All Chapters of Dragon King's Lover (INDONESIA): Chapter 51 - Chapter 60
64 Chapters
Bab 51
Lucas duduk di atas kudanya, ia berada paling depan diantara semua pasukannya disusul dengan Kenzo dan puluhan ribu bangsa naga di belakangnya. Penampilan Lucas seperti biasa, memakai baju dengan jubah merah miliknya. Ia tidak memakai baju zirah sama sekali.Di depannya, dengan jarak lebih dari 300 meter pasukan Vampir juga berdiri. Dipimpin oleh Gabriel dan Aslan. Para Vampir di sana menatap benci Lucas beserta semua pasukannya, berbeda sekali dengan Lucas yang menatap mereka semua dengan pandangan tertarik. Sekarang kedua kubu berada di tanah yang dulunya adalah perbatasan antara Vampir dan Dragon."Aih, mereka semua benar-benar mencari mati rupanya." Lucas menggeleng-gelengkan kepalanya seraya menatap pasukan Vampir yang berjumlah hampir sama dengan pasukannya.Kenzo menyetujui ucapan Lucas, mau bagaimana pun sudah terlihat siapa yang akan menang di sini. King Lucas dengan semua pasukan profesionalnya atau Gabriel dengan pasukan
Read more
Bab 52
BrukLucas mundur begitu Gabriel menyerangnya secara tiba-tiba, serangan itu sangat di luar dugaan Lucas. Tiba-tiba saja Gabriel menyerangnya dengan cakarnya yang telah memanjang di tambah dengan bola matanya yang berwarna merah terang. Jangan lupakan taringnya yang telah memanjang seiring dengan panjang cakarnya."Kau sudah mengeluarkan kekuatan milikmu, ternyata." Lucas berdiri tegak lalu melihat jubahnya yang telah robek karena serangan dari Gabriel. "Kau merobek jubah mewah milikku," lanjutnya. Gabriel tidak memperdulikan ucapan Lucas, ia melesat cepat ke arah Lucas dan kembali mencoba mencakar pria itu. Lebih tepatnya mencoba untuk menusuk dada kiri Lucas."Ah, sial. Gerakan mu cepat juga." Lucas melepas jubah merahnya itu, lalu turut berlari cepat ke arah Gabriel, hanya dengan sekali hantaman dengan gagang pedang yang ia pegang, Gabriel mundur beberapa langkah di belakangnya.Gabriel men
Read more
Bab 53
Ketika tiba di hutan kabut Amovrion, Calista langsung berlari dari dalam hutan itu. Untung saja ia ingat jalan menuju keluar hutan ini, jadi ia tidak khawatir untuk tersesat. Dengan langkah yang diusahakan secepat mungkin, Calista melewati satu-persatu batang pohon di sana."Sial. Apakah ia baik-baik saja?" gumam Calista, ia terus berlari dengan pikiran yang berkecamuk. "Perasaanku tidak enak."Tidak lama kemudian, Calista berhasil keluar dari hutan. Ia tiba di jalan setapak yang akan membawanya ke rumah-rumah penduduk. Calista memindai sekitarnya, di sini sangat sunyi."Kenapa di sini sangat sepi sekali?" Calista menoleh kiri-kanan, tapi ia tidak menemukan siapapun. Sangat sepi, bahkan Calista tidak menemukan satupun prajurit kerajaan Dragon yang biasanya berpatroli di sekitar sini.Calista terus melangkah seraya menatap satu-persatu rumah-rumah di sini, tapi sama saja rumah yang dilewatinya seperti tidak di huni s
Read more
Bab 54
Sama seperti rumah-rumah yang ia lewati tadi, pasar yang kini ada di depannya juga sepi. Tidak ada Vampir atau Dragon sama sekali, hal ini membuat Calista bertanya-tanya dalam hati tentang apa yang sebenarnya terjadi. Calista memutar kepala agar bisa melihat satu persatu tempat berjualan itu dengan harapan dapat menemukan orang dewasa yang sekiranya dapat memberi tahunya apa yang terjadi.Namun, sepanjang pasar yang ia lalui tidak ada orang satupun. Padahal jika ada salah satu prajurit Lucas di sini, Calista ingin minta diantarkan ke istana Dragon yang letaknya cukup jauh. Jika ke sana Calista harus memakai kuda jika ingin cepat. "Mereka benar-benar menghilang."Calista terus berjalan ke depan tanpa tujuan, ia sekarang ini ingin mencari orang yang dapat memberikannya informasi tentang apa yang terjadi. "Mungkin aku harus terus berjalan." Calista terus berjalan hingga pasar itu terlewati.Calista menatap sekelilingnya. Ia tidak menge
Read more
Bab 55
Calista terus berlari dan berlari, mengabaikan vampir-vampir yang meneriakkan namanya. Namun, sepertinya usaha Calista sia-sia karena hanya dalam beberapa menit, ia sudah dikepung oleh vampir-vampir yang mengejarnya itu."Kau membuat kami repot saja." Nial berkata seraya menatap Calista yang balas menatap mereka semua dengan waspada. "Sekarang, kau ikut kami saja." Nial mendekat kepada Calista, tapi Calista mundur seraya mengepalkan tinjunya di depan tubuhnya."Jangan mendekat padaku, brengsek." Calista siap dengan kuda-kudanya, ia akan menyerang siapapun yang mendekatinya. Walau ia tidak yakin apakah serangannya berefek pada vampir-vampir di depannya ini.Nial tertawa. "Mulutmu pedas sekali, bagaimana mungkin seorang Raja Naga seperti Lucas bisa menyukaimu?""Itu tidak penting untukmu," desis Calista. Sebenarnya ia kini lumayan was-was apalagi vampir-vampir itu perlahan mendekatinya.Benar saja, ti
Read more
Bab 56
"Lepaskan aku brengsek." Apapun hal yang Calista katakan tidak membuat Aslan mendengarnya, pria itu mendorong kasar bahu Calista agar maju ke depan. Ya, ia akan menunjukkan Calista kepada Lucas. "Lucas pasti senang sekali melihatmu ada di sini." Aslan memegang bahu kiri Calista dengan tangan kirinya, sedangkan tangan kanannya ia gunakan untuk mengalungkan pedang di leher Calista. Hal itu sukses membuat Calista tidak bergerak banyak selain umpatan yang keluar dari mulutnya.Aslan membawa Calista ke lokasi tempat pertarungan Lucas dan Gabriel, di sana Calista melihat Lucas yang tengah bersiap membunuh Gabriel. Mata Calista membulat melihatnya.Lucas berdiri di hadapan Gabriel yang tengah terbaring di tanah, ia mengangkat tinggi-tinggi pedangnya, siap untuk menembus jantung Gabriel. "Ucapkan selamat tinggal untuk dunia ini, Vampir," kata Lucas. Ia pun bersiap menurunkan pedangnya jika saja ia tidak merasakan sesuatu me
Read more
Bab 57
Calista hanya bisa menatap nanar kepada tubuh Lucas yang terbaring lemah di atas tanah, tidak ada seorang pun yang mendekat kepada Lucas. Bahkan Antonio dan Merida pun tidak berada di samping anak semata wayangnya itu. Mereka berdua hanya diam dengan pandangan lurus kepada tubuh Lucas."Lucas!" Jeritan Calista memecah keheningan yang beberapa saat yang lalu tercipta, diikuti oleh suara tawa Aslan yang membahana. Merasa menang karena berhasil membunuh Lucas tanpa harus kerepotan. Ah, Aslan beruntung mendapatkan racun mematikan itu dari Alberio, pria yang tergila-gila akan keabadian.Gabriel, berdiri di sana. Ia memandangi Lucas yang telah tewas lalu pandangannya beralih kepada Calista yang menangis histeris, Calista terlihat sangat kacau karena kehilangan Lucas."Hahaha. Akhirnya Raja Naga terkuat yang pernah ada mati. " Aslan tertawa seperti orang gila, ia berhasil membunuh Lucas hanya dengan memanfaatkan seorang gadis. Faktanya Nag
Read more
Bab 58
Antonio dan Merida menatap Calista yang baru saja berteriak meminta ini dihentikan, Lucas pun begitu ia spontan menghentikan kegiatannya yang tengah menyuburkan api. Jadi, sekarang Lucas hanya terbang dengan menatap semua Vampir yang terlihat sangat ketakutan itu.Gabriel yang sudah terluka pun tidak dapat berbuat banyak, tangan kirinya telah terkena api dari Lucas. Menyebabkan tangannya itu tidak lagi berfungsi, tangannya terasa mati rasa."Kenapa, Cal?" tanya Merida. Ia memegang bahu Calista dan menemukan wajah sedih gadis itu.Calista menggeleng. "Maksudku, bisakah kalian mengampuninya. Aku hanya merasakan kasihan," kata Calista sendu.Merida menarik nafas. "Kau memiliki hati yang baik, tapi mereka semua adalah penghianat. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi nantinya jika kita membiarkannya hidup." Merida memberikan penjelasan. "Nantinya akan banyak kejadian seperti ini, di saat seperti itu kita harus mengutama
Read more
Bab 59
"Kau jahat sekali, Cal. Kau meninggalkan aku di hutan, di hutan!" Lea menatap kesal Calista, ia abaikan orang-orang di lorong kampus yang menonton pertengkaran kecil mereka.Calista hanya bisa meringis pelan, wajar saja Lea marah kepadanya. Ia sudah sangat jahat meninggalkan Lea di hutan itu sendirian. "Astaga, aku benar-benar minta maaf, Lea. Sungguh, aku tidak bermaksud. Waktu itu aku hanya panik dan melupakan kamu begitu saja." "Untung saja Nicholas lebih dulu menemukan aku, kalau tidak aku tidak tahu apa yang akan terjadi padaku." Lea bersedekap menatap Calista. Setelah ditinggal oleh Calista di dalam hutan itu, Lea rasanya ingin menangis karena ia tersesat, di saat yang tepat Nicholas datang kepadanya. "Lea, sekali lagi aku minta maaf. Kau mau memaafkan aku?" Calista menyatukan kedua telapak tangan di depan dadanya dan menatap Lea dengan pandangan memohon.Lea menarik nafas. "Baiklah-baiklah, aku me
Read more
Bab 60
Putri Jingmi menatap marah pada undangan yang baru saja ayahnya perlihatkan, undangan yang jelas sekali nama Lucas dan Calista terukir dengan begitu indahnya."Mereka akan menikah! Ayah, bagaimana aku sabar tentang ini?!" Putri Jingmi sangat marah, ia menghempaskan semua barang-barang yang terletak di meja riasnya hingga barang-barang itu berceceran di lantai kamarnya.King Jierui mendekati Putri Jingmi mencoba menenangkan amarah putrinya itu. "Putriku, jangan seperti ini. Ini juga jauh dari perkiraan ayah. Ayah tidak menyangka jika mereka menikah secepat ini." King Jierui memegangi bahu Jingmi, tapi Jingmi menepisnya."Sekarang, ayah keluar. Aku mau sendiri." Putri Jingmi duduk di ranjang, ia membuang pandangannya dari ayahnya dengan menatap dinding.King Jierui hanya bisa memakluminya, ia tahu jika putri semata wayangnya itu tengah kesal karena pria pujaannya akan menikah. "Baik, ayah akan keluar."
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status