Semua Bab WOLF (Indonesia): Bab 11 - Bab 20
40 Bab
10 - Fall In Love
HUJAN semalam, masih terus mengguyur Ibu Kota hingga sampai pada pagi hari ini. Oleh sebab itu, upacara bendera yang sudah menjadi rutinitas di hari senin pagi, terpaksa harus ditiadakan. Hal tersebut, membuat seluruh penghuni sekolah masih memiliki waktu 30 menit sebelum jam mata pelajaran pertama dimulai.The Richest memilih menghabiskan waktu mereka, untuk berkumpul. Kali ini, kelas Raja menjadi tempat utama untuk berkumpulnya anak konglomerat itu. Walaupun pada kenyataannya, kini mereka berempat sibuk dengan aktivitasnya masing-masing. Mereka semua asyik menatap layar ponsel. Kendati begitu, Gavin lebih memilih membaca buku mata pelajarannya, sebagai bekal ulangan hariannya nanti.Kevin memandang takjub layar ponselnya, yang memperlihatkan berita tentang pengeluaran miniatur sepeda motor balap terbaru, dari
Baca selengkapnya
11 - Glamorous Camping
“Di tengah hutan, tertawa lepas, jauh dari kebisingan, dan dekat dengan alam.”Glamour Camping atau yang disingkat dengan glamping merupakan kegiatan berkemah dengan menghadirkan suasana kemewahan di tengah hutan. Berbagai fasilitas lengkap yang bisa didapatkan, seperti; tenda yang lebih besar serta alas tidur menggunakan kasur dan bantal.Ada listrik dan juga fan di dalam tenda untuk sirkulasi udara.Juga tenda yang dilapisi double layer sebagai pelindung dari hujan.Glamping akan dilaksanakan selama dua hari ke depan.Dengan mengikuti acara tersebut, semua peserta sudah pasti akan mendapatkan banyak pengalaman baru dan juga bisa menikmati alam dengan cara yang berbeda. Itulah alasan Arvin memilih glamping sebagai
Baca selengkapnya
12 - Hilangnya Lisa
"Ingat ya! Kalau ada yang mau keluar dari tenda, salah satu dari kita harus ada yang jaga tenda." Arvin tak henti memeringati Awes dan juga Yoga.Selama acara berlangsung, mereka bertiga akan berada dalam satu tenda. Dan kini mereka tengah mengatur barang bawaannya, untuk diletakkan di samping kasur mereka masing-masing."Oke," jawab Awes dan Yoga serempak. Ini sudah puluhan kalinya Arvin memeringati. Membuat Awes hanya tersenyum kecil sambil menggelengkan kepala."Kita masih belum tahu siapa Wolf. Bisa jadi dia diam-diam ikut acara ini, dan hanya tinggal menunggu kita lengah aja, buat dia bisa lancarin aksinya," sahut Arvin lagi.Awes dan Yoga kali ini hanya mendengarkan sembari menata barang-barang
Baca selengkapnya
13 - Games
HANGAT sinar mentari, masuk melalui celah di antara pohon-pohon pinus yang menjulang tinggi. Suara cicit burung bernyanyi silih berganti. Pun, udara segar mulai menyeruak masuk ke dalam tenda-tenda tanpa permisi.Di pagi menjelang siang ini, siswa kelas 10 sudah berbaris rapi di lapangan. Mereka semua terbakar semangat membara untuk mengikuti permainan outbond. Sebuah permainan yang telah disiapkan oleh para OSIS jauh hari, sebelum acara ini berlangsung.Outbond diwajibkan untuk kelas 10 dengan dibimbing langsung oleh anggota OSIS. Always telah berada di barisan terdepan dengan ke-10 anaknya yang telah berbaris di belakangnya. Begitu pula Arvin dan anggota OSIS lainnya, yang juga telah berada di barisan depan dengan ke-10 adik kelasnya. Di hari kedua ini, mereka semua yakin akan menghabiskan h
Baca selengkapnya
14 - Jejak Lumpur
WOLF telah berada di tempat yang cukup ramai. Ia akan beraksi tanpa menggunakan jaket andalannya dan tanpa penutup wajah. Terlalu terlihat mencolok jika harus menggunakan atribut seperti itu. Sebab, atraksinya kali ini cukup menantang. Bagaimana tidak? Ia akan nekat melakukan aksinya di tengah keramaian seperti ini. Mendadak, rasa cemas mulai membalut diri. Cemas akan kegagalan yang tak diharapkannya. Namun, tekadnya sudah bulat. Wolf harus benar-benar melakukan aksinya, sesuai dengan apa yang sudah direncanakan semalam. Sampai-sampai ia rela bergadang demi membuat rencana dadakannya itu. Tak boleh ada kegagalan yang didapat. Bisa-bisa, semua penghuni hutan ini akan mengetahui identitas aslinya. Oleh sebab itu, Wolf harus sangat berhati-hati. Kini, Wolf telah berada di antara dua tenda. Pandangannya menjelajah ke arah sekitarnya yang masih tampak begitu ramai. Tak boleh gegab
Baca selengkapnya
15 - The Last Night
"Pinky, kamu di mana?" Rosa sedari tadi bingung mencari sandal berwarna pinknya yang hilang."Ya, ampun. Nggak mungkin, 'kan, gue pake sandal cuma sebelah doang," gerutunya kesal. Pasalnya, ia sudah mencarinya di sekitar tenda, hingga sampai di bawah bantalnya. Namun, tak kunjung menemukannya.Happy yang baru masuk ke dalam tendanya pun turut dibuat bingung oleh sikap Rosa. "Kamu lagi nyari apa, Ros?" tanyanya ketika melihat Rosa yang tengah kebingungan mencari sesuatu."Sandal aku hilang sebelah, Py. Tolong bantu aku cari dong!" pintanya dengan masih mencarinya di sekitar kasur miliknya.Happy mengernyit heran. "Aneh, kok bisa hilang, sih?""Aku juga nggak tahu, Py. Tadi, aku ketiduran. Pas bangun, pinky aku udah hilang sebelah," terangnya yang masih enggan menatap lawan bicaranya. Rosa masih fokus mencari benda kesayangannya itu di sekitar kasur miliknya.Happy semakin bingung
Baca selengkapnya
16 - Nenek
DENGAN mengenakan T-shirt berwarna merah yang dipadu padankan dengan celana jeans berwarna hitam, Always menyisir rambut berwarna hitamnya di depan cermin. Weekend pagi ini, ia memiliki janji dengan Happy untuk menemaninya pergi ke Panti Asuhan. Happy pernah bilang, kalau hal tersebut sudah menjadi rutinitas di setiap bulannya. Dan kali ini, suatu kebanggaan untuk Awes bisa menemani cewek itu pergi ke sana. Setelah menyisir rambut, Awes menatap penampilannya yang terpantul di balik cermin. "Gue udah ganteng belum, ya?" tanyanya sambil berulang kali memutar tubuhnya, melihat seluruh penampilannya, dari ujung kepala hingga ujung kaki. "Kamu udah ganteng kok, Wes," seru seseorang tiba-tiba. "Astagfirullahal'adzim
Baca selengkapnya
17 - Kancil Kecil
ALWAYS memarkirkan sepeda motornya di depan pintu masuk Panti Asuhan Pelangi. Panti Asuhan yang terbilang cukup besar, juga terletak tak jauh dari sekolahnya. Awes meletakkan helm di kaca spion motornya, sedangkan Happy sudah lebih dulu turun dari motor dan memberikan helmnya kepada Awes.Di dalam Panti yang tertutup oleh kaca transparan, Awes bisa melihat lima anak-anak yang ditaksir usianya lima sampai tujuh tahun sedang berlari, tertawa, dan bermain bersama. Awes mengulas senyum. Ia bisa melihat dengan jelas kebahagiaan yang tersirat di wajah mereka."Itu Kak Happy!" teriak mereka saat melihat Happy berjalan menghampiri. Mereka semua berlari keluar menyambut kedatangan cewek itu.Happy tersenyum riang melihat anak-anak itu berlari menyambu
Baca selengkapnya
18 - Who are You?
SMU PELANGI tak ada habisnya dirunding sebuah kasus. Padahal, satu kasus saja belum terselesaikan, tapi entah kenapa telah berdatangan kasus-kasus yang lainnya secara bergantian.Seperti jam istirahat sekarang ini, semua penghuni sekolah tengah membicarakan desas-desus tentang kasus pencurian baru yang telah menimpa beberapa siswa. Bahkan kasus kali ini menjadi trending topic nomor satu di sekolah mereka, yang menggeser kabar tentang Wolf yang kini berada diperingkat kedua.Bagaimana tidak? Pencurian kali ini begitu menarik, karena para korbannya hanya kehilangan beberapa alat tulis saja. Seperti; pensil, pulpen atau penghapus. Mereka semua menduga bahwa Wolf lah tersangka utamanya.“Kira-kira siapa yang melakukannya?” Lisa angk
Baca selengkapnya
19 - List Tersangka
ALWAYS dan Arvin telah berhasil mengantongi nama-nama para siswa, yang diduga menjadi calon tersangka atas kasus pencurian baru di sekolahnya. Kini, mereka berdua telah berada di ruang siaran untuk mengumumkan nama-nama tersebut, yang akan dikumpulkannya di ruang OSIS, guna untuk diselidiki lebih lanjut oleh pak Sany. Dengan senyum semringah yang terhias di wajahnya, Awes menatap kembali kertas itu yang ada di genggamannya. "Wes, jangan senyam-senyum gitu. Ayo cepetan panggilin mereka satu-satu," titah Arvin yang merasa jengah melihat sahabatnya itu hanya berdiam diri di depan mikrofon, seraya tersenyum seorang diri. Awes menyenggih. "Iya. Iya." Ia pun menyalakan mikrofon di depannya, lalu bersiap untuk memanggil nama-nama tersebut. "Tunggu!" sahut seseorang tiba-tiba. Keduanya tercengung. Lalu,
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234
DMCA.com Protection Status