All Chapters of Suddenly Got Married (INDONESIA): Chapter 21 - Chapter 30
46 Chapters
Bab 21
"Sayang!" Panggil Randy pada Dara yang sedang merias wajahnya di depan cermin. Saat ini Randy sedang berdiri di belakang Dara, lebih tepatnya ia memperhatikan setiap gerakan yang Dara lakukan."Hmm," "Kamu gak apakan, kalo berangkat kerjanya sendiri dulu?" Tanya Randy.Dara membalikan tubuhnya dan mnghadap ke arah Randy, "Gak apa, mas. Biasanya juga sendirikan! Emangnya mas Randy mau ke mana?" "Tadi saya baru saja dapat kabar dari sekertaris saya, kalo hari ini saya harus ke kantor cabang yang ada di Surabaya, karena ada sedikit masalah di sana," jelas Randy."Kok mendadak banget sih, mas? Berapa lama mas di sana?" Randy tersenyum lalu merengkuh tubuh Dara ke dalam pelukannya."Emm, mungkin tiga hari, atau bisa jadi seminggu. Kenapa? Kamu takut kangen sama saya.""Ihh, ge'er, deh. Siapa juga yang kangen." Dara mencebikkan bibirnya."Tapi Saya yang bakalan kangen sama kamu," ujar Randy, dan sontak saja membuat wajah Dara merona.
Read more
Bab 22
Saat waktu jam pulang kantor, Sinta mengajak Dara untuk mampir ke Kafe sebentar, tapi Dara menolaknya dan beralasan ingin segera pulang ke rumah. Dara ingin segera cepat sampai rumah, karena tadi Randy berjanji akan menelponnya, jika Dara sudah sampai rumah.Sesampainya di rumah, Dara memasuki kamarnya dan bergegas untuk segera mandi. Selesai mandi Dara memakai baju terusan sebatas paha tanpa lengan dan berdada rendah, Dara juga merias wajahnya dengan make up natural.Dara mengambil ponselnya, dan mengirimkan pesan pada Randy bahwa saat ini dia sudah berada di rumah. Tak berapa lama setelah pesan yang Dara ketik sudah terkirim dan terbaca oleh Randy, ponselnya pun berdering menandakan ada panggilan masuk, Dara segera menerima dan  mengeser tombol hijau pada ponselnya."Hallo, Assalamu'alaikum." Ucap Dara saat panggilan telpon sudah tersambung. Uh suara Dara kok? Terdengar sangat seksi ya, di telingga Randy. Bikin Randy jadi pengen cepat-cepat pulang aja rasanya
Read more
Bab 23
Sesampainya di rumah kedua orang tuanya, Dara turun dari taksi yang di tumpanginya dan melangkah berjalan menuju pintu rumah. Dara mengetok pintu dan mengucapkan salam."Assalamu'alaikum," kata Dara sambil mengetok pintu."Walaikumsalam," terdengar sahutan dari dalam, dan tak berapa lama pintu pun terbuka."Oalah, Non Dara. Mari masuk Non!" Kata Bik Sari, Asisten rumah tangga di kediaman orang tuanya."Iya, Bik. Terima kasih!" Ucap Dara, lalu ia pun berjalan masuk ke dalam rumah."Bunda sama Ayah, mana, bik?" "Ada Non, di belakang lagi kasih makan ikan di kolam," sahut bik Sari."Oh, ya udah. Dara ke belakang dulu kalo begitu." "Eh, ini Bik. Tolong bawa ke dapur ya," Dara memberikan dua kantong plastik yang berisi buah-buahan. Tadi di tengah jalan Dara mampir ke toko buah dulu sebentar, ia membeli beberapa macam buah yang sering di konsumsi orang tuanya."Iya, Non." Bik Sari mengambil kantong plastik tersebut dan segera membawanya ke da
Read more
Bab 24
Usai menyelesaikan sarapannya, Dara berniat kembali ke kamarnya."Yah, Bun, Dari balik ke kamar, ya!" Pamit Dara pada ayah dan bundanya."Ya, kok masuk kamar lagi?" Tanya Bunda"Dara ngantuk, Bun," sahut Dara"Kamu ini gimana, sih? Biasanya gak pernah begadang kok sekarang udah ngantuk aja." "Bunda kayak gak tahu aja, paling dia abis begadang telponan sama suaminya," timpal ayah.Boro-boro telponan, nomornya aja gak aktif, batin Dara."Udah ah, Dara ke kamar, ya!" Dara sudah akan berdiri dari duduknya, tetapi Bunda sudah bicara lagi."Kamu jangan di kamar terus dong, ikut bunda aja yuk ke arisan!"  Dara memutar bola matanya, malas banget mesti ngumpul sama ibu-ibu teman arisan mamanya, pasti nanti ujung-ujungnya di sana dia bakal jadi bahan ghibah ibu-ibu arisan, mending dia tidur di rumah."Gak ah, Dara ngantuk, bye!" Dara langsung berjalan memasuki kamarnya dan tak menghiraukan panggilan bundanya. Mata Dara benar-benar mengan
Read more
Bab 25
Warning21+ Harap bijak memilih bacaan! Mas Randy...," pekik Dara, lalu sedetik kemudian Dara menjerit histeris menangis."Huaa...." "Hei, hei kenapa menangis? Ada yang sakit? Atau apa?" Tanya Randy kebingungan karena tiba-tiba istrinya menangis tanpa sebab."Huaa, mas Randy jahat...!" Teriak Dara, dan Randy semakin bertambah bingung apa salahnya, dan apa tadi, jahat? "Lho, saya salah apa?" "Pokoknya mas Jahat...!" Ucap Dara, sambil mengusap air matanya, dan berjalan ke arah ranjang, dan Randy mengikuti langkah Dara."Sini, duduk dulu!" Randy menarik tangan Dara, dan menyuruh Dara agar duduk di sampingnya Dara menurut, tetapi wajahnya masih cemberut."Saya salah apa? Coba cerita!" Kata Randy, dengan nada lembut."Mas Randy jahat, kenapa nomornya mas Randy gak aktif, dan mas gak kasih kabar aku sama sekali, aku tuh khawatir sama mas," ucap Dara."Maaf! Sudah membuatmu khawatir ," Ucap Randy sambil t
Read more
Bab 26
Saat ini Dara dan Randy sedang menikmati makan siang mereka di sebuah Restoran. Tadinya Dara ingin delivery saja, tetapi Randy memaksanya untuk makan bersama di luar, dengan terpaksa Dara pun akhirnya menuruti keinginan suaminya itu."Randy...." sapa seorang perempuan cantik, sambil mengandeng tangan seorang anak lelaki  berumur sekitar 3 tahunan.Sontak saja Dara dan Randy pun mengalihkan pandangan mereka pada perempuan yang baru saja menyapa Randy itu.Randy terkejut melihat sesorang yang baru saja menyapanya, " Sisil...." gumam Randy."Hai, kamu Randykan?" Tanpa permisi Sisil menarik salah satu kursi dan ikut bergabung dengan Dara dan Randy."Oh, iya. Hai Sil, apa kabar?" Kata Randy."Kabar baik, kamu sendiri gimana? Ini siapa?" Tanya Sisil, lalu menatap Dara."Oh, kenalkan Sil, ini Dara istri aku," ujar Randy memperkenalkan Dara."Kamu sudah nikah?" Tanya Sisil, kaget. Randy menganggukkan kepalanya."Oh, hai aku Sisil, teman SMAn
Read more
Bab 27
Sejak tahu Dara tengah mengandung anaknya Randy kini menyuruh Dara untuk berhenti bekerja, tetapi Dara tak mau, dan ia tetap ingin bekerja dengan alasan ia merasa bosan jika harus berdiam di rumah, dan tak punya teman, lagian kandungannya juga tak bermasalah, jadi dengan terpaksa Randy menuruti keinginan Dara, dari pada nanti istrinya itu ngambek dan berakhir ia disuruh untuk tidur di luar. Randy tetap memperbolehkan Dara bekerja, tetapi di kantor Dara tak boleh mengerjakan pekerjaan berat, dan Randy menyuruh kepala Bagian di devisi Dara untuk tak memberikan Dara pekerjaan yang berat, jadilah Dara lebih banyak nganggur, cuma duduk-duduk aja di depan meja kerjanya, ia jadi tak enak pada teman-temannya yang lain, yang sekarang banyak menatapnya tak suka.Kedua orang tua Dara sangat senang dan turut berbahagia mendengar kabar kehamilan Dara, sayang sekali saat ini mereka tidak bisa datang dan mengucapkan kata selamat secara langsung pada anak dan menantu mereka itu atas
Read more
Bab 28
Sudah beberapa hari ini Randy sering pulang larut malam karena banyak pekerjaan di kantor yang harus segera diselesaikan dalam waktu singkat, seperti saat ini jam sudah menunjukan pukul 01.00 dini hari dan ia baru saja pulang dari kantor.Randy memasuki kamarnya dengan pelan takut mengganggu tidur istrinya. Randy mendekati Dara yang saat ini tengah tertidur pulas, Randy mengusap pelan perut Dara, lalu ia mengecup singkat kening Dara sebentar, Randy melangkah masuk ke dalam kamar mandi, tubuhnya terasa gerah dan ia butuh mandi untuk menyegarkan tubuhnya.Dara terbangun dari tidurnya saat mendengar suara gemericik air dari kamar mandi. Ceklek..Pintu kamar mandi terbuka dan menampilkan sosok suaminya yang baru saja selesai mandi, saat ini Randy hanya memakai handuk yang dililitkan di pinggangnya."Mas," panggil Dara, dengan suara yang terdengar parau."Loh, sayang kok bangun, bobo lagi, gih!" Ucap Randy, ia pun mendekat ke arah ranjang."Emm,"
Read more
Bab 29
Sesampainya di depan rumah, Randy memarkirkan mobilnya dan segera turun dari mobil tanpa menoleh kepada Dara. Brugh....Randy menutup pintu mobil dengan kencang, Dara yang masih berada di dalam mobil pun terlonjak kaget mendengar suara pintu mobil yang ditutup kasar oleh Randy.Setelah Randy hilang dari pandangan, Dara pun perlahan membuka pintu mobil, dengan pelan ia menggerakan kakinya."Auuhh....!" Dara merintih menahan sakit kakinya.Kakinya terasa sangat sakit, tetapi ia harus segera keluar dari mobil ini dan masuk ke dalam rumah menyusul suaminya, untuk menjelaskan tentang kesalahpahaman ini.Dengan pelan dan tertatih Dara berjalan memasuki rumah sambil berpegangan pada dinding, kadang ia merintih karena sakit.Saat ia sudah berada di undakan tangga, terlihat Randy turun dengan tergesa. Sepertinya Randy ingin pergi keluar, dilihat dari penampilannya yang kini sudah berganti baju. Randy melewatinya begitu saja."Mas!" Panggil Dara, Randy
Read more
Bab 30
Randy terduduk lemas di depan pintu ruangan IGD, yang mana di dalam sana Dara sedang ditangani oleh tim Dokter. Tak jauh dari tempat Randy berada bik Surti duduk di sebuah kursi, ia juga sangat mengkhawatirkan keadaan istri majikannya itu. Randy sangat menyesali sikap kasarnya pada Dara tadi pagi, ia sangat marah dan merasa cemburu melihat Dara disentuh oleh lelaki lain sehingga ia tak bisa mengontrol emosinya dan membentak Dara.Randy mendongakkan kepalanya saat mendengar langkah dua orang yang mendekat kearahnya. "Bagaimana keadaan, Dara?" Tanya Ayah yang sudah berdiri di depan Randy."Belum tahu, yah. Masih ditangani Dokter di dalam," jawab Randy dengan pelan."Apa yang terjadi pada Dara nak Randy?" Cecar Bunda. Randy menggelengkan kepalanya lemah, ia tak sanggup mengatakan pada kedua mertuanya kalau ini terjadi karena kesalahannya. Ah, kini Randy benar-benar menyesal, seandainya tadi pagi ia tak mengabaikan Dara, dan mendengarkan p
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status