Semua Bab Princessa (Love and Revenge): Bab 11 - Bab 20
23 Bab
Mengingatkan Padanya
"Sayang...," Langit mengusap pelan layar komputer lipatnya yang memperlihatkan gambar keluarga kecilnya. 
Baca selengkapnya
Jangan Mencoba Mendekatinya
Cessa berjalan tergesa melewati satu per satu anak tangga, ia masih harus melewati koridor sekolah untuk sampai di kelasnya. Suasana mulai sepi, hanya terlihat beberapa orang saja yang masih berada di luar. Sebagian murid sudah berada di dalam kelasnya masing-masing, karena beberapa menit lagi bel tanda masuk akan berbunyi.
Baca selengkapnya
Bukan Pekerjaan Yang Mundah
Seorang wanita paruh baya mengenakan kacamata hitam untuk menutupi matanya, berjalan tergesa memasuki salah satu cafe ternama di kotanya. Wanita itu mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan, mencari seseorang yang hendak ditemuinya. 
Baca selengkapnya
Sungguh Menyukainya
Seorang lelaki mengenakan seragam sekolah ditemani dua orang sahabatnya, berdiri di samping mobilnya. Ia menyadarkan tubuhnya pada mobil tersebut. Kedua tangannya ia masukkan kedalam saku celananya. Penampilannya yang rapi, dan sikapnya yang tenang, membuatnya semakin terlihat berkarismatik. 
Baca selengkapnya
Jangan Mendekatiku
Pagi Hari yang cerah dihiasi mentari yang menyilaukan. Embun-embun perlahan menghilang dari dedaunan. Gemerisik angin menerpa dedaunan yang menggelitik. 
Baca selengkapnya
Princessa 16
"Tuan, saya memiliki informasi penting untuk anda. Bisakah kita bertemu hari ini?" 
Baca selengkapnya
Princessa 17
Rio terlihat sangat frustrasi, penyesalan tak berujung selalu membayang-bayangi hidupnya. Kebodohannya di masa lalu yang telah membiarkan istri dan putrinya pergi dari rumah dan kehidupannya. Andai ia mengetahui kebenarannya lebih awal, bahwa Indah selamat dari kebakaran waktu itu. Mungkin Rio akan menemuinya untuk memohon maaf pada wanita yang sangat dicintainya itu. Walau Rio tahu, kata maaf saja tak cukup untuk menebus semua kesalahannya.
Baca selengkapnya
Princessa 18
Damian tiba di Kafe Melati tempat yang sudah disepakati untuk bertemu dan mengerjakan tugas kelompok fisika bersama anggota yang lainnya. Siapa lagi kalau bukan dua sahabatnya Dimas dan Dika, Amel dan ... Cessa. Sebuah keberuntungan baginya karena kali ini guru fisikanya menjadikan Cessa sebagai salah satu anggota dalam kelompoknya. Waktu tiga bulan terasa cukup lama bagi Damian, agar bisa dekat dengan gadis yang berhasil meruntuhkan gunung es di hatinya. Ya, walau Damian belum mengutarakan perasaannya kepada Cessa. Namun dengan hubungannya lebih akrab dari sebelumnya saja, Damian sudah bersyukur. Bila mengingat begitu acuh dan dinginnya sikap yang diperlihatkan Cessa kepadanya. Damian memicingkan matanya menatap tiga orang yang dikenalinya. Lalu melangkahkan kakinya untuk menghampiri meja mereka. "Di mana Cessa? Kenapa kalian hanya bertiga?" tanya Damian. Ia melihat ke sekeliling mencari gadis yang
Baca selengkapnya
Princessa 19
Cessa hendak pergi ke toilet. Gadis itu berjalan melewati koridor tanpa ditemani Amel. Temannya itu mungkin saat ini sedang berada di kantin. Dari kejauhan samar-samar Cessa mendengar suara alunan musik yang mulai menarik perhatiannya. Ia menghentikan langkahnya sejenak, lalu berbalik untuk mencari sumber suara. Gadis itu mengurungkan niatnya untuk pergi ke toilet.
Baca selengkapnya
Princessa 20
"Hallo, Non Cessa! Maaf bapak tidak bisa jemput Non Cessa ke sekolah. Mobilnya tiba-tiba mogok! Ini sekarang bapak ada di bengkel," Cessa mendengus pelan mendengar suara pak Tomo yang mengatakan tidak bisa menjemputnya. 
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123
DMCA.com Protection Status