All Chapters of Searching a Commoner Husband (Mencari Seorang Suami Jelata): Chapter 31 - Chapter 40
96 Chapters
Kisah Cinta Dari Ujung Telepon
Tidak peduli berapa kali pun Bella mengganti saluran beritanya, ia terus melihat potret kakaknya di layar televisi. Semua itu berawal dari berita pertunangan kakak yang diumumkan secara resmi oleh perusahaan Kak Elsie. Entah karena kurangnya berita selebritas atau bagaimana, pengumuman yang seharusnya tak mengambil banyak perhatian publik itu, mendadak menjadi begitu hangat diperbincangkan lantaran latar belakang kakaknya yang tidak biasa.Menurut beberapa orang yang diundang sebagai tamu dalam acara TV tersebut, peristiwa seperti kakaknya itu sangat jarang terjadi. Biasanya orang kaya seperti Elsie akan menikah dengan orang kaya sepertinya untuk memperkokoh perusahaan. Lalu dengan sebuah penjelasan yang panjang dan lebar, mereka menghebohkan publik dan membuat hubungan keduanya menjadi sangat terkenal layaknya selebriti."Sampai kapan kau akan menontonnya?" ujar ibunya sambil membawa beberapa apel yang hendak dia kupas. "Kenapa kau terus menonton berita k
Read more
Titik Balik Kewarasanku
Elsie sudah berkali-kali mengatur acara perusahaan yang membutuhkan sangat banyak persiapan. Namun di antara sekian banyak acara yang harus ia persiapkan, pertunangan inilah yang memakan paling banyak waktu dan tenanga. Bahkan untuk pakaiannya saja, ia harus menyediakan waktu tersendiri untuk mendapatkan pakaian yang pas. Seperti hari ini.Sejak dari jauh-jauh hari, baik Elsie maupun Alvan, keduanya saling meluangkan hari bersama dan menyamakan tanggal kosong mereka untuk datang ke perancang busana. Alih-alih memesan pakaian dan memulai pembuatan pakaian pertunangan dari nol, Elsie dan Alvan memilih untuk memilihnya saja dari busana yang sudah ada agar mengurangi beban persiapan mereka yang masih banyak.Ketika sampai di sana dan bertemu dengan perancang busana kenalannya, mereka langsung dipisahkan antara ruangan laki-laki dan perempuan. Elsie memilih gaun yang ingin dikenakannya dan Alvan harus menentukan setelan yang ingin digunakannya.Di sanala
Read more
Menjadi yang Terjahat
Menjelang pertunangan Direktur Elsie, semua orang menjadi sangat sibuk. Terutama Direktur Elsie yang adalah ratu dari acara tersebut. Hingga dengan sangat kesulitan, Anna harus menggeser jadwal-jadwalnya dan mengatur ulang jadwal pekerjaan Direkturnya. Namun ditengah kesibukan itu, masih ada satu pekerjaan yang diserahkan Elsie padanya, yaitu membagikan undangan. Namun turut dimengerti, ia tidak membagikan semua undangan. Karena sudah ada orang yang ditunjuk tersendiri untuk mengerjakan hal tersebut.Undangan yang dibagikan olehnya adalah undangan khusus, diberikan kepada orang-orang terhormat.Siapa orang-orang yang menerima undangannya?Tentu para petinggi perusahaan.Meski sebenarnya dari tampilan luar, tidak ada yang berbeda dari undangan biasa dan undangan kehormatan yang dipegangnya. Mereka memiliki tulisan yang sama dan bahan undangan yang sama. Namun yang membedakan undangan itu adalah  siapa yang membawa undangan itu. Untuk unda
Read more
Ketika Cinta Segar Menerpa Wajahku Di Jalan Bebas Hambatan
"Bersulang." seru tiga wanita itu sambil menyatukan kaleng minuman soda mereka bersama. Di malam sebelum pertunangannya, Elsie mengajak Anna dan Nia untuk menghabiskan malam bersama sebelum pertunangan. Walaupun bagi Nia perayaan ini sedikit melenceng, karena pesta semacam ini seharusnya diadakan di malam sebelum pernikahan —bukan pertunangan—. Namun itu bukanlah masalah besar. Mereka bisa berkumpul lagi di malam sebelum pernikahan nanti. Lalu sambil melepaskan rasa lelahnya, Elsie memakan semua makanan yang sudah disediakan Nia sebagai tuan rumah, hingga membuat Nia terpaksa menghentikan manusia kelaparan itu. "Berhenti makan. Besok upacara pertunanganmu, bagaimana jika nanti gaunnya menjadi kekecilan karena kau terlalu banyak makan?" Di lain sisi, Anna hanya meminum sodanya tanpa menyentuh satu pun makanan. "Anna, makanlah. Kau terlihat kelaparan."Bagaimana bisa dua orang yang berkebalikan itu dap
Read more
Kebenaran Yang Tertutup Pecahan Kaca
Dengan suara lagu yang mengalun sedih, Eizel duduk di kursi bar dapurnya dengan ditemani uap kopi yang perlahan hilang lenyap. Namun anehnya perasaan sedih yang berkumpul di dadanya tak segera menguap lenyap sama halnya dengan kopi ini. Bahkan rasa dingin yang membeku di dadanya tidak dapat terhangatkan dengan kopi sepanas apapun. Seakan ada sesuatu yang menghilang dan ia menyesal sudah kehilangan hal itu. Lalu matanya kini beralih kepada foto rusak yang ia sobek di depan wanita itu beberapa minggu yang lalu. Kini foto yang terbelah empat itu sudah bersatu kembali berkat lakban bening dan hatinya yang merindukan saat-saat itu. Namun sayang sekali, memperbaiki foto itu tak berarti ia dapat mengembalikan hubungannya. Karena kini hubungannya sudah benar-benar terputus tanpa dapat disatukan kembali, lantaran besok wanita itu akan bertunangan dengan pria lain.Meskipun hatinya belum dapat merelakannya, ia memaksa tanganya untuk membuang foto tak berguna itu ke tempat
Read more
Akibat Kelalaian Hati Yang Membuahkan Cinta
Sesampai di rumah, Alvan berjalan menuju kursi sofanya dan melemparkan tubuhnya yang tak bisa mengatasi kesibukan jiwanya."Kakak, apa yang kau lakukan?" tanya adiknya yang sedari tadi sudah duduk di sampingnya dan merasa terganggu ketika ia duduk dengan tidak hati-hati."Ibu di mana?" tanyanya dengan suara yang sangat datar."Menurut Kakak, Ibu bisa kemana jam segini? Tentu saja ibu tidur. Lagipula Ibu harus menyimpan energinya karena besok dia akan sangat sibuk." jawab adiknya dengan suara yang sangat antusias melebihi Alvan, yang akan bertunangan besok."Memang jam berapa sekarang?" Alvan melirik jam dindingnya dengan punggung yang masih ia rebahkan di sandaran sofa. "Ah, jam dua belas.""Kenapa Kakak baru pulang?"Tanpa memikirkan dirinya yang lelah secara tubuh dan jiwa, adiknya berbicara dengan sangat semangat seolah energinya adalah batu baterai tanpa limit. Padahal sudah tidak ia jawab, gadis itu malah menambah pertanyaa
Read more
Pancaran Sinar Tanda Pengkhianatan
Acara pertunangan yang sudah dipersiapkannya selama beberapa minggu ini akhirnya akan dimulai. Suara melodi musik klasik mulai terdengar dari ruang acara dan para tamu pun perlahan berdatangan. Di dalam ruang tunggu, Elsie dan Alvan mencoba untuk menyimpan tenaga mereka yang akan terkuras habis untuk acara ini. Keduanya duduk dengan santai di kursi dengan pakaian dan riasan yang sudah diselesaikan sejak satu jam yang lalu. "Bagaimana dengan kepalamu? Apakah masih pusing?" tanya Elsie pada Alvan yang tampak terkapar lemah dengan wajah yang letih. "Bagaimana bisa kau sakit di saat-saat seperti ini?"Dengan suara lemah, Alvan menyangkal kondisi tubuhnya yang jelas-jelas tidak sedang prima, "Aku tidak sakit, aku baik-baik saja."Elsie mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang yang paling sibuk di saat-saat seperti ini, tapi juga yang paling dapat diandalkan dalam kondisi semacam ini. ["Halo."]"Anna, bisakah ak
Read more
Pelaku Yang Menumbuhkan Cinta Mereka
Meskipun disertai banyak keributan, pertunangan mereka tetap berjalan seperti yang direncanakan. Dengan menggunakan topeng wajah setebal mungkin, mereka berlaku seolah tidak ada apapun yang terjadi. Namun itu tidak membuat masalah itu benar-benar menghilang. "Alvan, apa maksud reporter tadi?" tanya ibunya ketika mereka sudah sampai di rumah.Alvan menggeleng dan menepis fakta itu, walaupun ia sangat tahu kalau kenyataannya sangat mirip seperti yang dikatakan oleh para reporter. "Tidak, ibu. Itu hanya berita bohong. Elsie akan segera mengadakan konferensi pers dan menuntut berita bohong tersebut."Lalu dengan langkah yang sangat marah, ibunya mendatanginya dan memukul dadanya, "Itu juga yang ibu harapkan. Namun kau tahu apa yang paling melukai ibu? Ibu ingin mempercayai kebohonganmu, padahal ibu tahu yang sebenarnya."Sejenak ibunya terdiam, tapi kemudian dia kembali memarahi Alvan yang berdiri di ambang pintu. "Kau pasti merasa sangat pintar. Kau su
Read more
Kemujuran Dari Sang Penemu Asap
Elsie mendatangi kediaman Eizel yang masih sama dengan rumahnya dua tahun yang lalu, di saat hubungan mereka masih baik. Dengan kemarahan ia menekan belnya, hingga akhirnya pintu rumah pria itu terbuka. Dalam kekesalannya, Elsie langsung mencengkram kerah pakaian itu sesaat setelah melihatnya dan menyudutkannya ke tembok. "Kau, pasti kau kan yang melakukannya? Bukankah sudah kuperingatkan untuk tidak mengambil hartaku?"Pria itu tersenyum dengan sangat misterius. "Aku tidak akan menargetkan hartamu, tapi aku menginginkanmu.""Apa? Apa yang kaukatakan tadi?"Eizel menghembuskan napasnya dan ia berbicara dengan nada yang sangat berbeda dengan yang sebelumnya. "Jika memang aku yang melakukannya, aku tidak akan menargetkan hartamu, tapi aku pasti melakukannya untuk mendapatkanmu."Lalu dengan sangat santai pria itu membuka tangannya dan menjelaskan ketidakbersalahannya dengan sangat percaya diri. "Namun membocorkan hubun
Read more
Anjing Yang Menggonggong Dalam Selimut
Seperti rapat pada biasanya, Anna menyiapkan semua perlengkapan yang ada bersama beberapa pekerja magang yang ditunjuk untuk membantunya. Dari materi yang akan di sampaikan, hingga kopi yang disediakan di atas meja para direktur yang datang, ia yang bertanggung jawab. Lantaran ia sudah melakukan ini selama beberapa tahun, ia bisa mengerjakannya dengan sangat baik dan ia tidak lagi kewalahan seperti ketika pertama kali ia menjadi sekretaris direktur.Ia melihat jam tangannya, lalu mendapati bahwa sebentar lagi rapat akan dimulai. Namun di mana Direkturnya sekarang? Apakah ia sudah kembali dari rumah Eizel. Merasa perlu untuk mengingatkan Direktur Elsie, Anna pun mencoba menghubunginya.Baru nada dering pertama, Direkturnya sudah menjawab teleponnya sambil bertanya, ["Ada apa?"]"AKu hanya ingin mengingatkan kalau sebentar lagi rapatnya akan segera dimulai."["Ya, tenang saja. Aku sedang perjalanan menuju ke sana."] Tak hanya tugas
Read more
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status