengikuti Dara dari belakang.Dara menatap kamar Randy dengan takjub dan mata berbinar, perabotan di kamar ini di tata dengan apik oleh pemiliknya. Kamar Randy terlihat rapi, dan bersih, gak kayak kamarnya yang berantakan padahal dia cewek. Dara mengarahkan pandangannya ke ranjang king size Randy, yang dilapisi dengan sperei berwarna abu-abu, di sana bantal dan guling masih tersusun dengan rapi. "Mas Randy..." "Kenapa?" Randy berdiri di belakang Dara yang sedang memperhatikan isi kamarnya.Dara membalik badannya dan menghadap Randy yang saat ini sedang menatapnya juga sambil bersedekap tangan di dada."Kamarny
Read more
Bab 14
Dara melangkah masuk ke kamar mandi, untuk mengambil wudhu, sebelum berwudhu Dara memandang wajahnya di depan  cermin kamar mandi. Dara memegang bibirnya dan melihat ada dua tanda cinta yang Randy tinggalkan di leher putih jenjangnya, seketika wajah Dara menghangat, ia teringat adegan plus-plus tadi pagi, hampir aja dia udah gak perawan lagi, eh tapikan Randy suaminya jadi sah-sah aja mereka begitu. Ah Dara pun menggeleng membuang pikiran kotornya, dan segera menggambil wudhu dan melaksanakan shalat subuh.Usai shalat subuh, Dara turun ke dapur untuk membuat sarapan, karena hari ini Bik Sum masih izin tidak masuk kerja. Dara memandang isi kulkas, dia bingung mau memasak apa buat sarapan, eh lebih tepatnya sih bingung cara memasaknya. Seumur-umur Dara belum pernah pagi-pagi buta begini berada di dapur dan memasak. Tapi demi belajar untuk menjadi istri yang baik Dara rela deh, berperang dengan alat-alat dapur pagi ini.Sudah lima belas menit lebih, Dara berada di dapur,
Read more
Bab 15
Saat jam istirahat kerja, Dara mendapat sebuah pesan dari Randy, di ponselnya. Randy menyuruhnya agar Dara segera keruangannya. Dengan terpaksa Dara menolak ajakan teman-temannya untuk ke kantin kantor untuk makan bersama. Setelah situasi agak sepi, dan teman-temannya sudah pada pergi ke kantin untuk makan siang, barulah Dara beranjak dari kursinya dan berjalan menuju ruangan Randy berada. Dara sampai di depan ruangan Randy, sepi. Sekretaris Randy juga tak terlihat batang hidungnya. Dara segera mengetuk pintu ruangan Randy.Tok tok"Masuk!" Terdengar jawaban dari dalam, Darapun membuka pintu dan melangkah masuk."Ada apa? Mas Randy menyuruhku ke sini." Tanya Dara.Randy bangkit dari kursi kerjanya, ia berjalan lalu duduk di sofa yang ada di ruangannya. "Sini, duduk!" Randy menyuruh Dara duduk di sampingnya.Dara pun menurut, dan duduk di samping Randy, " Ada apa?" "Kamu sudah makan?" Tanya Randy."Ya, belumlah. Kan mas Randy suruh
Read more
Bab 16
Dara menatap horor isi paketan yang baru saja, ia terima. Apa-apaan ini! Siapa yang sudah mengiriminya hadiah menggelikan ini, dan untuk apa? Ah Dara jadi bingung sendiri.Saat masih dilanda kebingungan tentang siapa pengirim paketan tersebut ponsel Dara berdering. Nomor baru, Dara dengan takut-takut mengangkat ponselnya dan menjawab telpon."Ha_ hallo...!" "Assalamualaikum, Dara." Ucap si penelpon.Huh, Dara menghembuskan napasnya lega, ia sangat mengenal suara orang itu."Eh, iya. Walaikum salam, mas Randy!" Ternyata yang menelpon Dara adalah Randy."Mas Randy, jam berapa, pulangnya?" Tanya Dara."Emm, sebentar lagi. Kenapa? Kamu kangen, ya." "Iss, bukan itu." "Emm, terus apa? Eh kamu sudah terima paketan dari saya belum." Tanya Randy."Jadi paket itu dari mas Randy?" Tanay Dara kaget, Dara tak menyangka bahwa yang mengirimkan paketan itu adalah Randy."Iya, saya yang kirim, jangan lupa nanti di pa
Read more
Bab 17
Warning!!! 21++ Mengandung adegan dewasa, harap bijak memilih bacaan!! Sesampainya di kamar, Randy tak langsung tidur, ia memilih masuk ke kamar mandi untuk mencuci mukanya. Sedangkan Dara duduk di sisi tempat tidur menunggu suaminya yang sedang di kamar mandi.Randy keluar dari kamar mandi dengan wajah yang terlihat lebih segar, Dara duduk membelakangi pintu kamar mandi, saat ia tengah sibuk dengan pikirannya sendiri, tetiba ada tangan kekar yang memeluknya dari belakang."Apakah, kau menungguku?" Bisik Randy, tepat di telinga Dara. "Mas...." desis Dara, bulu kuduknya seakan meremang, saat merasakan hembusan napas Randy di telinganya.Randy menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Dara dan memejamkan matanya. Sedangkan Dara, tubuhnya terasa panas dingin, jantungnya bedegup kencang."Mas, mas Randy..." desis Dara lagi."Emm, kenapa?" "Ayok! Tidur lagi!" Ajak Dara."Tidak, mau! Aku mau kamu, Dara!" Sahut Randy,
Read more
Bab 18
Seusai shalat subuh, Dara kembali melanjutkan tidurnya. Sedangkan Randy turun ke dapur membuat kopi untuknya, tadi malam matanya hanya terpejam beberapa jam saja, jadi untuk menghilangkan rasa kantuknya, ia memutuskan untuk membuat kopi, Randy menyeduh segelas kopi, aroma harum kopi yang khas seketika tercium memenuhi rongga hidungnya. Randy duduk di kursi meja makan, dengan perlahan ia menyeruput kopi yang masih mengepulkan asap tersebut.saat sedang menikmati kopi buatannya, ia teringat Dara, yang tadi masih mengeluh sakit, dan ia pun berniat untuk membuatkan sarapan untuk istrinya itu.Randy membuatkan Dara nasi goreng beserta telur mata sapi dan segelas susu hangat.Randy membawa sepiring nasi goreng  dan segelas susu hangat yang sudah di taruh di atas nampan ke dalam kamar. Di dalam kamar Dara masih meringkuk tidur sambil memeluk guling.Randy meletakan nampan yang ia bawa di atas meja bundar di samping ranjang, ia naik ke atas kasur, lalu memandangi wajah po
Read more
Bab 19
Dara dan Randy kini sedang menikmati makan siang mereka. Tadinya Dara ingin memasak makan siang untuk mereka berdua, tapi Randy melarangnya dan memilih untuk memesan makanan di luar saja. Mereka makan dalam diam, Dara masih kesal karena tadi Randy melarangnya untuk memasak. Padahalkan Dara hanya ingin belajar memasak, kalau pesan terus kapan dianya bisa masak, begitulah pikir Dara."Masih marah, hmm?" Tanya Randy, lalu meneguk segelas air putih."Gak." Sahut Dara, lalu ia bangkit dan merapikan piring kotor bekas mereka makan dan membawanya ke tempat pencucian piring."Hmm," gumam Randy, ia memperhatikan setiap gerakan Dara. Dara mencuci piring-piring kotor bekas mereka makan, sesuatu hal yang belum pernah ia lakukan selama ini. Randy menatap punggung Dara yang saat ini sedang membelakanginya. Dara menyabuni satu persatu piring-piring tersebut dengan hati-hati,  takut jatuh karena licin. Randy mendekati Dara, "Sini aku bantu!" Tawar Randy, da
Read more
Bab 20
Dara meringis menerima tatapan tajam dari dua sahabatnya yang seakan meminta penjelasan darinya."Sebenarnya, gue udah nikah!" Kata Dara dengan suara pelan."Apa! Dasar loe ya, tega benar ama kita berdua, loe anggap apa kita berdua selama ini?" Ucap Sinta, sambil melototkan matanya ke arah Dara. Dara jadi serba salah jadinya."Ya udah, yuk, Nin. Kita pulang aja! Kita udah gak dianggap sahabat lagi sama dia." Ucap Sinta dengan menunjuk Dara, lalu ia menarik tangan Nina untuk keluar."Eh, dengarin gue dulu, dong!" Tahan, Dara. "Dengarin apa lagi, sih. Jelas-jelas loe udah gak jujur sama kita, nikah diam-diam," Sinta sudah ingin melangkah keluar."Gue belum sempat kasih tau kalian, gue juga punya alasan kenapa belum kasih tahu kalian." "Sebaiknya kita dengarin penjelasan Dara, dulu, Sin!" Ucap Nina pada Sinta, dan akhirnya Sinta kembali duduk."Cepat jelaskan!" Seru Sinta."Sebenarnya aku dan suamiku menikah karena......" Dara pu
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status