Lahat ng Kabanata ng Nikah Kontrak: Kabanata 31 - Kabanata 40
203 Kabanata
Menginap Di Rumah Mama
"Sayang, apa suamimu tahu kalau kau menginap di sini?" tanya Yanti. "Tahu, Ma. Dia sedang sibuk jadi tidak  bisa mengantar Angel," terang Angela. "Ya, sudah kamu bersihkan dulu tubuhmu setelah ini makan," kata Yanti. Angela mengangguk, ia lalu bergegas ke kamarnya yang terletak di lantai atas.  Saat membuka pintu kamarnya, ia heran kenapa mamanya tidak merubah apapun dekorasi kamarnya. Semua barang pernak-pernik tempatnya masih sama. Kamar dimana dulu ia masih single belum menikah. Rasanya ia sudah ingin menikmati ranjang yang empuk. Angela tidak membawa koper karena baju-bajunya yang lama masih banyak tersimpan di lemari. Ia membersihkan badannya di kamar mandi, kucuran air shower cukup menyegarkannya. Ia ingin jauh dari masalah dengan Verrel yang membuat suasana hatinya semakin gerah. Setelah berganti pakaian yang lebih santai Angela turun tangga untuk menikmati makanan yang telah di siapkan mamanya.  "Duduklah
Magbasa pa
Accident Di Kamar Mandi
Pagi telah tiba, mereka tidak menyadari jika guling yang jadi pembatasnya sudah raib kemana. Sepertinya jatuh ke lantai, sementara keduanya asyik berpelukan. Verrel terbangun terlebih dahulu, ia kaget melihat Angela sudah menyusupkan kepalanya di dadanya dengan nyaman. Rasanya sayang jika bangun lebih cepat, Verrel memilih pura-pura tidur saja sembari menikmati pelukan Angela. Verrel senang Angela memeluknya, entah kapan lagi ia bisa melewati momen seperti ini.Angela membuka matanya perlahan, saat merasa kakinya kedinginan. Ia mengeratkan kakinya di kaki Verrel yang di kiranya adalah guling. Samar-samar ia mulai sadar bahwa yang di peluknya adalah Verrel hampir saja ia berteriak kalau ia tidak segera menyadari bahwa ia sedang di rumah mamanya.Tunggu dia kan sedang tidur, dia tidak tahu jika aku memeluknya, jadi aman, batin Angela.Tiba-tiba Verrel menempelkan bibirnya ke bibir Angela membuat mata perempuan itu langsung membulat sempurna karena kag
Magbasa pa
Godaan Verrel
Verrel menuruni anak tangga melihat kedua orang ibu dan anak itu sedang mengobrol. Mereka bercanda tawa, baru kali ini Verrel melihat Angela tertawa lepas, apa selama ini ia hidup satu rumah dengannya merasa terpenjara. Kenapa ia tidak pernah melihat tawa itu. "Eh, menantu mama sudah bangun. Angela layani suamimu, siapkan sarapannya," kata Yanti lembut. "Biar saya ambil sendiri, Ma," kata Verrel. "Eh, jangan. Sudah menjadi tugas istri melayani suami, baik di tempat tidur maupun melayani kebutuhan lainnya," terang Yanti. "Kok mama bawa-bawa tempat tidur sih, Angel dengarnya agak risih, Ma," kata Angela. "Kamu ini, sudah menikah jangan seperti anak kecil. Suamimu pria yang tampan, bagaimana jika ada perempuan lain yang mau. Kamu pasti menyesal," kata Yanti. "Biarin aja, kalau mau ambil, ambil saja." Tak!  Angela menaruh piring agak keras. Ia jengkel jika mengingat kata perempuan lain. Jelas-jelas ada perempuan lain d
Magbasa pa
Milik Siapa Kemeja Ini?
Penampilan Angela yang sederhana tidak mengurangi kecantikannya. Justru Verrel semakin terpesona di buatnya. Ia memilih jalan-jalan pagi di taman kota, sudah lama sekali Verrel tidak melakukan ritual jalan-jalan pagi mengingat banyak sekali kesibukan yang harus di lakukannya. Angela seperti anak kecil yang berlari ke arah penjual minuman kecil. Ia membeli dua buah cup coklat panas. Verrel menunggunya dengan duduk di kursi taman. Tiba-tiba ada seorang gadis muda mendekati Verrel. "Sendirian?" tanyanya. Verrel tidak menggubris sapaan wanita itu. Wanita itu tetap nekat duduk di sebelah Verrel. Belum lama kemudian Angela sudah datang membawa dua buah cup coklat panas. Melihat Verrel duduk dengan wanita lain, Angela bethenti tepat di tengah jalan menatap mereka bergantian. Tetapi kemudian ia melangkah lagi mendekat ke arah mereka. Verrel mendongak melihat ke arah Angela,"Oh, kau sudah datang, sayang." Angela menyerahkan satu buah cupnya pada Verrel
Magbasa pa
Menolak Kopi Buatanku
Di dalam mobil keduanya terdiam, ada perang dingin yang sedang berkecamuk dalam dada masing-masing. Verrel kecewa karena Angela masih memikirkan Yohan. Sementara Angela kecewa dengan Verrel karena lelaki itu mengira dirinya pernah membawa Yohan ke kamarnya. Semua bersikukuh dengan ego masing-masing.Verrel mengemudi mobilnya cukup cepat, ia menyalip satu persatu mobil yang ada di depannya. Di tambah lagi ia membunyikan musik cukup keras membuat Angela sangat terganggu."Kau sudah gila! Kenapa tiap kali kau marah selalu seperti ini!" seru Angela.Verrel terdiam, ia tetap mengemudi dengan kecepatan tinggi. Angela yang setengah ketakutan mencengkeram sabuk pengamannya. "Hentikan! Kau bisa membunuhku!" teriak Angela.Ciiiiiit!Verrel mendadak mengerem mobilnya, rupanya mereka telah sampai di rumah. Verrel keluar dari pintu mobil dengan tergesa-gesa. Tanpa mempedulikan Angela yang masih di dalam mobil. Angela turun dan memasuki rumah menyus
Magbasa pa
Jangan Lakukan Itu
Merasa ada hawa dingin yang datang, Angela menoleh ke belakang. Tampak Verrel sedang berdiri menatapnya. Karena merasa masih sebal dengan tingkah pria itu Angela mengalihkan pandangannya ke arah para pelayan lagi. Ia mengabaikan Verrel."Angela!" panggil Verrel.Verrel menatap tajam ke arah  Angela.Aku mohon jangan tatap aku seperti itu, seolah-olah kau ingin memangsaku, batin Angela."Ikuti aku!" perintah Verrel.Mereka langsung bubar dan kembali ke pekerjaan masing-masing. Sementara Angela mengikuti langkah kaki Verrel menuju ke ruang baca. "Tutup pintunya!" perintahnya lagi."Kenapa harus di tutup kita kan hanya bicara saja," protes Angela. Verrel mendelik marah menatap Angela."Baiklah ... lebih baik aku mengalah," kata Angela. Ia kemudian menutup pintunya."Sudah, apa yang ingin kau bicarakan?" tanya Angela.Verrel mengambil buku baca mengabaikan pertanyaan Angela. "Ini buku penunjang
Magbasa pa
Dengan Siapa Kau Pergi?
Verrel mendapatkan kiriman foto dari orang suruhannya yang menguntit Angela bersama dengan seorang laki-laki tampan seumuran dengannya. "Sial dia enak-enakan bersama dengan pria lain sementara aku di rumah," gerutu Verrel. Ting Pesan kedua ia terima. Alangkah terkejutnya Verrel melihat foto pria itu memakaikan cincin berlian di jari manis Angela. Mereka sedang berada di toko perhiasan.  "Dia mau saja memakai perhiasan murah pemberian pria itu. Sementara cincin pernikahan kami saja tidak pernah ia pakai. Apa maunya wanita itu," batin Verrel. Di toko perhiasan Angela membantu Adam untuk memilih cincin.  "Hemm, mana menurutmu yang bagus?" tanya Adam. "Yang ini sih menurutku, bentuknya simpel sederhana tapi elegan," kata Angela. "Hah, memang kau jago memilih dalam hal beginian. Sayang kau sudah menikah Angela, kalau tidak mungkin aku akan meminangmu sekarang," ucap Adam. "Ah, jangan bilang seperti itu. Aku
Magbasa pa
Akhirnya Gol
Verrel terus mengikuti langkah Angela menuju kamarnya. Tapi tiba-tiba Angela berhenti tepat di depan pintu kamarnya berbalik arah melihat ke arah Verrel. "Stop! Berhenti, jangan ikuti aku terus!" cegah Angela. "Rupanya kau terlihat sangat bahagia setelah seharian kencan dengan pria itu," sindir Verrel. "Tentu saja, bukankah kau sudah tahu jawabannya," kata Angela.  Verrel memegang kedua pundak Angela. Ia tampak marah dengan sikap Angela yang seenaknya.  "Kau tahu, aku ini suamimu. Kenapa kau tidak bisa menghargaiku sedikit saja," ucap Verrel. "Sebentar lagi kita akan cerai jadi tidak ada yang perlu di perbincangkan." Angela kembali mengungkit kesepakatannya. "Oh, ya aku rasa kau terlalu cepat menyimpulkan jika kita akan bercerai. Tapi, kau tidak tahu sampai kapanpun aku tidak akan pernah menceraikanmu," kata Verrel.  "Tapi tetap saja, aku ingin kita bercerai," kata Angela. "Kenapa?" tanya Verrel s
Magbasa pa
Skandal
Minuman hangat sudah tersaji di atas meja nakas, Verrel tahu Angela membutuhkannya. Ia sudah memberikan sesuatu yang spesial, tentu saja Verrel semakin menyayanginya."Sayang, minumlah madu hangat ini," kata Verrel.Angela mengambil cangkir yang di ulurkan Verrel. Ia meminumnya sedikit demi sedikit hingga habis. "Apa kau masih terasa sakit?" tanya Verrel. "Iya, sedikit," jawab Angela malu. "Akan ku oleskan salepnya," bujuk Verrel."Ti ... tidak usah, aku bisa sendiri," tolak Angela. Bagaimana mungkin ia membiarkan Verrel mengoleskan salepnya di daerah yang tidak boleh di jangkau."Kau tidak usah malu, aku suamimu semuanya aku sudah pernah melihatnya," kata Verrel. Angela merasakan perih saat jari Verel mengoles pada bagian lukanya."Tahan, sayang. Sebentar lagi akan selesai," kata Verrel lembut.Hemm, sejak kapan lidahnya terpeleset mengatakan sayang, batin Angela.Verrel membopong A
Magbasa pa
Penawaran Angela
Verrel pulang dengan gontai, ia terlalu lelah memikirkan perusahaan yang nilai sahamnya anjlok karena gosip yang beredar tentang dirinya.Ia duduk di kursi sofa, matanya terlihat lelah kemudian ia sandarkan punggungnya di bantalan sofa.Tatapannya kosong, ia tidak menyangka masalah akan serumit ini.  Ia bisa saja menuruti pernikahan yang di inginkan Hellen, guna menyelamatkan perusahaannya. Netizen akhir-akhir ini memberitakan  sesuatu yang tidak-tidak tentang dirinya setelah jumpa pers yang di gelar Hellen.Bagaimana jika kabar itu sampai ke telinga orang tua dan mertuanya. Pasti ia menjadi pihak yang di salahkan. Mungkin ia bisa menerima kesalahan itu, tetapi bagaimana Angela. Angela akan segera menceraikannya. Dan ia tidak mau kehilangan wanita yang akhir-akhir ini telah mengisi hatinya tanpa ia sadari.Ponsel Verrel berdering cukup keras, ia merogoh sakunya dan mengangkat teleponnya. "Benar, berita yang ku dengar akhir-akhir ini
Magbasa pa
PREV
123456
...
21
DMCA.com Protection Status