Semua Bab My Crazy Boss (Indonesia): Bab 171 - Bab 180
188 Bab
Ch. 171
Linda tertegun, ia masih menatap sang suami dengan seksama. Begitu pula dengan Gunawan, masih menatap Linda sambil meremas tangan sang istri dengan begitu lembut. "Ka-kau ...." Mata Linda memerah, lidahnya mendadak kelu, membuat Gunawan lantas meraih sang istri dalam pelukannya. Linda pasrah, tidak menolak atau hendak melepaskan diri. Ia jatuh pada dada Gunawan, menenggelamkan wajah dan menahan kuat-kuat air matanya. "Nangis aja kalo pengen nangis. Biar kamu lega. Aku nggak apa-apa kok."Mendengar suara itu begitu lembut tanpa nada kemarahan atau apapun membuat tangis Linda benar-benar pecah. Ia meraung terisak dalam pelukan lelaki yang sudah memberinya dua orang anak itu. Sementara Gunawan, matanya ikut memerah. Ia menghirup udara sebanyak-banyaknya guna melepaskan rasa sesak di dada. "Aku tau, ketika dulu kau setuju menikah denganku, kamu masih begitu mencintainya, bukan?" Desis Gunawan sambil mengelus lembut kepala sang i
Baca selengkapnya
Ch. 172
Sisca menatap gelisah bayangan dirinya yang sudah terbungkus cheongsam modern berwarna merah. Rambutnya di tata sedemikian apik dengan head pieces berhiaskan permata swarovski. Riasan wajah Sisca begitu simpel namun mampu menonjolkan semua kelebihan yang wajah Sisca miliki. Secara garis besar, penampilan Sisca begitu perfect hari ini! Ya ... setelah banyak sekali pembahasan yang kedua belah pihak keluarga lakukan, maka sesuai kesepakatan, hari ini akan dilakukan upacara sangjit.Sangjit berbeda dengan lamaran dan pesta pernikahan. Dalam tradisi Tionghoa, sangjit biasanya dilakukan setelah prosesi lamaran. Sebulan atau beberapa minggu sebelum pernikahan di gelar. Dalam proses ini, baik pihak perempuan atau pun laki-laki masing-masing akan membawa seserahan, karena memang acara ini adalah acara serah terima seserahan. Jantung Sisca berdegup dua kali lebih cepat, hingga kemudian Retno, sang mama masuk ke dalam salah satu kamar hotel. Tersenyum begitu ma
Baca selengkapnya
Ch. 173
“Mi, serius ini nggak terlalu mewah, Mi?” Sisca tentu terkejut, hari ini dia terbang ke Jakarta khusus untuk fitting gown pengantin untuk acara resepsinya. Berbeda dengan gown untuk pemberkatan, gown resepsinya ini didesain dan dijahit sendiri oleh desainer kenamaan yang wajahnya sering wara-wiri di televisi. Ballgown yang menempel di tubuh Sisca itu begitu besar, macam gaun para Princess Disney yang sering dia lihat film-nya. Bertabur kristal swarovsky yang membuat gaun itu begitu berat. Nampak mata dan wajah Linda berbinar cerah, menatap Sisca dari atas sampai bawah sambil berdercak kagum. “Perfect banget! Jos!” komentarnya dengan raut wajah bahagia. “Ntar kurangnya apa nih, Jeng, bilang aja. Aku tambahin nanti.” Timpal desainer itu sambil tersenyum. “Khusus buat Jeng Linda deh nanti aku jahit sendiri pakai tangan!” Sisca hanya meringis mendengar percakapan itu. Kurang? Bagi Sisca ini sudah sangat berlebihan sekali! Sangat mewah dan seumur h
Baca selengkapnya
Ch. 174
Senyum Sisca mengembang ketika melihat sosok itu sudah berdiri menantinya. Arnold yang masih mengenakan celana bahan dan kemeja warna biru muda itu pun tersenyum begitu lebar. Merentangkan tangannya begitu Sisca melangkah mendekati.“Nggak ada peluk-peluk di sini!” salak Sisca galak sambil menempis lengan Arnold yang terentang. “Lagian pegi belum ada sehari aja kayak setahun nggak ketemu!”Arnold mencebik, “Ya ... tahu sendiri, kan, aku paling nggak bisa jauh dari kamu? Makanya tadi aku protes ke mami pas nyuruh kamu nginep. Nggak ada nginep-nginepan! Ntar sapa yang ngelonin aku?”Sisca mencibir, mencubit lengan lelaki itu dengan gemas lalu melangkah lebih dulu meninggalkan Arnold yang kontan setengah berlari mengejar langkah Sisca.“Kamu itu kebiasaan!” protes Arnold sambil bersungut-sungut. “Gimana tadi fitting-nya? Lancar?”Sisca tersenyum, menoleh dan mengangguk pelan sebagai jawaban d
Baca selengkapnya
Ch. 175
Sisca tengah mengikuti gladi bersih untuk acara pernikahannya besok ketika tiba-tiba rasa mual itu datang bersamaan dengan terhidangnya beberapa camilan basah di meja. Ia sontak bangkit, setengah berlari menuju luar ballroom ketika sudah tidak sanggup lagi menahan mual yang mendera. Arnold yang melihat itu langsung berdiri, mengejar langkah Sisca yang tergesa-gesa. Tak perlu menunggu lama, semua isi perut Sisca sontak keluar begitu ia sampai di dalam toilet. Ia jongkok sambil memegang rambutnya agar tidak terkena segala macam yang keluar dari mulutnya. "Sayang? Kamu kenapa, hey?" Arnold ikut jongkok, memijit tengkuk leher Sisca dengan wajah memucat. Sisca tidak menjawab, masih serius mengeluarkan isi perutnya. Rasanya benar-benar seperti diaduk dan dia sudah tidak sanggup lagi. "Sis? Kenapa sih? Jangan bikin aku panik, Sayang!" Arnold benar-benar tidak tahu harus berbuat apa, wajahnya pucat dengan keringat yang mengucu
Baca selengkapnya
Ch. 176
"HAH? HAMIL?" Dirly yang kini sudah beres urusan kuliahnya dan kembali pulang ke Indonesia itu sontak berteriak sambil melotot begitu mendengar kabar yang sang om sampaikan. "SIAPA  YANG HAMIL, OM?"Gunawan menepuk gemas punggung sang keponakan. Hampir saja ia terlonjak kaget mendengar teriakan Dirly. "Ya Sisca-lah, Ly! Masa iya tantemu hamil lagi, sih?" jawab Gunawan yang masih menatap gemas ke arah sang keponakan kesayangan."Bukan main!" desis Dirly sambil geleng-geleng kepala."Jangan dicontoh! Main aman kau kalau kuda-kudaan sama cewekmu itu!" sebuah nasehat tak baik keluar dari mulut Gunawan, membuat Dirly sontak terbahak."Tenang Om, tiap main pakai dobel kok! Dijamin anti bocor!" gumam Dirly santai yang berujung dengan melayangnya tangan Gunawan menjewer telinga sang keponakan.Dirly berteriak kesakitan, tepat di saat Linda melangkah mendekati mereka berdua."Astaga! Ini kenapa sih?" ia melepaskan tangan Gunawan yan
Baca selengkapnya
Ch. 177
Hari ini!Hari ini adalah saatnya! Sisca sudah duduk di depan cermin rias besar dengan banyak sekali lampu. MUA yang dipilih mami mertuanya pun bukan sembarang MUA. Selain jam terbangnya yang sudah begitu tinggi, jangan lupa bahwa MUA satu ini adalah andalan dari beberapa artis ternama.Sudah sejak subuh tadi wajah Sisca dia sapu dengan berbagai macam produk makeup kenamaan. Produk yang seumur-umur belum pernah menempel di wajah Sisca.Tampak sejak tadi suasana kamarnya begitu sibuk dan ramai. Beberapa menyiapkan gaunnya, aksesoris dan masih banyak lagi yang harus dilakukan para kru untuk membuat hari bahagia Sisca ini terwujud dengan sempurna."Ngantuk?" tanya sosok itu sambil tersenyum ketika Sisca beberapa kali menguap."Dikit, Kak. Kemarin nggak bisa tidur." jawab Sisca apa adanya. Dia memang tidak bisa tidur semalam. Selain karena harus kembali briefing dan gladi bersih, dia harus pasrah dan rela diceramahi panjang lebar oleh sang
Baca selengkapnya
Ch. 178
Arnold membiarkan dia orang asisten dari Taylor yang mengurusi semua keperluan tuxedo-nya untuk hari besarnya. Arnold tersenyum menatap bayangan dirinya, dia sama sekali tidak menyangka bahwa kemudian dia akan mengenakan tuxedo untuk mengucap janji sehidup semati dengan wanita yang menjadi pilihannya."Congrats, Ko! Kawin juga kau akhirnya! Mana langsung jadi bapak lagi!" Gumam Dirly yang tiba-tiba muncul sambil menepuk bahu Arnold dengan sedikit keras. Arnold tertawa, menepuk punggung Dirly dengan lebih keras. Membuat lelaki itu sontak mengusap punggungnya dengan bibir mengerucut. "Jangan ditiru, nggak baik!" Arnold tersenyum kecut, kembali menatap bayangan dirinya di cermin. Ini acara spesial seumur hidup sekali dalam hidup Arnold, tentu dia tidak ingin ada yang terlewat. Dia ingin semuanya sempurna dan sangat berkesan. Dari ujung rambut hingga ujung kaki, semuanya sudah oke! Membuat senyum puas itu tersungging di wajah Arnold. "Lu
Baca selengkapnya
Ch. 179
Terlihat jelas tangan Arnold tremor luar biasa ketika menyematkan cincin itu di jari manis Sisca, hal yang membuat Sisca lantas mengulum senyum dan mati-matian menahan tawa. Setelah cincin dengan batu berlian itu melingkar dengan begitu cantik di jari manisnya, Sisca meraih cincin yang lain, menyematkan benda itu di jari Arnold dengan begitu hati-hati.Sisca mendongakkan wajah, mata mereka bertemu membuat senyum lantas merekah di wajah keduanya. Bisa Sisca lihat wajah itu mendekat, membuat Sisca memejamkan mata ketika kemudian kecupan itu mendarat di dahi Sisca dengan begitu lembut.Sebuah ciuman tanpa nafsu, ciuman yang begitu lembut dan seolah menggambarkan bagaimana Arnold begitu mencintai Sisca. Arnold perlahan-lahan menarik wajahnya menjauh, menatap Sisca dengan sorot mata yang begitu lembut."Hai istriku, selamat datang di perjalanan baru kita. Are you ready, Hon?" bisik Arnold dengan begitu lirih, dia tahu puluhan pasang mata itu tengah menatap mere
Baca selengkapnya
Extra Part 1
Sisca berdercak kagum melihat betapa indah rumah yang papi-mami mertua hadiahkan untuk mereka. Rumah dua lantai itu begitu mewah. Bangunan hampir mirip dengan bangunan rumah keluarga Argadana di Jakarta. Kental dengan arsitektur Eropa. Arnold tersenyum penuh arti, merangkul pundak sang istri yang begitu cantik dengan dress motif bunga berwarna cerah.Semenjak mereka menikah dan Sisca hamil, dia tidak diperbolehkan Arnold memakai celana jeans dan mengganti celana-celana itu dengan dress casual yang tidak hanya aman dan nyaman untuk ibu hamil macam Sisca, tetapi juga membuat penampilan Sisca jadi lebih manis dan cantik."Suka?" tanya Arnold yang tahu betul, istrinya nampak begitu terkejut dengan hadiah apa yang orang tuanya berikan ini."Banget!" jawab Sisca apa adanya. "Tapi ini serius nggak kebesaran?" Sisca menoleh, menatap ragu ke arah sang suami.Arnold sontak membelalakkan mata, tawanya pecah melihat betapa Sisca begitu polos dan masih sangat
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
141516171819
DMCA.com Protection Status