Semua Bab The Tycoon's Scandal (Indonesia): Bab 21 - Bab 30
52 Bab
20. At the Same Moment
At the Same MomentCrystal menyandarkan kepalanya di tepi bathtub, matanya terpejam, sedangkan pikirannya sama sekali tidak menikmati air di dalam bathtub yang beraroma mawar berpadu dengan vanila. Ia memikirkan perkataan Maddie di mobil beberapa saat yang lalu. Maddie tidak mengatakan alasan yang jelas, tetapi Maddie menawarkan padanya cara untuk lepas dari Chiaki dengan cara yang paling aman. Crystal langsung menolak tawaran Maddie yang ia nilai terlalu kejam tanpa sedikit pun ingin mempertimbangkannya terlebih dahulu.Crystal menghela napasnya dalam-dalam lalu mengembuskannya, semakin ia berusaha mengenal Chiaki, justru semakin banyak teka-teki yang memenuhi rongga kepalanya. Dimulai dari sikapnya yang berubah-ubah membuatnya kesulitan mengetahui sifat Chiaki yang sesungguhnya hingga rahasia rumah yang ia tempati, rumah yang berada di pinggiran kota, tanpa dapur, dan kamar yang tidak boleh ia masuki.Chiaki
Baca selengkapnya
21. Chika's Past
Chika's Past Tidak ada yang salah dari Crystal, tidak juga Chika. Chika menginginkan Crystal, tetapi Crystal tidak. Bukan karena Crystal menolak Chika tetapi karena Chika tidak pernah mengatakan perasaannya kepada Crystal hingga ia meninggalkan dunia ini untuk selamanya.  "Pergilah ke Jerman, kejar dia." Chiaki kala itu memberikan gagasan kepada adiknya untuk mengejar Crystal. "Dia masih terlalu muda untuk kudapatkan sekarang," sahut Chika yang sedang menatap lukisan  hasil karyanya. Entah berapa banyak lukisan yang ia buat dan semuanya terinspirasi dari Crystal.  "Usianya tujuh belas tahun, dia baru saja meninggalkan bangku sekolah menengah atas, dia telah dewasa." Chiaki duduk sambil mengelus bulu-bulu janggutnya. "Kau bisa menyamar sebagai dosen seni lukis atau apa pun di universitas tempatnya kuliah, gunakan kecerdikanmu."  Chika tersenyum hambar. "Berpena
Baca selengkapnya
22. His Promised
His PromisedCrystal meletakkan kepalanya di atas paha Chiaki yang duduk di bersandar pada kepala ranjang dengan posisi kaki berselonjor, sebelah kakinya ditumpangkan di atas kaki lainnya. Mereka menonton acara televisi setelah menyelesaikan makan malam seperti pasangan normalnya yang hidup satu atap, sedangkan tidak jauh dari mereka, Titi meringkuk.Satu lengan Chiaki melingkar di pinggang Crystal sementara satu tangannya memegangi remote control, sesekali ia mengganti siaran televisi saat jeda iklan berlangsung. Chiaki mengalihkan tatapannya dari layar televisi saat ia menyadari jika Crystal menguap. "Kau mengantuk?" Menonton acara debat calon presiden Amerika membuatnya merasa bosan karena ia sama sekali tidak tertarik pada hal-hal berbau politik. "Tidak juga," sahut Crystal disertai gelengan pelan kepalanya.Chiaki tersenyum, ia mengusap rambut di puncak kepala Crystal. "Tidurlah."&n
Baca selengkapnya
23. A Loser
A Loser Tiga orang makan malam bersama dalam satu meja adalah hal yang biasa, yang tidak biasa adalah tidak satu pun di antara ketiganya memulai percakapan. Tidak Crystal, tidak Chiaki, dan tidak juga Maddie.  Di meja yang berbentuk persegi panjang, metek bertiga duduk di tiga penjuru hingga mereka bisa saling menatap atau berbicara berhadap-hadapan. Sayangnya, tidak satu pun di antara mereka berinisiatif memulai percakapan. Hanya sesekali sendok dan garpu yang beradu dengan lembut di atas piring menimbulkan suara membuat Crystal bertanya-tanya di dalam benaknya. Mungkinkah dua pria yang sedang makan malam bersamanya memang biasa bersikap tidak saling bicara atau mereka sedang terlibat perselisihan? Karena sikap Maddie yang biasanya bersikap hangat, terlihat sedikit berbeda.  Crystal menyelesaikan hidangan yang tersisa di piringnya lalu ia meletakkan sendok di tangannya, ia meraih gelas yan
Baca selengkapnya
24. Trapped
TappedChika memasuki ruang kerja kakaknya, ia tidak mendapati Chiaki di sana. Ia mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru ruangan untuk menemukan Chiaki, tetapi ia tidak menemukannya. Yang ia temukan hanya pintu balkon terbuka lebar hingga memungkinkan sosok yang ia cari berada di luar, untuk memastikan dugaannya, Chika mendekati pintu dan benar saja, orang yang ia cari sedang berdiri di sana. Chiaki sedang berbicara melalui sambungan telepon, pria itu menoleh sekilas ke arahnya lalu menaikkan kedua alisnya seolah memberi kode bahwa ia sedang tidak bisa diganggu. Chika menjauh dari pintu yang menghubungkan balkon, ia bermaksud duduk di sofa yang berada di dalam ruangan itu. Tetapi, tanpa sengaja matanya menangkap layar laptop yang menyala di atas meja kerja kakaknya. Terdorong rasa penasaran ia mendekati meja dan mendapati gadis impiannya berada di sana, menggesekkan biola dengan cara yang sangat ia kagumi selama ini. Gadis yang memainkan
Baca selengkapnya
25. I Love You
I Love YouSatu Minggu kemudian Chiaki dan Eleine menikah, tidak ada pernikahan mewah layaknya pernikahan seorang konglomerat. Hanya ada pengambilan sumpah di gereja yang disaksikan oleh beberapa orang yang merupakan keluarga inti.Eleine berjalan mondar-mandir di dalam kamar, bukan karena malam itu adalah malam pengantin yang membuatnya merasa gugup. Ia sejak lama telah jatuh cinta pada Chiaki, Chiaki juga tahu perasaan Eleine. Tetapi, pria itu selalu santai menghadapi dirinya dan mengatakan jika mereka adalah saudara. Hari ini, pria yang ia impikan sepanjang hidupnya resmi menjadi suaminya, seharusnya ia bahagia. Seharusnya ia merasa menjadi gadis yang paling beruntung di muka bumi.Faktanya di malam pengantin, Chiaki tidak tidur bersamanya. Sepulang dari pemberkatan pernikahan, mereka kembali ke rumah yang ditinggali Chiaki dan mengatakan, "Mulai hari ini, ini adalah rumahmu dan ini adalah kamarmu." 
Baca selengkapnya
26. Anxiety Disorder
Anxiety DisorderCrystal sesaat menghentikan langkahnya karena mendapati seseorang bersandar di mobilnya sambil mengisap rokok di tangannya, ia mengembuskan napas dengan cara sedikit kasar lalu kembali melangkah mendekati mobilnya."Chiaki menugaskanmu menguntitku, 'kan?" Maddie menghisap tembakaunya dalam-dalam lalu mengepulkan asapnya ke udara, ia kembali menghisap tembakau di tangannya lalu melemparkan benda itu ke tanah, menginjaknya menggunakan ujung sepatu untuk mematikan apinya. Ia menatap Crystal dengan tatapan dingin. "Sekarang kau pandai mencari masalah.""Aku?" Crystal mengerutkan keningnya dan menempatkan satu telapak tangannya di depan dadanya."Nona, apa ada orang lain yang kuajak bicara di sini?" Crystal mencebik. "Aku tidak merasa membuat masalah." Maddie menghela napas dengan kasar, ia menarik pintu mobil Cry
Baca selengkapnya
27. Look at Me
Look at Me"Nona, kau sangat tegang, apa kau perlu segelas air?" Donna yang sedang menata rambut Crystal jelas menyadari jika gadis kesayangannya tuan mudanya dalam kondisi cemas. Crystal menggeleng. Donna menghela napasnya pelan, di dalam benaknya, ia merasa iba terhadap Crystal. Gadis yang tampak rapuh itu mungkin sama seperti Chiaki, memiliki gangguan kecemasan hanya saja tingkatnya berbeda, terlihat dari cara Crystal meremas telapak tangannya berulang kali hingga kulitnya mulai memerah.Ia beringsut setelah memastikan jika rambut Crystal telah tertata rapi kemudian ia kembali mendekati Crystal dengan segelas air di tangannya. "Minumlah beberapa teguk agar mengurangi keteganganmu." Ragu-ragu Crystal menerimanya, ia perlahan meneguk air di dalam gela. Air yang mengalir melalui kerongkongannya terasa menyegarkan dan menyejukkan, tidak dipungkiri jika efek yang ditimbulkan memang m
Baca selengkapnya
28. A Fans
A FansCrystal duduk tepat di depan konduktor, ia memegang biolanya dengan caranya yang anggun, tetapi penuh tekad, juga semangat. Ketika konduktor berambut putih mulai mengayunkan tongkatnya, Crystal menatap konduktor dan mengikuti ketukan tongkat yang diayunkan oleh pria di depannya, ia mulai menggesek biolanya dengan caranya. Sekilas caranya menggesek biola tampak terlalu lemah gemulai, tetapi tidak dengan nada yang dihasilkannya dan itu merupakan ciri khas yang mungkin tidak dimiliki oleh pemain biola lain. Bibirnya terus mengulas senyum, senyum yang sama sekali tidak ia buat-buat setiap kali ia berada di atas panggung pertunjukan seolah panggung hanya miliknya, seolah ia sedang menunjukkan pada dunia betapa indah nada yang ia hasilkan setiap gerakannya, ia mampu mengajak penonton untuk terpaku ke arahnya tanpa berkedip. Meskipun kali ini ia berada di dalam orkestra dan posisinya duduk, Crystal sama sekali tidak berp
Baca selengkapnya
29. Looks Messy
Looks Messy"D-di mana yang lain?" desah Crystal ketika ia telah berada tepat di depan Chiaki.Chiaki menurunkan satu kakinya, matanya masih tidak meninggalkan wajah Crystal, begitu pula senyum yang masih tergambar di bibirnya. "Duduklah." Crystal merasa kecanggungan melingkupinya dan lebih parahnya lagi, ia merasakan gugup padahal ini bukan kali pertama ia hanya berdua dengan Chiaki. Ia mengejawantahkan perintah Chiaki untuk duduk dikursi yang disediakan untuknya. Selang beberapa detik seorang pelayan pria datang dengan memegang nampan yang berisi dua buah gelas kristal yang dan sebuah botol sampanye diikuti pelayanan lain yang membawakan hidangan dan dalam hitungan menit hidangan telah siap di atas meja dengan penyajian yang luar biasa. Keduanya mulai menyantap makanan yang disajikan tanpa percakapan apa pun di antara mereka, hanya sesekali Chiaki memberikan potongan daging ke mu
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status