All Chapters of I Got You: Chapter 11 - Chapter 20
95 Chapters
Bagian 10 - O-ow Menarik Sekali
Awas Typo:) Happy Reading .... *** Brak. Pintu apartemen baru saja tertutup menelan sang ibu negara alias nyonya besar Willam, menyisakan Regina bersama si tuan muda Raymond Arthur William. Hening, belum ada suara dan detik ini kedua netra bening Regina yang sempat menghipnotis Raymond masih menatap ke arah pintu, belum dan tidak akan berani menatap si pria yang duduk di sisinya. Perfect, agaknya Regina harus kabur dari sini sebelum mendapatkan amukan seorang mister William. Apalagi aura Raymond sudah sangat siap menelan seseorang, ah Regina memang kudu bergerak cepat. Menarik napas, gadis nakal yang otaknya sangat cerdas dalam menyiksa Raymond itu berdiri dari duduk. "Duduk." Namun suara datar nan dingin terdengar memerintah tegas agar Regina kembali duduk. Ya karena takut, Regina kembali duduk, daripada dibunuh dan mati sebelum menikah lebih baik manut pada komandan. Tapi tetap, tidak berani menatap. Hening lagi, Regina tutup mulut menunggu Raymond yang memang betah membisu
Read more
Bagian 11 - Tidak Takut Sama Sekali
Awas Typo:) Happy Reading .... *** "Kamu kenapa gila banget sih, Bang! Ya ampun aku mau dapat uang dari mana coba? Daftar kerja di sana saja pesaingnya banyak, syukur ini wajah cantik jadi diterima. Tapi seenak jidat kamu, arghhh kesal! Tanggung jawab ya kamu kalau aku beneran dipecat, biayain hidup aku titik!" Mantap. Hanya Regina yang sanggup berbicara kalimat sepanjang itu dengan sangat cepat, dan hanya Raymond yang tahan diam saja padahal sudah seperti dibacai pasal-pasal kehidupan. Sungguh mereka saling melengkapi bukan? "Ini kita mau ke mana pula?" tanya Regina saat sadar ini bukan jalan ke apartemen Raymond atau apartemennya. Si pria diam, tetap diam maksudnya. "Huh! Susah punya calon suami yang hobby bisu," kesal Regina bete luar biasa. Lihat dia, masih menggunakan seragam kerja. Hening. Mustahil Raymond buka suara, pria itu menyiapkan beberapa kalimat singkat yang cocok ia lontarkan untuk Regina nanti. Well, semenit dua menit sudah pasti terlalui, dan sekarang Regina
Read more
Bagian 12 - Roti Sobek Check
Awas Typo:) Happy Reading .... *** "Kamu yakin?" tanya Raymond menatap Regina serius. "Why not? Aku tidak sabar malam pertama kita." Raymond menghembuskan napas pelan, "Ikut aku." Lalu, lagi-lagi memerintah Regina agar ikut dengannya. Oh ya kali ini si gadis tidak kesal, yang ada sangat amat bersemangat. Ada kejutan apa lagi yang akan pria itu berikan kepadanya? Mereka keluar dari kamar, menuruni anak tangga menuju lantai satu. "Tunggu di meja makan," titah Ray berjalan berlawanan dari meja makan. Tanpa mau banyak tanya Regina ambil langkah menuju dapur rumah. Jujur ia masih terkagum-kagum, dan sekarang dia yakin. Ini rumah Raymond, pasti! Karena apa? Lantai dua jawabannya. Mendudukan diri ke atas kursi makan, Regina sungguh tidak menyangka Raymond sudah mempersiapkan semuanya. Thanks to God sebab sudah mempertemukan mereka berdua, thanks! Regina happy parah, happy pokoknya happy! Semoga kehappyan itu bertahan lama. Suara langkah tegas terdengar, Regina menatap ke arah san
Read more
Bagian 13 - Otw Lamaran Uhuk!
Awas Typo:) Happy Reading .... *** Drt, drt, drt. Ada suara getaran ponsel dipagi hari. Drt. Lagi dan terus, jelas dari getarannya tanda ada sebuah panggilan. "Egh ...." Satu manusia mulai terganggu, salah, keduanya terganggu namun yang satu tidak mengerang bersuara, dan benar Raymond adalah bagian yang tidak bersuara. Pria itu membuka mata pelan-pelan, merasakan tubuhnya semakin dipeluk erat. Benar lagi, pelaku pemelukan adalah Regina. Gadis itu menguselkan wajahnya ke dalam ceruk leher Raymond yang sedang menjulurkan tangan kiri guna menjangkau ponsel di atas nakas sisi ranjang. Mama calling .... Bagus, induk singa jantan mau apa pagi-pagi sekali begini sudah heboh? Semoga membawa kabar baik. "Iya, Ma?" ucap Ray serak khas bangun tidur saat ia menerima panggilan. 'Siap-siap, dua jam lagi kita berangkat ke Indonesia.' Bib. Sambungan terputus. Dahi Raymond mengerut, sebentar, apa tadi? Siap-siap, iya benar. Dua jam lagi kita berangkat ke Indonesia, what?! Mau apa pula ke
Read more
Bagian 14 - Cie Lamaran
Awas Typo:) Happy Reading .... *** "Permisi, saya anaknya Bunda Hani. Boleh bertemu Bunda nggak?" "Regina!!!" "Hahaha!" Ibu Regina yang ia panggil bunda berteriak heboh detik memutar tubuh dan menatap Regina. Wanita paruh baya itu sedang menyiram tanaman di halaman rumahnya dan mendadak suara sang anak terdengar, ya ibu mana yang bisa tidak heboh ketika anak rantaunya pulang tiba-tiba tanpa ada kabar. Grep. Dipeluk, Regina memasang senyum sangat lebar lantas membalas pelukan bunda. "I miss you, Bun, tomat alias so much hihi," bisik Regina cekikikan. "Kamu libur kuliah ya?" tanya bunda melepas pelukan, menatap anak bungsunya yang menggeleng. "Bunda nggak rindu aku, masa nggak dibalas i miss you too." Plak. Lengan kanan Regina ditampol pelan. "Ngapain ditanya, jelaslah Bunda rindu. Punya anak dua tapi dua-dua lebih milih pergi dari rumah, ya ampun sayang kamu gemukan. Pasti ngemil mulu deh." Kedua mata Regina terpejam dua detik, setelah itu terbuka lagi bersama senyum ya
Read more
Bagian 15 - Percikan
Awas Typo:) Happy Reading .... *** Masa iya Raymond berkata- halo kakaknya Regina, saya pria yang terpaksa menikahi adikmu karena dia berhasil membuat mama saya salah paham. Sungguh itu tidak lucu. "Judes amat, pantas masih jomblo." 'Diam kamu, tunggu. Kamu di rumah ya?' "Iya hahaha!" 'Libur kuliah? Perasaan minggu kemarin masih ngeluhin tugas dari dosen resek.' Namanya Julia Adinda Putri, dua puluh lima tahun, kakak satu-satunya yang Regina miliki, masih jomblo sebab ... hkm! Tidak tahu, Regina tidak tahu sama sekali kenapa kakaknya hobby menjomblo. "Cuti lebih tepatnya. Kak, ada yang mau aku sampaikan nih," menjawab lalu memulai kalimat pembuka, Regina memasang mimik tengil. 'Apaan? Jangan bilang kamu dilamar duda lagi, cukup-cukup mendengar kamu mengatakan terus dilamar dan dilamar.' "Lah memang kenyataan tahu. Kakak juga sering, tapi selalu nolak." Bye the way, mereka sedang vidio call bukan voice call. 'Karena aku belum minat menikah.' "Nah kalau aku karena tidak sel
Read more
Bagian 16 - Karena Dipisahkan
Awas Typo:) Happy Reading .... *** Raymond duduk dengan tenang. Regina sendiri menunduk malu, sangat malu malah. "Agaknya kalian perlu dipisahkan." Ini suara mama alias miss William. Glek. Kontan saja membuat liur Regina tertelan, di-dipisahkan?! Oh nooo! Dia baru mau menggaet Raymond, yakali mereka dipisahkan. Bisa-bisa si pria tidak jadi luluh, triple sial! Apa yang harus Regina lakukan? Mana mungkin dia membantah miss William. "Iya setuju, yang mau menikah memang lagi panas-panasnya." Ah elah bunda setuju pula, tamat sudah nasib Regina. Kepala Raymond mengangguk ikut setuju, bagus, dia sih setuju-setuju saja. "Tapi-" "Re, jangan membantah orangtua." Raymond langsung memotong sebelum si gadis selesai bicara. Mendungalah kepala Regina, menoleh menatap calon suaminya yang kejam luar biasa. Ck! Resiko-resiko, iya! Resiko kalau kita yang lebih dulu menyukai. Sial betul. Terpasang lah mimik tidak senang Regina, jelas sekali pancaran mata wanita ini mengancam seperti, awas ka
Read more
Bagian 17 - BDSM?
Awas Typo:)Happy Reading ....***Deg, deg, deg.Jantung Regina sudah sangat siap meledak detik ini juga. Tatapan, suara juga aura Raymond begitu pekat, membuat Regina terintimidasi. Sialan! Begini ternyata, astaga harusnya lawan Regina jangan dipancing dengan keintiman, harusnya!Hening. Saling menatap, kaki Regina lemas. Bodoh, bodoh, bodoh! Ini belum apa-apa, bagaimana nanti malam pertama mereka? Regina bilang ia tidak takut dengan Raymond, tidak takut darimananya?! Baru berciuman saja sudah terintimidasi, bahkan untuk bernapas Regina tidak berani!"Tapi." Dengar-dengar, Raymond kembali berbicara. "Sebelum itu terjadi, silakan keluar dan tunggu sampai kita berhak melakukannya."Cklek.Raymond melanjutkan sambil membuka pintu kamar yang ia huni malam ini, mendorong Regina keluar dengan mudah sebab gadis itu terkaku tak bisa memberontak.Brak!Dalam sekejap pintu tertutup."Hah!" Napas Regina yang sedari tadi tertahan langsung terhembus kasar, gadis itu merasa kekurangan oksigen wala
Read more
Bagian 18 - Langsung Nikah Saja Atuh
Awas Typo:) Happy Reading .... *** Raymond tidak butuh keributan untuk mendobrak pintu, dan hal paling penting dia tidak butuh waktu lama. Hanya dalam sekian menit yang mencapai angka tiga pun belum, Raymond sudah berhasil membuka pintu kamar Regina yang sudah pasti gagangnya memasuki zona RIP. Iya, rusak. Berdiri di ambang pintu beberapa detik, Raymond menatap ke arah ranjang. Oke, memang benar Regina masih tepar di atas ranjang dengan posisi sangat tidak elegan. Gadis itu mengambil pose telentang, kedua tangan terangkat ke atas kepala dan, bibir sedikit terbuka. Point penting, tanpa selimut. Baik, Raymond berjalan pelan menuju ranjang calon istrinya itu, bersiap-siap membuat si gadis tersadar dari alam mimpi. Ya ampun bisa-bisanya Regina sekebo ini, tidak terusik dengan segala suara. Begitu sampai di sisi ranjang, napas Raymond terhembus menatap miris kaum hawa primadona Melbourne itu. Saat dari dekat ternyata lebih mengerikan lagi. Merunduk, Raymond menjulurkan tangan kana
Read more
Bagian 19 - Malam Sebelum Akad
Awas Typo:) Happy Reading .... *** Bisa! Sangat bisa. Perihal mempercepat adalah kemampuan yang sangat bisa mama lakukan. Siapa juga yang menyangka saat ini mereka sudah di Bali? Ya tidak ada, tapi kenyataannya mereka sudah di Bali. Sekarang tengah menatap persiapan dekor gedung pernikahan, beda lagi dengan tempat party dilakukan. Well, senyum Regina tak bisa luntur, terus terpasang lebar dengan rona yang begitu aduhay. Ya ampun diri Regina tidak menyangka bahwa dia akan segera menikah, besok. Lebih tepatnya besok pagi akad akan segera dilaksanakan. Raymond yang berdiri di samping sang gadis hanya memasang mimik datar, dengan pose kedua tangan masuk ke dalam saku celana, otak Raymond melayang entah ke mana-mana. Sikap datar dan dingin yang Ray miliki bukan simbol bahwa dia jahat, kejam dan, tega. Tidak! Sesungguhnya pria ini sangat pemikir, bagaimana ya. Dia tidak main-main pada hidup maupun masa depan, bukan Raymond Arthur William namanya jika tidak memikirkan keputusan dengan s
Read more
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status