Semua Bab Dendam Wanita Terbuang: Bab 31 - Bab 40
68 Bab
31. Tergoda
“Emm …” Anna bergumam pelan, membuat Elang mencoba untuk menahan napas sejenak. Wanita itu benar-benar mampu membuatnya tidak karuan. Elang merasa gerah pada saat itu AC mobil tengah dihidupkan, ia melepaskan dasinya dan melemparkannya sembarangan. “Sial. Apa dia tidak bisa diam?” umpat Elang, ia berusaha untuk mengontrol dirinya sendiri, karena Anna terus saja menggeliat seperti ulat bulu, membuatnya ikut-ikutan terbawa suasana. Beberapa saat kemudian, Ervin memarkirkan mobil, membuat Elang segera membopong Anna yang berada dalam pengaruh obat perangsang itu masuk. Selama dalam perjalanan, obat perangsang yang diminum Anna mulai bereaksi hebat. Elang mencoba menahan godaan yang Anna timbulkan, tubuhnya yang terasa panas harus mendapatkan penangkalnya untuk mengurangi penderitaan Anna. Ervin mengikuti dari belakang Elang. “Apa yang harus ku lakukan?” tanya Elang yang diam-diam melirik ke arah Anna yang tengah berada di dalam gendongannya. Saat sampai ke lantai penthouse-nya, El
Baca selengkapnya
32. Sebisa Mungkin Menahan Godaan
“Aku benar-benar tidak boleh melewatkan ini. Wanita ini, sangat pintar menjaga tubuhnya. Baru pertama kali aku melihat tubuh yang seindah ini, bagaimana mungkin aku membiarkan dia tidak merasakan kenikmatan surga dunia yang banyak orang inginkan, aku harus membuatmu merasakannya,” ucap Elang pelan. Elang mulai nakal, setelah puas dengan bagian tubuh bagian tengah, ia perlahan turun ke wilayah perut. Anna bergerak-gerak menahan kegelian saat perutnya dikecup, mata Anna sesekali terbuka dan tertutup saat ia menikmati sentuhan itu. Wajah Elang kini turun hingga ke pangkal paha, wangi khas yang tercium di bagian terlarang itu semakin membuat Elang penasaran dengan keindahan milik Anna. Tangannya pun mulai meraba dan memberikan sentuhan lembut di daerah sensitif milik Anna. Wanita itu spontan membuka lebar kedua pahanya, Elang akhirnya bisa leluasa menggerakan jarinya di bagian sensitif itu. Tubuh Anna meliuk-liuk menikmati permainan Elang. Ia tahu, cara membuat seorang wanita mendapatk
Baca selengkapnya
Apa Yang Kau Lakukan Padaku?
“Tapi kau menyukainya, bukan?” Pertanyaan itu mampu membuat Elang lagi-lagi tersenyum, tetapi beberapa saat kemudian ia menggelengkan kepala menghilangkan pikiran kotor. “Apa kau sudah memanggil dokter?” tanya Elang mencoba untuk mengalihkan pembicaraan. Ia melangkah keluar dari ruang ganti, menatap Anna yang terbaring di atas ranjang miliknya, mungkin ia lelah setelah apa yang terjadi. “Ya, aku sudah menelpon dokter, ia akan segera datang,” jawab Ervin. Ting tong … Suara bell pintu berbunyi. “Mungkin itu pelayan wanita yang kau minta,” seru Ervin melangkah keluar untuk membuka pintu. Seorang wanita berpakaian seragam berwarna merah tengah berdiri dipintu penthouse. “Silahkan masuk.” Ervin mempersilahkan wanita itu untuk masuk. Elang keluar dari dalam kamar melihat wanita yang baru saja datang itu. Tatapannya menyelidiki, ia tidak ingin apa yang terjadi di dalam penthouse akan bocor keluar. “Bisakah kau memakaikan pakaian untuk wanita di dalam kamar?” tanya Elang membuat wan
Baca selengkapnya
Kau harus bertanggung jawab padaku
Anna begitu terkejut mendapati dirinya berada satu ruangan dengan seorang pria. Hal yang paling membuatnya terkejut adalah dirinya sendiri.“A-apa yang kau lakukan padaku?” tanya Anna sambil memeriksa pakaian miliknya, betapa terkejutnya diri sudah berganti dengan pakaian yang lain. “Kenapa pakaianku—“Elang tersenyum. “Ah, aku tidak melakukan apapun padamu, tapi kau yang melakukan sesuatu padaku,” ucap Elang sambil membuka pakaian yang dipakainya. “Lihat, kau yang melakukannya padaku,” tambah Elang membuat Anna seketika cegukan, matanya membulat sempurna melihat begitu banyak kiss mark.Anna terdiam sejenak, sambil menatap ke arah pria yang saat ini berada di hadapannya. Dia baru menyadari jika pria itu adalah Elang, pria yang seharusnya dihindarinya tetapi malah bertemu dengan pria itu dan lebih parahnya lagi, Elang mengatakan jika dia yang telah membuat kiss mark ditubuh pria itu.“T-tidak mungkin aku melakukannya,” elak Anna. “Aku tidak mungkin melakukannya,” bantah Anna. Dia jela
Baca selengkapnya
Perdebatan Elang dan Anna di Telepon
Febia baru saja kembali dari luar, sambil membawa beberapa paperbag. Dokter tengah menuliskan resep obat pada Anna. Raut wajah Anna terlihat begitu dingin. Dia menatap layar kaca di mana sebuah berita tengah disiarkan. “Sepertinya mereka memberitakan mengenai kejadian itu. Aku baru mencaritahunya, dan itu adalah bar yang kau datangi ‘kan? Elang Aderra membuat tempat itu kacau balau.” Amm mematikan televisi kemudian menatap ke arah Febia, kemudian beralih melihat ke arah dokter.Dokter itu memberikan resep obat pada Febia. “Kamu tahu, jika harus merahasiakan tentang Nona saya, ‘kan?” Suara Febia begitu tegas dan dingin.“Iya. Saya akan merahasiakan mengenai Nona Anna.”“Baguslah, jika kamu mengerti. Jika keberadaan Nona Anna diketahui oleh orang lain, kau adalah orang pertama yang akan kucari,” tegas Febia sekali lagi. “Aku akan datang dan meratakan klinik milikmu.”“Saya paham dengan kata ‘rahasia’ Nona. Lagi pula, selama ini Nona Anna yang telah membantuku hingga berada di titik ini
Baca selengkapnya
Memata-matai keluarga Arsando
Di dalam mobil, Anna membaca beberapa berkas mengenai perusahaan. Bahkan beberapa koran diberikan oleh Febia untuk dibaca Anna mengenai dunia perbisnisan di Indonesia. “Bagaimana dengan informasi terbaru mengenai keluarga Arsando? Kau sudah mengumpulkan semua informasi mengenai mereka ‘kan? Termasuk wanita itu. Clara?”“Ya. Jangan khawatir, mata-mata kita sudah berada di dekat keluarga itu. Mereka akan selalu memberikan informasi yang kita inginkan.”“Bagus. Apa kau yakin sudah melakukannya dengan benar untuk menutupi jejakku dari Elang Aderra?”“Ya. Tidak perlu khawatir, aku sudah melakukannya dengan benar. Selepas dari Bar, Anna segera menuju ke perusahaan Denn, ia tidak ingin terlihat mencolok karena itu tidak mengabari Denn ataupun mengganggu pekerjaan pria itu, ia memilih untuk menunggu Denn selesai rapat.Denn begitu terkejut mengetahui jika Anna berada di perusahaan tanpa memberitahu keberadaannya terlebih dahulu.“Kenapa tidak memberitahuku, jika akan datang? Aku bisa memper
Baca selengkapnya
Diremehkan
“Sebelumnya aku tidak percaya diri, jika aku akan mendapatkan project ini, tetapi—“"Kau hanya tidak percaya pada kemampuannya. Dan, aku tidak denganku, aku percaya kemampuanmu dan menurut yang kutahu kalau penyelenggara proyek itu sampai menelpon orang yang mengikuti tender proyek, itu berarti penyelenggara proyek sudah sangat mempercayai orang yang mengikuti proyek itu dan dia pasti akan mengejar orang itu, walaupun orang itu sempat berhalangan hadir. Itulah yang kau tahu."“Kau tidak ikut campur dalam hal ini kan?” tanya Denn.Anna terdiam sejenak. “Untuk apa aku ikut campur, Denn?” Anna balik bertanya pada Denn membuat pria itu tidak bisa berkata-kata. "Lagi pula, kamu memiliki banyak pengetahuan juga. Karena kau sudah memenangkan tender bagaimana jika aku akan traktir mu hari ini.""Ini yang kutunggu-tunggu. Setelah lama sekali kita tidak pernah makan bersamamu, aku ingin membicarakan banyak hal,” seru Denn pada Anna membuat wanita itu terkekeh.“Kalian tidak akan mengajakku?” t
Baca selengkapnya
Akibat Meremehkan Anna
"Tidak perlu. Kami bisa masuk sendiri dengan rekomendasi orang lain, kami tidak butuh yang rekomendasi dia," kata Anna kepada Boy sambil menatap ke arah Wanita itu. Boy nampak mengangguk-anggukan kepalanya, sikap cari mukanya kepada wanita itu, diperlihatkan sekali oleh Boy ini, kemudian Boy berkata, "wanita itu ini adalah teman baik dari pemilik restoran ini bahkan berencana untuk membeli sebagian saham restoran ini, jadi kalau Wanita itu sudah melakukan blacklist untuk pengunjung tertentu, maka restoran ini akan melakukan blacklist." Anna langsung tersenyum kecut mendengar kata-kata Boy ini, Febia ingin sekali masuk ke restoran ini tapi karena keadaan sudah begini, dia berusaha menarik tangan Anna untuk meminta Anna menjauh dari restoran ini dan langsung mencari restoran lain. "Tunggu dulu, Febia. kita masih bisa masuk. Jangan dulu pergi, apalagi kamu kan suka sekali makan di sini dan ingin merayakan proyek yang Denn dapatkan di tempat ini," kata Anna sambil menahan tangan Febia
Baca selengkapnya
Jadilah milikku
Di dalam penthouse, Elang begitu kesal karena Anna tidak kunjung datang. Padahal ia sangat menginginkan kehadiran wanita itu. Melihat raut wajah Elang, membuat Ervin mengerutkan keningnya. “Kenapa?” tanya Ervin. “Kenapa dia tidak datang menemuiku? Padahal aku menyimpan ponselnya.” Elang menggerutu dengan kesal. “Aku ingin pergi,” ucap Elang membuat Ervin mengerutkan kening. Di bar, Anna tengah duduk sambil berbincang bersama dengan Mike. “Kayaknya dia nggak punya masalah deh,” katanya berkata tanpa berpikir. “Kalo nggak ada masalah, mungkin saja bisa masalah di orientasinya.” Pihak lain menatapnya dan memberikan tebakan yang sangat berani, “Mungkin saja dia menyukai laki-laki?” “Dia jelas nggak mungkin suka sesama jenis!” kata Anna yakin. Sekarang, giliran semua orang yang melihatnya dengan heran. Anna merasa malu dan merasa bahwa dia berperilaku tidak normal. Jadi, dia mencoba menjelaskan dan menemukan bahwa tatapannya tiba-tiba berpindah ke belakangnya. Dia menoleh
Baca selengkapnya
Moment Panas
Keesokan paginya, Anna bangun dengan sakit kepala yang hebat. Lagi-lagi, ia terbangun di kamar Elang. Dia menemukan bahwa hal seperti ini selalu terjadi padanya akhir-akhir ini. Ini adalah ketiga kalinya dia membuka matanya di lingkungan yang asing. Dibilang tempat yang asing juga tidak, ia tahu dengan jelas tempat yang saat ini di tidurinya. Anna tanpa sadar melihat ke arah kamar mandi, merasa sebentar lagi akan ada yang keluar dari sana. Dengan cepat, ia langsung melihat secara saksama, akhirnya memastikan bahwa di dalam kamar mandi tidak ada orang. Sebelum dia bisa menghela nafas lega, tiba-tiba ada yang memanggil. Meski tidak telanjang, tetapi bajunya sudah hilang, dan pakaian yang dikenakan sekarang adalah kemeja laki-laki berukuran besar. "Sudah bangun?" Suara pelan terdengar dari arah jendela. Gorden yang tebal pun bergerak. Dari belakangnya muncul seseorang dengan badan besar dan memegang sepuntung rokok. “Bagaimana—” “Kau ada di sini?” Elang memotong perkataan Anna m
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
DMCA.com Protection Status