All Chapters of Searching a Commoner Husband (Mencari Seorang Suami Jelata): Chapter 41 - Chapter 50
96 Chapters
Jeda Di Tengah Kebahagiaan
Dari televisi ruang kantornya, pemberitaan mengenai Elsie tidak juga berhenti. Mengapa mereka terus membicarakannya, ketika wanita itu bahkan bukan seorang artis? Apakah mereka tidak memiliki materi lain, sehingga mereka terus-menerus mengulang pembahasan yang sama bahkan tanpa sedikitpun perkembangan informasi. Benarkah mereka wartawan? Kenapa mereka lebih terlihat seperti beo yang terus mengulang-ulang pembicaraan."Wah, mereka merasa sudah menangkap ikan yang besar, sehingga mereka terus-menerus membanggakan hasil tangkapannya." komentar Nia sambil melihat televisi dengan perasaan sebal. "Sudah, biarkan saja." jawab Alvan dari belakangnya yang membuatnya terkesiap lantaran terkejut dengan kehadirannya."Kenapa kau datang kemari?" tanyanya ketika melihat asistennya yang seharusnya bersembunyi dari publik yang terus menghakiminya, kini pria itu justru muncul di depan publik dengan sangat santai. "Apa aku tidak boleh kemari?" Alva
Read more
Menunggu Hingga Penyesuaian Terjadi
Ini adalah kejadian yang sulit untuk Bella. Di satu sisi ia tahu kalau kakaknya sedang melewati masa sulit pasca pemberitaan itu, tapi di satu sisi ia juga merasa khawatir pada ibunya yang terlihat lebih menderita dibandik kakaknya.Bukan sebuah rahasia jika seorang ibu sangat mencintai anaknya. Begitu pula dengan kakaknya. Bukan hanya itu saja, kasih sayang ibunya pada kakak sulungnya itu tampak lebih berbeda dengan kasih sayang yang ia terima.Ia tahu kalau ibu menyayangi semua anaknya, tapi di hati seorang ibu ada anak yang seperti emasnya. Anak yang akan ia cintai dengan lebih, walaupun itu hanya bernilai satu persen lebih banyak. Begitu pula dengan Kak Alvan. Tanpa sedikitpun merasa iri pada cinta yang dia terima, Bella mengakui bahwa ibunya lebih menyayangi kakaknya. Bahkan jika semua kasih sayang itu dikalkulasi dan dihitung dengan angka, mungkin cinta ibunya pada Kak Alvan lebih banyak sepuluh hingga dua puluh persen. Itu semua karena kakaknya sang
Read more
Mungkin Kebodohan Akan Menjadi Awal Dari Kecerdikan
Pagi itu, dengan sangat antusias, Eizel memilih pakaian khusus untuk acara hari ini. Hari ini sesuatu yang besar akan terjadi dan ia akan menjadi saksi mata peristiwa luar biasa tersebut. Sambil bersiul gembira ia mempersiapkan dirinya dan berangkat ke kantor perusahaan dengan mobil yang mencolok.Hingga sesampai di sana, dengan dituntun oleh Direktur Johan secara langsung, ia masuk ke sebuah ruang rapat yang besar. Di ruangan itu, ada sangat banyak orang dan sebagian besar orang tersebut ia sudah melihatnya di rumah makan terakhir kali. "Semuanya sudah datang?" gumamnya bangga.Lalu dengan sangat hormat, ia dibawa ke kursi yang ada di ujung meja panjang itu dan duduk dengan santai sementara semua sudah diurus dan direncanakan dengan baik.Lalu lima menit kemudian, muncullah tulisan besar di layar yang ada di ruangan tersebut dan di sana dituliskan judul atau tema pembahasan rapat tersebut.Tertulis, 'Rapat penurunan jabatan Direktur Elsie'.
Read more
Suapan Dari Sebuah Kemenangan
Entah bagaimana kabar pengunduran dirinya bisa menyebar. Siang itu, setelah selasai bekerja sebagai asisten dosen, Alvan mendatanginya. Luar biasanya, dia tidak datang dengan tangan hampa, melainkan dengan banyak makanan ringan, minuman soda, hingga playstation guna untuk menghiburnya. Elsie yang sedari tadi marasa suntuk karena tidak melakukan apapun, kini dibuat semangat dengan kehadiran Alvan. Sambil meletakkan semua makanan ringan itu seadanya, ia langsung membaca panduan playstation yang saat ini sedang dipasang Alvan ke televisinya. "Kau pasti memiliki banyak uang, hingga kau membawakan begitu banyak barang." "Tidak." Alvan mencoba setiap stiknya. "Aku membeli ini dengan kartu kredit yang kau berikan."Mendengar ternyata uangnya-lah yang digunakan pria itu, kini dengan menyipitkan mata, Elsie mengatai pria itu, "Dasar pelit. Kau tidak pernah membelikanku dengan uangmu tapi di setiap urusanku kau selalu membelinya dengan kartu kredi
Read more
Cinta Yang Berarti 'Akan Kubalaskan Untukmu'
Direktur Johan tidak bisa menutup mulutnya yang terbuka lebar-lebar lantaran perkembangan kasus dari seorang oknum terkenal di pemerintahan yang terjerat kasus korupsi. Awalnya itu hanya menjadi kasus biasa layaknya penangkapa seorang yang melakukan kejahatan korupsi. Namun setelah dikorek lebih dalam, ternyata semasa menjabat di pemerintahan daerah, dia menerima suap dari beberapa perusahaan besar, yang salah satunya adalah perusahaan yang dia pimpin. Lantaran perusahaannya itu sangat besar, sorot masyarakat terhadap grup perusahaan itu menjadi besar. Lalu dari berita mengenai seorang oknum, kini menjadi tentang sebuah perusahaan. Hingga perusahaannya menjadi goyah. Belum juga perusahaannya bangkit dari keterpurukan terakhir kali, kini nilai saham menurun lagi. Hingga mengalahkan rekor tempo lalu.Belum lagi mengenai sentimen publik yang menuntut diadakannya pemeriksaan dalam perusahaan dan juga menurunnya penjualan di setiap rumah makan karena masy
Read more
Ketidakpuasan Dalam Balas Dendam
Selagi bersiul sepanjang pagi, Eizel merayakan kemenangannya yang terjadi dengan telak kemarin. Dalam rapat yang terjadi kemarin, semua tuntutannya di terima. Direktur Johan dengan sangat tidak terhormat, dia dicopot dari jabatan Direktur Utama yang baru saja berjalan selama sepekan. Lalu sebagai orang yang bertanggung jawab dalam kasus penyuapan, perusahaan akan membuatkan pers tersendiri untuk memberi ruang dan tempat bagi pria itu untuk meminta maaf.Kini jabatan direktur utama kembali kosong dan akan segera diisi lagi. Eizel bukan orang yang mudah memperlihatkan kebagiaannya. Namun jika saat ini ia melakukan hal yang tidak biasa, maka itu artinya suasana hatinya sedang sangat baik.  Seperti hari ini.Lantaran merasa harus terlihat bagus untuk upacara pengangkatannya, ia memakai pakaian yang ia beli secara khusus untuk hari besar.Lalu dengan menikmati cahaya hangat yang menembus kaca mobilnya, Eizel membiarkan kulitnya sedikit
Read more
Tak Ada Mantan Abadi
~Beberapa hari sebelumnya."Seperti yang kau tahu, kita bisa menyembunyikan api sebisa kita. Namun kita tidak bisa menutupi asapnya." ujar pria itu ketika Elsie datang untuk menyalahkannya perihal kabar hubungan palsunya yang tercium di publik."Jadi maksudmu ...?!""Ya." pria itu membenarkan ucapannya yang bahkan belum keluar dari mulutnya. "Bisa jadi pelakunya adalah seseorang yang benar-benar tidak mengetahui hal ini tapi dia melihat asapnya. Dia secara beruntung mendengarkan kelemahanmu dan menjadikannya senjata."Elsie terdiam dan mendadak ia sedikit mendapatkan jawabannya."Bagaimana, apakah kau sudah mencurigai seseorang?""Aku tidak memiliki buktinya, tapi firasatku berkata kalau dia-lah pelakunya.""Siapa?""Direktur Johan. Hanya dia satu-satunya yang mencurigakan di sini."Lalu dengan tertawa geli Eizel bergumam, "Pria tua itu lagi? Astaga, padahal waktunya sudah tak lama lagi tapi dia terus menerus serakah seo
Read more
Membagi Beban Selagi Memejamkan Mata
Akhirnya ia menjadi direktur utama. Elsie merasa tidak percaya dengan kejadian ini dan berharap ia tidak sedang bermimpi di rumah.Usai melakukan pertarungan yang sulit dan sekarang ia mendapatkan apa yang ia inginkan, mendadak menbuatnya sedikit tidak bertenaga. Mungkin itu karena ia selalu bersiap dengan adanya musuh, sedangkan sekarang musuh abadinya ada di penjara. Ia jadi merasa kehilangan tantangan terbesarnya.Di saat ia baru menutup mata sejenak, sambil bersandar pada kursi kerjanya dan menikmati suasana ruangannya yang sebagian besar lampunya di matikan. Mendadak aga suara 'glek' dari arah pintu.Ia kira, mungkin Anna yang ada di sana, lantaran ia selalu bertahan di kantor sampai ia pulang. Namun ternyata begitu ia membalikkan kursi ia melihat sosok yang tidak dapat ia cari selama siang tadi."Selamat." ucapnya sambil membawa kue, seolah ia sedang berulang tahun hari ini. Tanpa sadar, perasaan kecewa yang berdesir di dadanya lantaran
Read more
Syukur Atas Kemalasanmu
Pagi hari itu, seperti sedang dikejutkan, Anna terkesiap ketika melihat pemandangan tak biasa di kantor direkturnya. Ia belum menginjakkan kaki masuk, tapi dari ambang pintu ia bisa melihat pose romantis yang dibuat oleh Alvan dan Direktur Elsie yang saling menyandarkan kepala satu sama lain. Anna sangat terhibur melihat hal itu. Namun lantaran ia harus menjaga privasi mereka, ia menutup kembali pintu ruang direktur tersebut dengan hati-hati, lalu duduk di kursi sekretaris yang berada di ruangan lain sebelum masuk ke dalam ruangan direktur utama."Selamat pagi." Direktur Eizel masuk ke dalam ruangan dan menyapanya dengan gayanya yang santai. "Ada Elsie di dalam, kan?""Tidak." serunya cepat. Lalu disertai kebohongan, ia menghalangi Direktur Eizel untuk masuk ke dalam ruangannya. "Dia belum datang."Direktur Eizel mengerutkan kening sambil berpikir, "Aneh tidak biasanya dia begini."Lalu dengan tawa yang renyah ia menggunakan fakt
Read more
Aku Akan Menjadi Pengisi Dayamu
Siapa sangka menjadi nahkoda kapal yang rusak membuatnya menjadi selelah ini. Setelah pagi harinya yang penuh dengan paksaan Eizel itu, Elsie tidak pulang dari kantornya selama beberapa hari lagi. Ia, Eizel, Anna, dan Via melakukan rapat bersama hingga mereka nyaris tidak pernah keluar ruangan direktur utama. Hanya Anna dan Via yang bolak-balik keluar ruangan untuk menyediakan kebutuhan perut mereka, sedangkan Eizel terus membahas materi mereka dan memimpin pertemuan panjang itu dengan sangat ketat. Sebagai contoh, dipertemuan malam kemarin, Elsie menguap dan nyaris terlelap. Namun dengan kertas yang digulung, Eizel memukul bahunya dan menyuruhnya untuk tetap terjaga hingga tengah malam. Hal itu tidak hanya berlaku bagi dirinya, melainkan juga dua sekretaris mereka, yang seperti manusia pada umumnya mereka juga dapat merasakan kantuk.Hingga rapat pun akhirnya ditutup sementara untuk mereka pulang sejenak untuk menyegarkan diri. Di situasi yang sangat berharga it
Read more
PREV
1
...
34567
...
10
DMCA.com Protection Status