Semua Bab AFTER THE HEARTBREAK (Indonesia): Bab 31 - Bab 40
183 Bab
31. BRING ME GAME
‘Mampus lo, Elaine!’ batin Elsa.Saat Elsa hampir berpapasan dengan Elaine, gadis itu pura-pura tersandung. Sehingga gelas yang berisi soda berwarna merah tumpah dan membasahi seseorang yang berdiri di depan Elsa.“AHH!” pekik gadis di depan Elsa.Elsa membungkuk, lalu dia mengambil gelas yang terjatuh ke atas rumput. Gadis itu menyeringai senang, ketika mendengar seseorang memekik.“Woy! Bisa gak sih hati-hati?” hardik gadis yang menjadi korban aksi Elsa.Elsa menegakkan badan dan mengangkat kepalanya. Siap untuk melihat penampilan Elaine yang mengenaskan, karena gaun putihnya itu harus tersiram air soda berwarna merah.“So…” Mata Elsa membelalak ketika mendapati gadis yang berdiri di depannya. Sampai-sampai dia tak bisa meneruskan kalimatnya.“Wah! Ternyata elo, Elsa!” seru gadis yang kini berhadapan dengan Elsa.Bukan Elaine! Ternyata gadis yang menjadi korba
Baca selengkapnya
32. A SWEET SHOW
“Gue minjem barang lo. Gue gak tahu lagi harus nyari kemana. Barang lo kan warna biru semua,” kata laki-laki itu dengan wajah tanpa dosa. Laki-laki itu adalah Tirta.Elaine hanya mengerutkan keningnya. Merasa aneh dengan Tirta yang tanpa rasa malu menghampiri dirinya.“Cepet!” Tirta memaksa ketika Elaine diam saja.“Wo—”“Nih!” Elaine memberikan sisir kecil berwarna biru muda. Lalu Tirta sgera berlari menghampiri Zora, tanpa mengucapkan kata terima kasih.“Kenapa di kasih, Len? Mana nggak ada sopan santunnya juga,” tanya Grace kesal.“Biar diem, nanti dia maksa-maksa. Sekarang kerjaannya maksa mulu sama gue, males,” jawab Elaine. Lalu dia menyilangkan tangannya di depan dada.“Maksa mulu? Emang kalian suka ketemu?” tanya Shani penasaran.Elaine menggeleng. “Nggak sering sih, beberapa kali ketemu dan maksa terus,” jawab Elaine.
Baca selengkapnya
33. LO BIBIR, GUE LEBIH
“Itu serius Elaine?” bisik seorang perempuan bernama Ika.“Gue juga nggak nyangka, Ik,” timpan Intan.Selama SMA Elaine terkenal dengan gadis yang cuek. Dia tak pernah berpacaran sebelum nantinya berpacaran dengan Tirta di kelas dua belas. Pasalnya setiap ada murid laki-laki yang mendekati Elaine, mereka akan berurusan dengan Tirta.Namun saat kelulusan gosip putusnya Elaine dan Tirta menyebar. Begitu pun dengan alasan mereka putus. Terbukti hari ini laki-laki itu membawa kakak Elaine ke pesta Zora. Mereka semakin bersimpati pada Elaine.“Kayaknya setelah putus dari Tirta dia jadi berubah drastis. Lihat saja penampilannya berbeda seratus persen. Sekarang dia bisa gandeng cowok ganteng lagi,” kata Ika.“Iya. Elaine yang tak pernah tersentuh laki-laki selain Tirta. Sekarang malah jadi kayak gini. Di satu sisi gue salut sih, dia bisa survive,” sahut Intan.“Yep, bener banget. Kalau gue jadi
Baca selengkapnya
34. ELAINE MEMANG LEBIH BAIK
“Udah? Kok lama?” tanya Elaine ketika Darell baru saja kembali dari toilet.“Biasalah,” jawab Darell tak pasti.Elaine mengerutkan keningnya. “Biasalah apa, sih? Yang jelas kalau ngomong,” protes Elaine.Darell tiba-tiba menggenggam tangan Elaine, menyelipkan jarinya pada sela-sela jari Elaine. “Ke mobil dulu, yuk. Kamu nggak dingin apa? Nanti kita ngobrolnya di sana,” timpal Darell.Elaine mengagguk setuju. Siapa juga yang tidak merasa dingin, jika mengenakan pakaian lumayan terbuka seperti Elaine? Terlebih jam juga sudah menunjukkan tengah malam. Darell dan Elaine langsung berjalan menuju mobil yang berada di parkiran depan restaurant.Saat Elaine dan Darell berjalan melewati mobil jazz berwarna merah. Terdapat sepasang mata yang memantau mereka berdua dari dalam mobil. Sorot matanya mengisyaratkan bahwa dia tidak menyukai dengan pemandangan yang baru saja dilihatnya.“Ish! Kenapa sih,
Baca selengkapnya
35. CEWEK MURAHAN
Jam sudah menunjukkan pukul 00.30 dini hari. Kini Darell dan Elaine sedang dalam perjalanan pulang. Darell sedang mengemudi dengan kecepatan 60 – 80 kilometer per jam, kebetulan sekali jalan tol sudah sepi. Hanya ada beberapa kendaraan berat yang melintasi jalan tol tersebut.“Serius lo bilang gitu sama Tirta?” pekik Elaine. Gadis itu sampai terlonjak dari jok mobil yang sedang dia duduki.Darell hanya menganggukkan kepalanya. Tadi dia menceritakan pertemuannya dengan Tirta di toilet. Darell juga menceritakan percakapan yang terjadi diantara mereka.Elaine berdecak, kini dia merasa kesal pada laki-laki yang sedang bersamaya. “Ih! Kenapa bilang gitu, sih?” gerutu Elaine. Dia tak menyangka Darell akan membuka aibnya pada Tirta. Sungguh itu hal yang paling memalukan untuknya.“Emang gak boleh?” ucap Darell so polos. Pandangannya masih fokus pada jalan.“Ya nggak boleh dong!” timpal Elaine cepat. Di
Baca selengkapnya
36. GUE TERGODA
“Mau lo duluan atau gue?” tanya Darell saat mereka sampai di unit milik laki-laki itu. Mereka sedang mendiskusikan perkara yang memakai toilet pertama kali.“Lo aja, gue mau hapus makeup dulu,” jawab Elaine.“Oke.”Saat Darell memasuki toilet, Elaine sibuk menghapus makeup-nya. Sedikit tidak rela, karena hasil karya Mas Dewa benar-benar membuat Elaine mangling. Tapi dari pada nanti akan muncul masalah pada kulit wajah, terpaksa makeup ini harus segera dibersihkan.Elaine memandangi wajahnya yang sudah tanpa makeup. Gadis itu termenung. Bagaimana kalau dia datang ke acara tadi dengan makeup yang biasa saja? Terus bersanding dengan Darell yang sangat tampan? Mungkin bukan pujian yang akan dia dapatkan.“Kenapa bengong?” tanya Darell yang melihat Elaine sedang tertegun, memandangi wajahnya sendiri pada kaca yang sedang dipegang olehnya.“Huh?” Elaine terkejut dan langsung melihat Darel
Baca selengkapnya
37. JANGAN BAWA PERASAAN
“Lo mau kan tinggal di sini sama gue?”“Hah?” Elaine terkejut ketika mendapat pertanyaan tersebut.Tinggal di sini? Di apartemen bersama Darell? Jujur saja Elaine tak pernah membayangkan bahwa dirinya akan diajak tinggal bersama. Dadanya kembali berdegup sedikit lebih cepat. Elaine berfantasi dengan dirinya sendiri. Bagaimana jika dia tinggal setiap hari bersama Darell? Setiap dia menginap di sini saja, pasti selalu melakukan adegan panas. Bagaiamana jika setiap hari?Elaine menggeleng cepat, mencoba menepis semua fantasi kotor itu. Bisa-bisanya dia membayangkan hal yang tidak-tidak. Tapi … Elaine menantikan hal itu lagi. Dia sangat suka dan senang dengan perlakukan Darell padanya. Walau dia tahu, dalam melakukan permainan itu tak ada rasa saling suka diantara mereka. Semuan itu pure karena hasrat bilogis sebagai manusia, yang ingin dipuaskan saja.“Kenapa? Lo nggak mau?” tanya Darell yang melihat Elaine menggele
Baca selengkapnya
38. INTEROGASI
Hari minggu adalah hari tenang untuk Veni. Gadis itu baru pulang dari pasar, membeli stock makanan untuk satu minggu kedepan. Setelah itu dia mulai memasak untuk makan siang nanti, karena tadi dia sudah sarapan ketoprak di depan sebuah konter handphone yang tak jauh dari tempat kosnya.“Wah, mantap!” kata Veni memuji hasil makanannya sendiri. Hari ini dia memasak kare dengan ayam katsu.Veni merapikan dapur umum di kosannya, lalu dia langsung membawa mahakaryanya itu ke dalam kamar. Karena lapar lagi, dia mencoba menyemil setengah porsi ayam katsu yang baru saja dia masak. Sambil menyandarkan punggungnya pada dipan dan jemarinya asyik memainkan gawai.Veni melihat grup angkatannya karena sudah ada lebih dari tiga ratus chat di sana. Gadis itu mengerucutkan bibirnya sembari membaca satu persatu isi chat di grup angkatannya itu. Namun tiba-tiba matanya membelalak ketika melihat sebuah foto.Pada foto tersebut terlihat 2 orang: 1 laki-laki dengan
Baca selengkapnya
39. CEWEK KEMEJA 24 JUTA
Udara pagi menyapa Elaine yang sedang menggantungkan handuknya di balkon kamar kos. Dia menghirup udara segar itu dalam-dalam. Berharap hari ini adalah hari yang baik, setelah kemarin dia diinterogasi oleh ketiga sahabatnya.Beruntung sekali Grace, Shani dan Veni tak memperpanjang masalah itu. Mereka dibuat percaya dengan penjelasan Elaine yang … tidak sepenuhnya benar. Ada rasa bersalah yang menyelimuti Elaine. Tapi untuk saat ini, sepertinya itu adalah cara terbaik.Elaine segera masuk lagi ke kamarnya, berganti pakaian karena hari ini ada kuliah jam tujuh pagi. Ah, tiba-tiba perut Elaine terasa mulas. Dia merasa gugup, ketika membayangkan dirinya masuk ke ruang kelas.Pasca Veni menceritakan bahwa di grup angkatannya sedang ramai membicarakan Elaine. Dia membaca chat yang sudah hampir seribu itu. Gila memang, mereka menggibah tidak kira-kira. Sampai-sampai Elaine di-tag beberapa kali oleh teman-temannya.Dia hanya membalas dengan emoticon senyum
Baca selengkapnya
40. LOWONGAN KERJA
Veni masih mematung, sambil memandang Elaine dengan padangan penuh tanya. Jika melihat momen tadi, sepertinya hubungan Elaine dan Soraya tidak baik.‘Ah, apa ini karena Darell?’ batin Veni.Elaine menghela napas panjang, dia putus asa. 12 juta dalam 2 minggu? Dari mana dia bisa dapat uang sebanyak itu dalam waktu singkat? Apa dia harus datang ke pesugihan? Ah rasanya rugi sekali kalau datang ke pesugihan cuman untuk hal seperti itu. Harus ke pesugihan itu ketika punya goal yang lebih tinggi. Duh ini kenapa sih, malah ngajarin yang nggak bener?Saking frustasinya Elaine dia sampai menutup wajah dengan kedua tangannya. Mencoba mencari solusi dari permasalahannya ini.“Lo ada masalah apa sama Kak Soraya?” bisik Veni sambil mencondongkan tubuhnya ke arah Elaine.“Huh!” Elaine menurunkan tanganya dengan kasar. Wajahnya kini terlihat seperti orang yang frustasi. “Masalahnya sepele. Gue nggak sengaja numpahin minu
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
19
DMCA.com Protection Status