All Chapters of AEONIAN : Yang Pernah Terjadi Akan Abadi: Chapter 21 - Chapter 30
62 Chapters
PART XXI Mendekati Yang Jauh
“Orang yang kita suka, pergi karena cinta, apakah bisa kembali karena rasa yang tersisa?”   Travel yang membawa Albi dan Alana pun sampai pada kampus tujuan, tepatnya di salah satu kampus ternama di kota Surabaya. “Mas, mbak, kita sudah sampai” kata sopir dari instansi Albi dan Alana “Ini dimana pak?” tanya Alana yang tiba-tiba terbangun dan merasa kebingunan “Di depan gerbang kampus mbak, saya menunggu di area parkiran ya mas mbak, karena di dalam kampus area khusus untuk lomba kata satpamnya” terang sopir travel tersebut “Baik pak, tidak apa-apa, kami nanti akan jalan kaki ke dalam, sepertinya akan lama acaranya, kalau bapak mau berkeliling dulu tboleh pak, nanti akan saya kabari jika sudah selesai” kata Alana pada pak sopir “Iya mbak, itu temannya sekalian dibangunkan” pinta pak sopir travel Albi yang awalnya berkata akan membangunkan Alana jika sudah sampai, ternyata dia yang jauh lebih terlelap, dan membuat Al
Read more
PART XXII Dia adalah Patah Hati Terberat
“Aku pernah mencintai sepenuh hati, tetapi ternyata dia hanya mencintai setengah hati” Suasana di lantai 5 menjadi semakin sengit, antara Albi dan cowok tersebut belum ada yang mengalah dan terus mendesak dengan melempar pertanyaan serupa kepada masing-masing lawan bicara. Pusat perhatian menjadi tertuju ke arah mereka. Banyak sekali pasang mata yang memperhatikan tingkat kedua cowok tersebut di tengah keramaian Bunkasai atau yang biasa dikenal sebagai Festival Jepang“Katakan, siapa kamu?” tanya Albi“Alfarion” jawab singkat“Lalu, apa hubunganmu sama Alana?” desak Albi“Tidak ada” jawab Alfa singkat“Jawab atau ...” ucapan Albi menggantung“Atau apa?” tantang AlfaSuara kerumunan orang-orang disekitar, menjadikan aura menjadi semakin memanas“Atau aku akan mem ...” kata Albi sambil mengepalkan tangan kanannya,
Read more
PART XXIII Tarik Ulur Perasaan
“Selangkah aku melupakanmu, seribu langkah kenanganmu menghujamku. Bagaimana aku bisa lepas? Jika bayangmu masih jelas membekas”   “Alana, bangun Alana” teriak Albi “Katanya kamu yang bertanggungjawab atas Alana, tetapi kenyataannya kamu biarkan dia jatuh pingsan” bentank Alfa “Aku juga tidak mengerti mengapa tiba-tiba dia jatuh” balas Albi “Padahal kamu yang dari tadi bersama Alana, tetapi kamu tidak tahu dia kenapa?” tanya Alfa “Aku lupa” kata Albi tiba-tiba “Apa?” tanya Alfa penasaran “Alana belum makan dari tadi pagi, seminggu ini selama masa karantina, dia banyak berlatih pidato bahasa Jepang dan terkadang lupa makan” terang Albi “Alana itu punya penyakit maag” balas Alfa “Sejak kapan?” tanya Albi “3 tahun yang lalu, sejak dia berorganisasi di SMA, dia banyak kegiatan dan lupa memperhatikan kesehatannya sendiri” jelas Alfa “Kamu teman SMAnya Alana?” tanya Albi memastikan
Read more
PART XXIV Cinta Itu Luka
“Mencintai kembali orang yang pernah melukai seperti membuka luka yang baru saja diobati. Perih, pedih, dan menyakitkan”   Di dalam kamar di sebuah klinik, kini hanya ada Albi, Alfa, dan Alana. Hening dan sunyi mendominasi atmosfer disekitar mereka. Saling menatap tanpa ucap Saling bertemu dalam untaian rindu Saling memandang untuk mengenang “Ehem” ucap Albi memecahkan suasana “Kenapa bi? Kalo tersedak minum” tanya Alana yang polos “Obat nyamuk” kata Albi “Oh iya baru ingat kita lagi bertiga. Sini bi” Ajak Alana pada Albi “Mengapa mengalihkan perhatian?” tanya Alfa spontan “Gapapa” jawab Alana “Kenapa menangis?” tanya Alfa kembali Akan tetapi kali ini Alana tidak menjawab Alfa. Alana lebih memilih untuk merespon ucapan Albi “Aku beri tahu sensei tidak?” tanya Albi “Tidak, jangan ya, Bi” bujuk Alana “Okey, aku jaga rahasia ini” kata Albi “Terima
Read more
PART XXV Tawa dan Tangis
“Semakin kita dewasa, semakin sulit menemukan arti kebahagiaan sesungguhnya”   [POV Alana] “Dahulu sewaktu aku kecil, aku tertawa hanya karena melihat pesawat melintas di angkasa, itu sudah sangat membuatku bahagia. Dan menangis karena balon yang pecah, bukan hati yang patah. Serta bimbang ingin tidur atau bermain dengan teman, bukan karena memilih perasaan di antara dua pilihan” bisik Alana dalam hati sambil melamun di depan deretan cookies “Melamun terus, aku tinggal nih” Alfa mencoba menyadarkan Alan dari lamunannya “Jangan dong. Iseng banget sih” desak Alana sebal “Takut aku tinggal?” tanya Alfa sambil memicingkan sebelah alisnya “Terserah” Alana sudah malas bermain-main dengan cowok tersebut “Banyak banget beli cookies sampai 3 kotak” kata Alfa “Karena aku suka” jawab Alana singkat dan segera memasukkan ke keranjang belanja “Suka aku ya?” tanya Alfa tiba-tiba, menyambungkan da
Read more
PART XXVI Memupuk Luka dalam Sukma
“Jika cinta dipelihara, maka bahagia yang terasa. Jika luka dipupuk, maka air mata yang menumpuk”   Albi yang dari kejauhan menyaksikan drama perselisihan diantara Alana dan Alfa menjadi mengurungkan niatnya untuk menghampiri mereka. Albi yang sudah mengenggam sebuah bouquet bunga mawar yang segar, memilih untuk menyembunyikan dibalik punggungnya. Kini, Albi mengerti alasan Alana begitu benci dengan cowok yang ada dihadapannya saat ini. Sebenarnya Albi merasa sakit hati melihat mereka yang dengan mudahnya memiliki banyak sekali topik obrolan, akan tetapi kini Albi merasa Alana lah tokoh yang paling merasa tertekan akibat sakit hati yang mendalam “Kenapa kamu menahan semua itu selama bertahun-tahun?” tanya Alfa “Lalu harus kepada siapa aku bercerita?” Alana membalikkan pertanyaan “Bukankah selama ini temanmu banyak dan cowok yang dekat denganmu juga banyak?’ tanya Alfa kembali “Seaindainya mudah menerima orang baru, aku su
Read more
PART XXVII Sepucuk Surat
“Aku dan kamu pernah memiliki rasa yang sama. Dan hampir menjadi ‘kita’. Rasamu terbalas, rinduku pun tuntas, tetapi ternyata alurnya tidak semudah yang kita kira”   Sepanjang perjalanan pulang, dari kota bisnis ke kota wisata membutuhkan waktu sekitar 3 jam. Sopir travel mengantarkan Alana dan Albi hingga rumah mereka masing-masing. Lewat tengah malam, mereka sampai di rumah masing-masing. Sesampainya di rumah Alana, orang tua Alana membantu menurunkan barang bawaan Alana, karena Alana masih terlelap, ayah Alana meminta kepada Albi untuk menggendongnya ke kamar Alana “Albi, bisa minta tolong Alana dibawa ke kamarnya, usia segini sudah tidak kuat mengangkat Alana” pinta ayah Alana sambil terkekeh “Baik om, kalau boleh tahu kamar Alana di sebelah mana ya?” tanya Albi “Pintu masuk lalu belok kanan, kamar Alana warnanya merah muda, cewek banget deh” ledek ayah Alana kepada putrinya itu “Saya antar sekarang ya om” ucap Albi sambil men
Read more
PART XXVIII Rahasia Alfa Untuk Alana
“Memperjuangkan orang yang tidak memperjuangkan kita adalah hal yang sia-sia”   Albi masih mencoba untuk bisa berada di dekat Alana dan menguatkan cewek tersebut ketika Alfa menyakitinya lagi, akan tetapi, tidak mudah untuk melakukan itu “Alana baca sekarang suratnya. Ayolah” desak Albi “Harus banget sekarang ya, Bi?” tanya Alana penasaran “Tidak juga sebenarnya” jawab Albi “Boleh aku baca di rumah saja? Aku sekarang sedang terburu-buru, ada urusan lain juga” tanya Alana “Boleh dong, tetapi kamu benar-benar akan membacanya bukan?” tanya Albi “Iya, memangnya kenapa kamu ingin aku membaca suratnya sekarang?” tanya Alana penasaran “Penasaran saja” balas Albi dengan terkekeh “Aku kira kenapa, Bi. Ya sudah kalau begitu, aku pergi dulu ya, nanti aku akan ceritakan semua isi suratnya setelah aku baca ya” terang Alana “Oke, see you” kata Albi “See you too” jawab Alana
Read more
PART XXIX Tukar Rindu Versi Arga
“Tersenyum bukan berarti bahagia, menangis bukan berarti sedih. Namun, dengan bersama kita bisa bertukar rasa dan rindu”   Hancur Patah Retak Tiga kata yang mewakili perasaan Alana setelah membaca surat dari Alfa Kepala Alana terasa penat dengan semua drama cinta dengan Alfa, ditambah pula dengan problematika memori ponsel yang penuh, seketika membuat Alana menjadi badmood “Sebenarnya selama ini aku screenshoot apa saja sampai-sampai memoriku seringkali penuh” keluh Alana dalam benaknya Alana mencoba menghapus beberapa foto di galerinya dan ternyata memang benar bahwa dia selama ini memiliki kebiasaan menscreenshoot banyak quotes yang menurutnya bagus dan sesuai dengan perasaanya saat ini, akan tetapi tidak pernah dilihat kembali dan akhirnya lama-kelamaan menumpuk “ Delete Screenshoot 1250 images” Alana memutuskan untuk menghapus semua screenshootan
Read more
PART XXX Singa Alana Dan Kelinci Arga
“Yang istimewa akan kalah dengan yang selalu ada”   Di pagi hari yang cerah, Alana membuka matanya dengan sangat manja, di raih ponselnya dengan cepat dan merasa terkejut ketika Arga telah mengiriminya pesan “Pagi singa” kata Arga menggoda Alana di pagi hari “Apaan sih kelinci?” jawab Alana yang sebenarnya tertawa kecil di dalam hati karena Arga masih mengingat sebutan itu, sebutan satu sama lain di masa SMA Singa adalah  sebutan Arga untuk Alana. Mewakili sifat Alana yang pemberani, kuat, dan pantang menyerah terhadap apapun. Sedangkan, kelinci adalah sebutan Alana untuk Arga. Mencerminkan sifat Arga yang lemah lembut dan lucu. “Baru bangun singa, mana ada raja hutan bangunnya jam segini?” tebak Arga “Suka-suka dong” balas Alana “Kelinci sudah bangun dari tadi pagi” ujar Arga “Siapa yang nanya?” Alana membalikkan pertanyaan “Aku hanya memberi tahu” balas Arga singkat “Tetapi, aku tidak
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status