All Chapters of Devil (Indonesia): Chapter 71 - Chapter 80
146 Chapters
71. Hal Menyenangkan Di Udara
Aku dan Xander sedang dalam perjalanan menuju bandara. Xander bilang ia sudah menyewa sebuah pesawat pribadi, dengan ukuran kecil agar bisa lebih dekat dengan pack.“Kita akan sampai dalam berapa jam?” Tanyaku gugup.“Sekitar empat sampai lima jam, kita tak pakai pesawat komersil, jadi sedikit berbeda.” Jawabnya masih focus dengan jalanan ibukota yang mecet di tambah hujan mengguyur kota ini dengan sangat deras beberapa menit yang lalu. Jalan menjadi becek dan macet parah. Balze seperti tak terpengaruh, ia menikmati kemacetan tanpa kerutan di dahinya.“Kau tak gugup?” Tanyaku.“Kenapa aku harus gugup.”“Ah..ya. Akulah yang harus gugup, aku manusia yang akan berubah menjadi serigala dalam beberapa hari…ditambah aku akan dibawa ke sarang manusia seriga yang berjumlah ratusan lebih.” Ucapku sedikit sarkas. Ap
Read more
72. Love You To The Full And Max
Kami sedang berada di dalam pesawat pribadi yang disewa. Ada dua orang pramugari yang bertugas dan seorang pilot dan asistennya. Mereka sebelum bekerja telah memperkenalkan diri mereka kepada kami. Total ada lima petugas yang bekerja. Satu lagi adalah orang ahli mesin yang berjaga. “Good. Setidaknya kita terbang tidak perlu khawatir mesin akan mati tiba-tiba, karena ada orang yang ahli mesin!” Ucapku berkata sarkas kepada Xander, ia sejak tadi asyik mengobrol dengan salah satu pramugari yang ternyata adalah teman lamanya di Russia. Aku tak cemburu…don’t get me wrong, but…seharusnya ia tahu situasi kan? “Kau cemburu?” “Hah…you wish!” “Taka pa cemburu, Rossane adalah mantan pacarku dulu  waktu kuliah.” Ucapnya lagi tak berekspresi, ia sedang membuka sebuah majalah yang di sediakan pesawat ini sebagai hiburan selain layar tv
Read more
73. Kabin Pribadi
"Aku harus menjelaskan ini kepadamu Nadja, dalam sebuah pack selain ada Alpha yang menjadi pimpinan tertinggi, juga ada beta dan ada enforcer. Beta bisa dibilang adalah wakilnya alpha, kau tahu? Seperti wakil presiden dan hal-hal yang sifatnya lebih kecil dan apabila alpha berhalangan, dia yang menangani urusan pack atau saat berpergian. Enforcer berurusan dengan sistem pertahanan pack dan mengurus jadwal patroli, latihan fisik dan sebagainya. Mereka juga yang akan mengawasi perbatasan apabila ada serigala asing yang masuk ke dalam pack." Jelas Xander."Mereka yang mengurusi serigala asing? Lalu aku?" Tanyaku gugup. "Apakah aku harus berhadapan dengan enforcer itu?""Ha...kau kan masih setengah serigala! Lagi pula kau datang bersama aku. Tentu saja tidak akan dicurigau siapapun. Aku menjelaskan ini...Maksudku, aku ingin memperkenalkanmu orang-orang yang penting di dalam pack. Selain 3 orang itu, ada juga para tetua, mereka biasanya adalah pejabat se
Read more
74. Xander Will Be Xander
“Sini biar kuantar.” Tawar Xander kepadaku, kenapa aku merasakan ada sesuatu yang salah, namun aku seperti tak bisa menggapai dan tak bisa berpikir…apa yang sekiranya salah. Xander membawaku ke sebuah kabin pribadi berukuran lumayan luas. Ada sebuah kasur berukuran medium dan sebuah sofa, ada kamar mandi pribadi. Aku tersenyum dan meletakkan pakaian ganti di sebuah meja di depan kamar mandi. Aku melangkah menuju kamar mandi, saat aku mau menutupnya kaki Xander menghalangi pintu tertutup sempurna. “Not so fast, Babe.” Ucapnya menyeringai. Aku mendengus kesal. Aghh…dia berulah lagi.  “Kau.. kau mau apa?” Tanyaku mengerenyitkan dahi.“ Mempelajari anatomimu  lebih baik. Aku masih penasaran di beberapa bagian.”Xander melepaskan satu persatu aritikel pakaian yang menempel ditubuhku, lalu bergantian ia melepaskan pakainnya dengan pelan. Aku mengikuti dengan mataku setiap gerakan tangan dan mata pria dingin i
Read more
75. Landing
Sebentar lagi pesawat akan mendarat, Xander sudah memberikan banyak sekali informasi mengenai packya membuatku sangat gugup, lebih gugup daripada sebelumnya. Seharusnya ia tidak usah memberitahukan apapun kepadaku, agar aku tidak segugup ini. Bagaimana nanti kalau semua para manusia serigala itu membenciku? Apalagi aku masih belum seperti mereka dan sudah akan merebut calon Alpha mereka, aku pasti akan jadi bahan bully-an para perempuan di sana. Matilah aku! Xander menoleh ke arahku.“Ada apa Nadja?”“Bagaimana kalau nanti para perempuan di sana, membullyku? Mereka pasti jauh lebih kuat daripadaku dan  sudah pasti aku akan kalah, satu saja kalah apalagi dikeroyok ribuan katamu? Jadi aku harus berhadapan dengan berapa banyak wanita serigala nanti? Kalau tiba-tiba mereka semua fans beratmu? Bagaimana? Aku menghadapi 3 senior mahasiswa yang berstatus manusia saja, sudah bergetar dan kewalahan… Bagaimana dengan manusia jadi-jadian?” Ucapku sarkas.
Read more
76. On The Way To The Pack
Ty benar-benar melewati jalur yang diminta oleh Xander. Dari jendela mobil, aku bisa melihat pemandanga yang seperti d negeri dongeng. Ini adalah kawasan alam yang dilindungi…tak sembarangan orang bisa masuk…hanya beberapa orang yang memiliki kepentingan khusus atau pemerhati lingkungan. Rasanya aku jadi ingin beralih profesi…dari mahasiswa menjadi pemerhati lingkungan…agar aku bisa masuk ke dalam pagar itu dan menikmati pemandangan alam yang luar biasa itu.aku tak sadar telah tersenyum sendirian, hanya dengan melihat keindahan alam dan pemikiranku…aku tertawa lebar. “Kau suka? Atau memikirkan hal yang berbeda?” Tanya Xander berbisik kepadaku.Aku mengangguk.  “AKu berharap jadi pemerhati lingkungan. Aku tadi berpikir akan alih profesi…sementara aku baru sadar..aku tak punya profesi apapun saat ini, aku masih sekolah. Ha…” “Kau…dan isi kepalamu. Selalu menggemaskan.” Ucap Xander meng
Read more
77. Aku Akan Berada Di Sisimu
“We almost there.” Ucap Ty. “Kau sudah beritahu iakan…tentang peraturan pack?” “Ya. Sedikit.” Jawab Xander, aku menengok dengan wajah gugup. “Peraturan pack. Aku sudah bilang kan?” Aku memelototinya dan menggeleng kencang. “Kau sama sekali tak bilang apapun! Xander!” Protesku sedikit histeris. “Ah…tak usah kau jadikan beban. Perturan mudah seperti. Jangan memandang alpha tepat di matanya, lalu lua…maksudnya di sini ibuku. Dan memang sebainya kau tak usah bertemu dengannya sama sekali. Intinya kau harus berada di dekatku agar aman. Mereka adalah mahluk yang mudah teruslut emosi…jadi yaa…sebaiknya kau tetap di sampingku.” Jelas Xander santai. Aku kesal dan memukul lengan Xander dengan kencang, “Kenapa kau baru bilang sekarang!” “Kukira aku sudah bilang…aku lupa.. terlalu banyak yang terjadi.” “Jadi aku harus bagaimana?”
Read more
78. Packhouse
Aku menginjakkan kaki di depan sebuah rumah bertingkat dua berwarna krem dan putih. Sebuah rumah yang sebenarnya sederhana, namuan dari luar, aku tahu pasti rumah ini sangat luas sekali. Ada beberapa pilar yang menyangga balcony di lantai dua. Sebuah balkon yang luas sampai ada beberapa tiang yang harus menyangga. Tepat di bawahnya adalah tempat mobil terparkir, di sebelah kana nada sebuah rumah yang lebih kecil dengan nuansa abu-abu. Sebuah rumah yang berkesan minimalis. “Ini adalah pack house, kalau  itu adalah rumah pribadi ayahku.” Jelas Xander, aku hanya mengangguk.  “Apa itu pack house?” “Rumah untuk para manusia serigala yang belatih intensive di sini. Mereka punya rumah sendiri…ayahku memastikan semua penduduknya memiliki rumah, tapi bisa dibilang di sini adalah mess…penginapan agar mobilitas mereka lebih baik. Dan para trainee lebih disiplin.” “Trainee?” “Petugas pa
Read more
79. Gaun Hijau Lumut
Xander menyetting air agar kehangatannya pas, walaupun ia cukup menggangguku saat mandi, namun akhirnya kami bisa keluar dari kamar mandi dalam waktu sepuluh menit. Ya. Sebuah rekor…karena Xander hanya membantu menyabuni dan sedikit menggerayangiku, hanya itu dan tak lebih. Ia sepertinya paham bahwa kehadiran kami sebentar lagi akan diminta oleh sang empunya pack, alias ayahnya. Aku memakai sebuah kaus dan celana jeans untuk kupakai, Xander memandangku dari atas ke barah. Sebuah tatapan yang sulit diartikan. “Nadja. Aku sangat cantik seperti biasa…tapi apa kau keberatan kalau berganti pakaian yang sedikit formal?” Pinta Xander mengusap lenganku yang terbuka tak tertutup kaus. “Maksudnya? Kita kan mau bertemu ayahmu saja kan?” Tanyaku heran. Apakah bagi seorang manusia serigala…bertemu orang tua sendiri harus berdandan formal? “Ya. Ayahku. Tapi ini kali pertama kau bertemu denganya, aku yakin ia akan meny
Read more
80. First Impression
Aku masih mematung di depan pintu besar di depanku. Xander mengetuk pintu dua kali, sampai terdengar suara serak dan kasar seorang pria. “Masuk!” Ucap suara itu memerintah. Aku memandang Xander dengan tanda tanya. “Apa kau yakin?” Xander tersenyum dan menggenggam tanganku lebih erat, ia tersenyum ramah. Xander berjalan masuk, aku mengikutinya dengan langkah kecil. Aku menundukkan wajah dan mengukir sebuah senyum kecil. Bukankah itu adalah perintah dai Ty? “Welcome Xander!” Kudengar beberapa orang berbicara dalam bahasa Inggis dan sebagian dengan bahasa Russia, kenapa ada banyak sekali suara di tempat ini, aku masih menunduk. Xander sedikit menarik tanganku, ia berbisik. “Angkat wajahmu. Mereka ingin melihat gadis yang berhasil menuri hatiku.” Bisiknya dengan suara pelan. Ada sedikit nada menggoda dalam suaranya. Aku mengangkat wajahku, menatap ke ruangan dan isi ru
Read more
PREV
1
...
678910
...
15
DMCA.com Protection Status