Nathaniel dan Klara ... Sepasang sejoli yang dipertemukan dalam pernikahan yang tak diinginkan. Tapi, seiring berjalannya waktu, tumbuh benih cinta di antara mereka berdua yang pada akhirnya membuat mereka berdua memutuskan untuk saling berkomitmen dalam membangun rumah tangga bersama. Namun, bagaikan tersambar petir di siang bolong. Terungkaplah rahasia besar dibalik pernikahan mereka berdua. Sebuah rahasia yang selama ini disembunyikan rapat-rapat dari mereka ... Dapatkah mereka mempertahankan bahtera rumah tangga di tengah badai dan topan yang melanda ...? Atau malah memilih untuk mengakhirinya? Simak selengkapnya di cerita ini.
Lihat lebih banyakSeperti kisah dongeng The Little Mermaid, di mana tokoh utama wanita, yakni putri duyung bermimpi untuk menikah dan hidup bahagia bersama sang tokoh utama pria, yakni seorang pangeran yang telah dicintainya sejak lama.
Begitu pun dengan Klara, tokoh utama wanita dalam kisah ini yang bermimpi untuk hidup bahagia bersama dengan tokoh utama pria yang telah dicintainya selama sembilan puluh enam purnama.
Pria itu adalah Nathaniel, berwajah tampan nan rupawan seperti sosok prince charming yang berasal dari negeri dongeng. Dengan sorot mata yang tajam, tulang hidung yang kokoh, bentuk bibir yang padat dan seksi, suara bariton yang terdengar merdu, gagah beran. Dada bidang dan perut six-pack serta kulitnya yang kecoklatan terlihat begitu menawan, mampu membuat semua wanita tergila-gila padanya.
Seperti dongeng The Little Mermaid pula, ketika si putri duyung mengalami patah hati karena tahu pujaan hatinya sudah memiliki kekasih. Akhirnya, putri duyung tersebut memilih untuk mengubur perasaannya dalam-dalam.
Begitupun dengan Klara yang harus menerima kenyataan pahit kalau pujaan hatinya sudah memiliki tambatan hati. Seorang wanita yang memiliki paras memukau bagaikan putri bangsawan, kaya raya dan sepadan dengan pria pujaan hatinya itu. Pada akhirnya, Klara memilih untuk memendam perasaannya dalam-dalam. Suatu perasaan yang cuma diketahui oleh dirinya dan sang maha kuasa, membiarkan perasaan itu menghilang dengan sendirinya, seiring berjalannya waktu.
Nathaniel memiliki sesuatu yang selalu didambakan oleh Klara; keluarga yang utuh. Sementara Klara mengalami sesuatu yang tidak pernah terbayangkan oleh Nathaniel; rasa sedih yang luar biasa akibat kehilangan keluarganya.
Karena memiliki latar belakang yang berbeda, Nathaniel dan Klara melihat dunia dari dua sisi yang berbeda. Realita dan khayalan—imajinasi.
Nathaniel adalah sosok pemikir dan realistis. Sedangkan, Klara adalah sosok kreatif dan inovatif. Begitu banyak perbedaan yang membuat mereka seolah-olah berasal dari dunia yang berbeda pula. Layaknya dua kaum; bangsawan dan jelata.
Namun, secara ajaib takdir mempertemukan dua insan ini dalam sebuah ikatan suci sebagai sepasang suami istri. Bahtera rumah tangga yang penuh gelombang dan badai membuat mereka menyadari satu hal.
‘Marriage is journey.’
Setiap perjalanan pasti ada awal dan ada akhir.
Layaknya perjalanan tokoh utama wanita dan pria dalam negeri dongeng yang diawali dengan pernikahan tanpa cinta yang utuh. Membuat sang tokoh utama pria sengaja menyakiti tokoh utama wanita agar mau berpisah. Hingga pada akhirnya terungkap rahasia terpendam yang disembunyikan dari mereka selama ini. Membuat mereka seakan-akan berada di antara jurang dan lautan dalam yang sama-sama mematikan. Memutuskan hal berdasarkan emosi sesaat akan melukai hati dan membunuh jiwa sang kekasih.
‘Happy ending.’
Layaknya akhir cerita dari perjalanan panjang penuh liku yang membuat tokoh utama wanita berhasil meraih mimpinya; menjalani pernikahan penuh cinta dengan pujaan hatinya dan hidup bahagia selamanya.
Akankah kisah Nathaniel dan Klara mendapatkan akhir bahagia seperti di negeri dongeng? Mungkin ya, mungkin tidak ...
Sayangnya, mereka tidak tinggal di dunia dongeng yang penuh dengan keajaiban dan kebahagian. Tapi dunia nyata yang di dalamnya penuh dengan ratapan tangis, keragu-raguan dan ketidakpastian.
Happy ending atau sad ending ...?
Itu semua tergantung pada keputusan yang mereka ambil. Hanya mereka yang bisa menentukan jalan hidup mereka sendiri. Karena ini adalah kisah mereka berdua ...
Nathaniel dan Klara.
Author POV “Apa!? ... mereka berdua sekarang bersama Jonathan Hamilton? Sial!” umpat pria bernama Felix Kemp Elliot itu sembari menggebrak meja dengan kepalan tangannya. “Pokoknya kalian harus terus ikuti mereka, kalau perlu habisi mereka selagi ada kesempatan. Jangan biarkan mereka sampai membongkar rencana kita! Paham?” sambungnya dengan nada tegas. “Paham, Tuan.” Usai itu, beberapa asisten pribadinya langsung mohon pamit meninggalkan ruang kerjanya. Setelah semua asisten pribadinya meninggalkan ruangan, pria paruh baya itu kembali meninju mejanya, guna melampiaskan emosi. ‘Awas saja kamu Jonathan Hamilton, akan kuhabisi semua orang terdekatmu, bila berani menghalangi rencanaku!’ . . . “Na-Nathan?” Tidak ada respon apapun dari sang suami. Hingga setengah jam berlalu, sepasang suami istri itu tiba di unit apartemen. Sesaat setelah mereka masuk dan menut
Author POV “Selamat ulang tahun, Selly dan Senna!” Suasana gegap gempita amat dirasakan oleh semua anak panti yang bersorak sorai dengan gembira, mengiringi saudara kembar cilik tersebut meniup lilinnya secara bersamaan. Nathan, Klara serta yang lainnya langsung bertepuk tangan semeriah mungkin usai si kembar meniup lilin berbentuk angka sebelas yang terpasang di kue fruit tart dan black forest berukuran besar. Tak lupa juga Klara mengabadikan momen berharga ini melalui kamera ponselnya. Wanita itu memasang timer otomatis dan menyuruh Paman Martin, semua anak panti serta Nathan, Stefani dan Marcus untuk saling berdiri berdekatan. Setelah selesai berfoto bersama, Selly dan Senna langsung memotong kue tersebut, lalu membaginya masing-masing ke Paman Martin dan anak-anak panti. Juga ke Klara dan Nathan. Di saat semua anak panti masih menyantap kue ulang tahun di ruang tengah, Paman Martin meman
Author POV "Kalian sepertinya begitu harmonis. Syukurlah ...," ujar Stefani sembari tersenyum tipis. "Eh ...? Hmm ... terima kasih," ucap Klara dengan ramah. "Bagaimana keadaanmu sekarang? Sudah lebih baik?" Kini giliran Nathan yang bertanya padanya. Wanita bersurai merah muda itu hanya mengangguk lemah tanpa mengeluarkan sepatah katapun. "Kalian pasti sudah tahu. Tapi, aku ingin bilang langsung pada kalian," ujarnya kemudian. "Tahu tentang apa?" tanya Klara merasa bingung. Sambil tersenyum tipis, Stefani berkata, "Ayah kalianlah yang telah menolongku. Beliau jugalah yang memberiku tempat tinggal untukku usai aku pulih. Kalian beruntung punya Ayah sebaik beliau." Nathan dan Klara sama-sama membelakakan kedua matanya. "Ka-kami berdua sama sekali tidak tahu-menahu soal itu," sanggah Nathan. "Hah? Lalu, kenapa kalian tahu kalau aku di sini?" tanya Stefani sembari mengerutkan dahiny
Author POV Seminggu berlalu sejak hari itu ... Seperti sebelumnya, Mr. Jonathan datang menjenguk Stefani dan Marcus yang saat ini sudah dipindahkan ke ruang rawat biasa. Ketika pria paruh baya itu membuka pintu kamar rawat inap milik Stefani. Ia melihat sosok wanita itu sedang duduk di kasurnya, sambil menatap ke jendela. "Stefani ...," panggilnya kemudian. Sosok yang dipanggil namanya langsung menoleh ke arahnya dengan tatapan lesu. "Pak ... Jonathan ...," lirihnya. Pria paruh baya itu langsung menghampirinya dan berdiri di dekat tepi kasurnya. "Bagaimana keadaanmu hari ini?" tanyanya. "Masih sama seperti sebelumnya ...," balas Stefani dengan suara pelan. "Istirahatlah. Kamu harus sembuh," pinta Mr. Jonathan. Tertawa miris, wanita bersurai merah muda itu membalasnya, "Untuk apa? Ayah saya sendiri bahkan menginginkan saya untuk mati. Kenapa Anda malah mengingin
Author POV "Sepertinya kita diikuti ...!" seru Stefani saat dirinya melihat sebuah mobil hitam mengikutinya dari belakang. "Baiklah, saya akan mengambil jalan pintas." Tanpa aba-aba, pria itu langsung membanting stir ke kiri dan masuk ke sebuah jalan komplek perumahan. Di situ terdapat banyak belokan. Pria itu ingin mengelabui mobil hitam tersebut. Setelah beberapa belokan, akhirnya mobil hitam tadi sudah tidak terlihat di belakang mereka lagi. Tampaknya sekarang mereka cukup aman. Akhirnya, mereka memutuskan keluar dari komplek perumahan itu dan kembali ke tujuan mereka. Namun, saat mereka baru keluar dari komplek perumahan itu. Tiba-tiba mobil hitam tadi muncul dan menghadang mobil mereka. Membuat Marcus menghentikan mobilnya secara mendadak. "Astaga ... mereka sedari tadi menunggu di sini ...?!" pekik Stefani dengan nada terkejut. Jantungnya berdegup dengan cepat ketika ia melihat pintu sebelah kanan mobil
Author POV Hampa ... sakit ... sedih ... kecewa ... marah ... Semua emosi itu bercampur aduk menjadi satu kesatuan yang utuh. Menghasilkan suatu emosi baru yang tidak diketahui namanya. Entah apa namanya. Mungkin memang tidak ada namanya. Meski tak memiliki nama, emosi tersebut tetap terasa menyakitkan. Teramat menyakitkan. Rasanya seperti ingin menghilang saja dari dunia ini untuk selama-lamanya. Tidak ada gunanya ... sia-sia belaka ... Semua emosi itu hanya menggerogoti tubuhnya saja. Bagaikan sebuah lintah yang berjalan lambat namun mampu menghisap banyak darah manusia. Mematikan secara perlahan. Hal itulah yang dirasakan oleh Stefani selama hidupnya. Sejak ibunya meninggal, tidak ada lagi kebahagian yang tersisa dalam hidupnya. Semuanya terenggut darinya. Ia bahkan tidak memiliki satupun teman dekat. Ia hanya seorang diri. Bukan karena mereka jahat, hanya saja ia sendirilah
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen