All Chapters of Menikahi CEO (INDONESIA): Chapter 61 - Chapter 70
96 Chapters
61. Butuh Penjelasan Bukan Alasan
Ting... Tong...       Rasya datang ke rumah Kaira pagi-pagi buta. Ia mendatangi Jay dengan penampilannya yang sangat berantakan. Kaira membuka pintu dan menyipitkan matanya.“Rasya! Tumben pag-pagi sekali?” tanya Kaira.“Nyonya, apa Tuan sudah pergi ke kantor?” tanya Rasya.“Masuklah. Ayo ikut makan bersama.”Tap... Tap... Tap...       Rasya ragu untuk bicara. Ia melihat wajah Jay yang kelelahan dengan mata panda yang terlihat nyata.“Sayang, ada Rasya.”“Sya, duduklah.”“Terimakasih, Tuan.”        Rasya tidak mengambil makanan untuknya. Jay yang saat itu sedang melahap sarapan, langsung mendelik melihat Rasya yang tidak baik-baik saja. “Sayang, sarapannya dibungkus saja, ya. Aku harus meeting pagi ini dengan Rasya,” kata
Read more
62. Cemburuku
        Keysana menunggu dengan lesu. Sudha 2 jam ia di kantor tapi Rasya tidak nampak dimatanya. Keysana cemas. Ia akhirnya menemui Jay yang sedang sibuk dengan sederet kertas yang menumpuk.Tok... Tok..."Tuan Jay, apa Anda sibuk?""Nona Key, silahkan masuk!"Tap... Tap... Tap...         Jay menutup berkas yang sedang ia baca. Ia melihat Keysana yang mendatanginya dengan menutupi kecemasannya.       Tangan Keysana nampak saling menggenggam. Ekspresi wajahnya tidak tenang. Wajah yang biasanya ceria dan terlihat cerah, sekarang lesu tanpa gairah."Apa ada yang Nona cemaskan?" tanya Jay sembari berdiri dan berjalan menghampiri Keysana."Apa Nona sedang mencemaskan sesuatu?" tanya Jay lagi untuk kedua kalinya karena Keysana masih diam membisu."Tuan
Read more
63. Kecewa
       Jay tidak ingin melepaskan Kaira dalam kekalutan hatinya. Saat Kaira emosi atau sedang merasa kecewa, sebaiknya membiarkan Kaira sampai Kaira tenang tapi Jay tidak melakukan hal yang Kaira inginkan.     Jay menarik tangan Kaira dan memeluknya. Membiarkan Kaira membenamkan wajahnya didada bidangnya. Pelukan erat namun baru kali ini Kaira tidak membalasnya.“Bagaimana rasanya memeluk kekasih orang lain dan memeluk istri sendiri?” tanya Kaira.      Kaira tidak menangis. Ia membiarkan dirinya seolah-olah menjadi wanita yang tegar. Luapan cemburu yang berbeda dengan wanita lain. Kaira hanya melontarkan secerca pertanyaan yang mengganggu pikirannya.“Kaira, aku mohon. Jangan bersikap seperti ini padaku,” pinta Jay. “Kau boleh marah, memukulku, bahkan memintaku berlutut sekalipun tapi aku mohon, jangan diamkan aku!” pungkas Jay.
Read more
64. Kejutan Yang Mengejutkan
        Malam itu, Ziel menarik Kaira masuk ke dalam kamarnya. Ia meminta Kaira untuk duduk di atas ranjang empuk miliknya. Tangan mungilnya, menghapus airmata Kaira."Mama, kalau Papa jahat, kita tinggal sama Oma."      Tatapan mata yang polos. Penuh keyakinan dan kecewa itu seakan disembunyikan dengan sempurna oleh Ziel."Ziel, Papa itu orang yang paliiiiiinggggg baik," kata Kaira. "Ziel tidak boleh seperti itu ke Papa, ya Nak." Anak seumuran Ziel, membutuhkan pengertian, sikap tegas dan selalu mencontoh apa yang ia lihat. Oleh karena itu, Kaira mencoba untuk selalu bersikap lembut."Tapi Papa orang yang selalu berkata bohong."  **            Setelah menemani Ziel dan menenangkannya, Ziel akhirnya tertidur. Jay masuk
Read more
65. Wanita Dalam Dekapan
       Jay pergi ke kantor pagi itu sebelum klien datang. Ia sudah meminta Mona mempersiapkan ruang meeting no 15. Suasana kantor sepi. Hanya ada beberapa karyawan yang lembur. Tidak menunggu lama, setelah klien datang, meeting dilakukan.      Meeting sangat dipersingkat. Dari yang biasa lebih dari 6 jam, sekarang hanya 2 jam. Mona yang menemani Jay, mencatat semuanya dengan rinci.“Mona, setelah laporannya selesai, kirimkan ke email,” kata Jay.“Baik, Presdir!”       Jay ingin segera meninggalkan kantor dan menyusul Kaira. Ia tidak ingin mengecewakan Kaira dan Ziel lagi. Saat Jay keluar dari ruangannya untuk meletakkan kembali dokument penting, ia mendengar suara tangisan dari arah tangga darurat.      Jay pemimpin yang  bertanggungjawab. Ia tidak ingin ada berita buruk terjadi. Bagaimana kalau orang yang me
Read more
66. Gelisah
        Suasana hati sangat buruk. Niatnya, Nyonya Luna dan Tuan Alrecha membawa Ziel bersama mereka supaya hubungan Jay dan Kaira membaik.        Tidak ada yang melihat hadiah apa yang Kaira siapkan. Setelah bicara tanpa adanya ujung damai, Kaira mengambil hadiah yang ia siapkan meski sudah bertebaran.         Kaira pergi untuk menenangkan diri supaya keegoisan dirinya tak lagi menambah hancurnya hubungan yang mulai retak.       Jay menulis disebuah kertas kecil dan dia meletakkannya di atas tas Keysana. Tas itu Jay letakkan di atas meja samping Keysana berbaring.       Jay hanya berdiri di depan gerbang rumahnya. Berharap Kaira akan cepat pulang tapi sampai langit menjadi gelap, Kaira tidak juga kembali."Aku salah. Aku bersalah Kaira, pulanglah."
Read more
67. Hak Istimewa
         Kaira pulang ke rumah dalam keadaannya yang basah kuyup. Hal itu juga dirasakan oleh Jay. Ikatan batin yang saling terhubung.        Jay tetap berdiri di depan gerbang menunggu kepulangan Kaira. Tidak peduli meski hujan turun sangat deras seperti badai.         Penantiannya tak pernah sia-sia. Jay langsung membuka gerbang dan merangkul Kaira. "Kau dari mana saja? Kenapa baru pulang? Apa kau tahu kalau aku khawatir?" cerocos Jay.         Kaira hanya diam. Tapi ia tampak sangat tenang. "Aku baik-baik saja," jawab Kaira. "Ayo masuk!"          Jay tidak akan membiarkan Kaira kedinginan semakin lama. Ia menggendong Kaira dan membawanya masuk dengan segera. Tap… Tap… Tap… "Tenn! Siapkan air hangat untuk Nyonya!" perinta Jay pada pelayan yang bekerja di rumah. "Hssstttt…" Kaira membenamkan wajahnya di dada J
Read more
68. Di Atas Ranjang
        Ulang tahun yang bertepatan dengan weekend. Bertepatan dengan banyaknya masalah yang tiba-tiba muncul. Kaira terbangun dalam pelukan Jay tanpa balutan busana ditubuhnya.       Kaira mengusap matanya perlahan. Pagi sudah menyambutnya. Kakinya yang menapak lantai, terasa dingin.Srettttt!"Kyaaaaa!" pekik Kaira."Dasar ceroboh!" omel Jay. Posisi matanya yang masih terpejam. Seakan enggan untuk terbuka. Jay menarik Kaira dalam pelukannya. "Lepas!" kata Kaira."Hmmmm... Kau selalu saja ceroboh. Bangun tidur menginjak lantai yang dingin. Apa kau tidak bisa memakai alas kaki?" omel Jay lagi."Aku lupa.""Biarkan aku memelukmu. Bukankah hangat?""Kita harus segera bangun. Kita harus menjemput Ziel, Jay.""Tapi apa kau tidak
Read more
69. Getaran Ranjang (21+)
          Rasya merebahkan tubuh Keysana. Ia yang sedang menarik dasi, tampak begitu tampan. Keysana mencegah tangan Rasya yang ingin menyentuhnya."Ki--kita harus mandi!" ulangnya."Kita akan mandi setelah semuanya selesai," bisik Rasya.Srettttt...        Rasya tidak memberikan Keysana waktu untuk bicara. Entah ia setuju atau menolak untuk memberikan dirinya. Rasya mencium bibir Keysana. Melumatnya dengan sangat lembut sembari menaikkan kedua tangan Keysana ke atas dan mengikatnya dengan dasi."Rasya...""Hssstttt..." Rasya terlihat berbeda dan misterius. "Supaya kau tidak lari," imbuhnya."Tapi aku tidak mau diikat," rengek Keysana."Aku akan membebaskanmu setelah ronde ke 2," bisik Rasya.'Kenapa Rasya begitu vulgar dan berterus terang pagi
Read more
70. Pilihan Sulit
Keysana kelelahan. Selain karena semalaman sama sekali tidak tidur, ia juga melakukan hubungan intim dengan Raysa beberapa kal. Keysana memejamkan matanya, membiarkan tubuhnya istirahat ke dalam alam mimpi. Rasya sedang menikmati teh hangat yang ia pesan dari layanan hotel. Cuppp...                                                                 Bibir yang kenyal itu menempel dikening Keysana. Perlahan-lahan matanya mengerjap dan terbuka. Sikap manja itu, Keysana tunjukkan dengan cara agresif. Ia melingkarkan tangannya diperut Rasya yang tengah duduk disisinya. “Jam berapa sekarang?” gumam Keysana. “Jam 3 sore.” “Kalau sekarang jam 3
Read more
PREV
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status