All Chapters of I Got You: Chapter 21 - Chapter 30
95 Chapters
Bagian 20 - Cie Nikah Uhuk!
Awas Typo:) Happy Reading .... *** Dari judul babnya saja kita sudah bisa menebak apa yang akan terjadi di sini, tidak terlalu perlu menerka-nerka, cie nikah uhuk adalah satu kalimat yang bertujuan untuk menggoda Raymomd dan Regina. Tidak terasa malam sebelum akad itu terlewati dengan sangat cepat nan lancar, saat ini gedung pilihan mama untuk akad pernikahan anak satu-satunya yang ia miliki sudah mulai terisi penuh. Ternyata relasi dari keluarga Regina pun lumayan banyak ditambah lagi relasi keluarga Raymond, sudah jangan heran jika seantreo mata memandang yang terlihat manusia. Huh ..., pernikahan, Raymond sangat ingin bertanya kepada Regina, apa makna dari pernihakan untuk gadis itu. Bahkan saat ini, detik Raymond sudah berdiri di atas altar menunggu mempelai wanitanya masuk ia masih tidak kepikiran menikah. Dia belum siap, bukan karena finansial, lebih ke arah mental. Apa Raymond bisa mempertahankan pernikahan ini? Apa Regina akan bahagia bersamanya? Apa dia akan segera jatuh
Read more
Bagian 21 - Wedding Party
Awas Typo:) Happy Reading .... *** "Sttt, suami Regina." Kepala Raymond yang tadi menunduk memeriksa email di ponsel hanya dalam waktu dua detik langsung mendunga menoleh ke arah sumber suara yang memanggilnya, suami ..., Regina. Dan itu Regina sendiri, istri Raymond yang datang bersama senyum manis. "Dansa yuk," mengajak, Regina memasang mimik penuh harap. Oh ah perlu diketahui, di bab wedding party ini langsung dimulai dengan langit Bali yang sudah menggelap. Hal menariknya, ingat bukan bahwa akad dan party dibeda tempat? Yaps. Sekarang mereka berada di tempat wedding party yang beratapkan langit malam penuh bintang, jangan lupa angin pantai pun turut hadir. Untuk outfit Raymond dan Regina sendiri, tentu saja dua anak manusia pemilik acara sudah berganti pakaian jauh lebih santai. Satu hanya kemeja dengan rompi dan dasi kupu-kupu, satu lagi dress selutut dan flat shoes. Well, balik ke adegan mereka, Raymond tak langsung menjawab. Diam beberapa detik, tidak-tidak, ada juga sek
Read more
Bagian 22 - Tidak Suka Saja
Awas Typo:) Happy Reading .... *** Bruk. Raymond membaringkan tubuh Regina ke atas ranjang kamar hotel, pria itu menyamankan posisi kepala si gadis yang sudah jatuh tepar tak sadarkan diri sebab kelelahan. Jika ada yang bertanya sekarang pukul berapa maka akan Raymond jawab, tiga pagi. Bagus bukan? Ya sangat bagus membuat tubuh mereka remuk mati rasa. Bisa-bisanya wedding party selesai dipukul dua dan cakap-cakap dengan keluarga selesai pukul setengah tiga lewat. Syukur puji syukur hotel mereka tidak jauh dari area pesta, jadi hanya butuh berjalan kaki saja sudah sampai. "Egh ...." Sedikit mengerang terganggu, Regina sukses membuat gerakan tangan Raymond terhenti. Tik tok, detik bergerak. Mister William kesayangan Regina Adinda Putri masih setia menunggu gadis itu kembali tidur dengan nyenyak, dan yang dibutuhkan adalah sekitar tujuh delapan detik sampai akhirnya Regina kembali terlelap pulas. Kembali menggerakan tangan, Raymond sedang melepas sepatu berhak yang Regina gunakan.
Read more
Bagian 23 - Indonesia Menjadi Saksi
Awas Typo:) Happy Reading .... *** Menyelesaikan makan siang terlebih dulu, Raymond dan Regina dilingkupi hening selama proses itu. Jujur ini agak asing, Regina bukan tipe kaum hawa yang kalem-kalem tak punya topik pembicaraan. Bahkan perihal melodi bunyi kentut pun akan gadis itu bicarakan dengan Raymond, yang penting ada obrolan. Namun siang ini, lebih tepatnya hari pertama setelah mereka sah menjadi suami istri, si gadis justru bisu seribu bahasa. Sialan, Raymond mencoba tak berkomentar, ia akan menikmati ketenangan ini, walau dengan pemandangan mimik tak menyenangkan milik Regina. Huh! Jangan bilang ini masih perihal sahabat gadis itu yang marah-marah tadi, kalau iya fix lah pertemanan istrinya tak sehat. Harusnya jika Regina bahagia ya sahabatnya juga bahagia dan memaklumi, toh alasannya sudah dijelaskan, yang paling penting bukan hanya dia yang tidak diundang, tapi banyak! Meletakan sendok setelah menyuapkan potongan omlet terakhir, Raymond menjangkau gelas berisi air minera
Read more
Bagian 24 - Siang Pertama
Awas Typo:) Happy Reading .... *** Dari pancaran mata yang masih kesal hingga mimik penuh rasa bete, kini semua musnah! Kekesalan diganti keterkejutan, Regina mengedip-ngedikan kedua matanya. Raymond sendiri menatap mata berkedip itu dengan intens. Bibir si pria bergerak, membawa masuk bibir atas milik Regina yang tipis ke dalam ruang antara bibir atas dan bawah yang ia miliki. Tidak ada penolakan dan balasan, Regina hanya diam, masih sibuk akan rasa terkejut sebab Raymond Arthur William mulai aktif menyerang dirinya, menyerang dengan segala bentuk serangan. Tidak lama dari gerak itu, sekarang mata Raymond perlahan terpejam. Tubuh Regina semakin ditarik mendekat, bibir pun semakin ditekan. Fix ini sih Raymond memang sudah aktif bukan lagi mulai aktif. Apa Regina harus membalas? Tidak masalah? Ya ..., kenapa tidak? Untuk itu ia angkat kedua tangannya, memeluk leher Raymond, membalas gerakan bibir sang suami. Jangan heran jika mister William semakin terlihat menggebu, Regina ...
Read more
Bagian 25 - Sok Uwu Bentar
Awas Typo:) Happy Reading .... *** "Coba beritahu aku, apa makanan, hobby dan, beberapa hal yang harus aku ketahui dari Abang." Regina ingin mengenali suaminya sendiri lebih jauh. Hening, Raymond diam tidak langsung menjawab. Pria itu masih menikmati mengusap-usap perut rata Regina di dalam air yang sudah berbusa. Jangan lupa, dagu Raymond bersemanyam dengan sangat nyaman di atas bahu si wanita yang menyandarkan kepala ke atas dada si pria. "Abang," panggil Regina sebab tidak ada jawaban setelah sekitar dua tiga menit berlalu. "Makanan yang layak dimakan aku sukai, tanpa terkecuali." Raymond memang bukan pemilih makanan. "Dulu hobbyku memotret pemandangan," lanjut lagi. "Sekarang?" tanya Regina bingung akan ucapan suaminya, kenapa ada kata dulu? Pria muda nan tampan itu memiringkan kepala, membawa bibir berada tepat di samping telinga kiri Regina. "Menyentuhmu." Damn! Blush .... "Bang, serius!" Regina auto merasakan panas di wajah. Sial, sial, sial tahu tidak?! Apa pula men
Read more
Bagian 26 - Menggemaskan Dulu
Awas Typo:) Happy Reading .... *** Baik Raymond dan Regina sudah berbaring di atas ranjang hotel mereka, siap melelapkan diri agar besok saat pulang tubuh tidak terasa remuk redam kelelahan. Perlu diingatkan, mister Willam benar-benar tidak mengabulkan keinginan istrinya. Keinginan membuat adegan seperti di film-film romantis yang mana saling bergandengan di bibir pantai dengan suami sendiri. Hal itu kontan saja membuat Regina semakin kesal, suer dia kesal sampai keubun-ubun, kalau bisa ia ingin Raymond merasa bersalah atau sedikit ada rasa penyesalan telah membuat istri sendiri esmosi jiwa. Maka, sekarang ayo lihat adegan menggemaskannya, menurut Raymond tentu saja. Ya bagaimana tidak menggemaskan? Regina- istrinya sudah mengomel, menggerutu hingga berakhir mengguman saja sebab tak disahuti oleh Raymond, detik ini wanita itu memilih berbaring memunggungi Raymond yang berbaring telentang. Lebih menggemaskan lagi, Regina tidak memberikan Raymond selimut, ia makan sendiri selimut
Read more
Bagian 27 - Pulang
Awas Typo:) Happy Reading ... *** Saat ini Regina sangat ingin melompat-lompat layaknya bocah lima tahun diberi mainan kesukaan. Bagaimana tidak, Raymond- suaminya mengabulkan hayalan Regina tentang berjalan di pantai dengan kaki telanjang dan saling bergandengan. Oh yeah jangan tanya deh seberapa girang dirinya, sudah dibilang kalau bisa ia mau lompat-lompat saja. "Hanya sepuluh menit," ucap Raymond detik Regina mengambil posisi berdiri di depannya masih sambil menggenggam tangan besar yang ia miliki. "Iya, Abang, iya, sepuluh menit tapi pakai selfie-selfie ya?" "Tidak." Tanpa diperintah senyum lebar Regina luntur, langkah mundur Regina pun terhenti. "Kenapa sih nggak pernah bisa langsung menuruti mau istri?" sebal. Jawaban yang didapat hanya kedikan bahu dari Raymond. "Iya pokoknya titik! Satu saja deh ya ya ya?" merengek, tubuh Regina maju mendekati Raymond, ambil posisi tepat di depan si suami, hanya menyisakan jarak satu langkah saja. "Sekarang deh, satu aja biar ada ken
Read more
Bagian 28 - Apa-apaan?
Awas Typo:) Happy Reading .... *** Berjalan bersama keluar dari bandara, Regina dan Raymond sudah menginjakan kaki di Melbourne, kembali tentu saja. Well, mereka berdua sama-sama sedang sibuk dengan ponsel masing-masing, jika Raymond mengecek email makan Regina menghubungi sahabatnya yang sampai detik ini panggilan Regina tak juga diangkat. Menarik napas, sumpah si nyonya muda William mulai kesal. Ya siapa juga yang tidak kesal jika menghubungi seseorang namun tak juga diangkat, itu sangat menyebalkan. Tetap melangkah dengan koper kecil miliknya di tangan yang satu, Regina dan Raymond masih lumayan jauh dari pintu bandara. "Permisi." Regina dan Raymond sama-sama berhenti melangkah, sama-sama mendunga dari tunduk. "Iya?" tanya Regina menyahuti, tidak dengan Raymond yang hanya diam menatap. Seseorang berjenis kelamin perempuan yang mengatakan permisi sambil ambil posisi di depan Raymond dan Regina itu tersenyum manis, kedua netranya menatap ke arah Raymond, Regina jelas menyadar
Read more
Bagian 29 - Hukuman
Awas Typo:) Happy Reading .... *** "Abang turunin aku!" teriak Regina yang berada dalam gendongan suaminya, jika gendongan itu ala-ala bridal style tentu tidak masalah, akan dengan sangat senang hati ia menerima. Masalahnya adalah, Raymond Arthur William menggendong Regina layaknya karung beras! Minta diamuk bukan? "Diam." Tapi seberapa besarlah amukan Regina? "Nggak! Beritahu dulu Abang mau apa?" bertanya, mengangkat kepalanya yang sedari tadi berada di pose tak mengenakan, Regina yakin semua darah sudah tumpah ke otak. Menyibak rambut panjang tergerainya. Sungguh Regina sudah tahu ini di mana, namun ..., benarkah Raymond akan melakukannya sekarang? Agaknya Regina berdebar-debar. "Melaksanakan tantanganmu." Tidak bisa dihindari liur si istri tertelan. Regina harus mengumpulkan jiwa nakalnya, ayolah kenapa justru berdebar? Ia harus penasaran. Ya dia memang penasaran maka dari itu menantang. Suara langkah Raymond terdengar jelas memasuki gendang telinga Regina yang sedang mena
Read more
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status