Semua Bab Sentuhan Cinta: Bab 11 - Bab 20
98 Bab
BAB 11. Kau Harus Pergi Ririn!!
Ririn tersenyum setelah pulang dari acara makan-makan bersama dengan rekan kerjanya, besok ia sudah resmi menjadi pengangguran.Ia akan memberitahu ke dua orang tuanya nanti saja, setelah ia selesai berlibur. Saat bibirnya tersenyum sumringah.Ada satu hal lagi yang membuat senyumannya luntur seketika, pria yang sudah mengkhinati hatinya. Ririn berpura-pura tak melihat keberadaan Miko dan kakaknya Mba Vanya. Mereka bertengkar diluar rumah.Ia hanya berdecih sinis saja melihat kelakukan sejoli itu, mereka sangat bemesra sekali disaat Miko masih mempunyai hubungan dengan dirinya.Sekarang setelah putus dengannya, malah pasangan tersebut terus saja bertengkar. Ririn tak memperdulikan mereka.Ia lebih memilih untuk masuk ke dalam rumahnya, tapi ada suara yang memanggil namanya. Tapi Ririn mengacuhkannya.Saat ia mengacuhkan mereka, sebuah tangan mencekalnya. Hingga membuat R
Baca selengkapnya
BAB 12. Hari Keberangkatan
Pukul 10 pagi hari. Ririn baru bangun dan ia membuka matanya perlaha-lahan. Tubuhnya sudah menjadi lebih baik.Ririn merasa ada yang aneh kepadanya, hingga ia akhirnya sadar kalau koper miliknya. Ririn bagun dari atas ranjangnya.Matanya melihat jelas kekacuan yang dialami sama kamarnya ini. Semua barang-barang yang ia ingin bawa, belum juga dikemas dengan baik.Ririn merenggangkan tubuhnya, lalu ia kembai ke lantai kamarnya. Ririn mengumpat karena jam sudah menunjukan pukul 10 pagi.Bahkan ia belum juga keluar dari kamarnya sama sekali. Tapi itun harus cepat mengemasi pakaiannya, walaupun ia harus menahan lapar sekali pun.Berjam- jam, Ririn mengemasi pakaian miliknya dan juga barang-barang yang akan ia butuhkan disana nanti.Pukul 5 sore hari. Ririn baru menyelesaikan semua kebutuhan dirinya. Ia memakan waktu lama hanya untuk berkemas.Karena ini adalah perjalanan per
Baca selengkapnya
BAB 13. Menuju Hawai
Pukul 7 malam, Ririn yang sudah siap dengan semuanya. Bahkan taxi yang dirinya pesan sudah datang dan berada didepan rumahnya.Ririn sudah berpelukan kepada ke dua orang tuanya. Sejujurnya ia sedih sekali, karena baru pertama kalinya ia pergi jauh dari ke dua orang tuanya."Hati-hati kamu disana dan jangan lupa makan." suara Mamahnya yang Luna yang terus memperingati anaknya itu."Iya Mamah," jawab Ririn."Miko mana Ririn?" Pertanyaan yang dianjukan sama Mamahnya, membuat ia menjadi bingung dan tak mengerti harus menjawab seperti apa.Tapi dirinya tak boleh memberitahu apa yang sebenarnya terjadi. Lagi-lagi sepertinya dirinya harus berbohong sama ke dua orang tuanya ini."Lagi ada kerjaan.""Seharusnya, dia mengantarkan kepergian kamu." kali ini suara Ayahnya Ririn."Miko tak ingin berpisah dengan aku, jadi lebih bak tak menga
Baca selengkapnya
BAB 14. Pria Tampan dan Seksi
"Wow, bagus sekali!!!!" teriak Ririn.Ririn sudah sampai di kamar hotelnya, saat ia pertama kali masuk matanya langsung saja disuguhi pemandangan pantai Hawai.Ririn loncat-loncat saking senangnya dirinya, andai saja ia mempunyai ponsel. Pasti ia akan memfoto dirinya yang datang ke hawai ini.Tubuh Ririn menjadi diam saat, ia mengingat kalau dirinya harus menelepon orang tuanya jika sudah sampai.Tapi ia tak punya ponsel dan juga tak memiliki sim card. Mengingat hal itu membuat Ririn menjadi bingung.Jika ia tak cepat menghubungi ke dua orang tuanya, pasti ia mereka berdua akan khawatir sama dirinya."Ririn bodoh." Ririn memukul kepalanya, saking bodohnya dirinya yang melupakan barang yang penting itu.Saat Ririn duduk diatas ranjang empuk ini. Tubuhnya diam dan membeku, saat matanya pertama kali melihat telepon kabel yang berada dimeja."Apa bisa m
Baca selengkapnya
BAB 15. Pria Dingin dan Pria Sok Akrab
Ririn menelan ludahnya sendiri, ia sangat gugup saat pria asing yang dirinya ikuti itupun semakin mendekati dirinya."Maaf, saya harus pergi." Ririn berjalan ke arah samping, agar bisa menghindari pria yang ada didepannya ini.Tapi pria asing yang tidak ia ketahui namanya, malah menghalanginya lagi dan pria itu menarik dagunya dengan kasar, hingga membuatnya bisa menatap wajah pria itu.Pria itu memang tampan sekali, tapi sangat disayangkan kalau pria yang ia ikuti ini, jahat sama dirinya yang mana adalah wanita lemah."Maaf, Tuan saya harus pergi."Arrght," rintih Ririn.Tubuh mungil Ririn terdorong lagi dan membentur dinding hotel ini, ia menatap tajam ke arah pria itu, karena bersikap kasar sama dirinya."Sakit!!" bentak Ririn."Siapa kamu sebenarnya?" tanya pria itu."Saya Ririn," jawab Ririn sambil menggulurkan tangannya agar b
Baca selengkapnya
BAB 16. Pria Asing Yang Mesum
Ririn berkali-kali menghirup udara yang bersih dan sangat menyegarkan ini. Sungguh dirinya sangat menyukai pantai wakiki ini.Bibirnya tersenyum sumringah karena ia bisa datang ke tampat seperti ini. Kedatangannya ke Hawai ini sungguh diluar dugaan hidupnya ini.Ini semua karena pengkhianatan yang terjadi didalam hidupnya, hingga membuatnya bisa nekat datang ke sini hanya untuk menenangkan diri.Ririn dengat cepat mengelengkan kepalanya, agar ia tak memikirkan apapun lagi tentang masalah percintaan didalam hidupnya ini."Cukup Ririn, kamu sudah tak boleh memikirkan hal itu lagi. Sekarang nikmati ini dulu." Ririn berkata seperti itu sambil memejamkan matanya.Ririn membuka matanya perlahan-lahan. "Arghhht!!!" teriak Ririn, hingga membuat ia terjungkal dari kursi.Bagaiman dirinya tak terkejut karena ada seorang pria, tepat diwajahnya hingga membuat Alia sangat terkejut sekali akan ha
Baca selengkapnya
BAB 17. Harapan Ririn
Pukul 5 sore hari waktu Hawai. Ririn keluar dari kamarnya, setelah ia hanya didalam kamar saja, semenjak pria aneh itu mengikuti dirinya. Mengingingat hal itu saja selalu membaut Ririn menjadi marah, karena liburannya ini seperti terganggu. Itu semua karena pria asing yang sudah berani sekali mengancam dirinya. Ririn sudah keluar dari kamar hotelnya, ia hanya berharap semoga tak melihat pria yang menyebalkan itu lagi. Saking Ririn tak ingin bertemu dengan pria itu lagi, Ririn memakai topi untuk menutupi wajahnya. Itu jauh lebih baik. Ririn memasuki lift, saat ia memasuki lift entah kenapa suasana menjadi mencekam sekali. Ririn merinding dibuatnya. Mata Ririn hanya melihat sepatu seorang pria, didalam lift ini. Ririn dengan takut-takut, melirik ke arah pria itu. Glek. Saat dirinya melihat pria itu, Ririn dengan cepat meluruskan kepalanya.
Baca selengkapnya
BAB 18. Ciuman Pertama
Perlahan mata Ririn mulai terbuka, pemandangan pertama kali yang dirinya lihat adalah langit-langit ruangan. Kepalanya berdenyut kesakitan, hingga membuat tangannya memijat kepalanya. Saat dirinya sedang memijat kepalanya. Ingatan Ririn kembali mengingat, Ririn yang mengingat apa yang terjadi kepada dirinya. DEngan cepat membuka matanya lebar-lebar. "Dimana ini?" Ririn sungguh sangat panik sekali. Ia juga mengingat ada orang yang mengikutinya, saat ia ingin minta tolong, ada yang membekap mulutnya. Hanya sampai disana saja ingatan Ririn. Tubuhnya menjadi keringat dingin, saking takut dan gugupnya. "Dimana ini?" Ririn matanya masih melihat sekeliling. Ririn melihat karena ia ingin memastikan kalau ini bukan kamarnya. Tentu saja bukan kamarnya, karena sangat mewah. "Siapa yang melakukan ini? apa salah gue?" Ririn pusing
Baca selengkapnya
BAB 19. Serangan Pria Mesum
Ririn mendorong dada pria itu, saat pria itu akan menciumnya lagi. Ririn dengan cepat bangun dari ranjang dan berjalan ke arah pintu.Ririn harus keluar dari kamar ini dan menjauhi pria meseum yang sudah lancang sekali mencium bibirnya.Saat tangannya sudah menyentuh knop pintu. Tapi pintunya tak bisa dibuka dan membuatnya menjadi panik."Mau keluar Nona?" Suara serak dan seksi itu kembali bersuara, membaut tubuh Ririn merinding hanya dengan mendengar suaranya saja.Ririn memukul kepalanya, agar ia bisa fokus untuk bisa keluar dari kamar hotel ini. Bukannya malah mengagumi ketampanan dari pria yang bernama Ares terus.Ririn memutarkan tubuhnya hingga bisa menatap pria itu lagi. Saat dirinya sudah saling berhadapan dengan pria bernama Ares tersebut.Mulut Ririn seakan menganga melihat ciptaan Tuhan yang luar biasa tersebut. Bagaimana Ririn tak terpana.
Baca selengkapnya
BAB 20. Pesta Vulgar
Pukul 1 pagi hari waktu Hawai. Mata Ririn masih juga belum terpejam. Bayangan-bayangan pria yang menculiknya itu, menghantui dirinya. Bahkan ciuman bibir itum masih terasa jelas di bibirnya yang lembut ini. Ririn tak menduga jika pergi ke Hawai, akan bertemu dengan pria -pria aneh. Satu pria ponsel dan satu lagi pria lift. Tapi pria lift yang bernama Ares itu jauh lebih gila, karena sudah menculiknya, membiusnya, dan mencium bibirnya yang suci ini. Ririn mengumpat berkali-kali, karena bibirnya sudah tak suci lagi dan itu semua karena pria bernama Ares. Lihat saja nanti, saat dirinya sudah berada di negaranya sendiri. Ririn akan menyantet si Ares itu, biar tau rasa. "Bajingan," umpat Ririn. Ini semua karena ulah pria bajingan itu, membuatnya jadi tak bisa tidur seperti ini. Ririn juga bingung harus melakukan apa di jam seperti ini. Telapak
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
10
DMCA.com Protection Status