All Chapters of Pernikahan yang Keliru : Istri Penuh Dosa: Chapter 21 - Chapter 30
2479 Chapters
Bab 21
Jeremy takut. Dia merasa seperti ada duri tersembunyi di jantungnya yang menusuknya tanpa ampun. Dia mengangkat Madeline tanpa ragu-ragu.Saat Meredith melihat kejadian itu dari dalam rumah, dia melangkah maju untuk menghentikan Jeremy. “Jeremy, ke mana kau akan membawa Maddie?”Namun Jeremy mengabaikannya dan melaju ke rumah sakit sambil memeluk Madeline.Sepanjang jalan, otaknya dipenuhi momen pertama kalinya dia bertemu gadis ini saat dia masih sangat muda. Momen itu lembut namun tenang dan membahagiakan. Momen yang terus diputar ulang di otaknya.Jantung Jeremy berdegup dengan paniknya. Entah bagaimana dia lupa kalau dia seharusnya masih dalam usaha penghinaannya kepada Madeline dan dengan panik dia membawa Madeline ke ruang gawat darurat.Madeline mengatakan kalau dia sedang hamil dan bayi itu adalah anaknya. Akan tetapi, tubuhnya sekarang ternoda oleh darah Madeline.Jeremy merasa seakan-akan dia dicekik oleh sesuatu yang tidak terlihat. Inilah pertama kalinya dia berharap Madel
Read more
Bab 22
Saat mendengar hal itu, ekspresi Jeremy berubah.Dia berjalan mendekat dan melihat Meredith memunggunginya. Dia sedang berbicara dengan dokter Madeline.“Mengapa ini terjadi? Aku tidak pernah menyangka Madeline akan melakukan hal seperti itu…” tidak berapa lama, terdengar Meredith menghela nafas.Jeremy tidak mendapatkan keseluruhan ceritanya. Akan tetapi, saat ia hendak maju dan bertanya pada mereka, dokter itu mengerutkan kening dan berkata dengan canggung, “Hhh! Berbohong itu melanggar kode etik seorang dokter, tapi adikmu itu benar-benar luar biasa. Dia tidak hamil, tapi dia memaksa untuk berpura-pura hamil. Dia bahkan memakai darah palsu untuk berpura-pura kalau bayinya terdampak. Ketika kami mengetahuinya, dia mengancam akan bunuh diri dan memaksa kami untuk berbohong bersamanya. Kami benar-benar kehilangan kata-kata!”Wajah Jeremy seketika tertutup oleh selapis es setelah mendengar perkataan dokter itu.Dia berpura-pura?Madeline berpura-pura hamil? Darahnya juga palsu?“Aku bis
Read more
Bab 23
“Heh.”Jeremy melontarkan ejekan. Ia menatap ke bawah ke arah Madeline dengan mata gelapnya yang dingin.“Aku meremehkanmu, Madeline. Kau bahkan berhasil menyuap para dokter di sini untuk berbohong mengenai kehamilanmu. Kau pikir aku bodoh? Kau pikir bisa semudah itu membohongiku?”Madeline mengangkat kepalanya dan terisak dengan pelan. “Tidak! Aku tidak berbohong padamu, Jeremy! Kenapa aku berbohong untuk sesuatu seperti itu? Aku benar-benar hamil! Kau tak percaya padaku, Jeremy? Pegang perutku. Anak itu benar-benar ada di sini…”Madeline berdiri dengan semua kekuatan yang ia punya dan menggenggam tangan Jeremy. Ia ingin Jeremy percaya padanya. Ia ingin pria itu merasakan kehidupan yang sudah mulai terbentuk di perutnya.Akan tetapi, Jeremy menepiskan tangannya.“Enyah kau! Jangan menyentuhku dengan tanganmu yang kotor itu!” mata Jeremy setajam pisau. “Kau tidak hamil. Tapi bila benar pun, aku akan menggugurkannya karena kau tidak pantas memiliki anakku! Madeline, gadis sepertimu tida
Read more
Bab 24
Meskipun begitu, Madeline menggelengkan kepalanya dan tersenyum pahit. Apa bedanya bilang pada Jeremy atau tidak?Dia tidak akan peduli dengan kondisinya. Buat Jeremy, akan lebih bagus kalau ia mati.Demi anak yang ada di perutnya, Madeline harus menjalani hidup dengan pikiran positif.Dokternya bilang kalau bayinya ‘bertentangan dengannya’.Semakin besar bayi itu tumbuh di dalam perutnya, semakin buruk kondisi Madeline karena posisi bakpao kecil itu berada tepat di atas tumor yang semakin hari semakin mengganas.Madeline mengirim banyak sekali CV secara online, namun belum ada tanggapan sama sekali. Akan tetapi, akhirnya, ia mendapatkan sebuah pesanan.Pesanan itu datang dari sebuah perusahaan kecil. Mereka ingin Madeline mendesain sepasang cincin, dan mereka menawarkan bayaran yang lumayan.Tentu saja, Madeline menerima tawaran itu. Sepanjang hari ia bekerja di kamarnya dan hanya turun ke bawah untuk membuat makanan.Bayinya sudah berusia tiga bulan. Namun, karena saat itu musim ding
Read more
Bab 25
Saat Ava mendengar perkataan sahabatnya, dia menjadi sangat khawatir. “Madeline Crawford, demi apa kau berkata seperti itu?”“Aku serius.” Madeline tersenyum tipis. Ia menatap birunya laut di hadapannya, dan memori-memori indah sekali lagi bermunculan kembali di kepalanya.“Di sinilah Jeremy dan aku mengikrarkan cinta kita berdua,” ia berkata sebelum dengan cepat meralat dirinya sendiri, “Atau lebih tepatnya, di sinilah cinta bertepuk sebelah tanganku bermula.”Ava tertegun. Kemudian, otaknya mulai mencerna apa yang terjadi. “Jadi disinilah kalian bertemu untuk pertama kalinya.”Madeline mengangguk dan menutup matanya. Sinar matahari menyinari wajah bulatnya yang kurus. “Dulu, dia bilang padaku, ‘Linnie, saat kita dewasa nanti, aku akan menjadikanmu pengantinku’.”Madeline mengatakan itu sebelum dengan perlahan membuka kembali matanya. Akibatnya, air mata melarikan diri dari kedua matanya dan dengan senyap bergulir menuruni kedua pipinya.Ava sangat murka. “Semua lelaki itu pembohong!
Read more
Bab 26
Madeline terkejut dengan sikap Jeremy. Akan tetapi, ia tidak mencoba untuk memujinya seperti yang biasa ia lakukan. Dengan tenang ia bertanya, “Apa yang ingin kau bicarakan denganku, Mr. Whitman?”Jeremy tidak senang dengan cara Madeline memanggil dirinya seperti itu. “Apa kau panggil diriku?”“Memang apa bedanya? Kau tidak pernah memperhatikanku ini, Mr. Whitman.”Jeremy mengerutkan kening. Setelah hening beberapa saat, dia berkata, “Perut Mer semakin membesar. Aku ingin memberinya status.”Meskipun Madeline tahu kalau suatu hari nanti Jeremy akan memaksanya untuk menceraikannya, tetap saja terasa bagai tersambar petir saat itu tiba.Madeline menatap pria dingin di hadapannya. Ia mengeluarkan tawa mengejek. “Bagaimana denganku?” Ia bertanya. Tiba-tiba saja, ia merasa kalau ia dan bayi di perutnya adalah lelucon terbesar di dunia.Tatapan intens dan tajam Jeremy mendarat di wajah Madeline. “Kalau kau tetap menurut padaku, kita bisa tetap seperti ini.”Madeline meledakkan sebuah tawa se
Read more
Bab 27
Madeline segera pergi mencari Jeremy. Pria itu tetap terlihat sempurna seperti biasanya. Dia duduk di mejanya membaca beberapa dokumen, dia bahkan tidak mengangkat wajahnya sama sekali.Saat dia mendengar kalau Madeline hendak meminjam $300.000 darinya, dia meledakkan dirinya dalam tawa. “Madeline, bagiku, uang itu cuma sebuah angka. Akan tetapi, aku tidak akan memberikanmu satu sen pun.”Madeline mengatupkan gigi-giginya dan berlanjut memohon, “Kakekku menderita kanker paru-paru, dan dia membutuhkan uang untuk pengobatannya. Tolong, Jeremy, pinjami aku uang. Aku pasti akan membayarmu kembali.”“Membayarku kembali? Dengan apa?” Pria itu tahu kalau Madeline tidak akan sanggup membayarnya kembali. Akan tetapi, tiba-tiba dia berkata, “Aku bisa meminjamimu uang, tapi kau harus menyetujui apa yang aku minta hari itu.”Madeline meremas ujung kemeja nya.Pria ini ingin Meredith mengambil alih posisinya. Itu berarti, ia akan menjadi perempuan simpanan.Madeline menekan rasa sakit di hatinya. I
Read more
Bab 28
Menjual tubuhnya?Madeline tidak pernah bilang kalau dia di sini untuk menjual tubuhnya, tapi Meredith dengan cepat sudah membuat kesimpulan seperti itu.Ada kilau yang tidak mengenakkan di mata dingin dan mendominasi Jeremy. Kilaunya semakin menakutkan. Dia terlihat seperti setan yang baru saja turun dari neraka. Dia ingin sekali merobek Madeline menjadi potongan-potongan kecil.Ia benar-benar datang untuk menjual diri.Ia bisa menerima setiap laki-laki di dunia ini demi uang!Sebelumnya tanpa tahu malu ia bahkan mengatakan kalau ia hanya punya dirinya.Murahan.“Dengarkan aku, Maddie. Pulanglah. Kalau tidak, Jeremy akan marah. Aku tidak akan bisa menahannya kalau itu terjadi.”Madeline merasa muak mendengar nada bicara Meredith yang pelan dan lembut.Ia menatap Meredith saat merasa geli. “Rumah? Apakah aku masih punya rumah? Bukankah rumahku dikuasai oleh perempuan simpanan yang tidak tahu malu sepertimu?”Meredith terlihat canggung. Sudut-sudut bibirnya berkerut, dan dia menatap Jer
Read more
Bab 29
Sebelum Madeline bisa menyelesaikan kalimatnya, ia disela oleh Tanner.Dia bisa menunjukkan sebuah ciri khas di tubuhnya. Seakan-akan dia ingin memastikan hubungan lamanya dengan Madeline.Namun, di saat itu, sebuah tatapan terkejut terpampang di wajah Meredith saat dia berteriak, “Ya Tuhan! Maddie, jadi pria ini bukan mantanmu? Dia memberimu uang setiap kali kalian melakukan itu? Bukankah itu artinya kau menjual tubuhmu demi uang? Bagaimana kau bisa melakukan itu pada dirimu sendiri, Maddie? Kau bisa tidur dengan lelaki mana pun asalkan mereka membayarmu seratus dolar!”Madeline merasa muak. Ia ingin menyangkal tuduhan Meredith, tapi ia merasakan sakit teramat sangat yang tiba-tiba datang dari tempat di mana tumornya berada, dan ia tak bisa berkata apa-apa.Sikap diamnya terlihat seperti konfirmasi secara tidak langsung buat Jeremy.Sebelum ini, ada Daniel. Sekarang Tanner.Berapa banyak laki-laki yang pernah tidur dengan gadis ini?Pembuluh darah di kening Jeremy mulai bermunculan, d
Read more
Bab 30
‘Madeline, kau membuatku jijik.’Kata-katanya itu terasa seperti jutaan panah yang menancap di hatinya. Panah-panah itu tepat diarahkan ke hatinya yang sudah lebih dulu hancur.Pria itu sangat mempercayai kata-kata Meredith hingga dia tidak memberinya kesempatan untuk memberi penjelasan.Air sedingin es menerjang masuk ke mulut dan hidungnya. Ia mulai tenggelam. Namun, tiba-tiba ia tidak ingin melawan lagi.Bukankah akan bagus jika ia mati dalam keadaan seperti ini?Akan tetapi, tepat di saat Madeline menutup matanya dengan putus asa, Jeremy menariknya keluar dan melemparnya ke lantai.Madeline bagaikan boneka rusak. Basah kuyup, ia meringkuk di lantai tanpa bergerak.Tumor di dalam tubuhnya terasa sangat menyakitkan. Membuatnya menderita setiap kali menarik nafas. Meskipun begitu, ia mengangkat kepalanya lurus-lurus.“Aku tidak tahu siapa lelaki itu. Kenapa kau tidak mempercayai apa yang aku katakan, Jeremy…”“Kenapa aku harus percaya pada perempuan jahat dan kejam sepertimu?”Jeremy
Read more
PREV
123456
...
248
DMCA.com Protection Status