All Chapters of Menikahi CEO (INDONESIA): Chapter 81 - Chapter 90
96 Chapters
80. Sebelum Badai
Tap...      Bumi seakan menggema. Sepasang kaki jenjang mulai menapaki kaki di London. Celana hitam yang berpadu dengan kemeja ungu, dasi senada dan juga jas hitam. Ia pria tampan dengan kumis tipis yang menghiasi area bibirnya. Hidungnya mancung, matanya indah berwarna hijau muda. Kulitnya yang putih berlapis bulu-bulu halus.      Dilihat dengan mata terbuka, aura yang terpancar sangat bersinar. Pria itu menjulurkan kakinya keluar dari pesawat pribadi dan ia disambut ramah oleh pengawalnya.“Tuan muda, ke mana tujuan pertama Anda?”“Hotel!” jawabnya singkat.       Pria yang memiliki aura tidak biasa itu adalah Orthela Darkis. Pria yang selama ini bersembunyi dalam kesenangan bersama kisahnya yang tersembunyi dengan Delon.      Orthela belum menemukan rumah yang cocok. Ia tentu saja memiliki rencana lebih dari
Read more
81. Merebutmu
          Malam berikutnya, Kaira dinner bersama Jay. Kaira membuat mereka memiliki waktu bersama. Kaira tersenyum tanpa henti hingga Jay mengernyitkan keningnya.“Kenapa?” tanya Jay. “Apa ada sesuatu yang kau sukai hari ini?” imbuhnya. Terus terang saja, Jay malu karena Kaira terus saja memandangnya.“Apa yang aku sukai sedang aku tatap,” jawab Kaira.“Sejak kapan kau berani mengombal?” tanya Jay. Ia menyembunyikan wajahnya yang merona.“Sayang, apa kau tidak ingin memangku dan menyuapiku?”“Kemarilah!”       Kaira yang manja seperti itu, mengingatkan keluguannya ketika mereka baru saja menikah. Ruangan VVIP yang sudah direservasi, membuat privasi mereka aman. Tidak ada kebisingan, suara-suara dari luar, tatapan dari orang-orang asing dan yang pasti Jay menginginkan hanya ada mereka berd
Read more
82. Perseteruan Baru
         Jay membungkuk. Memungut satu pecahan kaca. Ia menggenggam erat kaca itu hingga melukai telapak tangannya. Dibelakang sudah berdiri beberapa orang yang harus bertanggungjawab atas kejadian yang sudah terjadi.      Jay menggertakkan giginya. Ia menatap tajam ke arah jendela yang sudah rusak. Sebenarnya ia gusar. Khawatir sekaligus marah tapi Jay hanya menunjukkan kemarahannya.“Apa ini cara kerja dari keamanan ditempat ini?” pekik Jay. “Dalam 10 menit, kalian harus mengetahui di mana Istriku. Kalau tidak, leher kalian yang akan membayar akibatnya!”      Semuanya terdiam. Mereka lalai padahal Jay sudah meminta pihak restoran untuk mengosongkan tempat dalam 2 jam. Perintahnya hanya dianggap sebagai lelucon. Uang mereka terima tapi bekerja tidak sesuai prosedur.      Jay marah dan mengancam para
Read more
83. Sebuah Kabar
Sudah 2 hari sejak pertemuan Kaira dengan Orthela. Tidak ada apapun yang terjadi kecuali kesehatan Kaira yang mulai terganggu. Orthela tenggelam seperti ditelan oleh kegelapan.     Kaira sering merasakan kesehatannya tidak stabil. Dimulai dari ia sering lupa bahkan hal-hal kecil seperti waktunya sarapan atau sekedar setelah mandi untuk berganti pakaian.‘Aku kenapa, ya? Apa aku terlalu lelah?’ batin Kaira.      Waktu yang Kaira lewati dalam ingatannya terus berjalan mundur. Ia yang duduk santai menunggu Ziel keluar dari kelas tiba-tiba tampak bingung. Seingatnya, dia sedang duduk bersama Jay menikmati teh hangat dipagi hari.“Akkkkkkk!” rintih Kaira. Ia memegang kepalanya yang terasa nyeri. Kaira tidak menceritakan kondisinya. Ia hanya menghubungi Keysana untuk menemaninya periksa ke dokter.       Saat Kaira terlihat pucat, Keysana yang sudah sampa
Read more
84. Pilihan
      Lily menyampaikan sebuah kabar yang sama sekali tidak pernah Jay bayangkan sebelumnya. Ia langsung meraih kunci mobil dan melangkah dengan sangat cepat.      Berlari. Iya. Seperti itulah keputusan yang Jay ambil tanpa memperdulikan ruangannya yang terbuka lebar dan banyak sekali file rahasia. Lily menutup pintu ruangan Jay dan menguncinya. Ia memberikan kunci itu pada Rasya.Hah... Hah... Hah...       Jantungnya tidak berhenti berdebar. Bukan debaran cinta layaknya seseorang yang sedang mabuk asmara tapi kali ini adalah debaran kekhawatiran. Sepanjang jalan, kakinya terus menginjak pedal gas. Meluncur melewati beberapa kendara lain,        Perasaannya berkecamuk melebihi kalah tender. Kaira adalah dunianya, nafasnya dan juga hidupnya. Bagaimana jika terjadi sesuatu padanya?       Jay teru
Read more
85. Kemarahan
      Pilihan sulit. Sekujur tubuh Jay lemas tanpa tenaga. Ia harus memilih untuk menggugurkan kandungan Kaira demi kebaikannya. Jay tidak tahu apa yang harus ia pilih. Semuanya terasa sangat sulit.“Anda sudah membaca semuanya. Akan saya jelaskan,” ujar Dr. Crombe.“...” Jay hanya diam mematung. Otaknya tidak bekerja sama sekali.“Saya melakukan pemeriksaan secara menyeluruh. Ada satu titik ditubuh Nyonya yang terbuka. Titik itu disebabkan oleh tusukan sebuah suntik.”Deg... Deg... Deg...        Tubuh Jay semakin bergetar. “Itu artinya—““Benar. Seperti dugaan Anda, Tuan. Nyonya sengaja dicelakai oleh orang lain. Titik itu adalah sumber racun yang merusak otak Nyonya.”       Tangan Jay mengepal. “Apa tidak ada pilihan lain?” tanya Jay.“Hanya ada satu ke
Read more
86. Kembalinya Grace
        Tempat pertama yang Grace datangi adalah kantor Jay. Ketika ia sampai, Jay tidak ada di sana. Grace menghampiri ke rumah tapi tidak ada siapapun di sana yang bisa Grace ajak bicara bahkan Kaira sekali pun tidak nampak dipelupuk matanya.“Hah!” desah Grace. “Sebenarnya mereka ke mana?” gumam Grace.      Bersamaan dengan niat kepergiannya, Jay kembali. Jay langsung menghentikan mobilnya ketika melihat Grace berada di depan gerbang rumahnya. Jay menggertakkan giginya. Bagaimana bisa ia melihat lagi wajah Grace.“Setelah 6 jam, akhirnya aku bertemu denganmu,” kata Grace.       Jay tidak turun dari mobil. Ia hanya menurunkan kaca mobilnya. Ekspresi pada wajahnya sangat tidak enak dipandang oleh mata.“Kau pasti bertanya-tanya kenapa aku bisa ada di sini. Kau akan lebih terkejut lagi kalau kau mende
Read more
87. Orthela dan Rencananya
       Grace kembali ke rumah Orthela. Alamat yang sudah Loreta berikan untuknya. Grace datang tanpa persiapan. Ia hanya datang dengan keyakinan sesuai alur yang akan Tuhan takdirkan.“Grace, bukankah ada satu minggu untukmu bebas?” tanya Loreta.“Tidak ada yang ingin aku nikmati,” jawab Grace.       Tidak ada siapapun di rumah. Loreta, Paul dan juga Orthela pergi. Grace belum diberi tugas olehnya. Kesempatan bagi Grace untuk menemukan obat penawar. Ia tidak peduli kalau dirinya sedang dalam pengawasan atau Orthela sudah memasang jebakan.Tap... Tap... Tap...      Kakinya melangkah cepat memasuki kamar Paul. Sebelum masuk ke dalam neraka, Grace sudah mengetahui keahlian setiap penghuninya. Di dalam kamar paul, Grace mulai mencari formula untuk menetralkan racun yang ada ditubuh Kaira.      Grace men
Read more
88. Pengorbanan
       Jay dihubungi oleh rumah sakit untuk segera datang. Ia langsung bergegas, padahal ia baru saja menemukan cara untuk menemukan penawarnya. Hanya saja, Jay lebih mementingkan untuk datang dan mendengarkan apa ucapan Dr. Crombe.“Dokter sudah menunggumu,” ucap Keysana.“Aku langsung ke sana.”      Jay langsung berlari dan menuju ruang Dr. Crombe. Ternyata tidak hanya ada Dr. Crombe saja, tapi ada Dr. Sansan.“Anda sudah datang, Tuan. Silahkan duduk!” pinta Dr. Crombe.“Apa ada sesuatu yang—““Anda tenang dulu. Silahkan Anda minum terlebih dahulu.” Dr. Sansan menenangkan Jay yang sangat gelisah.      Di atas meja sudah ada sebuah obat. Jay tidak mengetahui obat apa itu. Ia tidak bisa berfikir jernih. Mungkin karena ia belum siap menerima apa yang akan ia dengar.“Se
Read more
89. Pengorbanan 2
Brak!“Akh! Uhuk... Uhuk... Uhuk...”      Grace memegang perutnya yang ditendang Orthela. Dari mulutnya, keluar darah segar karena ia tempental dan menabrak sisi meja.Plak! Plak!      Ortela menarik rambut Grace. Ia menamparnya berkali-kali. Tapi tidak ada rintihan sakit atau permohonan untuk sekedar meminta ampun.“Meski kau sudah menghilangkan semua jejak, apa kau pikir aku tidak tahu kalau kau sudah mengambilnya untuk sample?” gertak Orthela tanpa melepaskan rambut Grace.“Hahahaha... Aku juga sudah tahu akan berakhir seperti ini.”“Aku melepaskanmu, bukankah seharusnya kau membalas budi padaku?”      Mata Orthela mendelik, menatap tajam seakan-akan ia akan menelan Grace hidup-hidup. Grace tidak merasa takut karena sejak awal, dia sudah siap.“Apa ini yang kau sebut sebagai kebebasan?&rd
Read more
PREV
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status