Entah bagaimana kabar pengunduran dirinya bisa menyebar. Siang itu, setelah selasai bekerja sebagai asisten dosen, Alvan mendatanginya. Luar biasanya, dia tidak datang dengan tangan hampa, melainkan dengan banyak makanan ringan, minuman soda, hingga playstation guna untuk menghiburnya.
Elsie yang sedari tadi marasa suntuk karena tidak melakukan apapun, kini dibuat semangat dengan kehadiran Alvan. Sambil meletakkan semua makanan ringan itu seadanya, ia langsung membaca panduan playstation yang saat ini sedang dipasang Alvan ke televisinya.
"Kau pasti memiliki banyak uang, hingga kau membawakan begitu banyak barang."
"Tidak." Alvan mencoba setiap stiknya. "Aku membeli ini dengan kartu kredit yang kau berikan."
Mendengar ternyata uangnya-lah yang digunakan pria itu, kini dengan menyipitkan mata, Elsie mengatai pria itu, "Dasar pelit. Kau tidak pernah membelikanku dengan uangmu tapi di setiap urusanku kau selalu membelinya dengan kartu kredi
Direktur Johan tidak bisa menutup mulutnya yang terbuka lebar-lebar lantaran perkembangan kasus dari seorang oknum terkenal di pemerintahan yang terjerat kasus korupsi.Awalnya itu hanya menjadi kasus biasa layaknya penangkapa seorang yang melakukan kejahatan korupsi. Namun setelah dikorek lebih dalam, ternyata semasa menjabat di pemerintahan daerah, dia menerima suap dari beberapa perusahaan besar, yang salah satunya adalah perusahaan yang dia pimpin. Lantaran perusahaannya itu sangat besar, sorot masyarakat terhadap grup perusahaan itu menjadi besar. Lalu dari berita mengenai seorang oknum, kini menjadi tentang sebuah perusahaan.Hingga perusahaannya menjadi goyah. Belum juga perusahaannya bangkit dari keterpurukan terakhir kali, kini nilai saham menurun lagi. Hingga mengalahkan rekor tempo lalu.Belum lagi mengenai sentimen publik yang menuntut diadakannya pemeriksaan dalam perusahaan dan juga menurunnya penjualan di setiap rumah makan karena masy
Selagi bersiul sepanjang pagi, Eizel merayakan kemenangannya yang terjadi dengan telak kemarin. Dalam rapat yang terjadi kemarin, semua tuntutannya di terima. Direktur Johan dengan sangat tidak terhormat, dia dicopot dari jabatan Direktur Utama yang baru saja berjalan selama sepekan. Lalu sebagai orang yang bertanggung jawab dalam kasus penyuapan, perusahaan akan membuatkan pers tersendiri untuk memberi ruang dan tempat bagi pria itu untuk meminta maaf.Kini jabatan direktur utama kembali kosong dan akan segera diisi lagi.Eizel bukan orang yang mudah memperlihatkan kebagiaannya.Namun jika saat ini ia melakukan hal yang tidak biasa, maka itu artinya suasana hatinya sedang sangat baik. Seperti hari ini.Lantaran merasa harus terlihat bagus untuk upacara pengangkatannya, ia memakai pakaian yang ia beli secara khusus untuk hari besar.Lalu dengan menikmati cahaya hangat yang menembus kaca mobilnya, Eizel membiarkan kulitnya sedikit
~Beberapa hari sebelumnya."Seperti yang kau tahu, kita bisa menyembunyikan api sebisa kita. Namun kita tidak bisa menutupi asapnya." ujar pria itu ketika Elsie datang untuk menyalahkannya perihal kabar hubungan palsunya yang tercium di publik."Jadi maksudmu ...?!""Ya." pria itu membenarkan ucapannya yang bahkan belum keluar dari mulutnya. "Bisa jadi pelakunya adalah seseorang yang benar-benar tidak mengetahui hal ini tapi dia melihat asapnya. Dia secara beruntung mendengarkan kelemahanmu dan menjadikannya senjata."Elsie terdiam dan mendadak ia sedikit mendapatkan jawabannya."Bagaimana, apakah kau sudah mencurigai seseorang?""Aku tidak memiliki buktinya, tapi firasatku berkata kalau dia-lah pelakunya.""Siapa?""Direktur Johan. Hanya dia satu-satunya yang mencurigakan di sini."Lalu dengan tertawa geli Eizel bergumam, "Pria tua itu lagi? Astaga, padahal waktunya sudah tak lama lagi tapi dia terus menerus serakah seo
Akhirnya ia menjadi direktur utama. Elsie merasa tidak percaya dengan kejadian ini dan berharap ia tidak sedang bermimpi di rumah.Usai melakukan pertarungan yang sulit dan sekarang ia mendapatkan apa yang ia inginkan, mendadak menbuatnya sedikit tidak bertenaga. Mungkin itu karena ia selalu bersiap dengan adanya musuh, sedangkan sekarang musuh abadinya ada di penjara. Ia jadi merasa kehilangan tantangan terbesarnya.Di saat ia baru menutup mata sejenak, sambil bersandar pada kursi kerjanya dan menikmati suasana ruangannya yang sebagian besar lampunya di matikan. Mendadak aga suara 'glek' dari arah pintu.Ia kira, mungkin Anna yang ada di sana, lantaran ia selalu bertahan di kantor sampai ia pulang. Namun ternyata begitu ia membalikkan kursi ia melihat sosok yang tidak dapat ia cari selama siang tadi."Selamat." ucapnya sambil membawa kue, seolah ia sedang berulang tahun hari ini.Tanpa sadar, perasaan kecewa yang berdesir di dadanya lantaran
Pagi hari itu, seperti sedang dikejutkan, Anna terkesiap ketika melihat pemandangan tak biasa di kantor direkturnya.Ia belum menginjakkan kaki masuk, tapi dari ambang pintu ia bisa melihat pose romantis yang dibuat oleh Alvan dan Direktur Elsie yang saling menyandarkan kepala satu sama lain.Anna sangat terhibur melihat hal itu. Namun lantaran ia harus menjaga privasi mereka, ia menutup kembali pintu ruang direktur tersebut dengan hati-hati, lalu duduk di kursi sekretaris yang berada di ruangan lain sebelum masuk ke dalam ruangan direktur utama."Selamat pagi." Direktur Eizel masuk ke dalam ruangan dan menyapanya dengan gayanya yang santai. "Ada Elsie di dalam, kan?""Tidak." serunya cepat. Lalu disertai kebohongan, ia menghalangi Direktur Eizel untuk masuk ke dalam ruangannya. "Dia belum datang."Direktur Eizel mengerutkan kening sambil berpikir, "Aneh tidak biasanya dia begini."Lalu dengan tawa yang renyah ia menggunakan fakt
Siapa sangka menjadi nahkoda kapal yang rusak membuatnya menjadi selelah ini. Setelah pagi harinya yang penuh dengan paksaan Eizel itu, Elsie tidak pulang dari kantornya selama beberapa hari lagi. Ia, Eizel, Anna, dan Via melakukan rapat bersama hingga mereka nyaris tidak pernah keluar ruangan direktur utama. Hanya Anna dan Via yang bolak-balik keluar ruangan untuk menyediakan kebutuhan perut mereka, sedangkan Eizel terus membahas materi mereka dan memimpin pertemuan panjang itu dengan sangat ketat.Sebagai contoh, dipertemuan malam kemarin, Elsie menguap dan nyaris terlelap. Namun dengan kertas yang digulung, Eizel memukul bahunya dan menyuruhnya untuk tetap terjaga hingga tengah malam. Hal itu tidak hanya berlaku bagi dirinya, melainkan juga dua sekretaris mereka, yang seperti manusia pada umumnya mereka juga dapat merasakan kantuk.Hingga rapat pun akhirnya ditutup sementara untuk mereka pulang sejenak untuk menyegarkan diri. Di situasi yang sangat berharga it
Pemandangannya tampak sedikit memudar, lalu kembali menjadi jelas, kemudian menjadi gelap lagi. Apa tadi, apa yang baru saja ia lihat?Dengan mata yang sangat berat, ia membuka matanya, lalu melihat ada sosok laki-laki di depannya.Astaga, sepertinya ia bermimpi. Bagaimana mungkin ...?!Anna jatuh dari sofa tempat ia tidur dan menimpa badan orang yang ada di tertidur di lantai yang ada di bawahnya dengan sangat keras. Sehingga pria yang tadinya tertidur pulas dalam damai meskipun di lantai itu, mendadak dia harus terbangun sambil menggeram kesakitan lantaran tubuhnya yang jatuh menimpanya.Cepat-cepat Anna menjauhkan diri dari pria itu dan memeluk badannya sendiri dalam rasa cemas. "Siapa kau? Apa yang kau lakukan di sini?"Begitu kesadarannya memulih, ia pun tak perlu bertanya 'siapa' untuk mengetahui identitas dari laki-laki yang ada di depannya. "Direktur Eizel. Apa yang Anda lakukan di sini?""Seharusnya aku yang bertan
Di saat dirinya termenung dalam penjara, seorang petugas memanggilnya dan berkata kalau ada seorang tamu untuknya. Tamu yang ingin menemuinya adalah Elsie. Anak yang membuatnya terpenjara di tempat itu.Pikirannya kalut dan ia tak tahu apa yang nanti akan ia bicarakan padanya. Selama ini mereka selalu bertengkar dan mengindir, akankah mereka juga bertengkar di sini. Hingga akhirnya Direktur Johan dibawa ke sebuah bilik dan di depan bilik itu ia melihat Elsie yang duduk terdiam di sana."Apa yang kau lakukan di sini?" tanyanya pertama kali ketika wanita itu datang ke tempatnya. "Kau ingin menertawakanku?"Dengan wajah yang sangat dingin, wanita itu menjawab, "Haruskah aku menertawakanmu? Jika kau mau aku seperti itu, aku akan melakukannya dengan senang hati."Direktur Johan mengambil duduknya yang berhadapan dengan Elsie lalu berdeham, "Apa yang kau lakukan di sini?"Tanpa terpasang senyum di wajahnya, Elsie menanyakan sebuah pertanyaan yang juga ia