Semua Bab Cinta Terlambat: Bab 21 - Bab 30
32 Bab
Bab 21
Kai menghisap putung rokok nya, tangan kanan nya memegang gelas kecil berisikan anggur merah kesukaannya. Setiap dia berada pada kondisi yang tidak baik baik saja pasti dua buah item itu akan menemaninya."Gabut banget gue hari ini, males banget rasanya ngelakuin apapun." Kai diam menatapi sekeliling ruangan itu.Ruangan yang menjadi tempat ternyaman baginya, tempat kedua setelah rumah militknya. Di dalam ruangan tersebut Kai selalu di perlakukan sebagai seorang Raja oleh para anak buahnya.Kai tiba-tiba tertawa dengan itu. Dia sebenarnya bingung dengan dunia ini bisa bisanya dia di perlakukan seperti itu. Layaknya Raja yang di takuti oleh semua rakyat nya."Gue bingung sama semuanya, kenapa bisa gue ditakutin oleh semua anak buah gue? Padahal gue sama dengan mereka, sama sama manusia biasa. Heh, membingungkan." Kai meneguk isi gelas kecil itu."Bos ada di dalam?" tanya seorang laki laki di bal
Baca selengkapnya
Bab 22
"Bagaimana jika Mama sama Ayah balik ke Indonesia dan menetap di sana bersama Rangga dan Brian, mengurusi kami berdua?" kata Rangga dengan sangat antusias sekali.Sementara Ayah dan Mama nya hanya bisa saling melihat satu sama lain, bukan karena mereka tidak ingin balik ke Indonesia melainkan mereka berdua sudah mempunyai tanggung jawab di rumah Oma itu."Bagaimana? Rangga sudah menduga bahwa kalian tidak akan mau, iya kan? Kalian akan memberikan alasan yang begini begitu! Memangnya Brian sama Rangga bukan anak kandung kalian? Sampai sampai kalian kejam membiarkan kami berdua, berbeda negara dengan kalian berdua." Rangga langsung memperlihatkan ekspresi wajah tidak suka."Not so Rangga, but we have a big responsibility in this house. So maybe we won't be back in Indonesia for a long time," jawab sang Ayah dengan cepat.Rangga tersenyum sinis mendengar itu, rasa curiga kian membesar di pikiran nya.
Baca selengkapnya
Bab 23
Di dalam rumah berlantai tiga Tita sedang bimbang memikirkan Kaina, sudah beberapa minggu tidak bertemu dengan adik sepupunya itu."Kenapa melamun begitu?" tanya Ervan yang tidak lain adalah suami sah Tita. Ervan mendekati Tita yang duduk melamun di ruang tengah lalu Ervan duduk di sebelah Tita.Tita sontak menoleh ke sebelahnya, ia tersenyum kemudian menggeleng geleng kan kepala."Ada apa? Cerita, siapa tau aku bisa membantu mengurangi sedikit beban kamu sayang!" pinta Ervan dengan begitu lembut.Tita langsung memeluk tubuh Ervan dari pinggir, dia menangis."Cerita kepadaku sayang, aku janji akan membantu kamu," ucap nya sambil mengelus lembut punggung Tita dari samping."Aku rindu dengan Kaina Mas," ucap nya."Nanti kita ke sana kita akan bertemu dengan adik sepupu kamu itu."Tita menggelengkan kepala.
Baca selengkapnya
Bab 24
Malam ini Brian dan Lamela tidak keluar dari dalam kamar atas padahal sekarang jam makan malam. Masakan Kaina pun sudah matang dan tertata rapi di atas meja makan."Apa mereka masih sedang bersiap siap? Sudahlah aku pergi ke kamar dulu nanti aku balik lagi kesini," ujarnya lalu berjalan menuju kamar milik nya dengan sangat berhati hati.Brian yang tadinya ingin menuruni para anak tangga sontak terhenti. Dia memandangi Kaina dari lantai atas. Langkah demi langkah Kaina terus di pandang oleh Brian."Tunggu!" ucap Brian.Langka kaki Kaina sontak terhenti, ia langsung melihat ke arah lantai atas melihat Brian yang sudah berjalan menuruni para anak tangga."Ada apa Mas?" tanya Kaina setelah Brian tiba di bawah."Aku mau makan." Brian langsung berjalan menuju meja makan lalu di ikuti oleh Kaina di belakang.Sampai di meja makan Brian langsung duduk. Kaina ingin menaruh
Baca selengkapnya
Bab 25
Jam sudah menunjukkan pukul 10:34 namun Kaina tidak juga bangun. Dia kelelahan karena tadi malam membersihkan kamar Brian dan mencuci semua baju kotor milik Brian.Sekarang dia masih tetap tertidur pulas di balik selimut. Biasanya jam seperti ini dia sudah selesai memasak sarapan pagi untuk Brian namun untuk pagi ini Kaina tidak bangun karena kecapean tadi malam. Sementara kedua sejoli sudah merasakan kelaparan di ruang tengah. Mereka menunggu Kaina keluar dari dalam kamar nya namun yang di tunggu tunggu masih tetap tertidur."Sayang aku lapar banget!" Rengek Lamela bergelanyut manja di lengan kanan Brian."Tunggu sebentar lagi palingan gadis tolol itu masih mandi, jadi tunggu saja ya sayang," ucap Brian fokus membalas pesan dari salah satu teman kerjanya.Lamela mendengus kesal. Dia berhenti bergelanyut di tangan Brian dan melipat kedua tangan nya di depan dada."Aku kesal kepadamu sayang!" uc
Baca selengkapnya
Bab 26
Kaina menata makanan yang sudah dia masak di atas meja makan. Di meja makan tersebut sudah ada Brian dan juga Lamela yang bersiap untuk makan.Mata Kaina terlihat  sudah bengkak akibat menangis tadi. Cacian dan pukulan kasar telah ia rasakan hari ini. Jika di kata sakit mungkin Kaina tidak bisa menggambarkan rasanya."Sayang setelah makan aku mau ke rumah teman sebentar boleh?" tanya Lamela.Brian yang tadinya ingin menaruh nasi di atas piring sontak terhenti."Ngapain ke rumah teman kamu sayang?" taanya Brian balik."Aku sangat merindukannya! Sudah hampir sebulan aku tidak menemuinya. Boleh ya sayang?"Lamela memperlihatkan wajah melasnya di hadapan Brian sedangkan Kaina masih tetap berdiri di sana, ia hanya diam dan menuangkan air minum ke gelas Brian dan Lamela."Teman kamu cewek atau cowok?" Brian mulai posesif."Cewek sayang," ja
Baca selengkapnya
Bab 27
"Hallo...hallo! lo budek ya?!" Suara ngegas Rangga terdengar di balik telepon.Brian hanya memutar malas bola matanya. Dia sudah merasa malas sekali mendengar suara adiknya yang selalu menguji kesabarannya itu."Jawab bangsat! Gue doain tuli beneran kuping lo!""Hn, apa sih? Berisik banget dari tadi!!" Bentak Brian."Widih udah mulai ngegas juga ya lo Brian, wih cakep. Sudah bebas kan lo di rumah menyiksa Kak Kaina? Ngaku lo?!""Apa sih? Berisik sekali seperti burung beo!""Ngajak berantem lo, ah? Mau mati lo?!" tanya Rangga dengan mengancam Brian.Lagi lagi Brian hanya bisa bersabar, ia juga bingung dengan adik satu satunya itu, bisa bisanya Rangga menelfon Brian hanya untuk beradu mulut saja."Takut kan lo! Hah sok sok an bentak bentak gue, gue hajar jadi peyek wajah lo!!""Ampun bang jago." ucap Brian mengejek.
Baca selengkapnya
Bab 28
Brian menghadang Tita yang terus memaksa masuk ke dalam dengan seenaknya. "Jangan halangi jalan aku!" Bentak Tita. "Gak akan pernah aku biarin kamu masuk seenaknya begini! Kamu bukan siapa siapa dan ingat ini rumah aku jadi pergilah dari sini." Usir Brian dengan sangat kesal. "Aku gak peduli!" Tita terus berusaha untuk masuk ke dalam namun dengan cepat Brian menghadangnya lagi. "Harus berapa kali aku bilang jangan halangi jalan aku!" Bentak Tita marah. "Pergi, AKU BILANG PERGI!!" Teriak Brian. "Berapa kali pun kamu mencoba untuk mengusir aku dari sini. Aku gak akan pernah mau pergi sebelum aku bertemu dengan Kaina, titik!""Sampai kapan pun itu aku gak akan pernah memberikan kesempatan kamu untuk bisa bertemu dengan gadis tolol itu lagi."Tita sudah benar benar murka dia mencoba untuk mendorong tubuh kekar Brian agar tidak menghalanginya untuk masuk. "KAMU BIADAP SEKALI BRIAN! HA
Baca selengkapnya
Bab 29
Brian menatap ke arah luar jendela, sekarang dia berada di dalam kamar nya. Dia benar benar hancur karena kejadian kemarin siang. Rasa cintanya yang dulu kini telah terbakar menjadi abu."Mungkin aku sudah gila jika aku masih tetap mencintai dia padahal dia sudah tidak cinta lagi kepadaku, secepat itu kah dia berpaling dari aku," ucap Brian lirih.Brian mencoba untuk memejamkan mata nya. Dia ingin merasakan ketenangan untuk saat ini meskipun itu hanya sebentar saja.Tok.. Tok.. Tok..Kaina mengetuk pintu kamar Brian. Dia berharap Brian tidak marah jika Kaina menganggu jam istirahatnya sebentar."Maaf Mas menganggu tapi aku ingin menaruh baju milik kamu yang sudah selesai di cuci dan di setrika," ujar Kaina.Brian tidak menjawab, dia terus diam dengan mata terpejam. Dia tidak memperdulikan apapun yang akan mengganggu dirinya saat ini.Kaina lang
Baca selengkapnya
Bab 30
Asap dari wajan memberikan aroma yang enak untuk hidung. Makanan lezat itu kini masih di masak di dalam wajan. Hari ini Kaina memasak nasi goreng untuk sarapan pagi Brian di tambah telur ceplok dan susu hangat kesukaan Brian. Setelah Kaina merasa masakan itu sudah matang, dia mematikan kompor dan menyajikan nasi goreng itu ke piring. Brian turun dari kamarnya di lantai atas. Dia memakai pakai santai dengan kondisi wajah yang terlihat begitu malas sekali. Kaina yang hendak ingin menaruh makanan itu di meja makan sontak terkejut melihat Brian yang sudah melangkah ke arah meja makan. "Mas Brian kok tidak pakai baju kantor? Bukannya hari ini hari kerja?" tanya Kaina. Brian menatap wajah Kaina sekilas lalu dia menarik kursi dan duduk di sana tanpa menjawab pertanyaan yang tidak penting itu. "Em, baiklah." Kaina menaruh makanan itu di hadapan Brian. Tanpa banyak bicara lagi Brian langsung menyantap sarapan pagin
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234
DMCA.com Protection Status