All Chapters of Marrying the Young Master: Chapter 21 - Chapter 30
45 Chapters
21. Terasa Pahit
Darka terus berusaha mengalihkan tatapannya dari paha Tiara yang terpampang dengan jelas di hadapannya. Saat ini, Darka dan Tiara tengah berada di pesawat. Tentu saja, keduanya menggunakan pesawat pribadi yang dimiliki oleh keluarga Al Kharafi. Mungkin, karena ini adalah kali pertama Tiara naik pesawat, gadis itu segera mabuk dan jatuh tertidur saat merasa pusing. Dan anehnya, Darka yang duduk di seberang Tiara, tidak bisa mengalihkan pandangannya dari paha Tiara yang terpampang dengan jelas, akibat bagian bawah gaun pendeknya yang tersingkap. Tubuh molek pada pramugari yang melayaninya tampak tidak bisa membuat Darka mengalihkan pandangannya dari tubuh Tiara. Sungguh, Darka merasa sangat jengkel. Ia menatap tidak percaya pada bukti gairahnya yang tiba-tiba mulai menantangnya untuk segera menyentuh Tiara yang sudah resmi menjadi istrinya itu. Namun, kali ini Darka tidak mau menuruti
Read more
22. Madu Sesungguhnya
 Vanesa lalu meraih jubah tidurnya dan beranjak menuju balkon sembari masih dengan telepon yang menempel di telinganya. “Coba ulangi lagi apa yang kau katakan,” ucap Vanesa pada seseorang yang berada di ujung sambungan telepon.“Kau harus segera kembali. Sesi pemotretannya dipercepat karena ada desakan dari klien kita,” ucap manager Vanesa yang memang menghubungi Vanesa untuk segera kembali ke Indonesia untuk menjalani sesi pemotretan untuk salah satu produk klien mereka.Tentu saja, manager Vanesa tidak tahu jika saat ini Vanesa tengah berlibur dengan Darka. Hal yang ia ketahui adalah, Vanesa meminta waktu untuk berlibu
Read more
23. Lepas Kendali
 Darka terlihat tidak percaya dengan apa yang sudah terjadi. Ia duduk di kursi yang menghadap tepat pada ranjang yang tampak kacau balau setelah aksinya menggila tadi malam. Tiara tampak terlelap dengan posisi tertelungkup dengan bahu dan punggung yang dihiasi oleh jejak-jejak keunguan yang ditinggalkan oleh Darka. Sungguh, Darka tidak menyangka jika dirinya bisa segila ini. Darka kira, ia bisa menghentikan tingkahnya, saat merasa cukup memberikan godaan dan pada akhirnya mempermalukan Tiara karena merasa terlalu percaya diri. Namun, ternyata Darka malah tidak bisa menghentikan apa yang sudah ia mulai. Begitu sudah menyentuh Tiara, entah kenapa Darka merasa jika dirinya perlu melanjutkan apa yang sudah ia mulai dan terus menyentuh Tiara.Saat berhadapan dengan Ti
Read more
24. Menantu Kesayangan
 Tiara dan Darka kembali ke Indonesia. Begitu berada di dalam pesawat Tiara tidak bisa menahan diri untuk kembali tertidur dengan wajah pucat. Sementara itu, Darka sendiri bersiul karena suasan hatinya yang benar-benar membaik. Darka pikir, setelah kepulangan Vanesa, Darka tidak akan menikmati masa liburan ini. Namun, ternyata liburan ini berakhir dengan lebih menyenangkan daripada bayangan Darka. Pria itu bersenandung, dan melirik pada Tiara yang kini meringkuk di posisinya. Sedikit, hanya sedikit penilaian Darka pada Tiara sudah sedikit membaik. Hal itu tidak terlepas dari waktu yang mereka habiskan saat bulan madu mereka.Pada awalnya, Darka pikir menyentuh Tiara adalah hal yang paling salah, yang pernah ia lakukan. Namun, ternyata itu adalah hal yang paling m
Read more
25. Waktunya Bertahan
Setelah beberapa hari tinggal di kediaman utama, akhirnya Tiara bisa kembali ke rumahnya. Tiara menatap ponselnya, saat ini dirinya memang tengah berbalas pesan dengan Sulis. Gadis satu itu rupanya tengah menyiapkan sidang skripsi dan tengah kerepotan bukan main. Meskipun belum memiliki kesempatan untuk kembali bertemu, tetapi Tiara dan Sulis sudah terhitung cukup akrab. Tiara senang karena memiliki seseorang yang bisa cukup akrab dengannya seperti ini. Puti yang melihat Tiara tersenyum sembari menatap ponselnya, segera bertanya, “Apa itu Sulis?” Tiara menoleh dan tersenyum. “Iya, Ma. Ini Sulis, dia sepertinya tengah sangat sibuk karena sidang skripsinya,” ucap Tiara.
Read more
26. Kembali Mendingin
“Sarapan dulu,” ucap Tiara pada Darka yang baru saja menuruni tangga lantai dua. Namun, Darka hanya melewati Tiara begitu saja dan melangkah menuju pintu utama kediaman mereka. Darka lebih memilih untuk makan di luar di restoran bintang lima yang menjadi tempat makan favoritnya saat masih melajang dulu. Tempat di mana dirinya selalu membawa para wanita yang ia kencani untuk makan dengan mewah. Setelah bertengkar dengan Tiara karena perempuan itu berani untuk melarang apa yang ia lakukan, Darka rasanya selalu mendapatkan kesialan. Ia tidak bisa bertemu dengan Vanesa karena wanita itu sibuk melakukan pemotretan di luar kota. Selain itu, perusahaan Darka juga mendapatkan sedikit masalah di pabrik dan membuat Darka
Read more
27. Peringatan
  “Angkat saja dulu,” ucap Jarvis pada Darka yang sejak tadi mengabaikan ponselnya yang terus berdering.Darka mendengkus. Pada akhirnya, Darka meraih ponselnya dan menerima telepon tersebut. Darka tidak mengatakan apa pun dan membiarkan orang yang berada di ujung sambungan telepon untuk mengatakan sesuatu terlebih dahulu. Saat mendengar suara itu setelah sekian lama, entah mengapa ada hal aneh yang menyusup di dalam hatinya dan membuat hatinya tergilitik oleh perasaan aneh yang rasanya belum pernah ia alami selama hidupnya. “Halo, Darka. Aku ingin meminta izin untuk pergi mengunjungi panti,” ucap Tiara dengan suara lembut.Darka terpaku beberapa detik
Read more
28. Tidak Sehat
Kening Darka mengernyit dalam saat tangannya bersentuhan tanpa sengaja dengan tangan Tiara yang memberikan pakaian yang sudah ia siapkan untuk Darka. Bukan apa-apa, suhu tubuh Tiara yang terasa oleh Darka saat bersentuhan tadi terasa cukup tinggi. Saat Darka teliti pun, wajah Tiara tampak lebih pucat daripada biasanya. Sudah dipastikan jika Tiara memang tengah dalam keadaan yang kurang sehat. Namun, Darka memilih untuk tidak menanyakan apa pun. Tiara sudah dewasa, jika sakit dirinya bisa pergi ke dokter sendiri. Setelah bersiap, Darka segera turun dari lantai dua. Karena hari ini terlalu sibuk dan jadwal Darka akan cukup padat, Darka tidak memiliki waktu untuk sarapan di restoran. Dengan alasan itulah, Darka tepaksa untuk sarapan di rumah dengan menu sarapan buatan Tiara.“Buatkan aku makan siang. Hari ini aku akan terlalu sibuk dan tid
Read more
29. Dibuang
Darka menyingkirkan tangan Vanesa yang sebelumnya masih memeluk dadanya dengan erat. Ia mengenakan celananya sebelum memeriksa ponselnya. Ini hari ketiga dirinya menginap di apartemen Vanesa, dan mengabaikan semua pesan serta telepon dari Tiara. Ia sibuk besenang-senang dengan Vanesa, setelah menyelesaikan pekerjaan yang berhasil membuatnya meraup untung milyaran rupiah. Walaupun sebenarnya, Darka tidak terlalu merasa puas dengan pelayanan yang diberikan oleh Vanesa, tetapi ini lebih baik daripada tidak sama sekali. Darka menghidupkan ponselnya dan melihat jika ini sudah dini hari. Namun, hal yang mengejutkan Darka adalah puluhan telepon yang tidak terangkat, baik dari Tiara maupun dari kedua orang tuanya. Ditambah dengan
Read more
30. Keputusan Tiara
Tiara membuka matanya, butuh beberapa waktu bagi Tiara untuk benar-benar sadar dan bisa menggunakan indra penglihatannya dengan baik. Tiara pun sadar, jika saat ini dirinya tengah berada di rumah sakit. Tiara tidak tahu apa yang terjadi, tetapi Tiara ingat jika dirinya kehilangan kesadaran saat berada di tengah kegiatan memasaknya. Daripada memikirkan kondisinya, Tiara malah mencoba mengingat apakah dirinya sudah mematikan kompor atau belum. Saat mengingat jika dirinya memang sudah mematikan kompor, Tiara menghela napas lega. Namun, helaan napas tersebut membuat seseorang mencela sikapnya. “Apa yang membuatmu menghela napas lega seperti itu? Apa kau senang sudah membuat hidupku menderita?”
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status