All Chapters of Still with you: Chapter 21 - Chapter 30
63 Chapters
21
Jena menatap putra sulungnya dengan senyum yang sulit diartikan, ... perempuan paruh baya itu melangkah ke arah sang anak dan duduk disampingnya. Wanita beranak dua itu memandang wajah muram anak lelaki kesayangannya itu, ah, bukan anak lelaki yang mengecewakannya. Jena mengusap surai putranya pelan lalu menghela panjang, perempuan tua itu memandang ke arah lain dari sisi putra pertamanya, ... ada Jerome yang tengah terburu-buru menemui isteri kakaknya. Perempuan empat puluh delapan tahun tersebut hanya bisa menatap kedua anaknya kasian, ya, setidaknya mereka tak perang saudar. “Kamu masih ingat rumah ini rupanya,” sindir sang mama yang tak ditanggapin oleh putra pertamanya itu.“Mama apaan si,” luruhnya yang beranjak setelah beberapa menit. “Jerome, ... mana dia?” Tanya Jaeran pada sang mama namun perempuan tua hanya tersenyum penuh makna. “Kenapa kamu Na, ... ada masalah sama isteri kamu? Harusnya kamu dulu ikhlasin ajh dia buat adikmu,” Jae
Read more
22
Jaeran memainkan ponselnya dan jangan lupa posisi mereka yang seperti orang pacaran, Maria menidurkan kepalanya di atas lengan pemuda itu seraya memerhatikan wajah tampan itu dengan asiknya. Maria memandang lekat rupa lelaki itu tangannya yang lembut mulai membayangi sudut bibir pria tersebut, ... Jaeran meliriknya sekilas ditampiknya tangan itu kemudian pemuda itu beranjak dari duduknya dan langsung melengang ke dalam kamar mandi. Maria menghela pelan saat mendapat penolakan lagi, lelaki yang mengambil air itu agak terkejut saat sebuah tangan melingkar dipinggangnya. Jelas saja itu ia lepas secara spontan karena tak ingin menimbulkan masalah yang lebih rumit, perempuan itu tak ada habisnya menggoda Jaeran yang terlihat lelah akan banyak hal.Pemuda itu mendengkus kasar lalu meraih ponsel serta jam tangannya, "mau ke mana?" Tanya Maria yang berada jauh dibelakangnya. Jaeran memakai jam arlojinya lalu melirik wanita itu tak minat, lelaki tersebut berjalan begitu saja
Read more
23
Tidak bisakah sehari saja perempuan itu tak menghubungi nomornya, Jaeran sungguh lelah menghadapi situasi yang tidak pernah bisa ia tebak seperti kala itu. Maria selalu mengganggunya dengan baragam alasan yang tentunya tak masuk akal, bagaimana caranya pria itu meninggalkan perempuan yang kini sedang tertidur pulas di lengannya. Pemuda itu mendengus dingin lalu menggerakkan tangannya seraya berjalan begitu cepat, ... Namun lagi dan lagi Maria terus saja menahan lengannya. Jaeran sangat tidak nyaman terlebih posisinya yang strategis untuk dijadikan bahan ghibah orang lain, Maria membuka kelopak matanya kemudian menatap wajah sang prianya itu. “Bagaimana cara aku bisa mendapatkan kamu?” Celetukan itu tak membuat pemuda yang ada dihadapannya bergeming sedikitpun. “Gak perlu melakukan apapun, ... Gue bukan jodoh loe,” jelas namun menyakitkan itu faktanya, Maria tersenyum geli dengan kata-kata itu. Hey! Dia rela, sungguh! Jika diperlukan untuk merebut hak perempuan
Read more
24
Karena ada sesuatu yang harus dibeli jadilah Rosa dan Lami pergi lagi meninggalkan rumah dan hanya ke minimarket terdekat saja, ... saat Rosa pergi dan Jaeran belum sampai, Maria yang tau lelaki itu pergi meninggalkannya sendirian ketika berada di dalam supermarket pusat, berinisiatif menyusul. Perempuan itu merasa beruntung karena saat ia datang rumah prianya itu tak ada orang dan sangat sunyi, ... Maria berjalan ke arah dapur untuk membuatkan sesuatu agar Jaeran datang nanti langsung ia sambut hangat, terdengar suara pintu terbuka. Maria merapikan tatanan surainya dan merapikan riasan wajahnya, pemuda itu tampak berlari dan memeluknya dari belakang. Sontak saja itu membuat Maria terkejut saat Jaeran memeluknya dengan eratnya, ... senyum yang ada disudut bibirnya tak bisa ia tutupi, senyuman samar itu membuat degub jantungnya berdebar. Ditambah lagi kata-kata yang keluar dari bibir pemuda itu tanpa mengetahui siapa perempuan yang tengah ia peluk sebenarnya.
Read more
25
Mungkin agak sedikit cheesy jika orang lain yang melihat saat jam makan malam hampir tiba, perempuan itu meminta sang suami untuk bersiap dan menutup penglihatannya menggunakan kain putih yang sudah mereka siapkan buat acara malam ini. Lami berpikir kejutannya akan gagal dan sang kakak membatalkan kejutan itu ternyata diluar ekspetasinya si wanita tersebut, ... setelah bersiap Rosa melihat sang suami yang tengah duduk di sofa panjang seraya memainkan ponselnya. Perempuan terlihat sang cantik hingga pemuda itu tak mengedipkan maniknya sama sekali, mini dress dengan corak bunga aster itu benar-benar sangat pas untuknya. Ah, sudah pasti isterinya sangat pandai memilih pakaian. Jaeran tersenyum begitu juga Rosa lalu perempuan itu menghampirinya dan jangan lupa penutup matanya, “udah siap?” Tanya perempuan itu yang dibalas senyum tipis dan anggukan, Rosa mengikat kain itu pada mata suami. Karena Jaeran tinggi jadi perempuan agak jinjit
Read more
26
Jaeran memainkan surai isterinya yang ada di atas lengan lebarnya, pemuda itu menatapa lurus ke arah ponselnya yang terus saja berderit nyaring. Perempuan itu tertidur pulas kemudian menghimpit perut sispek sang suami, agak kaget namun Jaeran cukup bisa mengendalikan raut wajahnya. Pemuda itu menghela pelan saat nama Maria tertera, dengan segera ia menelponnya dan mengatakan pada perempuan tersebut membalas sapa ringan itu. Wanita yang berada diseberang sana terkatup rapat lalu, lelaki tersebut memustukan sambungannya, ... Jaeran tersenyum cukup jelas kemudian memgecup singkat kening sang isteri. “Rose, kangen, ...” bisiknya memelan. Perempuan itu membuka matanya dan menatap wajah pria yang mengalunkan suara seduktif miliknya, Rosa bangkit dari duduknya kemudian mengalihkan pandangannya tak yakin. Wanita itu menghela panjang dan mengangguk perlahan membuat sang suami yang melihat persetujuan itu, mengulas senyum senang. “Foreplay
Read more
27
Rosa tergelak dibawah paha Jaeran yang menjadikan lelaki itu bantalnya, perempuan itu tersenyum tatkala sang suami tersenyum ke arahnya. Ahn indah bukan, Jaeran yang masih memainkan surai panjang sang wanita hanya memandang televisi yang menampilkan pertunjukkan komedi. Saat sedang asik suara bel pengantar makan datang, terlalu malas bagi Rosa memasak disiang bolong seperti ini, ... Jaeran yang jadi suami hanya ikut apa mau isterinya, lelaki itu masih fokus pada acara televisi. Rosa kembali dengan sebuah pack besar yang entah siapa pengirimnya, ... "kamu pesen olshop ya, Na?" Jaeran menoleh lalu menggeleng cepat."Kaga, kan aniv masih minggu depan, ..." respon sang suami yang mulai beranjak menghampiri wanita itu, agak mengerut aneh ketika membaca nama yang tertera itu adalah namanya. "Nama kamu?" Sahut Jaeran.Rosa agak mencelos ketika membaca siapa pengirimnya, tak di duga itu ternyata paket yang dikirim dari New Zealand. Perempuan itu
Read more
28
Rosa menatap sekeliling yang sangat ramai akan pasangan, Jerome terlihat melamun kala itu. Meski raganya menemani pujaan hatinya namun pikirannya melambung ke tempat lain, pemuda itu terlihat begitu frustrasi dengan jalan hidupnya lalu perempuan itu menyentak kegiatannya yang menarik lengannya ke arah tukang es cream. Jerome tersenyum kemudian ketarik ke arah taman, perempuan itu mengulas senyum dan berteriak senang seperti anak kecil membuat pemuda itu memandangnya dengan gemas. Ingatkan Jerome jika perempuan ini milik kakaknya, pemuda itu menoleh ke arah kanan seraya memanggil lalu tak di dengar oleh Rosa. Perempuan itu tampak asik dengan ponsel sang adik ipar, saat sedang melihat isi ponsel adik dari suaminya itu gerakan tangan Rosa terhenti pada galeri dan disaat yang bersamaan itu juga pemuda yang datang membawa dua es cream. "Kak," panggilnya."Aku gak buka yang lain kok! serius!" Ujarnya yang lagi-l
Read more
29
Rumah sakit tengah ramai hari ini sehingga dokter lain meminta lelaki datang lebih pagi, ya biasanya ia akan datang hanya untuk konsultasi saja jika ada yang ingin konsultasi padanya. Namun sepertinya hari itu menjadi hari yang akan sangat melelahkan bagi Jaeran, tanpa pria itu duga banyak sekali yang masuk ke rumah sakit kala itu dan rata-rata pasiennya remaja semua. Pemuda itu menghela berat lalu mengusap pelan wajahnya yang terlihat sangat lelah saat itu, pemuda tersebut merenggangkan tubuhnya. Ketika sedang bersantai sahabat baiknya datang menyapa, lalu kemudian tersenyum simetris padanya. "Lama ya gak jumpa," ucapnya sembari memandang para pasien yang tengah berada diruang isolasi."Hm," sahut pemuda itu yang masih meluruskan pandangan."Gimana Rosa? Udah lebih baikkan?" Jaeran menoleh agak tak mengerti dengan arah pembicara wanita disampingnya, namun lelaki tersebut hanya diam dan tak menjawab apapun. Seba
Read more
30
Dirga memandang anaknya yang tengah belajar bersama sang isteri meski memasang raut wajah yang rumit, akan tetapi ia tau jika itu bisa membuat beban pikirannya bertambah. Ah, ... banyak sekali yang harus lelaki itu pikirankan, Sarah yang merasa sedang diperhatikan langsung menolehkan kepalanya dan mengulum bibirnya tipis, ah, itu suaminya begitu pikirnya. Pemuda itu berjalan meninggalkan keduanya begitu saja, sang isteri yang terlalu perasapun langsung mengikutinya dari belakang sembari menenteng tas pria itu. "Kenapa? Ada apa sama kantor?" Tanya Sarah lembut."Entahlah," Sarah tau jika suaminya sudah berkata demikian itu artinya sang suami sedang mengalami masalah berat, ... "aku, ... aku memikirkan Rosa," jujur Dirga yang duduk ditepi ranjang. Sarah diam dan mencerna baik-baik setiap kata yang keluar dari garis bibir suaminya itu.Sarah paham betul bagaimana perasaan Dirga saat ini, setelah ayah mereka tiada h
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status