All Chapters of Davra (Dava dan Airaa) (Indonesia): Chapter 11 - Chapter 20
49 Chapters
Part 11
Aisyah dibuat kesal setengah mati oleh Dava, bagaimana tidak? Pasalnya Dava malah membawanya berkeliling-keliling gak jelas. Awalnya Aisyah tetap kekeh tak mau ikut ke mobil Dava, tapi pria itu menakut-nakutinya jika terlalu lama di jalanan sepi itu, mau tak mau Aisyah akhirnya ikut dengan Dava."Hei, pria kacamata, kau sebenarnya ingin membawaku ke mana?" tanya Aisyah kesal."Ke neraka bersama, kau mau kan?" "Apa maksudmu?" tanya Aisyah bingung."Di mana alamat rumahmu? Sejak tadi kau tidak memberitahukannya padaku. Makanya aku membawamu jalan-jalan saja." Dava pura-pura tak mengetahui di mana Aisyah tinggal, padahal dia tahu dan sangat hafal rumah Nando."Rumahku di jalan..." Aisyah mengatakan di mana alamat rumah Nando pada Dava.Dava menganggukkan kepalanya. "Di situ kau tinggal?""Iya, memang kenapa?" tanya Aisyah."Tidak apa-apa, hanya bertanya saja," jawab D
Read more
Part 12
Happy reading!++++++++Dava berhasil membongkar kedok busuk Aisyah di hadapan Nando dan seluruh keluarganya. Untunglah, dan kini wanita licik itu sudah di bawa pergi jauh dari kediaman Nando.Syukurlah, sekarang semua masalah sudah terselesaikan dan nampak damai. Namun tidak untuk Dava, karena dia harus melakukan tugas terakhir yaitu mengurus Aisyah yang rencananya akan ia bawa tinggal di rumah sakit jiwa.Kenapa rumah sakit jiwa? Ya, menurut Dava dan atas persetujuan suami Aisyah, Aisyah memang layak dan pantas untuk di rawat di rumah sakit jiwa.Dava benar-benar bertanggung jawab akan tugasnya, mengurusi segala keperluan Aisyah selama proses perawatan wanita itu disana. Dava bahkan memberi tempat tinggal yang layak untuk suami dan anak Aisyah agar sewaktu-waktu apabila mereka merindukan Aisyah, maka tak terlalu jauh ke rumah sakit. Dava juga memberi pekerjaan untuk Ridwan, meskipun awalnya suami Aisyah itu menolak bantuannya, beruntungl
Read more
Part 13
"Airaa, tunggu!" teriak Dava berlari mengejar Airaa yang keluar dari cafe."Lepas!" tekan Airaa marah ketika Dava berhasil mengejarnya, sebelah tangan Airaa di cekal Dava agar wanita itu berhenti."Mau apa kau sebenarnya? Lepas!" bentak Airaa muak dengan tingkah Dava."Aku mau dirimu."Sepertinya Dava harus menyumpal mulutnya sendiri ketika tanpa aturan bibirnya mengucapkan dua kata ajaib itu.Airaa yang sudah kesal pun semakin kesal setelah mendengar ucapan Dava. Apa-apaan pria di depannya ini mengatakan hal seperti itu? Apa dia kira Airaa ini seorang jalang?"Kau masih ingat aku, kan?" tanya Dava dengan masih mencekal tangan Airaa.Ingat? Tentu saja Airaa ingat, tapi situasi saat ini tak mendukung Airaa. Airaa menggeleng seraya berkata. "Maaf, aku tidak mengerti apa yang kau katakan, aku tidak mengenalmu." "Apa?!" Dava ternganga mendengarnya.Bagaimana bisa? Tidak mungkin! "Kau bohong!" sentak Dava kesal."Kenapa kau mem
Read more
Part 14
Airaa meremas kuat pakaian yang di kenakannya setelah bu Hanum mengatakan semuanya. Tentang siapa Airaa dan soal wanita yang akan mereka jodohkan untuk Dava.Bagaimana reaksi Dava setelah mendengarnya? Jangan di tanya lagi, tentu saja pria itu berbinar bahagia.Sangking bahagianya bahkan pria itu merengek kepada sang ibunda, agar secepatnya di nikahkan bersama Airaa, bahkan kalau perlu hari ini juga mereka menikah."Ma, Dava mau menikah sekarang juga." pinta Dava yang masih merengek pada bu Hanum."Pria gila!" dengus bu Hanum sebal melihat tingkah putranya yang kelewat ajaib.Apa dia pikir menikah itu mudah, asal kita mengatakan mau maka langsung bisa di laksanakan, paling tidak mereka juga harus mempersiapkan segalanya bukan? Seperti gaun pengantin, cincin pernikahan dan masih banyak lagi.Tapi ya dasarnya Dava yang sableng dengan entengnya ia mengatakan, itu masalah gampang mama.Airaa yang sedari tadi hanya diam saja sedikit membuat Hanum jad
Read more
Part 15
Seharian ini Airaa hanya termenung di ruangannya di butik miliknya, memikirkan bagaimana nasibnya selanjutnya yang di jodohkan dengan Dava. Pria Playboy tidak waras itu, bagi Airaa Dava itu pria tengil yang kurang sehat alias gila.Suara ketukan di pintu membuyarkan segala lamunan Airaa, ia menginterupsi seseorang sih pengetuk pintu untuk masuk. Sita membuka pintu ruangan Airaa dengan sebelah tangan yang memegang nampan. Sita meletakkan gelas yang berisi kopi panas seperti biasa setiap paginya untuk Airaa."Terima kasih Sita, sayang." ucap Airaa bersikap ceria seperti biasanya."Sama-sama mbak Airaa."Airaa pun langsung meniup-niup uap panas yang keluar dari kopi itu, kemudian menyesapnya sedikit demi sedikit agar perutnya terasa hangat."Ada yang mbak butuhkan lagi?" tanya Sita, kali saja ada yang di perlukan Airaa."Ah, tidak Sita. Terima kasih, kamu bisa kembali ke pekerjaanmu." titah Airaa."Baik mbak, permisi." Sita menunduk hormat.
Read more
Part 16
Dava : bersiap-siaplah, aku akan datang ke rumah mengajakmu kencan. Airaa membulatkan matanya saat membaca isi pesan chat dari Dava. Apa-apaan pria ini main perintah seenaknya. Meski ngedumel, tapi tak ayal Airaa tetap melakukan apa yang Dava minta di isi pesan chatnya.Airaa dengan gerakan cepat bergegas mandi, ia tak mau jika membuat Dava menunggunya lama. Karena Airaa hanya sendirian di rumah, sedangkan kedua orang tuanya tengah berada di Bali untuk melakukan perjalanan bisnis.Tentu Airaa risih jika membiarkan Playboy masuk ke rumahnya, bisa-bisa ia di terkam Dava.Setelah selesai mandi Airaa bingung ingin memakai pakaian apa. Atau gaun? Sebenarnya Dava ingin mengajak Airaa berkencan kemana sih? Isi pesan chatnya tak menjelaskan secara detail ingin kencan kemana mereka nanti."Hhhh, aku pakai ini saja." ucap Airaa riang seraya mengambil baju santai.Kemeja tipis berwarna putih dan celana jeans hitam menjadi pilihan Airaa. Entah ke
Read more
Part 17
Warning+++Airaa sangat menyesali keputusannya yang langsung menyetujui titah Dava. Sekarang wanita itu terlihat mondar-mandir di dalam kamar tamu yang ada di rumah Dava.Sama sekali tak berani keluar dari kamar saat melihat lagi penampilannya di depan cermin besar. Baju kemeja putih milik Dava terasa sangat kebesaran untuk ukuran tubuhnya yang mungil dan ramping, Dava seperti raksasa bagi Airaa. Panjang kemeja milik Dava pun hanya sebatas pertengahan pahanya.Anehnya, Dava memiliki banyaknya pakaian dalam yang tersedia rapih di lemari kamar ini. Airaa jadi bertanya-tanya dan berpikir negatif, apa mungkin pakaian-pakaian dalam itu milik semua para wanita bayaran Dava. Kenapa hanya dalaman saja yang ada? Lalu pakaian luarnya mana? Airaa mendengkus begitu menyadari jika Dava benar-benar Playboy akut yang sangat bejat. Penjahat kelamin! "Aku harus bagaimana ini?" bingung Airaa merasa takut jika ia membuka pintu dan Dava akan mener
Read more
Part 18
Dava dan Airaa sama-sama merasa canggung setelah kejadian beberapa saat yang lalu. Kini keduanya duduk saling berhadapan menatap dengan meja sebagai penyekat jarak di antara mereka.Sesekali Airaa tampak meniup cokelat panas yang masih mengeluarkan uap dan gempulan asap. Sedangkan Dava, pria itu terlihat terus menyesap kopi hitam yang di buatkan Airaa.Jangan tanyakan bagaimana malunya mereka berdua setelah menyadari sejauh apa yang mereka lakukan tadi, Airaa rasanya sangat malu luar biasa dan ingin sekali tenggelam ke dalam lautan. Betapa ia juga sangat terbuai dengan ciuman dan sentuhan Dava, tidak, pria itu bahkan sudah menyentuh bagian sensitifnya. Bagaimana mungkin Airaa bisa sampai terlena begitu, membiarkan Dava melakukan seenaknya. Seandainya tadi Airaa tak tersadar lebih dulu, apakah mungkin malam ini ia akan menyerahkan diri seutuhnya pada Dava, dengan garis besar melepaskan apa yang selama ini ia jaga.
Read more
Part 19
Airaa terlonjak kaget ketika sepasang tangan kekar memeluk tubuhnya dari belakang. Airaa sudah bisa menebak siapa pelakunya, ini rumah Dava dan hanya mereka berdua yang ada disini."Kau lagi apa?" tanya Dava menumpukkan dagunya di bahu Airaa, terdengar sesekali pria itu menguap."Aku lagi main voli Dav." Dava terkekeh mendengar ucapan ketus dan tidak masuk akal yang Airaa lontarkan."Lepasin Dav, aku lagi masak!" elak Airaa yang lama-lama merasa risih juga."Heumm, kau masak apa?" "Nasi goreng. Kau tunggulah di meja setelah kau membersihkan diri terlebih dulu." titah Airaa begitu nyinyir."Mandiin ya?" tawar Dava.Airaa langsung mencubit tangan kekar Dava yang masih setia melingkari perutnya."Hahaha, aku hanya bercanda Airaa sayang. baiklah, aku mau mandi dulu." Dava mengecup punggung Airaa dan bahunya dari balik luar bajunya, bahkan Dava menghirup kuat aroma tubuh Airaa yang begitu wangi dan terasa memabukkannya.Airaa meremang d
Read more
Part 20
Jam istirahat kerja Nando menelpon Dava agar datang ke rumahnya, saat ditanya lewat telepon, Nando sama sekali tak mengatakan apapun dan terkesan memaksa Dava.Malah pakai bilang keadaannya sangat gawat lagi, tentu saja Dava sangat khawatir. Apakah ada sesuatu hal yang buruk terjadi pada kakak ipar Kia? Apakah wanita itu akan melahirkan? Eh, usia kandungannya juga paling baru sekitar 4 bulanan.Daripada banyak berpikir, Dava langsung tancap gas ke rumah Nando. 30 menit kemudian Dava sampai di kediaman rumah Nando, pria itu semenjak mengetahui istrinya hamil jarang masuk ke kantor. Alasannya, karena kehamilan Kia masih sangat muda, dan butuh perhatian ekstra.Kedatangan Dava di sambut hangat oleh security yang membuka pintu pagar mempersilakan mobil Dava masuk. Dava membuka pintu mobilnya, di sambut hangat oleh Nando yang ternyata sudah menunggunya."Ada masalah apa?" tanya Dava kentara sekali paniknya."Ini sangat gawat bro!" sahut Nando tak kalah
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status