Semua Bab ELEGI WANITA KEDUA: Bab 31 - Bab 40
303 Bab
KEHADIRAN ADRIAN MENGEJUTKAN
"Kau mau ajari aku tentang rasa sakit Amelia?" Suara Romy terdengar kesal."Aku enggak mau berdebat sama kamu, Rom!"Terdengar suara Romy yang terkekeh. Seolah menggoda Amelia agar tersenyum atau malah tertawa bersamanya. Namun Amelia semakin kesal."Aku enggak mengajak kamu berdebat, Mel. Besok aku sudah di Surabaya. Malam aku ke rumah.""Maksud kamu ke rumahku?""Iya lah. Emangnya mau ke rumah siapa?""Jangan!""Apa maksud kamu jangan?""Kamu sudah punya istri, Rom. Tolong mengertilah hal ini!""Yang aku hanya bisa mengerti hanya semua tentang kamu. Baru aku mau memahami dan mau untuk mengalah."Amelia masih terdiam terpaku. Dia tak tahu harus meyakinkan Romy, tentang apa lagi."Aku sudah lelah, Romy. Aku sudah tak mau lagi menghadapi kepahitan hubungan kita. Jadi tolonglah, Rom. Jangan kamu kacaukan semua ini.""Mana ada aku kacaukan semua. Yang ada
Baca selengkapnya
PACAR PURA-PURA
Selama perjalanan mereka berdua saling terdiam. Amelia melirik pada lelaki di sebelahnya. Wajahnya terlihat kokoh dengan rahang yang tegas. Hidungnya mancung, dengan garis mata yang sedikit meruncing. Terkesan oriental. Membuat wajahnya begitu indah dipandang. "Ada yang salah dengan wajahku, Mel?"Seketika pertanyaan Adrian membuat Amelia gelagapan. Dia membenarkan posisi duduknya. Seolah sedang merapikan pakaiannya. Yang sebenarnya sudah terlihat rapi."Apa kamu heran lihat aku di sini sekarang?""Jujur, iya. Aneh aja sih." Amelia memberikan jawaban tanpa menoleh pada Adrian."Kenapa? Wajar 'kan? Lagian Surabaya - Malang itu hanya satu jam. Bahkan enggak sampai."Entah mengapa suara Adrian begitu menggetarkan jiwanya yang sepi. Seakan luruh oleh sebuah rasa yang asing.'Ishhh, kamu ini kenapa sih Mel? Mikir yang aneh 'kan? Ingat si pacarnya yang galak!'"Kok diam? Malah ngelamun lagi.""Ehhh ...."
Baca selengkapnya
BERITA TAK MENYENANGKAN
Sejenak Adrian terdiam. Mungkin yang dikatakan Amelia benar. Andai Sella mengumumkan hubungannya di sosmed. Wanita mana saja yang berhubungan dengan Adrian akan dinilai sebagai perusak hubungan mereka."Aku baru sadar Mel.""Baru sadar? Maksudnya?""Dia ternyata pintar sekali menjebak aku. Kenapa waktu itu aku kasihan sama dia?""Yah, mungkin karena pertemanan kalian selama ini Adrian. Jadi ada perasaan enggak tega sama dia.""Bisa jadi seperti itu Mel."Adrian menjalankan mobilnya dengan kecepatan yang cukup."Papa dia selalu menemui aku. Hanya untuk menjodohkan anaknya. Dan selalu aku tolak. Pernah suatu hari aku bilang akan mencoba. Kamu tau bagaimana reaksi Sella?""Seperti kemarin pas aku di rumah kamu itu?""Iyup."Mobil melaju memecah keheningan jalan malam ini. Hanya lima belas menit. Mereka sudah kembali ke rumah Amelia."Dita pasti sudah tidur Mel.""Iya, tadi waktu aku tinggal.""Ap
Baca selengkapnya
SELALU SALAH
Mendapat pertanyaan seperti, Maya kebingungan untuk menjawab.'Dari mana dia bisa tau?'"Mbak Lastri kok bisa berpikiran seperti itu? Mereka ini baru saja menikah lho. Pasti hubungan mereka lagi manis-manisnya, Mbak." "Sampean yakin seperti itu?""Sangat yakin!""Syukurlah kalau gitu Mbak Maya. Saya sudah khawatir sekali. Sepertinya mereka pulang dari rumah saya kayak habis bertengkar. Kan saya jadi sedih.""Eggak kok Mbak. Mereka kelihatan baik kok.""Ya, sudah kalau gitu. Maaf ya Mbak, saya bikin Mbak Maya jadi ikutan cemas."Terdengar Maya menghela napas panjang. Dengan mata yang terpejam. Dia menyandarkan tubuh di sofa. Sejenak dia ingin menghilangkan keresahan dalam hati."Dari mana dia bisa tau tentang ini. Apa Salsa yang cerita? Atau--"Dia kembali termenung. Memikirkan tentang hubungan Romy dan Salsa.Surabaya ....Mobil yang dikendarai Romy memasuki halama
Baca selengkapnya
PERKENALAN DENGAN MELINDA
Pagi ini langkah Romy terburu-buru. Aroma parfumnya begitu menyengat. Salsa hanya memperhatikan dari meja makan."Mas Romy, sarapan dulu!""Aku buru-buru.""Kalau gitu minum kopi susunya dulu, sama roti Mas.""Enggak sempat. aku berangkat Mas!""Ta-tapi--"Brakkk!Pintu sudah tertutup. Untuk kesekian kali, hati Salsa terluka. Perih dan menyakitkan. Bola matanya yang indah, mulai berkaca-kaca. Air mata luruh membasahi pipinya yang memerah. Isak tangis tak tertahankan lagi."Aku harus bagaimana lagi menghadapinya? Aku harus bagaimanaaa ...?"Tubuhnya lunglai, terduduk di kursi makan. Tatap matanya nanar. Semua usaha yang coba dia lakukan untuk merebut hati Romy seakan sia-sia.Tak sedikit pun Romy memperhatikan dirinya. Bahkan hanya untuk menanyakan kabar dia hari ini. Tak pernah terlontar dari bibirnya. Walau hanya beberapa kata yang Salsa harapkan.Namun ....Bagai pungguk merindukan
Baca selengkapnya
MASIH PERAWAN
Salsa masih melirik ke arah Melinda. Tatap matanya memandang lurus ke depan. Fokus pada jalanan yang sangat padat merayap."Kita keluar kota. Enggak jauh kok," ucap Melinda.""Haaahhh?""Tenanglah bentar lagi sampai kok. Enggak usah takut. Lagian aku yakin suami kamu datangnya malam.""Kok bisa kamu tau?""Tau ajalah."Pandangan Salsa masih belum bisa lepas dari Melinda. Hingga mobil mereka memasuki sebuah jalan kampung yang tak terlalu lebar. Rumah penduduk pun tak berjejal seperti di kota mereka."Kita ini mau ke mana Lin?""Lihat aja nanti."Sampai mobil itu berhenti di depan sebuah rumah. Yang terlihat sangat asri dan rindang."Ayo turun!"Salsa mengikuti langkah Melinda yang berjalan cepat. Dia sudah mengetuk pintu rumah yang tertutup rapat.Tok tok tok!"Permisiiii!"Melinda kembali mengulang ketukannya.Tok tok tok!Terdengar dari arah samping rumah. Suara langkah y
Baca selengkapnya
MEMIKAT ROMY
"Serius?" teriak Melinda."Iya. Kami tidur di kamar berbeda. Waktu malam pertama. Bahkan dia tidur di lantai.""Dia benar-benar menolak kamu?" tanya Tante Molly prihatin.Salsa hanya mengangguk."Jadi apa yang harus saya lakukan, Tante?""Kau harus menggodanya!""Menggoda Mas Romy?""Iya. Ajak dia main bersama kamu di ranjang. Suguhkan permainan panas yang tak bisa dia lupakan!"Salsa semakin tertunduk malu. Tampak dia tak mengerti maksud dari Tante Molly."Kenapa, Sal?" tanya Melinda."Jangan bilang kamu enggak ngerti semua yang aku ucapkan.""Memang saya enggak paham, Tante. Saya enggak tau semua itu."Tante Molly tak bisa menahan tawanya. Lalu melirik pada Melinda. Yang juga tergelak."Lucu ya?""Sangat lucu lah, Salsa. Di usia kamu ini, enggak paham apa yang aku bilang.""Saya benar-benar enggak paham, Tante."Terdengar Tante Molly menghembuskan napas keras."Se
Baca selengkapnya
KESABARAN SALSA
Kendaraan mereka melaju cepat menembus padatnya jalan raya. Sesekali Salsa melihat ponselnya. Sangat berharap kalau sang suami memberi kabar walau hanya sekedar mengirim pesan."Kenapa lagi? Berharap suami kamu kirim pesan atau menelepon gitu?""Jujur iya, Lin. Aku berharap dia memberikan perhatian padaku. Walau hanya sebutir wijen, aku sudah senang.""Sepertinya kamu sangat mencintai suami kamu ya?""Awal enggak, Lin. Tapi ternyata dia mempunyai pesona yang luar biasa di mata aku. Membuat hati ini luluh dan--""Enggak usah kamu terusin aku juga udah tau."Salsa menoleh dengan tersenyum tipis."Lin, jangan marah ya?""Apa?""Aku mencoba menebak yang dibicarakan sama Tante Molly. Apa, kamu istri simpanan? Atau pacar kamu Om-Om? Atau--" Salsa tak melanjutkan lagi apa yang ada dalam pikirannya.Sedangkan Linda terlihat santai, dengan semua praduga Salsa."Aku pelayan Om-Om kaya, Sal.""Ka-kamu? Punya Pa
Baca selengkapnya
KECEMBURUAN SELLA
Adrian berjalan tegap di depannya. Lalu dia berhenti, saat menyadari Amelia masih tertinggal di belakang."Kita menemui klien kamu di hotel ini?""Iya, Mel. Dia minta kita temui di kamarnya.""Ohhh. Cowok apa cewek?"Seketika Adrian menyeringai dan tersenyum tipis."Karena dia cewek, makanya aku ajak kamu."Amelia tergelak."Bukannya lebih asyik kalau sendiri?""Enggaklah. Orang ganteng macam aku gini, takut diperkosa," ucapnya lantas tertawa.Amelia pun tertawa kencang. Lalu seperti biasa dia mencubit pinggang Adrian."Kamu sukanya nyubit ya," bisik Adrian, mendekatkan wajahnya."Cuman sama kamu.""Yakin? Sama Romy gimana?"Tak pelak Amelia kembali menghujani Adrian dengan cubitan mesra di lengan dan perutnya. Sampai pintu lift terbuka lebar."Adriaaan?" Sebuah suara yang sangat dikenalnya.Seorang wanita sudah berdiri di sebelah Adrian. Dia mengibaskan rambut blondenya.
Baca selengkapnya
CIUMAN ADRIAN
Perkataan Santi sangat menusuk hati Amelia. Dia sangat tahu itu ditujukan untuk menyindir dirinya."Tapi yang terlihat menarik di mata, belum tentu menarik di hati. Iya 'kan Bu Santi?" ujar Adrian berusaha mementahkan ucapan wanita itu.Kembali Amelia dibuat terpana oleh ucapan dan sikap Adrian. Yang begitu membuat hati siap wanita siapa saja bisa berbunga-bunga. Tak lepas Amelia terus menatapnya. Adrian melirik dengan tersenyum tipis.Membuat Amelia merasa begitu diperhatikan. Dan membuat hatinya begitu indah seketika. Sedang dari ujung ruang. Sella melihat ke arahnya. Tampak dia begitu membenci Amelia."Kita bisa langsung ke urusan pekerjaan, Bu Santi?""Tentu Adrian."Mereka pun langsung berbincang soal kerja sama pengembangan properti di daerah kalimantan selatan. Dan beberapa kota yang berada di luar pulau Jawa.Beberapa pembicaraan mengenai kontrak, modal, dan keuntungan mereka bicarakan saat ini. Dari sini Amelia begitu kagum m
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
31
DMCA.com Protection Status