Semua Bab Nikah Kontrak: Bab 21 - Bab 30
203 Bab
Tetaplah Tinggal
Verrel menahan sakit perutnya, sementara Angela langsung merengsek turun dari ranjang. Ia tidak sempat membenarkan bajunya yang berantakan tapi langsung lari ke kamar mandi. Nafasnya tersengal-sengal naik turun, detak jantungnya berjalan tidak beraturan. Seolah-olah berlarian kesana kemari mau melompat keluar dari engselnya. Sudah cukup lama Angela bersembunyi di dalam kamar mandi. Ia merasa Verrel tidak mencarinya. Ada semacam perasaan khawatir yang menyelimuti hatinya. Apa ... pukulanku tadi terlalu keras? pikir Angela. Angela membuka pintu kamar mandi, ia sedikit menyembulkan kepalanya  mencari keberadaan Verrel. "Hemm, aman," kata Angela. Ia akhirnya berani keluar dari persembunyiannya.Namun tiba-tiba dari balik pintu ada tangan yang menariknya."Aakh!" serunya kaget."Kau! Sejak kapan kau berada di belakang pint
Baca selengkapnya
Kembali Ke Kantor
"Nona Angela silakan ikuti saya," kata salah seorang karyawati. Angela mengangguk mengikuti wanita itu menuju ke suatu ruangan. "Ini adalah ruangan Anda," "Perkenalkan nama saya Mira, Anda akan menjadi sekretaris Pak Verrel," terang Mira. "Saya mengerti." Angela tidak ingin banyak bertanya karena sebelumnya Verrel telah menjelaskan banyak hal padanya. "Saya permisi dulu," Mira pergi meninggalkan Angela sendirian di ruangan itu. Ia heran kenapa Verrel menempatkan dirinya pada posisi sekretaris, jelas-jelas ia belum pernah mencoba bidang itu. Tapi Angela memilih sikap masa bodoh karena yang ada di pikirannya saat ini ia tidak ingin bersitegang dengan Verrel. Tiba - tiba ponselnya bergetar, ia pun mengambil ponsel itu di tasnya. "Iya Ma." "Angela baik - baik aja kok, ini juga sudah di kantornya Verrel." jawab Adelia pada mamanya. "Mama kangen sayang, kapan-kapan mampirlah ke rumah bersama suamimu," kata Yanti di telepon.
Baca selengkapnya
Beli Baju Baru
Angela telah menyelesaikan semua pekerjaannya. Ia berniat untuk segera pulang sambil menunggu atasannya. Gadis itu melirik gelisah kearah atasannya. Dengan sedikit keberanian ia memutuskan untuk ijin pulang duluan."Maaf, pekerjaan saya sudah selesai. Jam kerja juga sudah habis waktunya. Saya mohon ijin pulang duluan," kata Angela membungkukkan badannya memberi hormat."Hemm, pergilah!" kata Verrel. Angela sangat senang ia bisa bernafas dengan lega setelah seharian berkutat dalam pekerjaan yang menumpuk. Dengan riang ia melangkahkan kakinya menuju pintu keluar."Tunggu dulu !" seru Verrel lantang.Angela kaget lalu menghentikan langkahnya secara mendadak. Iapun membalikkan badannya kembali."Kita pulang bersama," ucap Verrel.Didalam lift mereka berdua hanya terdiam. Suasana tampak canggung. Angela agak kikuk ia hanya memegang tali tasnya dengan erat. Ia masih ingat bagaimana dengan rakusnya Verrel menciumnya. Angela mendesah be
Baca selengkapnya
Pulang Bersama
Angela sudah kekenyangan  ia ingin langsung buru - buru merebahkan tubuhnya di ranjang yang empuk. Tak sengaja ia menguap beberapa kali dengan gugup ia menutupi mulutnya, mencoba melebarkan matanya berulangkali agar tidak mengantuk. Tapi apa daya rasanya matanya sudah lengket tidak bisa menahan kantuknya. Udara dingin yang ditimbulkan dari Ac mobil menambah kenyamanan tidurnya. Verrel tersenyum melihat wanita di sampingnya yang sudah tertidur. Lelaki itu meminjamkan pundaknya sebagai tumpuan Angela. Sesekali ia melirik wajah cantiknya. Tangannya meraih ponsel dan melihat serlok yang menunjukkan arah kontrakan pegawainya itu.Setelah beberapa menit akhirnya sampai juga di depan rumah kecil kontrakan Angela. Verrel menatap kearah Angela melihatnya sesaat menikmati wajah cantik Angela yang imut. Bibir merah Angela sungguh menggoda imannya. Verrel memiringkan kepalanya ingin menikmati bibir tipis Angela sesaat. Tiba - tiba Angela membuka mata dan terkejut.
Baca selengkapnya
Pesta Dansa
"Bersiap - siaplah, temani aku ke pesta," kata Verrel.Angela melotot kearah Verrel."Aku tidak mau. Bukankah kau punya Hellen. Jangan bilang kalau kau sudah bosan dengannya," sindir Angela."Benar sekali. Dan sekarang aku hanya ingin main - main denganmu." jawab Verrel sinis."Sayangnya aku tidak tertarik sama sekali," kata Angela melenggang pergi."Bagaimana jika ku telepon mamamu, ku katakan bahwa kau hanya mengajakku main-main dalam pernikahan ini. Selebihnya semua modal yang di kucurkan perusahaan Burhan Prayoga akan di tarik secepatnya? Kau bisa bayangkan perusahaan peninggalan papamu akan gulung tikar!" ancam Verrel. Angela menghentikan langkahnya. Ia termenung sesaat. Laki - laki itu selalu saja mempunyai alasan untuk memaksakan kehendaknya."Persiapkan dirimu!" Verrel meletakkan paperbag yang berisi gaun pesta.Angela melirik kearah paperbag nya setelah Verrel pergi. Tak ada jalan lain selain menuruti perkataan V
Baca selengkapnya
Saling Membalas
Angela hanya bisa pasrah mengikuti langkah Verrel. Ia mulai ke lantai dansa. Tangan Adelia memegang kedua pundak Verrel. Sementara Verrel merangkul pinggang Angela. Perlahan - lahan mereka mulai berdansa."Kau lupa kau milikku, jadi jangan pikir bisa tertawa dengan pria lain." ancam Verrel.Angela tersenyum sinis menanggapi pernyataan Verrel. Ia sangat membenci pria di depannya yang selalu saja mengatur gerak - geriknya. Angela memegang pundak Verrel matanya melihat kearah lain. Ia enggan menatap Verrel. Tatapan Angela berhenti pada seorang lelaki yang berdiri di pojok yang berusaha melihat wajahnya di antara kerumunan. Iya dialah Yohan, mantan kekasih Angela. Ia bersama wanita lain.Buru - buru Angela menyembunyikan wajahnya. Jantungnya berdetak kencang ia tidak ingin bertemu dengan Yohan di saat seperti ini. Tanpa sadar wajah Angela terlalu dekat dengan Verrel. Angela melirik kearah Yohan, lelaki itu tampak melangkah mendekatinya. Angela semakin gugup. Ia tida
Baca selengkapnya
Pijat Gratis
"Sudahlah, aku lelah. Tak ada gunanya kau jelaskan padaku," kata Angela masuk ke dalam mobil.Sepanjang perjalanan Angela hanya terdiam. Terlalu banyak kejadian yang menimbulkan rasa pusing di kepalanya. Pertemuan yang tak di inginkan dengan Yohan, sosok Felix, hinaan wanita yang bersama Yohan dan terlebih lagi sikap arogan Verrel Burhan Prayoga."Angela," panggil Verrel."Cih," gerutu Verrel memperhatikan sikap Angela yang hanya melamun menatap jendela mobil mengabaikan panggilannya.Ya baru kali ini ia di acuhkan oleh seorang gadis. Biasanya ia yang mulai cuek setelah para gadis mulai tertarik padanya."Angela!" seru Verrel sekali lagi.Kontan saja Angela tersentak dari lamunannya. Ia langsung menoleh ke arah Verrel."Apa kau sudah gila berteriak padaku!" seru Angela."Aku tidak suka kau mengenakan baju pemberian lelaki itu," protes Verrel."Lelaki itu punya nama!" bantah Angela."Kau menyukainya?! Kenapa kau membelanya,"
Baca selengkapnya
Apa Kau Lebih Suka Di Sentuh Dia?
Verrel Burhan Prayoga menatap tubuhnya pada cermin yang cukup besar di hadapannya sembari mengancingkan jas hitamnya yang melekat pas di tubuhnya yang perfect.Wanita mana pun yang melihatnya saat ini pasti terpesona dengan ketampanannya. Verrel keluar dari kamarnya bersiap - siap untuk pergi ke kantor. Angela sibuk menyiapkan sarapan di dapur.Sekilas Angela mencium parfum yang sangat familiar untuknya. Siapa lagi kalau bukan Verrel Burhan Prayoga yang datang ke meja makan untuk menyantap sarapannya. Angela dengan cekatan sudah menata semuanya di meja lengkap dengan minumannya.Ia tidak berkata banyak. Hanya menyodorkan makanan kepada Verrel kemudian kembali ke tempat duduknya untuk menyantap makanannya sendiri. Sesekali Verrel melirik kearah Angela, namun gadis itu lebih asyik menikmati makanannya.Seusai makan Verrel menghampiri Angela."Kau bisa membeli segala sesuatu menggunakan ini." Verrel menyerahkan black card pada Angela."Tidak, t
Baca selengkapnya
Cemburu Dengan Kakak Kelas?
Angela dan Verrel masuk ke ruangan pribadi CEO. Verrel mengunci pintunya, Angela melirik heran tapi ia pura - pura tidak tahu. Ia menata berkas - berkas yang ada di mejanya. Sudah saatnya ia mengerjakan berkas yang sudah di taruh di atas meja kerjanya. Keinginan keras Verrel agar dirinya senantiasa bersamanya saat kerja membuat Angela tidak nyaman.Tiba - tiba Angela merasakan ada sebuah tangan melingkar di perut langsingnya. Siapa lagi kalau bukan Verrel suaminya."Aku merindukanmu," kata Verrel menyandarkan kepalanya di pundak Angela. Mencium bau sampo tiap helaian rambutnya."Jangan begini. Ini kantor," peringat Angela menggeser punggungnya."Ini kantorku, aku bisa melakukan apa saja," kata Verrel.Pria itu membalikkan tubuh Angela. Mereka berhadapan. Kedua tangan Verrel masih melingkar di pinggangnya Angela. Verrel mengecup kening istrinya, tangannya naik ke atas mengusap bukit kembar yang terlihat menonjol dalam balutan baju kerja Angela yang membe
Baca selengkapnya
Kenapa Kau Menghamilinya?
Seorang wanita berpakaian seksi dengan leher rendah datang ke kantor  Verrel. Sepertinya ia sudah terbiasa dengan kantor Verrrel, tampak sekali resepsionist, para pegawai menyapanya ramah dan meloloskan wanita itu ke lantai paling atas untuk menemui Verrel Burhan Prayoga.Ia tampak percaya diri sesekali membenarkan letak kacamatanya dan menggerai rambutnya sebahu dengan berjalan menuju lift. Ia sudah hafal nomor berapa yang harus ia tekan, senyumnya merekah dengan lipstik warna merah marun matte. TingPintu lift terbuka, kaki jenjangnya melangkah menyusuri lantai granit berukuran bigsize dengan kualitas platinum, menuju ke sebuah pintu yang bertuliskan ruang Ceo.CeklekPintu tidak terkunci, membuatnya bisa masuk leluasa. Verrel masih sibuk berkutat dengan laptopnya. Angela baru keluar dari ruangan untuk mengambil sesuatu. Suara ketukan higheels melangkah mendekat menggema di atas permukaan lantai membuat laki-laki di depann
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
21
DMCA.com Protection Status