All Chapters of The Story of NATHANIEL & KLARA : Chapter 21 - Chapter 30
42 Chapters
CHAPTER 20: PARANOID
Klara POV Hmmm ... selamat pagi, Nathan ...,” ucapku saat melihat pria bersurai coklat yang berbaring di sampingku mulai membuka matanya secara perlahan. Tampaknya ia begitu lelah akibat aktivitas panas kami semalam. Kalau kalian ingin tahu, ini adalah pertama kalinya aku mengucapkan tiga kata itu padanya. Aku sangat senang bisa mengucapkan selamat pagi padanya seperti ini, kuharap bisa kulakukan setiap hari setelah bangun tidur. “Ehhmm ... selamat pagi, Klara ...,” balasnya sambil tersenyum tipis. Tanpa aba-aba, ia langsung memindahkan posisi tubuhnya ke atasku, memelukku dengan erat sembari mengecup bibirku dengan lembut. Secara perlahan ia melumat bibirku, menggigitnya pelan lalu memasukan lidahnya ke dalam mulutku. Membuat lidah kami beradu dan saling bertukar saliva selama beberapa saat. Tak bisa kupungkiri, aku sangat menikmati momen-momen seperti ini bersamanya. Bahkan, momen saat kami berhubun
Read more
CHAPTER 21: TERROR
Nathaniel POV Halo, selamat pagi ...,” ucapku dengan lugas. “Selamat pagi, saya mau menginfokan kalau ada kiriman paket untuk Ny. Klara Hamilton ...,” jelas sang receptionist. Hah, paket? Dari siapa? “Oh ... terima kasih, akan saya ambil nanti,” balasku, kemudian menutup teleponnya. Aku langsung bergegas menghampiri Klara lagi untuk menanyakan soal kiriman paket tersebut, “Klara, tadi receptionist bilang kalau ada kiriman paket untukmu. Apa kamu memesan sesuatu?” “Hah? Aku tidak memesan apa-apa kok,” sahutnya sedikit terkejut, “kalau ada yang mengirimiku paket, biasanya mereka akan mengabariku sebelumnya.”  Kalau begitu, siapa yang mengiriminya paket? Tidak mungkin Ayah atau Ibu, tidak mungkin Natalie, apalagi Alex. Atau jangan-jangan ini salah satu ulah si peneror itu. Tapi sebelum itu, aku harus mengetahui isi dari paket tersebut. “Klara, kamu tunggu di
Read more
CHAPTER 22: NIGHTMARE
Klara POV Iya Bu, tidak perlu khawatir ... kami sudah melaporkannya ke kantor polisi,” ujar Nathan via ponsel. Saat ini ia sedang menelepon Mrs. Emily untuk menceritakan soal kiriman paket pisau tersebut. “Maafkan aku, sudah membuat Ayah dan Ibu khawatir ...,” ujarku setelah Nathan memberikan ponselnya padaku. “Tidak perlu sungkan pada kami, kamu sudah menjadi bagian dari keluarga. Jadi, Ibu harap kamu mau meminta pertolongan pada kami bila kamu memang membutuhkannya,” balasnya dari seberang telepon. “Baik Bu, terima kasih. Selamat malam,” ucapku lalu mematikan sambungan ponselnya, kemudian ku kembalikan pada Nathan. “Apa kamu sudah mengantuk?” tanyanya sembari meletakan ponselnya di atas meja sebelah kanan ranjang. “Hmmm, iya ...,” sahutku lalu naik ke atas kasur secara perlahan. Begitupun dengannya, malam ini ia mengenakan kaus lengan panjang dan celana training. Sa
Read more
CHAPTER 23: INCIDENT
Author POV Di sebuah kafe yang terbilang cukup sepi pengunjung itu, terdapat sosok wanita bersurai biru navy yang sedang duduk terdiam di sebuah kursi. Sosok itu tak lain adalah Klara. Tampaknya ia sedang menunggu seseorang. ‘Dia pasti akan datang, kan?’ batin Klara. Selang beberapa menit kemudian, sosok yang ditunggu-tunggu datang. Sosok pria bersurai hitam dengan memakai hoodie dan celana jeans berwarna senada. “Halo, Klara. Senang bisa bertemu denganmu lagi,” ujar pria itu dengan nada sinis. “Tidak perlu basa basi. Cepat katakan apa tujuanmu melakukan itu, Robert?” tegasnya pada pria yang diketahui bernama Robert itu. “Ooouh ... sudah lama tidak mengobrol begini, kamu jadi semakin dingin padaku ... bukankah kamu yang meminta untuk bertemu?” ujarnya lagi, masih dengan nada sinis. . . *FLASHBACK: ON* “Halo, dengan siapa saya berbicara?” ujar Klara
Read more
CHAPTER 24: TRAUMA
Author POV Dua hari berlalu sejak kejadian itu, Klara masih setia menunggu Nathan—suaminya di rumah sakit sampai pulih. Oleh karena itu, ia minta ijin tidak masuk sampai hari ini. "Nathan ...," panggil Klara dengan suara lirih. Namun, sosok yang dipanggil itu belum kunjung membuka matanya. Sosok itu masih terbaring lemah di atas kasur rumah sakit, dengan berbalut baju pasien dan selimut putih yang menutupi dada sampai kakinya. "Kak Nathan ...," panggil seorang gadis bersurai pirang dengan nada lirih dari balik pintu ruangan. Gadis itu tak lain adalah Natalie, adik Nathan. Natalie langsung berjalan ke sisi sebelah tempat tidur, lalu menatap sejenak wajah kakaknya yang terlihat cukup pucat itu. "Apa yang terjadi, Kak?" Kini gadis itu bertanya pada Klara. "Kakak tertembak di bagian kiri perutnya, oleh karena itu dokter mengoperasinya. Sekarang dia hanya butuh istirahat untuk pemu
Read more
CHAPTER 25: VALENTINE DAY
Author POV Siang berganti malam, tahun lama berganti tahun baru, begitu pun Januari yang juga telah berganti menjadi Februari. Begitulah Nathan menjalani hari-harinya selama masa pemulihan pasca operasi. Pria bersurai coklat itu belum diperbolehkan melakukan aktivitas apapun selain berbaring di tempat tidur. Mungkin bagi sebagian orang, berbaring di atas ranjang tanpa mengerjakan apapun adalah nikmat surga yang tak terbantahkan. Tapi tidak bagi Nathan. Bagi pria itu, berbaring di atas ranjang sama saja dengan siksa neraka. Pria itu tidak menikmatinya sama sekali, bahkan ia sering mengeluh terang-terangan karena tidak bisa melakukan aktivitasnya seperti biasa. “Nathan ...!” tegur Klara saat memergokinya duduk di kursi PC nya. “Uuurrgh ... Klara, kumohon sekali sajaa ...! Aku ingin memeriksa beberapa dokumen—” “Tidak Nathan. Ingat kata dokter? Kamu harus istirahat sampai benar-benar puli
Read more
CHAPTER 26: MEMORIES
Klara POV Di pagi hari yang cerah namun dingin ini, terjadi suatu kebetulan yang sangat jarang terjadi. Kalau kalian ingin tahu, pagi ini aku dan Dorothy naik satu bus yang sama saat menuju tempat kerja. "Klara ... bagaimana keadaan suamimu sekarang?" tanya Dorothy sembari menoleh ke arahku. "Hmm ... sekarang dia sudah kembali bekerja seperti biasa," sahutku pelan. "Syukurlah kalau begitu. Aku dengar dari Alex kalau kondisinya cukup parah," ujarnya lagi. "Yaah, begitulah ... ceritanya panjang ...," sahutku seadanya. "It's okay kalau tidak mau cerita, itu pasti jadi momen yang sangat berat untukmu beserta keluarga," ucap Dorothy dengan sedikit bersimpati. "Terima kasih ...," ucapku sembari tersenyum tipis. Sekitar sepuluh menit kemudian, aku dan Dorothy sampai di halte dekat studio. . . . "Oh my God, Klaraaa!! Akhirnyaa k
Read more
CHAPTER 27: DAILY LIFE
Author POV "Klara ... tadi Ibu kasih tahu, kalau besok asistennya akan kemari untuk mengantarkan dress dan jas untuk kita," ujar Nathan sembari fokus menyetir. "Oh iya, minggu depan Ibu ulang tahun ya. Hmmm ... kira-kira kita beri hadiah apa ya?" sahut Klara sembari mengerutkan alisnya, seperti sedang berpikir keras. "... Kamu masih ingatkan jawaban Natalie sewaktu kita tanya soal hadiah? Yaa ... aku yakin seribu persen jawabannya akan sama persis," ujar pria itu lagi dengan ekspresi datar. "Ooohh ... oke, sama-sama susah yaa ...," balas wanita itu dengan alis berkerut. "Umm, kalau dipikir-pikir lagi, soal itu ... kita belum benar-benar membicarakannya, kan ...," ujar Klara lagi, timbul rona merah di pipinya. "Hmmm ... soal anak?" ujar pria itu, memperjelas maksudnya. Wanita bersurai biru navy itu mengangguk pelan, masih dengan rona merah.
Read more
CHAPTER 28: MRS. EMILY'S BIRTHDAY PARTY
Author POV Lima hari sebelum hari ulang tahun Mrs. Emily—ibu mereka, Nathan dan Klara sepakat untuk pergi ke mall sepulang dari kantor. Mereka berdua ingin membeli hadiah untuk sang Ibunda tercinta yang tahun ini akan genap berusia lima puluh tahun. "Hmmm ... kira-kira Ibu suka tidak kalau kita belikan kalung?" tanya Klara sembari melihat-lihat toko perhiasan. "Ibu kurang suka memakai perhiasan, ia hanya akan menggunakannya kalau ada acara resmi saja," sahut Nathan. "Ooh ... begitu," menghela napas pelan, "kalau gelang?" tanya wanita itu lagi. "Ibu juga tidak suka itu," balas Nathan dengan datar. "Hmmm ... lalu Ibu suka apa?" tanyanya lagi untuk yang kesekian kalinya. "Ibu suka benda-benda yang berhubungan dengan seni rupa," jawab pria bersurai coklat itu. "Hmm ... begitu ...," ujar Klara sembari berpikir sejenak. Setelah mendapat ide, ia langsung menarik tangan Nathan
Read more
CHAPTER 29: STEFANI
Author POV "Eh? Maksudnya aku lucu seperti badut?" tanya Natalie, masih dengan ekspresi jengkel bercampur bingung. Tidak memberi jawaban, pria bersurai biru gelap itu cuma menghela napas berat. Namun, dari sorot matanya terlihat seperti menyiratkan sesuatu. Entah apa itu ... Tak kunjung mendapatkan respon darinya, Natalie kembali membalikan badannya seperti tadi dan berjalan masuk meninggalkannya sendirian di sana. Setelah gadis itu hilang dari penglihatannya, pria bersurai biru gelap itu menghela napas berat lagi untuk yang kesekian kalinya, guna menghilangkan rasa gugupnya. Ia pun terduduk di kursi tadi seperti semula. "Kenapa aku tidak bisa mengatakannya ...?" bisiknya dengan kepala tertunduk. Satu tangannya mengacak-acak rambutnya. . . . Beberapa hari berlalu sejak itu, tak terasa kalau hari ini sudah memasuki pertengahan bulan. Musim dingin berganti m
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status