Home / Romansa / Nikah Kontrak / Milik Siapa Kemeja Ini?

Share

Milik Siapa Kemeja Ini?

Author: Rasyidfatir
last update Last Updated: 2021-06-13 21:14:34

Penampilan Angela yang sederhana tidak mengurangi kecantikannya. Justru Verrel semakin terpesona di buatnya. Ia memilih jalan-jalan pagi di taman kota, sudah lama sekali Verrel tidak melakukan ritual jalan-jalan pagi mengingat banyak sekali kesibukan yang harus di lakukannya.

Angela seperti anak kecil yang berlari ke arah penjual minuman kecil. Ia membeli dua buah cup coklat panas. Verrel menunggunya dengan duduk di kursi taman. Tiba-tiba ada seorang gadis muda mendekati Verrel.

"Sendirian?" tanyanya. Verrel tidak menggubris sapaan wanita itu.

Wanita itu tetap nekat duduk di sebelah Verrel. Belum lama kemudian Angela sudah datang membawa dua buah cup coklat panas. Melihat Verrel duduk dengan wanita lain, Angela bethenti tepat di tengah jalan menatap mereka bergantian. Tetapi kemudian ia melangkah lagi mendekat ke arah mereka.

Verrel mendongak melihat ke arah Angela,"Oh, kau sudah datang, sayang."

Angela menyerahkan satu buah cupnya pada Verrel. Wanita yang di sebelahnya melihat ke arah Angela dengan tatapan tidak suka.

"Kamu siapanya dia?" tanya wanita itu.

Angela tersenyum kecut. 

"Perlu aku jelaskan siapa diriku?" tanya Angela.

"Dia suamiku dan aku istrinya! Jadi minggirlah dari tempat dudukmu!" kata Angela tegas. Tatapannya pada wanita itu cukup menakutkan, membuat wanita itu minggir dengan sendirinya. 

Verrel ingin tertawa keras tapi di tahannya. Baru kali ini Angela bersikap tegas pada wanita yang mau menggodanya. 

"Tumben kau mengaku istriku," sindir Verrel.

"Karena aku butuh kursi ini untuk duduk," kata Angela sembari duduk di sebelah Verrel.

"Enak sekali ia mengambil kursiku," gerutu Angela.

Angela melihat ke arah Verrel yang malah tersenyum-senyum melihat kelakuannya. 

"Kenapa kau terlihat bahagia sekali? Apa kau salah makan hari ini?" tanya Angela.

"Bukankah kau yang menghidangkan sarapan buatku," kata Verrel. 

Angela tidak menyahut lagi, ia memilih menyesap coklat panasnya sedikit demi sedikit. 

Verrel memperhatikan gerak-gerik Angela yang asyik menikmati coklat panasnya, sialnya ia lebih fokus ke bibir Angela. Rasanya ia juga ingin menikmati bibir manis itu.

Tiba-tiba telapak tangan Angela menutupi mata Verrel. 

"Hei, kucing kecil apa yang kay lakukan!" seru Verrel.

"Dasar mesum, aku tahu matamu melihat ke arah mana," kata Angela.

Angela menurunkan tangannya, Verrel bisa melihat lagi. 

"Apa-apaan kamu ini," kata Verrel. 

"Apa!" Angela tak kalah sewotnya.

"Sudah, Ah. Lebih baik aku pulang, daripada mengajak orang mesum sepertimu. Meskipun kita berjalan-jalan di taman yang indah, masih saja tidak bisa menghapus pikiran kotormu," keluh Angela.

"Eh, jangan. Aku tidak akan berpikiran macam-macam lagi," kata Verrel mencoba menahan niat Angela.

"Terlambat, kita akan pulang. Lagi pula apa sekarang kau lebih suka menjadi pengangguran daripada kerja di kantor," sindir Angela.

"Apa maksudmu mengatakan aku pengangguran?" Verrel tidak paham dengan kata-kata Angela.

"Hem, biasanya kau super sibuk di kantor. Lalu kenapa hari ini kau tidak berangkat kerja?" jawab Angela.

"Aku bekerja sekarang, bukankah ada sekretaris pribadiku yang selalu menemaniku," sanggah Verrel.

Angela menggeleng-gelengkan kepalanya. Percuma ia berdebat dengan Verrel. Lelaki itu selalu saja menemukan alasan lainnya. 

Angela masuk ke dalam mobil, ia  memakai sabuk pengamannya. Sementara Verrel mulai mengemudikan mobilnya menuju rumah mertuanya. Ia tidak tahu kenapa mood Angela mudah berubah. Jika berdekatan dengannya tidak membuatnya akur. Mereka selalu berselisih paham, terkadang Angela jengah. Berbeda dengan Verrel yang malah senang ketika berhasil membuat Angela marah.

Sampai di depan carport rumah mertuanya Verrel mematikan mobilnya. Ia mengikuti langkah Angela masuk ke dalam rumah dengan tergesa-gesa.

Baru saja di pintu utama, mama mertuanya sudah menyambut dengan hangat. 

"Kalian dari luar? Pantas saja mama cari di dalam rumah tidak ketemu," sapanya.

"Iya, kami tadi cari udara segar di taman, Ma," jawab Verrel.

"Waah, kalian makin romantis saja," puji Yanti. Angela merasa malu mendengar ungkapan mamanya. Ia masuk terlebih dahulu ke dalam rumah.

Yanti mengikuti langkah Angela sepertinya ada yang ingin di katakannya.

"Angela!" panggil Yanti.

Angela tidak jadi menaiki tangga. Ia memilih untuk memutar kembali tubuhnya menghampiri mamanya.

"Ya, Ma. Ada apa?" tanya Angela.

"Mama hanya ingin bilang kalau mama hari ini akan pergi ke Jepang untuk bertemu klien. Jika kamu masih ingin di sini, tidak masalah. Tapi mama tidak bisa menemanimu, sayang," ucap Angela.

"Tidak apa-apa, Ma. Angel juga berniat untuk pulang karena ada Verrel juga harus kerja," terang Angela.

"Ya, sudah kalau begitu. Tadi dari supermarket mama membeli bahan-bahan untuk memasak jadi nanti di bawa. Mama ingin kamu belajar memasak untuk suamimu," terang Yanti.

"Iya, Ma. Terima kasih. Nanti Angel bawa, sekarang aku mau siap-siap dulu," kata Angela.

Verrel dan Angela masuk ke dalam kamar. Angela sibuk mencari pakaian ganti yang cocok. Akhirnya ia menemukan dress berwarna navi. Baju itu hanya sekali di kenakannya dulu saat pertama kali bertemu dengan Yohan. Sesaat ia mengamati dress yang masih terlihat baru itu, kemudian ia mengembalikannya ke dalam lemari. Pilihannya jatuh pada baju berwarna peach. Ia lalu mengambilnya dan bermaksud untuk ganti baju di kamar mandi.

"Kamu tidak ganti baju?" tanya Angela pada Verrel.

"Aku kan hanya bawa baju ini, memangnya kau mau aku memakai bajumu?" gurau Verrel.

"Tidak apa, kalau memang kau mau," jawab Angela menyembunyikan senyumnya.

Ia lalu membuka lemarinya lagi, sepertinya ia ingat jika menyimpan kemeja laki-laki. Angela mencari pada lipatan paling bawah. Iya kemeja itu masih tersimpan rapi. Dulu ia berencana memberikan kemeja itu pada Yohan, tapi tidak jadi karena ternyata setelah itu dia menikah dengan Verrel dan setelah itu hubungannya dengan Yohan semakin merenggang.

"Pakailah ini," kata Angela menyerahkan kemeja itu pada Verrel.

"Kemeja siapa ini?" tanya Verrel.

"Ya, kemejaku. Memangnya punya kamu?" jawab Angela.

"Maksudku kenapa ada kemeja laki-laki dalam lemarimu? Apa laki-laki ini pernah tidur bersamamu di kamar ini!" tuduh Verrel.

PLAK!

Sebuah tamparan keras mendarat sempurna di wajah Verrel. Ia memegang pipinya seraya meringis kesakitan.

"Kau, berani menamparku!" Verrel terlihat sangat marah. 

"Iya, memangnya kau pikir aku itu dirimu tidur dengan sembarangan orang. Seharusnya kau menghina dirimu sendiri, bukan aku!" bantah Angela sewot.

"Lalu kenapa ada kemeja laki-laki dalam lemarimu?" tanya Verrel gusar.

"Kemeja ini baru, bukan kemeja bekas !" Angela tak mau kalah. Ia merasa Verrel berprasangka buruk padanya.

"Sekarang aku tanya, sebenarnya kemeja ini buat siapa? Aku lihat masih baru, tidak mungkin kau memakai kemeja laki-laki," selidik Verrel.

Angela terdiam, ia tidak mungkin menjawab jika kemeja itu mau ia hadiahkan buat Yohan. 

"Katakan! Untuk siapa kemeja ini!" sentak Verrel yang masih mencengkeram erat kemeja baru itu.

"Buat Yohan, memangnya kenapa, apa kau mau membunuhku," jawab Angela pada akhirnya.

Verrel membanting kemeja itu di lantai. Tangannya mengepal memukul ke dinding.

"Aaargh!" 

---Bersambung---

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Fitriyani Puji
makin runyam
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Nikah Kontrak   Happy Ending

    Para tamu undangan telah datang memenuhi ballrom Hotel Diamond untuk datang memberikan selamat pada sepasang pengantin baru. Chika tampak memakai balutan gaun berwarna broken white serasi dengan setelan jas yang di pakai Saga.Chika merasa tegang karena baru kali ini ia menikah secara resmi di hadapan publik. Yang lebih mengesankan lagi pernikahan itu merupakan pernikahan ganda antara Chika dan Saga, Devan dan Viona. Sungguh di luar dugaan bagi Angela. Ia bergelayut mesra di lengan suami tercintanya Verrel. Demikian juga Mark dan Clara cukup lega menyaksikan putrinya berbahagia bersama dengan orang yang di cintainya.Bunga-bunga rose berwarna putih, lily putih dan baby breath menghiasi dekorasi pernikahan. Tampak meja-meja tamu sudah di penuhi pengunjung yang menyantap hidangan makanan yang di tawarkan. Di setiap sudut ruangan di hiasi bunga-bunga kering yang sudah tertata apik.Semua tamu tampak kagum dengan pasangan pengantinnya yang tampil sempurn

  • Nikah Kontrak   Bersama Selamanya

    Wajah Frans murung, hari ini adalah hari pengambilan raport kelulusannya di TK. Semua anak datang bersama kedua orang tuanya, Frans di temani Chika. Dalam hati sebenarnya Frans ingin seperti teman-temannya. Hanya saja ia tidak berani mengungkapkan perasaannya. Ia takut jika mamanya akan sedih.Chika mendapati Frans diam tidak seperti biasanya. Sementara tatapannya tertuju pada temannya yang sedang bercanda tawa dengan papanya membuat Chika cukup mengerti. Ia lalu mengambil ponsel dalam tasnya. Mengirimkan pesan pendek untuk Saga.Di kantor Saga tengah sibuk mengetik di laptopnya. Sekilas ia melihat ponselnya menyala. Bibirnya tersenyum manakala membaca pesan singkat dari Chika. Ia segera meraih jasnya. Lalu meninggalkan pesan pada asisten pribadinya untuk menghandel pekerjaan hari ini.Di sekolah semua anak mendapatkan jatah giliran pentas bersama kedua orang tuanya. Sang anak membacakan puisi lalu kedua orang tua mendampingi di kanan kirinya.Satu persat

  • Nikah Kontrak   Perceraian

    "Ma, apa benar Frans memang putraku?" tanya Saga sembari menangis di depan Angela. Ia merasa seperti orang bodoh tidak tahu apa-apa."Ya, akhirnya kau sudah tahu juga," kata Angela.Saga tercengang, ternyata kedua orang tuanya sudah tahu kebenarannya. Lalu mengapa mereka menyembunyikannya?"Kenapa mama tidak mengatakannya padaku? Aku merasa seperti orang paling bodoh, Ma. Putraku sendiri memakiku, membenciku, aku bisa melihat kemarahan di bola matanya," kata Saga."Itu karena Chika melarangku, aku juga tidak ingin melukai hatinya," kata Angela."Sekarang, apa yang harus aku lakukan? Putraku tidak mau menerimaku," keluh Saga."Kau harus bisa meraih hatinya. Bayangkan ia besar tanpa kasih sayang seorang papa. Frans sering melihat Chika bersedih sendirian. Sebagai seorang anak yang sangat menyayangi mamanya wajar jika dia ikut terluka.""Baiklah, Ma. Saga akan berusaha keras untuk mengambil hati Frans," kata Saga kemudian."Bagus,

  • Nikah Kontrak   Sebuah Kebenaran

    Dering suara telepon mengagetkan Chika dari aktivitasnya dengan Saga."Sudah, biarkan saja. Tanggung," kata Saga.Chika mendorong tubuh Saga. Ia yakin jika yang sedang menelepon adalah putranya. Dengan baju yang sudah terlihat berantakan Chika meraih ponselnya. Benar, memang Frans yang meneleponnya."Mamaa!""Cepat pulang!" teriak Frans di telepon."Iya, sayang. Sekarang juga mama pulang," kata Chika menghibur Frans. Ia lalu mematikan ponselnya.Saga langsung mengambil ponsel Chika dengan paksa, untung saja Frans sudah memutus panggilannya. Saga memeriksa riwayat panggilan Chika. Di sana ada gambar foto bocah tampan mirip dirinya."Jangan bilang, jika anak ini adalah putraku," kata Saga. Ia kembali menatap foto Frans lebih dekat lagi. Chika segera merebutnya. Ia tidak ingin Saga tahu jika dirinya sudah memiliki seorang anak."Lima tahun kau menghilang, anak ini juga berusia lima tahun. Itu berarti kemungkinan besar

  • Nikah Kontrak   Terjebak Di Villa

    "Minumlah, agar tubuhmu menjadi hangat," ucap Saga."Terima kasih."Chika tidak langsung meminumnya karena masih terlalu panas. Ia memilih meletakkannya di atas meja."Masih terlalu panas, aku akan meminumnya nanti," ucap Chika."Tunggu sebentar."Saga beranjak dari tempat duduknya ia melangkah menuju ke dapur. Tangannya membuka pintu lemari mengeluarkan beberapa bungkus mie instan. Ia tidak tahu apakah Chika mau mengonsumsi mie instan atau tidak.Ia pun mengambil panci dan memenuhinya dengan air. Setelah mendidih ia masukkan mie nya ke dalam panci. Sambil menunggu mie nya masak ia menyiapkan mangkuknya.Chika merasa sudah terlalu lama Saga meninggalkannya. Ia kemudian bangkit dari tempat duduknya mencari keberadaan Saga. Melihat Saga tengah memasak di dapur membuat nafasnya sedikit sesak. Ia tidak suka melihat kebaikan Saga. Hatinya bisa saja luluh lantah kalau di perlakukan seperti itu.Tidak seharusnya suas

  • Nikah Kontrak   Orang Yang Sama

    Saga mengikuti langkah Axella dari belakang. Kebetulan restorannya tidak begitu ramai sehingga mereka leluasa memilih tempat yang nyaman. Rupanya Chika memilih tempat di dekat jendela yang menghadap ke arah air terjun kecil. Di luar jendela terlihat taman landscape menghiasi sekitar restoran.Para pengunjung restoran merasa nyaman untuk berlama-lama di sana. Di dinding hotel banyak terpajang lukisan klasik dan ornamen unik yang tidak ada di tempat mana pun."Kenapa kita kesini? Bukankah seharusnya kita langsung ke lokasi untuk meninjau tempatnya," kata Axella."Jangan terlalu terburu-buru, Nona Axella. Saya tidak ingin Anda kelaparan di jalan hanya karena kurang makan," kata Saga sambil tersenyum.Chika malas membantah perkataan Saga. Ia lebih memilih melihat buku menu yang ada di depannya. Saga memberi isyarat pada pelayan untuk menghampirinya."Saya akan segera kembali membawa pesanan Anda."Chika kembali terpaku pada pem

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status