All Chapters of Sentuhan Cinta: Chapter 21 - Chapter 30
98 Chapters
BAB 21. Dasar Bodoh.
Jantungnya tak henti-henti berdetak memikirkan hal yang terjadi tadi. Pria bernama Ares itu kembali bertemu dengan dirinya. Untung saja pria itu tak membuat ulah dengan cara menculik dirinya lagi. Ririn lega akan hal itu, tapi saat mengingat perkataan pria itu. Pipinya bersemu merah, bukan karena ia merasa malu. Tapi dirinya merasa sangat kesal karena pria itu telah menghinanya secara terang-terangan. Ririn merasa marah akan tuduhan pria itu yang seakan mengatakan kalau dirinya hanyalah wanita penggoda dan murahan. Entah kenapa pria bernama Ares itu mengatakan hal seperti itu kepada dirinya dan membuatnya menjadi sangat kesal dan pastinya marah. "Bajingan," umpat Ririn saking kesalnya sama pria itu. Ririn harus mengingat semua perlakukan pria bernama Ares itu. Walaupun tampan tapi hati dan mulutnya itu sangat jahat. Niat Ririn ingin menya
Read more
BAB 22. Akan Kuberikan Hukuman
Saat Ririn sedang menundukan kepalanya, ia merasakan sebuah sentuhan di kepalanya dan membuat Ririn mendongkakan kepalanya."Kau bisa menangis kucing liar?"Hiks Hiks.Tangisan Ririn menjadi pecah dan membuat Ririn menangis tersedu-sedu."Aish," umpatnya setelah melihatnya menangis kencang sekali."Berhentilah.""Dompetku hilang hiks..hiks, mereka menghina dan mengumpatku." Ririn seakan mengadukan apa yang dirinya alami.Ririn semakin menangis dan menangis. Ia sangat sedih karena uangnya sudah hilang dan dompetnya yang terdapat data dirinya juga.Membuat tubuh Ririn menjadi lemas dan jatuh terduduk di jalanan. "Apa yang harus ku lakukan?"Hiks...hiks."Kenapa semua selalu tak berjalan dengan apa yang ku inginkan? dosa apa yang sudah kulakukan di masa lalu? hingga Tuhan menghukumku seperti ini?""Ber
Read more
BAB 23. Menggoda Ririn
Malam sudah datang dan sekarang sudah pukul 6 malam hari. Ririn masih duduk di mobil dengan pandangan mata yang tadi melihat ke arah pantai.Ririn berkali-kali menghela nafasnya dan juga menahan rasa takut. Mengingat ucapan dari Ares yang menakuti dirinya akan pantai ini.Ririn juga bingung sama pria itu yang meminta untuk tetap didalam mobil dan jangan keluar. Ririn menurutinya, karena Ares sudah berkata kalau dirinya keluar dari mobil, nanti akan ada hantu yang datang.Jadilah Ririn di dalam mobil saja, seraya sekali-kali menatap sekeliling yang benar-benar tampak sangat sepi sekali.Pikiran Ririn berubah menjadi negatif, dirinya merasa kalau ia sedang di kerjai sama pria berwajah sangat tampan itu.Tapi Ririn juga tak berani untuk keluar dari mobil, karena suasana di luar sana menyeramkan.Pria itu belum juga datang, padahal sudah pergi 15 menit yang lalu. Pergi tepat disaat mata
Read more
BAB 24. Ciuman
"Apa maksudmu Tuan?"  "Pilih kecupan atau ciuman," kata Ares. "Untuk apa?" Ririn sama sekali tak mengerti dengan arah tujuan pria bernama Ares itu bicara. "Jika kau memilihnya, kau bisa mendapatkan semua barang mu ini." Ares sambil menujukan semua barang yang berada didompet ini. Matanya menyipit curiga, entah kenapa dirinya merasakan hal yang aneh dan membuat menjadi curiga sama pria itu. Tapi saat dirinya melihat barang-barang miliknya. Ririn menghela nafasnya, mau tak mau ia harus menjawab pertanyaan yang aneh itu. "Kecupan," jawab Ririn dengan malasnya. "Kecupan tak menarik," sahut Ares. "Kembalikan barangku dan kelaur sana dari kamarku ini Tuan Ares terhormat," kata Ririn. "Jawaban anda sangat tak menyenangkan. Jadi barangmu tak dikembalikan." "Ya!!! lancang sekali k
Read more
BAB 25. Gairah Di Ranjang
Ares tak mengindahkan kata-kata yang dilontarkan sama wanita yang ada dibawah tubuhnya ini. Wajah Ares semakin dekat dan dekat ke wajah wanita yang sedang panik ini. Bibirnya menyeringai sangat puas sekali. Ririn bahkan tak bisa bernafas dengan baik. Apalagi ditambah dengan helaan nafas Ares yang bersentuhan dengan kulitnya ini. "Ares, serius jangan macam-macam." Ririn seraya menyentuh dada bidang Ares, agar tak mendekati tubuhnya. "Takut?"  Suara serak yang sangat seksi itu kembali muncul, membuat Ririn terpana akan suara Ares yang sangat jantan sekali. Ririn ingin mengeluarkan suaranya lagi, tapi mulutnya sudahh terkunci sama mulut Ares yang seksi tersebut. Ares memagut bibirnya dengan kasar dan membuat Ririn kemalahan dalam menghadapi serangan pria yang ada di atas tubuhnya ini. Tubuhnya selalu saja seperti in
Read more
BAB. 26 Gunakan Bikini
Pukul 10 pagi hari. Ririn baru saja bangun dari tidurnya, padahal tadi niatnya ingin melihat matahari terbit. Tapi semua itu hanyalah omong kosong saja. Keterlambatan dirinya ini, itu semua karena ulah pria bernama Ares. Ciuman hot di atas ranjang kamar hotel yang dirinya tempati ini, membuat dirinya merasakan kotor karena sudah hanyut kedalam ciuman panas itu. Memag menyesal itu datangnya selalu saja terakhir dan sekarang dirinya menyesal sekali karena sudah memberikan kembali bibirnya kepada Ares. "Ahhhhhhrrg!!" teriak Ririn melampiaskan rasa frustasi dirinya ini. Ririn bangun dari tempat tidur dan berjalan menuju kulkas kecil yang didalamnya terdapat sebotol air putih. Saat Ririn sedang meminum air putih dingin ini, pandangan matanya berfokus melihat ke arah dompet miliknya. Saat melihat dompetnya tersebut, ingatan akan Ares dan ciuman
Read more
BAB 27. Salam Kenal
Jantung Ririn berpacu saat sudah melihat tempat yang di datangi sama pria bernama Roy ini. Sepertinya tempat yang mahal. Di lihat dari desain cafe saja sudah terlihat jelas, kalau cafe ini sangat mahal. Ririn bahkan tak bisa komen kepada pria itu. "Masuklah, jangan menatap pintu saja." Roy kepada Ririn. Ririn masuk ke dalam cafe tersebut dan sepertinya dugaanya benar, kalau tempat ini mahal. Orang-orang yang datang saja mengenakan pakain mewah. "Kenapa?" tanya Roy yang melihat raut wajah Ririn yang sepertinya shok sekali. "Tidak apa-apa. Cepatlah, karena gue ada urusan lain."  Ririn hanya mengikuti pria itu saja, yang memilih tempat duduk di paling pojok. Saat Ririn melihat menu, matanya membulat sempurna karena melihat harganya. Otak matematikanya mulai berkerja dan mulai melihat menghitung. Ririn merasa takut, jika pria itu memesan
Read more
BAB 28. Tatapan Mata
Pukul 1 siang hari waktu Hawai. Ririn sedang berada di sebuah restaurant sederhana, yang tak jauh dari tempat hotel yang dirinya tempati. Ririn harus mengisi perutnya terlebih dahulu, sebelum ia kemabli jalan-jalan. Kali ini makanan yang dirinya makan, sesuai dengan selera dirinya. "Kenyang," kata Ririn. Ririn merebahkan tubuhnya di kursi, seraya melihat pemandangan orang yang berlalu-lalang didepan dirinya ini. Hari ini sepertinya sangat menyenangkan, walaupun tadi pagi dirinya diganggu sama pria yang baru dirinya ketahui bernama Roy. Ririn merasa sangat lega karena pria bernama Roy tersebut, tidak jadi mengikuti dirinya akibat ada urusan mendadak. Membuat Ririn menjadi bahagia, karena tidak diganggu sama pria menyebalkan tersebut. Jika dipikir-pikir, kenapa dirinya bertemu dengan pria-pria aneh terus. Saat dirinya sedang melamun memikir
Read more
BAB 29. Monokini
Rasa penasaran Ririn semakin jadi dan dirinya ingin sekali menaiki wahana itu. Ririn matanya melihat sekeliling. Ririn menemukan sebuah toko dan dirinya menghampiri toko itu. Ririn masuk dan melihat banyak pakaian khusus renang. Ririn mencari pakaian yang sopan. Tapi tak ada satupun, hanya pakaian seksi saja. Bahkan seperti tak berpakaian. Tapi Ririn ingin naik wahana Flyboard dan tak mungkin Ririn mengenakan pakaian yang dirinya kenakan sekarang ini. Ririn terdiam merenung, seraya memikirkan apa yang harus dirinya kenakan. Ririn sangat tak biasa mengenakan pakaian terbuka ini. "Apa harus naik atau tidak? tapi cuaca sangat bagus sekali, dengan angin yang menyejukan." Selama Ririn tinggal di Hawai ini, dirinya belum juga menyentuih pantai Wakiki. Pandangan matanya kembali mleihat ke arah pantai. Untung memastikan apa dirinya ingin naik ata
Read more
BAB 30. Pria Bajingan Dan Mesum
"Kau akan ku tikam dengan pisau, jika macam-macam," ancam Ririn. Ririn berusaha agar dirinya tak menampilkan wajah takut-takut kepada pria itu. Walaupun sejujurnya Ririn takut mendengar apa yang dikatakan sama Ares. "Minggir!!! atau gue akan berteriak dengan kencang dan membuat elu jadi tersangka pelecehan," kata Ririn. Ares terkekeh pelan, Pelan mendengar ancaman yang dilontarkan sama Ririn. "Silahkan berteriak sesukamu Nona," timpal Ares. Ririn memincingkan matanya mendengar ucapan Ares, yang sepertinya sama sekali tidak takut akan ancaman dirinya. "Minggirlah Ares," kesal Ririn. "Berteriaklah, agar orang diluar sana menganggap kau sedang mendesah," tutur ARes. "Dasar gila!! orang teriak malah dikira mendesah," sinis Ririn. "Apa kau tak mendengar suara aneh di ruang ganti ini?" tanya Ares sambil terus menahan Ririn,
Read more
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status