All Chapters of KISSING MY EX-HUSBAND: Chapter 11 - Chapter 20
56 Chapters
Sheet 10 : Suamiku Mencintai Kakakku
Daddy pernah bilang, jika sudah dewasa aku akan mengerti tentang nasibku sebenarnya. Tapi saat dewasa dan kurenungi semuanya, rasanya sama saja—hidupku selalu menyedihkan. Dulu, saat punya masalah dan memikirkan ibu kandung yang tak ada habisnya, ada si bajingan Bryce yang datang mengangguku dan menawarkan pengelaman terbaik, tapi saat ia sudah mendapatkan diriku, dengan mudahnya ia mencampakkan aku seperti bola pimpong. Mengetahui fakta tentang nasibku ada rasa yang membuatku ingin mengamuk dan menanyakan di mana keadilan dunia ini. Saat aku melihat Mommy yang selalu tersenyum di hadapan kami aku ingin berteriak di depan Mommy, kenapa Mommy bersikap seperti ini? Kenapa Mommy melakukan ini semua? Kenapa Mommy seolah terlihat bahagia terus-terusan padahal saat dewasa sedikit mengerti bagaimana rasanya disakitin. Mereka adalah orang tua yang hebat, tapi mereka juga orang tua yang kacau. Aku butuh Kelsea untuk bercerita, tapi aku masih gondok menging
Read more
Sheet 11 : Aku Ingin Hidup Normal!
Aku benci Bryce dan sekarang aku benci pada saudariku karena sikap mereka yang membuatku makin tertekan. Aku benci dengan perasaan ini! Pagi ini hatiku kembali berdarah-darah melihat pemandangan Bryce dan Kelsea bercanda lagi di toko roti. Sebenarnya mereka punya malu? Atau mereka punya perasaan? Apa Kelsea pernah memikirkan perasanku? Sebagai sesama perempuan, bagaimana orang kesayangan kamu lebih peduli pada orang lain. "Mereka akrab sekali." Aku mengelus dadaku, dan melihat Paula yang sudah berada di belakangku dan menegur karena aku malah melamun. Aku sebenarnya sengaja menyibukkan diri di toko roti agar tak terlalu banyak pikir, tapi melihat pemandangan itu membuatku membenci keadaan ini. Aku hanya mengelus perutku, bahkan perutku sudah terasa keras sekarang. Bagaimana mungkin aku akan melahirkan, punya anak dan ayahnya sibuk bermesraan dengan wanita lain. Aku masih mengharapkan si bajingan Bryce, aku selalu bermimpi j
Read more
Sheet 12 : Teror Jilid II
Kurasa Bryce tidak salah mencintai Kelsea, lihatlah dia kini begitu telaten mengurusku yang tak berdaya di atas ranjang. Terlalu banyak pikir membuat tubuhku kolaps. Akhirnya Kelsea datang merawatku, aku merasa semakin tak berguna seperti ini dan semua kata-kata laknat Bryce terus mengangguku."Mana ada ibu hamil sakit." Aku tersenyum dengan terpaksa. Biarkan Kelsea mengomel apapun tapi dia selalu ada di sini untuk menghiburku, merawatku dan semoga tak ada niat untuk melihat Bryce sebagai laki-laki yang bisa ia minta sebagi pelindung. Hal itu bisa membuatku mati, hanya karena memikirkan mereka aku sampai sakit seperti ini. Kepalaku pusing kebayankan tidur, tapi tak cukup tenaga untuk bangun. "Mungkin Skye mau makan apa? Aku yang masak." Aku hanya tersenyum dengan wajah pucat. "Aku mau keluar." Kelsea membantuku keluar dari kamar, karena rasanya sudah muak berada di sana. Aku hanya berbaring di sofa, dan Kelsea pergi memasak.
Read more
Sheet 13 : Semua Tentang Bryce
Aku mengungsi ke rumah Mommy. Bisa gila jika aku harus mendapat serangan teror terus menerus. Entah siapapun setan pengirim itu yang pasti hidupku sedang tidak baik-baik saja. Aku ingin hidup normal, beraktivitas seperti biasa mengunjungi toko roti hingga tutup, malam berisitirahat dan  kembali pulang, dan sesekali aku menikmati liburan. Tapi kini? Tapi pagi ini aku tak ingin kemana-mana, tubuhku masih begitu shock dan sepertinya aku akan terus bermimpi buruk hingga beberapa malam ke depan. Semoga Kelsea mau tidur bersamaku, karena aku jadi parno sekarang. Aku hanya diam, dan menganduk-ngaduk minuman dengan tak semangat. Kelsea masih belum bangun, ia sepertinya benar-benar menikmati waktu berlibur di sini. Padahal kehadiran Kelsea menjadi salah satu ancaman buatku. "Bryce, kayaknya sibuk terus ya sekarang. Dia jarang datang ke sini, dan ke sini juga kamu selalu sendiri." Aku langsung duduk tegap, saat Mommy bertan
Read more
Sheet 14 : Mereka Memaksa!
Aku membencinya, tapi aku juga ingin terus bersamanya. Love and hate him at the same time. Sekarang aku dengan nyaman berada dalam dekapannya dan menghirup aroma tubuhnya sebanyak mungkin. Aku rindu aroma itu, aroma yang membuatku merasa hidup di dunia ini tal sia-sia, aku harus bertahan karena ada Bryce sialan yang akan terus berada di sampingku, ada Bryce sialan yang bisa memanjakan aku. Tapi, saat dia mencampakkan aku duniaku seolah berhenti. "Jangan pergi." Aku memohon padanya. Dia hanya memandangku, dan tak bereaksi apa-apa. Aku tak ingin Bryce pergi, aku ingin menahan dirinya hanya untuknya, di sisiku. Dengan gerakan tubuhnya, aku merasa dia seperti ingin melindungku, aku memeluk tubuhnya semakin, andai di dunia ini hanya kami berdua aku akan senang sekali dan akan ada kami yang lahir. "Kamu senang menjadi seorang ayah?" Bryce menunduk melihatku, dan mengelus-elus rambutku, tanpa sadar aku tersenyum. Rasanya aku ingin mencium
Read more
Sheet 15 : Bryce, Hanya Menambah Luka!
"Senyum. Jangan cemberut terus, nanti aku nyuruh Bryce ke sini dan kalian bisa bersenang-senang." Aku hanya menopang daguku. Mau dibuat seperti apa aku tetap merasa kecil, aku merasa seperti Skye—anak yang tidak diinginkan sama sekali."Mommy lagi pengen makan cake yang manis-manis dan segar." Aku berbalik dan menoleh pada Mommy. Apa mommy tulus? Atau Mommy hanya wanita munafik yang berpura-pura di atas semua ini. Apa aku bisa menanyakan hal ini? Apa bisa membuat Mommy terluka? Apa hal ini bisa kembali membawa luka lama?"Mommy lagi pengen makan strawberry. Skye mau?" Aku hanya mengangguk pada Mommy yang bertanya dan tersenyum padaku. Aku bisa merasakan jika itu adalah senyuman tulus. Jadi kenapa aku harus bersikap seperti ini?"Telpon Bryce. Kita merayakan bersama. Sebentar lagi Verena ulang tahun kan?"Ulang tahun Verena, Asher dan Kelsea itu berturut-turut. Hanya aku saja yang ulang tahunnya sendirian, jauh di bandingkan mereka semua. Harusnya da
Read more
Sheet 16 : Keinginan Gila Bryce
Aku tersenyum pada Paula yang sedang membuat adonan. Dia sedikit pendiam dan lebih banyak bekerja daripada bergosip. Dia adalah karyawan panutan. "Paula, mau makan roti bersamaku?" Aku menawarkan padanya, ingin mengakrabkan diri. Jika Lizzie bisa diajak bercanda, tapi Paula dia hanya tersenyum simpul. Aku sudah mengenal dirinya sejak sekolah, dia anak yang sangat pendiam dia suka menyendiri hingga sekarang. "Aku selesaikan adonan ini dan akan menyusulmu." Aku tersenyum pada Paula. Aku ingin menjalani hidup normal tanpa memikirkan Bryce terus menerus, laki-laki sialan hanya akan membuat hidupku semakin buruk. Lizzie sedang memanggang roti. Aku duduk menunggu pelanggan untuk membeli. Perutku semakin membesar dan sudah tidak bisa membohongi orang lain tentang kehamilan ini. Aku juga sudah merasa sesak terkadang. Aku mengambil croissant dan ingin memakannya sambil menunggu Paula dan berbincang bersama. Aku menelungkupkan k
Read more
Sheet 17 : 'Paket Cinta'
"Kau tahu, dia bercinta denganku tapi dia dengan lantang berbicara ingin menikahi saudariku." Aku menyeka air mataku. Aku mengundang Paula datang ke flat. Paula menghadiri undangan dan Sekarang kami sedang minum teh bersama. Aku menceritakan semuanya walau Paula hanya diam, tapi dia sepertinya bersimpati padaku dalam. "Aku turut bersedih mendengarnya, Skye. Mungkin memang sudah seharusnya kau melupakan Bryce." Aku makin tersedu. Bagaimana mungkin aku melupakan laki-laki ini jika hidupku masih berpusat padanya? "Dia perhatian padaku, tapi bicaranya sangat menyakitkan hatiku. Aku masih sangat mencintainya, Paula. Aku sangat mencintai Bryce." Air mataku meluruh. Aku selalu cengeng, mungkin Paula juga muak melihat air mataku, tapi tak ada yang bisa kulakukan selain menangis. Aku mencintainya, kehadiran anak di tengah hidup kami membuatku yakin Bryce tidak akan meninggalkanku, tapi dia tak peduli. "Kita tidak bisa berbuat banyak. D
Read more
Shee 18 : Keguguran!
Fisikku tetap saja lemah. Aku tertidur dengan tubuh menggigil lagi.  Terkadang ada titik di mana aku ingin menyerah dengan hidupku, dan sekarang aku berada di titik ini. Berjuang bagaimana pun, aku memang tak pernah diinginkan sejak awal. Aku hadir karena kesalahan, tak ada yang menginginkan diriku.  Sometimes I think I overthink And I start to feel anxiety There were times I couldn't even breathe But you abandoned me   Aku menangis, aku merindukan si bajingan itu. Aku memang sudah gila! Tapi aku merindukan dirinya, aku ingin dia di sini memperhatikan diriku dan mungkin memanjakan diriku. Aku ingin dimanja, aku ingin dia melihat diriku.  Aku bangun dari tempat tidur dan melihat benda tajam itu. Belum! Belum saatnya itu digunakan.  Aku ingin menelpon Kelsea, sesungguhnya aku butuh teman karena hidupku kesepian.&n
Read more
Sheet 19 : Seperti Tidak Ada Kehidupan!
Ruangan itu terasa mencekam. Para dokter berusaha untuk menyelamatkan dua nyawa yang sedang berjuang bersama. Bryce berdiri di sana, hanya lewat kaca, sedikit menyesal—sangat menyesal, mantan istrinya yang bodoh bisa keguguran. Dia langsung membawa Skye ke rumah sakit dan sekarang Skye sedang ditangani. Jika anaknya tak bisa diselamatkan, setidaknya ibunya masih selamat. Bryce tahu, Skye menahan kesaktian saat dia menatap mata wanita itu. Laki-laki itu masih terus memperhatikan. Dia sudah menelpon orang tua Skye. Mereka sedang dalam perjalanan. Walau Skye bodoh dan cengeng, laki-laki itu tak mau wanita bodoh itu pergi. "Aku udah tahu, pasti ini kelakuan, kau!" Bryce tak bisa melindungi dirinya saat pukulan bertubi-tubi dia dapatkan dari Gerald. Orang tua itu murka, dan seperti tahu selama ini Skye menderita saat bersama Bryce. Padahal selama hidupnya dia selalu mengusahakan yang terbaik buat anak-anaknya. 
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status