Semua Bab Si Karismatik Charlie Wade: Bab 5651 - Bab 5660

Dia tahu ledakan hari ini setelah Tuan Chardon meledakkan kelenjar pinealnya berarti dia dan Charlie sudah mati. Ini memberikan kesempatan sempurna baginya untuk menghilang tanpa jejak. Pada titik ini, dia tidak punya keinginan untuk kembali ke Perkumpulan Penyingkiran Qing atau terus melayani Tuan Inggris. Di matanya, orang ini sangat menakutkan, dan berada di sisinya kemungkinan besar akan membawanya pada hasil yang tidak lebih buruk dari nasib Tuan Chardon.Daripada melakukan itu, dia berpikir akan lebih baik dia memanfaatkan kesempatan untuk menghilang dari dunia. Setelah pulih dari luka-lukanya, dia dapat menemukan tempat yang cocok untuk tinggal dalam pengasingan dan memanfaatkan dua tahun sisa hidupnya dengan sebaik-baiknya. Baginya, hidup bebas selama dua tahun akan jauh lebih baik daripada hidup dua ratus tahun lagi bersama Tuan Inggris.Dengan pemikiran ini, dia menahan rasa sakit yang luar biasa dan terus merangkak dengan susah payah ke kedalaman pegunungan.***Tiga men

Jantung Merlin tiba-tiba berdetak kencang ketika mendengar Albert mengatakan bahwa pecahan cangkang di tangannya adalah milik Charlie.Dia bergumam pada dirinya sendiri, “Barang-barang Charlie? Bukankah itu berarti dia mengalami malapetaka?”Dengan demikian, dia dengan cepat menundukkan kepalanya untuk memeriksa dengan cermat jejak yang ditinggalkan oleh ledakan tersebut. Dengan mengamati arah gelombang kejut ledakan, dia kemudian menemukan lebih banyak pecahan Tridacna di tanah.Wajahnya menjadi pucat, dan dia bergumam, “Barang-barang Charlie sangat dekat dengan pusat ledakan. Bukankah itu berarti dia berada tepat di garis api ketika ledakan terjadi?!”Mendengar ini, mata Albert berkaca-kaca, dan dia pun menangis. Dia tidak percaya ketika berkata kepada Merlin, “Ketua Lammy, Master Wade sangat kuat. Ledakan semacam ini seharusnya tidak menyakitinya sama sekali, kan?”Merlin berjongkok di tanah, mengambil sekeping tanah hitam yang mengeras, menggosoknya dengan kuat, lalu mengendus

Karena Charlie kehilangan kesadaran, dia tidak tahu sudah berapa lama dia hanyut dalam kehampaan hingga akhirnya, cahaya redup tiba-tiba muncul di depan matanya.Pada saat ini, bersamaan dengan cahaya redup datanglah rasa sakit yang luar biasa dan perasaan lemah yang luar biasa. Perasaan lemah ini begitu besar sehingga dia bahkan tidak bisa mengumpulkan kekuatan untuk membuka matanya.Tak lama kemudian, dia merasa tubuhnya seolah diselimuti sensasi hangat, dan kehangatan ini sepertinya meredakan rasa sakit yang luar biasa di sekujur tubuhnya. Dia kemudian mendapati bahwa rasa hangat itu mengangkatnya ke atas.Setelah itu, dia mendengar suara familier berseru di telinganya, “Charlie!” Panggilan ini memungkinkan penglihatan Charlie kembali secara bertahap.Ketika Charlie yang lemah membuka matanya dan melihat orang di depannya, dia benar-benar terpana karena dia tiba-tiba mendapati bahwa gadis cantik yang berendam di kolam air panas, hanya memperlihatkan sebagian dari bahu indahnya,

Vera mengangguk dan berkata, “Aku tahu sedikit tentang segala sesuatu, tapi hanya dasar-dasarnya.”Charlie hanya bisa menghela napas dan berkata, “Aku membawa banyak pil sebelum berangkat, tapi sekarang aku tidak punya satu pun .…”Setelah mengatakan itu, dia teringat sesuatu dan segera bertanya pada Vera, “Ngomong-ngomong, tanggal dan jam berapa sekarang?”Charlie tidak tahu sudah berapa lama berlangsung hingga dia tiba-tiba muncul di sini. Jika baru sebentar, dia masih punya waktu untuk buru-buru pulang demi menghancurkan surat yang dia tinggalkan untuk Claire. Jika waktu telah lama berlalu, Claire mungkin sudah mengetahui rahasianya.Ketika Vera melihat Charlie sangat cemas, dia buru-buru berkata, “Jangan khawatir, Charlie. Aku mendengar ledakan di pinggiran selatan baru beberapa detik sebelum kamu muncul di kolam air panas. Baru setengah jam berlalu sejak saat itu.”Charlie akhirnya menghela napas lega saat mendengar ini.Vera teringat sesuatu dari gumaman Charlie tadi dan ti

Vera terkekeh dan berkata, “Kebetulan, aku masih memiliki sisa teh Pu’er yang terakhir. Aku enggan meminumnya, dan aku telah menunggu hari ketika aku bisa menyeduhnya secara pribadi agar kamu dapat mencicipinya. Charlie, mohon tunggu sebentar!”Charlie buru-buru berkata, “Nona Lavor, tidak perlu merepotkan dirimu sendiri. Tuangkan saja aku segelas air.”Vera berdiri dan tidak menoleh ke belakang sambil berkata, “Teh Pu’er yang aku simpan adalah teh Pu’er terbaik di dunia. Charlie, kamu pasti akan menyesal di kemudian hari jika kamu tidak mencicipinya.”Setelah mengatakan itu, Vera menambahkan, “Lagi pula, aku akan mulai menjelaskan semua hal yang membuatmu penasaran, mulai dari teh Pu’er itu.”Vera kemudian dengan cepat mengambil seperangkat teh lengkapnya dan sepotong teh Pu'er yang selalu dihargai tanpa menunggu jawaban Charlie.Setelah kembali ke samping tempat tidur, Vera dengan hati-hati menyalakan arang zaitun di kompor tembaga. Sambil menunggu air mendidih, dia membuka teh