Lahat ng Kabanata ng Mantan Suamiku Seorang Tentara: Kabanata 141 - Kabanata 150
154 Kabanata
Sikap Diam Raelina.
“Aku memilih kamu bekerja kembali menjadi tentara. Meski aku merasa kesepian, aku tidak akan merasa sakit hati seperti ini.” Raelina menggelengkan kepalanya dan mengusap air matanya. Raut wajah Yosua berubah muram. “Aku juga tidak ingin melakukan ini dan membuatmu terabaikan! Kamu pikir aku ingin melakukan pekerjaan remeh ini, tapi demi kamu dan anak-anak kita, aku terpaksa! Aku juga ingin kembali ke tentara!” Suaranya sedikit keras dan tidak senang. Raelina tersentak mendengar bentakannya. Ekspresi Yosua melembut. “Maaf aku tidak bermaksud membentakmu. Kamu tahu aku sangat lelah hari ini.” Namun Raelina hanya mendengus. Dia menarik napas dalam-dalam untuk menenangkan dirinya. Dia menatap Yosua dengan ekspresi muram. “Kamu bahkan tidak bertanya apa yang terjadi pada bayi kita. Apa kamu tahu aku nyaris kehilangan anak ini,” kata Raelina menunjuk perutnya. “Kamu berjanji akan menjaga kami dan selalu di sisi kami.
Magbasa pa
Kedatangan Ibu Mertua
Yosua tersenyum menatap wajah Raelina lembut. Dia memejamkan matanya dan memeluk pinggangnya membalas ciumannya.Setelah beberapa saat Raelina mendorongnya dan berkata cemberut, “Kamu menyebalkan tahu,” ujarnya masih tidak puas meski Yosua menghiburnya dengan kejutan ulang tahunya.Dia memukul dadanya kesal.“Jangan pikir hadiah ini bisa membuatku memaafkanmu,” ujarnya terisak cemberut.“Aku tahu, maaf.” Yosua mengusap air matanya dan tersenyum lembut.“Maaf sikapku belakangan ini membuatmu kesal dan sedih. Lain kali aku tidak akan seperti ini lagi. Aku akan berusaha untuk mendahulukanmu di atas pekerjaanku, aku bersumpah.” Dia membuat sumpah dengan ekspresi serius.Raelina menarik napasnya dalam-dalam, rasa kesal dan sedih di hatinya perlahan-lahan memudar.Dia mendongak menatap Yosua, mendengar ucapan membuatnya sedikit terharu, memeluk tubuh pria itu.“Kamu tahu aku hanya
Magbasa pa
Leah Mulai Gelisah
Usai mengganti pakaiannya, Raelina tetap berada di dalam kamarnya dan menidurkan Zenith.Dia terlalu malas keluar dan berurusan dengan ibu mertua yang membencinya. Dia samar-sama mendengar pembicaraan di luar meski tidak terdengar jelas.Entah apa yang dibicarakan Yosua dengan ibunya dan bagaimana dia akan menolak tawaran pekerjaan yang diberi Wina. Dia tidak mendengar jelas. Raelina merasa mengantuk, dia berbaring di samping Zenith dan tertidur.Entah berapa lama sudah berlalu, Raelina merasakan kehadiran seseorang memeluknya di belakang. Tangan kekar itu meraba-raba perutnya yang sedikit membuncit lembut, dan mencium kening Raelina.Raelina mengerjap membuka matanya dan menoleh ke samping menatap Yosua.“Kapan kamu datang?”“Beberapa menit lalu.”“Apa kamu sudah selesai berbicara dengan Ibu?”“Hmm, udah.”“Apa Ibu masih ada di sini?” &ldqu
Magbasa pa
Leah Kembali
Seorang wanita bergaun Hitam keluar dari bandara membawa kopernya mengikuti arus kerumunan orang yang keluar dari pintu kedatangan. Dia melepaskan kaca matanya menatap ke sekitar bandara dengan wajah tanpa ekspresi.Seorang wanita yang terlihat seumuran dengannya melambaikan tangannya padanya.“Leah!”Senyum di bibir merah wanita itu mengembang, dia berjalan menghampiri wanita itu dengan anggun.“Arina, bagaimana kabarmu?” Sapanya begitu tiba di depan gadis.Gadis itu adalah Arina, keduanya saling saling cipika-cipiki dan menanyakan kabar masing-masing.Mereka memiliki berjalan keluar dari bandara. Saat mereka keluar seorang supir menghampiri Arina.Arina memerintahnya untuk mengambil koper di tangan Leah. Sopir itu mengambil koper Leah dan memasukkan koper itu ke dalam bagasi mobil sebelum membuka pintu untuk kedua wanita itu.Arina dan Leah masuk ke dalam mobil. Mobil itu pun meninggalkan bandara.
Magbasa pa
Belanja di Mall
Cuaca cukup cerah dan berangin, menggoda Raelina untuk berjalan-jalan di halaman rumahnya. Dia mengambil selang air untuk menyiram tanaman sambil mengawasi putrinya yang bermain di halaman. Beberapa tetangga lewat atau berjoging menyapa Raelina.Ini hari Minggu, kompleks perumahannya agak ramai oleh para tetangga yang beraktivitas, baik itu joging atau berjalan-jalan.“Papa ....”Raelina menoleh mendengar suara cadel Zenith memanggil papanya. Dia melihat Zenith berlari dengan kaki kecilnya berlari dan memeluk kaki Yosua yang baru masuk melalui pintu gerbang rumah yang terbuka.“Yoo~ putri Papa udah bangun.” Yosua membungkuk mengambil Zenith yang memeluk kakinya dan mengangkatnya ke udara.Gadis kecil itu cekikikan dan melambai-lambaikan tangannya.Yosua menurunkannya dan menggelitik perutnya menyebabkan gadis kecil itu tertawa kencangnya. Suara tawanya terdengar menyenangkan.Sungguh pemandangan ya
Magbasa pa
Hasil Didikan yang Buruk
Raelina membeku menatap wajah gadis itu. Dia merasa akrab dengan wajahnya.Dia melihat wajah gadis dalam foto yang dikirimkan oleh orang misterius di mana dia berpelukan dengan Yosua beberapa bulan yang lalu? Sudah lima bulan berlalu Raelina menghindari pembahasan tentang gadis itu meski Yosua bekerja sebagai pengawalnya.“Nyonya, kamu baik-baik saja ....” Gadis itu melambaikan tangannya di depan wajah Raelina melihat wanita hamil itu terdiam dengan ekspresi aneh di wajahnyaDia mencemaskan Raelina karena wanita itu sedang hamil.Raelina mengerjapkan matanya tersadar.“Ahh ....” Dia mencoba tersenyum namun wajahnya justru terlihat aneh.Raelina memeluk perutnya yang besar dan berkata pada gadis itu. “Terima kasih sudah menolongku,” ujarnya.Fiona tersenyum lega.“Syukurlah kalau Anda baik-baik saja.” Senyum wanita muda itu sangat lembut.Sekilas orang melihat d
Magbasa pa
Senyum Misterius
“Tidak ada. Ayo pergi.” Raelina menarik lengan Yosua mencegahnya melihat Fiona dalam toko.Yosua mengalihkan pandangannya bingung saat Raelina menariknya menjauh dari toko itu.Saat mereka menjauh daro toko gaun itu, Raelina melirik Yosua beberapa kali. Dia menggigit bibir bawahnya gelisah. Penampilan Fiona hari ini membuatnya gelisah. Dia bahkan lupa memberitahu Yosua dia bertemu dengan Arina dan bertengkar dengan adik iparnya.“Ada apa? Kenapa kamu terus melirikku? Ada yang ingin kamu tanyakan?” Yosua menundukkan kepalanya menatap Raelina di sebelahnya.Raelina tersentak gugup dan menggelengkan kepalanya.“Tidak apa-apa,” ujarnya mengalihkan pandangannya ke depan.Yosua mengangkat alisnya bingung, “Kamu aneh hari ini.”Raelina hanya tersenyum datar.“Aku mau ke kamar mandi,” ujarnya melangkah menuju ke kamar mandi tanpa menunggu Yosua.“Apa
Magbasa pa
Perayaan Ulang Tahun
  Yosua mengambil cuti kerja satu hari untuk menghadiri pesta ulang tahun Arina bersama Raelina dan Stella.Setelah apa yang terjadi di toko gaun, Yosua sangat enggan datang ke pesta ulang tahun Arina. Namun dia harus hadir karena bukan semata-mata datang ke pesta ulang tahun Arina, karena dia sudah berjanji akan menjenguk orang tuanya bersama Raelina.Pada pukul tujuh malam, Raelina dan Yosua ke kediaman Rajjata untuk menghadiri pesta ulang tahun Arina dengan mobil. Stella ikut bersama mereka. Zeron tidak bisa ikut karena dia harus kerja kelompok di rumah temannya.Saat mereka tiba, Raelina melihat kediaman keluarga Rajjata dipenuhi dengan mobil para tamu yang berdatangan. Halaman kediaman Rajjata yang mewah dipenuhi mobil-mobil mewah yang berjejer.“Apa seperti ini pesta ulang tahun Arina yang selalu di adakan Arina?” Raelina bertanya takjub melihat betapa mewah suasana pesta kediaman Rajjata.Karena ini adalah kediaman seorang J
Magbasa pa
Skandal
“Teman-teman ayo sapa kawan lama kita!” Yonis membawa Yosua pada teman-temannya yang berkumpul di sofa. Mereka melambaikan tangan pada Yosua, menyapanya. Yosua menyapa mereka dengan akrab. Sementara istri mereka yang berkumpul bergosip di sebelah sofa para lelaki melirik Yosua dengan pandangan ingin tahu. “Bro, apa kabarmu?” Salah satu pria berdiri sedikit terhuyung-huyung menghampiri Yosua. Tampaknya dia sudah mabuk melihat beberapa botol Wine, Vodka dan sampanye kosong di atas meja kaca. Yosua menahan tubuhnya agar tidak terjatuh ke lantai. “Aldy, terlalu awal untuk mabuk. Hati-hati atau kamu akan dimarahi istrimu.” Dia menggeleng-gelengkan kepalanya dan membantu temannya kembali duduk di sofanya. Pria itu cegukan dengan wajah memerah. “Jangan sebutkan perempuan jalang itu!” raungannya menarik perhatian beberapa tamu Tampaknya pria itu sudah mabuk sepenuhnya dan tidak sadar apa yang dilakukannya. “Kamu
Magbasa pa
Hukuman
“Apa yang sudah kamu lakukan pada suamiku?!” Semua orang menahan napas menonton dengan tertarik apa yang akan terjadi selanjutnya. Leah mendekatinya berpura-pura gugup. “Raelina, aku bisa jelaskan ini ... aku dan Yosua tidak bermaksud melakukan ini di belakangmu ... kami—“  Sebelum Leah menyelesaikan ucapannya, Raelina tiba-tiba mendorong tubuh Yosua dan menghampirinya dnegan cepat. Tangannya terangkat cepat menampar Leah keras.  Suara tamparan keras itu bergema di koridor. Tak sampai situ, Raelina menjambak rambut Leah kuat. Semua orang tersentak kaget dan ngeri. “Akh, sakit! Apa yang kamu lakukan?!” Leah menjerit memegang tangan Raelina yang menjambak rambutnya. “Aku tanya apa yang kamu lakukan pada suamiku!” Raelina ganas menarik rambut Leah dengan kedua tangannya. “Kamu berani memberinya obat perangsang! Begitu inginkan kamu mengambil suamiku! Kamu jalang kotor! Beraninya kamu bermain trik kotor me
Magbasa pa
PREV
1
...
111213141516
DMCA.com Protection Status