All Chapters of The Tycoon's Scandal (Indonesia): Chapter 31 - Chapter 40
52 Chapters
30. I Won't
I Won'tMaddie sedang mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi saat ponselnya berdering, setengah mengernyitkan dahi ia mengurangi kecepatan untuk menjawab panggilan dari Chiaki. "Di mana Crystal?" pertanyaan Chiaki tentu saja mengejutkannya karena baru beberapa menit yang lalu ia meninggalkan Crystal di kamar Chiaki. "Dia ada di kamarmu, seperti perintahmu." "Dia tidak ada di sini, hanya ada ponselnya di sini." Ucapan Chiaki terdengar tenang, tetapi Maddie tahu jika Chiaki tidak begitu. "Tetap di tempatmu dan bernapaslah dengan benar, aku akan tiba di sana dalam lima menit." Meski tidak tahu pasti apakah Chiaki mengalami serangan hypervetilation atau tidak, setidaknya ia mengingatkan Chiaki. "Aku akan menginstruksikan pegawai hotel untuk memeriksa kamera pengawas." Maddie menambah kecepatannya lalu membelokkan setir mobil untuk memutar arah.Sayangnya pa
Read more
31. Ice Cream
Chapter 31Ice CreamMaddie pasti berbohong.Pemikiran itu yang pertama terlintas di benak Crystal saat ia memasuki kamar. Tidak ada kekhawatiran di raut wajah Chiaki seperti digambarkan oleh Maddie, sedikit pun tidak.Kekecewaan melingkupi seluruh rongga dada Crystal, ia kira sikap Chiaki manis hanya kepadanya karena ia adalah wanitanya, simpanannya. Nyatanya terhadap Caren, sikap Chiaki juga manis, berbicara dengan nada lembut, dan yang paling membuatnya merasa iri adalah Chiaki dan Caren berbicara berdua di tengah pesta dengan cara yang terlihat akrab.Ia ingin berada di posisi Caren, ia ingin dirinya diakui keberadaannya. Dengan kata lain keserakahan benar-benar mulai tumbuh dan berakar di dalam dirinya.Mungkinkah jika Caren juga salah satu simpanan Chiaki?"Ayo, kembali ke rumah," ucap Chiaki datar.Crystal hanya bisa mengangguk lalu mengikuti
Read more
32. Ex Sister
Chapter 32 Ex Sister Crystal meringkuk dengan nyaman, pagi itu tempat tidurnya terlalu hangat untuk ia tinggalkan. Meski matanya masih terpejam, tetapi bibirnya tersenyum. Ia menghirup aroma tubuh pria yang melingkarkan lengannya di pinggangnya dengan cara yang sangat posesif, seperti dirinya. Lengan Crystal juga melingkar di pinggang Chiaki. "Kurasa kita perlu sarapan," gumam Chiaki, suaranya terdengar serak. "Jam berapa kita pergi ke Jerman?" tanya Crystal, dengan suara yang serak pula. "Jam berapa kau ingin?" Bukannya membuka mata, Crystal justru semakin merapatkan tubuhnya pada Chiaki. "Bukankah kau memiliki pekerjaan?" "Pekerjaanku bisa menyesuaikan." Chiaki mengunci kedua kaki Crystal menggunakan satu kakinya. "Kalau begitu, bisakah kita tidur beberapa menit lagi?" Tadi malam, mereka melalui
Read more
33. Apologies
Chapter 33ApologiesCrystal mengamati kondisi makam orang tuanya yang sangat terawat, tetapi justru membuatnya tersenyum sinis. Jack, Bajingan itu rupanya merawat makam orang tuanya. Tetapi, itu sama sekali tidak membuat perasaan Crystal bahagia. Pria itu tetaplah pria brengsek di matanya. Ia meletakkan dua ikat bunga lili berwarna putih di atas makam orang tuanya, ia kemudian berjongkok di depan makam ibunya. Sejak memasuki area makam, ia bertekad untuk tidak lagi menangisi kepergian ayah dan ibunya, tetapi saat ia berada tepat di depan makam mereka nyatanya tekad yang telah ia bangun seolah tidak memiliki fondasi. "Mom, Dad," isaknya. "Maafkan aku, aku baru bisa mengunjungi kalian. Tapi, aku berjanji, mulai sekarang aku akan lebih sering mengunjungi kalian." Ia menelan ludah, batinnya berkecamuk penuh rasa sakit. Andai waktu bisa diulang, andai ia tahu umu
Read more
34. Pregnancy
Chapter 34PregnancyManusia merancang kehidupannya sendiri, tetapi bagaimana pun juga Tuhan yang menentukan hasil akhirnya. Chiaki menempatkan bidak catur dengan sempurna di atas papan, tetapi kemunculan Jack yang terlalu cepat, juga menyaksikan betapa bahagianya Crystal saat mendapatkan kembali seluruh harta peninggalan orang tuanya membuat semua yang telah ia rancang berubah menjadi kepingan-kepingan kecil yang tidak lagi tertata.Rencananya ia ingin membangkrutkan perusahaan keluarga Winter hingga berada di titik nol lalu mengambil alih. Ia berencana memindahkan pabrik anggur ke Belgia dengan pertimbangan jarak tempuh yang lebih pendek. Ia hanya akan menyisakan perkebunan anggur dan peternakan di Jerman, juga mungkin rumah peninggalan keluarga Winter di sana.Namun, semuanya hanya tinggal rencana saat Crystal dengan wajah yang polos menyerahkan semua urusan perusahaan kepadanya. Jika ia membiarkan perusahaan mil
Read more
35. Stranger
Chapter 35StrangerCaren menyeruput kopi dari cangkir tanpa repot-repot mengangkat cangkir dari atas meja. "Kau tahu? Aku sangat ingin melakukan hal-hal konyol seperti ini bersama temanku." Crystal terkekeh oleh ucapan Caren. "Kau sering melakukannya?" "Ini yang pertama." Ia menyeringai lebar, matanya tampak berkilat-kilat karena bahagia."Benarkah?"Caren mengangguk."Biar kutebak," ucap Crystal geli. "Kau menjaga imej di depan teman-temanmu?" Caren menyeringai lebar sambil menggelengkan kepalanya. "Sangat akurat." "Kenapa kau tidak melakukan di depanku?" "Entahlah, yang jelas kurasa kau bukan orang yang mementingkan tata krama yang menyebalkan." Crystal tertawa. "Jadi, kau sedang mengataiku tidak mementingkan tata krama?" "Kelihatannya ka
Read more
36. Hallucination
Chapter 36Hallucination"Kebetulan ada yang ingin aku sampaikan," ujar Chiaki. Ia menjauhkan punggungnya dari dinding yang ia sandari tanpa melepaskan tatapannya dari wajah Crystal.Kerongkongan Crystal terasa mengering dan jantungnya terasa mengentak-entak penuh dengan kekhawatiran. Ia balas menatap Chiaki meski ia merasa gamang. Chiaki justru terkekeh. "Tidak perlu terlalu tegang, ini justru berita baik untukmu." Namun, sepertinya tidak. Crystal bisa merasakan jika atmosfer di antara mereka berbeda, sangat berbeda. Ia menelan ludah. "Aku ingin mengedarkan berita baik itu." Chiaki meneguk hingga habis anggur di dalam gelas yang ia pegang lalu ia berjalan kembali ke meja untuk kembali mengisi gelasnya yang telah kosong. Pria itu menyandarkan pinggulnya dengan gerakan sangat santai, tatapan matanya melembut. "Crys, kurasa tidak bijaksana jika aku terus menahanmu di
Read more
37. Kill You
Chapter 38Kill You"Kau bisa mati jika kau tidak tidur," ujar dokter Liem sambil mendengarkan bunyi detak jantung Chiaki melalui stetoskop-nya. "Aku memerlukan obat penenang dalam dosis tinggi," ucap Chiaki dengan nada acuh.Dokter Liem mengernyit. Obat penenang yang ia berikan pada Chiaki memang dalam dosis rendah, tetapi Chiaki menelannya tanpa mematuhi aturan. Seharusnya obat itu bekerja, atau mungkin setidaknya Chiaki overdosis dan dilarikan ke rumah sakit. Nyatanya Chiaki masih hidup dengan cekungan mata yang tampak mengerikan."Kau hanya perlu melepaskan beban yang ada di pikiranmu dan kau pasti akan tertidur meski tidak menggunakan obat penenang." Dokter Liem memasukkan stetoskop ke dalam tempatnya lalu ia berdiri di susul Chiaki yang turun dari tempat tidur. "Aku menanganimu selama lima tahun, tapi kau tidak pernah membiarkan aku untuk masuk ke dalam dirimu." Do
Read more
38. Maddie, I Can't
Chapter 38Maddie, I Can'tCrystal duduk di samping Maddie sambil mengoleskan salep anti pembengkakan di tulang pipi Maddie yang tampak mulai memar. "Kau bertengkar?" "Tidak," sahut Maddie sambil melirik wajah Crystal, diam-diam ia mengamati kecantikan Crystal dimulai dari bulu matanya tebal menaungi matanya yang berwarna biru safir, bibirnya tampak memerah alami, dan bentuk rahangnya yang lembut namun tegas. Seharusnya tidak sepantasnya wanita secantik Crystal merasakan kepahitan berulang-ulang karena matanya terlalu indah untuk meneteskan air mata dan kulit pipinya terlalu berharga untuk dilewati aliaran air mata kepedihan."Lalu dari mana kau mendapatkan luka ini?" Crystal mengamati wajah Maddie, mencari-cari luka memar yang lain di wajah Maddie. "Ya Tuhan, lehermu... siapa yang melakukan ini?" "Chiaki," ujar Maddie singkat.Gerakan Crystal terhenti, ia mematung beber
Read more
39. Mistake
Chapter 39MistakeMemaafkan Jack adalah kesalahan fatal dalam hidup Crystal, Jack menuntunnya, membawa masuk ke kamar dengan dalih agar Crystal beristirahat setelah mereka berbicara tentang kehamilannya, tentang hubungannya dengan Chiaki. Ia baru saja menyadari kesalahannya saat Jack mengunci pintu kamar lalu berbalik ke arahnya.Demi Tuhan, Crystal tidak akan memaafkan Jack bahkan jika ia hidup seribu kali, maka ia akan membenci Jack seribu kali pula. Atau mungkin lebih. Jack mengikat kedua tangannya menggunakan syal milik Crystal yang kebetulan ada di atas tempat tidurnya lalu menyatukan tangan Crystal ke atas ranjang. "Apa yang kauinginkan?" tanya Crystal kasar, tetapi jauh di dasar hatinya ia ketakutan.Jack menatap Crystal tajam, tatapan matanya penuh kecemburuan. "Yang kuinginkan?" Ia tertawa. "Kau tahu apa yang kuinginkan."&n
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status